• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan pada ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan benih jagung varietas lokal dan Bisi2, garam dapur NaCl, pupuk dan pestisida.

Alat yang digunakan, timbangan, meteran, gelas ukur, gelas erlenmeyer dan oven.

Metode Penelitian

Percobaan ini menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) yang terdiri dari tiga faktor yaitu :

Faktor pertama sebagai petak utama adalah dosis garam NaCl (N) terdiri dari 3 taraf, yaitu :

N0 = Tanpa pemberian NaCl N1 = 3 kg NaCl/ plot

Faktor kedua sebagai anak petak adalah varietas (V) terdiri dari 2 taraf, yaitu :

V1 = Varietas lokal V2 = Bisi2

Faktor ketiga sebagai anak-anak petak adalah Defoliasi (D) terdiri dari 3 taraf yaitu :

D0 = Tanpa defoliasi

D1 = Defoliasi seluruh daun diatas tongkol D2 = Defoliasi seluruh daun dibawah tongkol

Dengan demikian diperoleh 18 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi diulang sebanyak 3 kali. Setiap petak terdiri dari 30 tanaman yang digunakan sebagai sampel destruktif 12 tanaman dan non destruktif 18 tanaman.

Metode Analisa Data

Percobaan dilakukan menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) dengan model matematis adalah sebagai berikut :

Yijkl = μ + pi + αj + Σij + βk + ( )jk + Σijk + il + (αi)jl + (βi)kl + ( i)jkl + Σijkl

Dimana :

Yijkl = Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan garam NaCl taraf ke-j, varietas taraf ke-k dan taraf ke-l.

μ = Rata-rata umum nilai pengamatan. pi = Pengaruh ulangan pada taraf ke-i

αj = Pengaruh perlakuan garam NaCl taraf ke-j.

Σij = Pengaruh galat pada taraf ke-i dan garam NaCl taraf ke-j.

βk = Pengaruh perlakuan varietas taraf ke-k.

(αβ)jk = Pengaruh interaksi perlakuan garam NaCl taraf ke-j dan varietas taraf ke-k.

Σijk = Pengaruh galat pada taraf ke-i, perlakuan garam NaCl taraf ke-j dan varietas taraf ke-k.

il = Pengaruh perlakuan dosis defoliasi taraf ke-l.

(αi)jl = Pengaruh interaksi perlakuan dosis garam NaCl taraf ke-j dan defoliasi ke-l.

(βi)kl = Pengaruh interaksi perlakuan varietas taraf ke-k dan defoliasi ke-l.

(αβi)jkl = Pengaruh interaksi perlakuan garam NaCl taraf ke-j, varietas taraf ke-k dan defoliasi taraf ke-i

Σijkl = Pengaruh galat pada taraf ke-i, garam NaCl taraf ke-j, varietas taraf ke-k dan defoliasi taraf ke-l.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tumbuh

Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan tanaman lainnya, lalu lahan dicangkul dengan kedalaman 15-25 cm sebanyak dua kali kemudian dihaluskan dengan menggunakan garu agar cukup gembur. Petak-petak percobaan dibuat sejumlah 54 petak dengan ukuran petak 150 x 375 cm dan tiga ulangan, setiap ulangan terdiri dari 18 petak percobaan.

Perlakuan pemberian Garam NaCl dilakukan seminggu sebelum tanam, garam diberikan dengan cara menaburkan merata di seluruh permukaan petak percobaan, kemudian ditutup dengan mulsa organik berupa daun lalang dan daun kelapa sawit.

Dosis yang diberikan perpetak sesuai dengan perlakuan yaitu : N0 = tanpa pemberian NaCl

N1 = 3 kg NaCl/ plot N2 = 6 kg NaCl/ plot

Pengukuran DHL (Daya Hantar Listrik)

Pengukuran DHL dilakukan dua kali yaitu satu minggu dan empat minggu setelah penaburan garam, dengan cara mengambil tanah pada setiap petak percobaan dengan membor tanah dengan bor mini secara komposit. Tanah kemudian dibawa ke laboratorium untuk diukur DHL nya.

Penanaman

Benih yang digunakan terlebih dahulu diseleksi dan diberi perlakuan fungisida Ridomil 35 SD. Sebelum ditanam pada setiap lubang diberi fungisida Dithane M-45. Benih ditanam dengan cara menugal sedalam 2-5 cm, dengan benih sebanyak dua benih per lubang dengan jarak tanam 75 x 25 cm.

Pemupukan

Pupuk yang diberikan terdiri atas pupuk urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 112.5 gr urea/plot, 56 gr SP-36/plot dan 56 gr KCl/plot, pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedangkan urea diaplikasikan tiga kali yaitu pada saat tanam sebesar 1/3 dosis, pada umur 21 hari setelah tanam 1/3 bagian dan 1/3 bagian lagi umur 42 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara terlebih dahulu membuat lubang sedalam 5 cm dengan jarak dari kedua sisi tanaman 7 cm.

Perlakuan Defoliasi dilakukan pada umur 11 mst, sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan, yaitu :

D0 = Tanpa defoliasi.

D1 = Defoliasi seluruh daun diatas tongkol D2 = Defoliasi seluruh daun dibawah tongkol

Pemeliharaan Tanaman

Selama minggu pertama pada masa awal pertumbuhan dilakukan penyiraman tanaman dua kali sehari yaitu pagi dan sore sebanyak 2 gembor ukuran 5 liter tergantung keadaan cuaca setempat.

Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu, dimana hanya satu tanaman yang sehat yang dibiarkan hidup pada setiap lubang tanam.

Untuk pengendalian hama dan penyakit digunakan insektisida Dursban 20 EC dan Hopcin 50 EC, dimana penyemprotan dilakukan bila diperlukan (tergantung pada perkembangan keadaan tanaman di lapangan).

Pembumbunan dilakukan pada umur 42 hari setelah tanam, dengan menarik tanah diantara barisan tanaman sampai setinggi 10 cm.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tongkol telah masak dengan ciri morfologi matang panen yaitu apabila klobot berwarna coklat muda dan kering serta bijinya mengkilat, ada tanda (black layer) pada pangkal dudukan biji.

Peubah yang Diamati Luas Daun (cm2)

Total luas daun dihitung dengan menggunakan rumus: Yc = k x (p x l)i, dimana Yc = total luas daun, k = konstanta, p = panjang dan l = lebar daun ke-i. Pengukuran total luas daun dilakukan pada 12 tanaman sampel pada umur 3,6,9,12 mst.

Indeks Luas Daun (ILD)

Dihitung berdasarkan perbandingan luas daun total, terhadap luas area tanah yang ditutupi oleh tajuk (canopy) dengan rumus :

ILD = LD/GA Dimana :

LD = Luas Daun Total. GA = Luas Penutupan Tajuk

Perhitungan ILD dilakukan terhadap 12 tanaman sampel pada saat tanaman jagung berumur 3,6,9 dan 12 mst.

Bobot Kering Tanaman Sampel (g)

Tanaman sampel dibersihkan, lalu dikeringovenkan pada suhu 60°C sampai bobotnya tetap, selanjutnya bahan tanaman ditimbang, dilakukan pada 12 tanaman sampel pada umur 3,6,9,12 mst.

Nisbah Luas Daun (cm2. g-1)

Leaf Area Ratio (LAR) atau Nisbah Luas Daun (NLD) merupakan ratio luas daun dengan total biomas tanaman nilai NLD ditentukan dengan rumus:

NLD = LA/W Dimana :

LA = Luas daun

W = Total biomas tanaman

Perhitungan nilai NLD dilakukan terhadap 12 tanaman sampel pada saat tanaman jagung berumur 3,6,9 dan 12 mst.

Laju Tumbuh Relatif (LTR)

Relative Growth Rate (RGR) atau Laju Tumbuh Relatif (LTR) ditentukan dengan rumus :

LTR =

( )

(

2 1

)

1 n 2 n T T W L W L − − Dimana :

W1 = Bobot kering tanaman pada waktu t1 W2 = Bobot kering tanaman pada waktu t2 t = Waktu (minggu)

Laju Assimilasi Bersih (g.cm-2. minggu-1)

Net Assimilation Rate (NAR) atau Laju Asimilasi Bersih (LAB) dinyatakan sebagai peningkatan bobot kering tanaman untuk setiap satuan luas daun dalam waktu tertentu. Harga LAB dihitung dengan rumus :

LAB = ) A (A ) lnA (lnA ) T (T ) W -(W 1 2 1 2 1 2 1 2 − − ⋅ − Dimana :

W1 = Berat Kering pada waktu t1 W2 = Berat Kering pada waktu t2 A1 = Luas Daun pada waktu t1

A2 = Luas Daun pada waktu t2

Panjang Akar

Tanaman sampel dicabut lalu dibersihkan kemudian diukur panjangnya, mulai dari leher akar sampai ujung akar terpanjang dengan menggunakan meteran dilakukan pada 12 tanaman sampel pada umur 3, 6, 9, 12 MST.

Bobot Biji Pipilan (g)

Bobot biji pipilan diperoleh dari penimbangan biji pipilan masing-masing petak perlakuan, biji dipipil dari tongkol dan dikeringkan hingga kadar air 14% dengan menggunakan alat pengukur kadar air yaitu Moisture Content, bobot masing-masing dihitung pada saat panen.

Dokumen terkait