• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Jl. Tj. Selamat, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian ± 57 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013.

Bahan dan Alat

Bahan dalam penelitian ini adalah biji Mucuna bracteata, air panas, Zat Pengatur Tumbuh Giberelin (GA3), top soil, pasir, alkohol, pupuk rock

phospat (RP) dan polibeg ukuran 20 x 30 cm.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas pasir (waterproof abrasive paper No 120), gunting kuku, termometer, cangkul, beacker glass, gembor, meteran, gunting/cutter, pacak sampel, timbangan analitik, amplop, oven dan alat tulis.

Metode Penelitian

Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu:

Faktor I: Pematahan dormansi dengan 4 taraf, yaitu: M0 = Tidak diberi perlakuan (Kontrol) M1 = Pengguntingan Kulit Benih

M2 = Skarifikasi dengan menggosok menggunakan kertas amplas

M3 = Perendaman dengan air panas (suhu 85°C) sampai air setara dengan suhu ruangan (suhu 27°C) selama 2 jam.

Faktor II: Konsentrasi ZPT Giberelin (GA3) dengan 4 taraf, yaitu: G0 = 0 ppm

G1 = 150 ppm G2 = 300 ppm G3 = 450 ppm

Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut :

M0G0 M1G0 M2G0 M3G0 M0G1 M1G1 M2G1 M3G1 M0G2 M1G2 M2G2 M3G2 M0G3 M1G3 M2G3 M3G3 Jumlah Ulangan : 3 Junlah Plot : 48

Jumlah Polibag/plot : 6 tanaman Jumlah Sampel/plot : 4 tanaman Jumlah Total Sampel : 192 tanaman Jumlah Tanaman Seluruhnya : 288 tanaman

Ukuran Plot : 120 cm x 80 cm

Jarak Antar Plot : 30 cm

Jarak Antar Blok : 50 cm

Jarak Antar Polibag : 40 cm

Jarak Pinggir : 50 cm

Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk= μ +ρi+ αj+ βk + (αβ)jk+ εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1, 2, 3, 4

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan perlakuan pematahan dormansi pada taraf ke-j dan zat pengatur tumbuh pada taraf ke-k μ = Nilai tengah umum

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh perlakuan pematahan dormansi pada taraf ke-j βk = Pengaruh perlakuan zat pengatur tumbuh pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara perlakuan pematahan dormansi pada taraf ke-j dan zat pengatur tumbuh pada taraf ke-k

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pematahan dormansi pada taraf ke-j dan zat pengatur tumbuh pada taraf ke-k Pengolahan sidik ragam untuk hasil pengamatan 0 (tidak ada yang berkecambah atau belum berkecambah) dilakukan transformasi √X + 0,5 dan √X.

Hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh nyata akan dilanjutkan

dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1995).

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah pasir pada saat perkecambahan. Pasir terlebih dahulu disterilisasi dengan cara digongseng dan ditaburkan dengan insektisida (Sevin dengan bahan aktif Karbaril 85%) dan fungisida (Antracol 70 WP dengan bahan aktif Propineb 70%). Top soil sebagai media tanam di lapangan yang diisi ke dalam polibeg berukuran 20 x 30 cm dan dilakukan pada minggu pertama.

Pembuatan Bak Perkecambahan

Bak perkecambahan yang digunakan adalah kotak yang terbuat dari kayu sebagai dinding dengan ketinggian 3 inchi dan triplek dengan ketebalan 4 mm sebagai dasar bak. Panjang dan lebar bak adalah 180 cm x 80 cm.

Seleksi Biji

Seleksi biji dilakukan dengan memilih biji yang bebas dari hama dan penyakit, tidak pecah kulitnya, tidak berjamur. Seleksi biji dilakukan pada minggu pertama.

Perlakuan Benih

a. Pengguntingan kulit biji dilakukan dengan menggunakan gunting kuku dengan cara memotong sisi biji. Pemotongan kulit biji dilakukan pada minggu pertama.

b. Penggosokan benih dilakukan dengan menggunakan kertas pasir. Penggosokan benih dilakukan pada minggu pertama.

c. Perendaman biji dengan air panas (suhu 85°C) selama 2 jam. Perendaman biji dilakukan pada minggu pertama.

Perendaman ZPT Giberelin (GA3)

Aplikasi GA3 dilakukan setelah skarifikasi dengan merendam biji dalam zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA3) sesuai dengan perlakuan selama 2 jam. Setelah itu biji ditanam pada bak perkecambahan dan dilakukan pada minggu pertama.

Persemaian

Persemaian dilakukan dengan menggunakan bak kecambah dengan ukuran 24 x 30 cm dan media yang digunakan adalah pasir. Persemaian dilakukan pada minggu pertama.

Persiapan Naungan

Naungan dibuat dari bambu sebagai tiang dan daun nipah sebagai atap memanjang utara-selatan dengan tinggi 1,5 m di sebelah timur dan 1,2 m di sebelah barat dengan panjang areal naungan 19 m dan lebar 6 m.

Pengisian Media Tanam ke Polibag

Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil dan kompos (3:1). Setelah satu minggu berkecambah bibit di pindahkan ke polibag ukuran 20 x 35 cm dan dilakukan pada minggu pertama.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebelum penanaman (5 – 7 hari sebelum tanam) dengan menggunakan pupuk rock phospat (RP) sebanyak 20 gr/polibeg. Pemupukan dilakukan pada minggu pertama.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara meletakkan kecambah ke dalam polibeg yang telah diisi dengan top soil, kecambah dimasukkan pada lubang

tanam dengan kedalaman ± 3 cm, kemudian menutup lubang tanam dengan top soil. Penanaman dilakukan pada minggu kedua.

Pemeliharaan Tanaman Pengajiran

Mucuna mempunyai sulur yang menjalar dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan ajir agar tanaman tidak menjalar ke tanaman lainnya. Pemberian ajir dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan segera setelah tanam. Penyiraman dilakukan 2 kali setiap pagi dan sore hari untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila ada gulma yang tumbuh di polibag/plot perlakuan dan sekitar areal percobaan. Penyiangan pada polibag/plot perlakuan dilakukan secara manual dan penyiangan pada areal sekitar lahan percobaan dilakukan dengan menggunakan cangkul.

Pengamatan Parameter Daya Perkecambahan (%)

Persentase perkecambahan diketahui dengan menghitung jumlah benih yang tumbuh dari keseluruhan jumlah benih yang ditanam pada bak perkecambahan. Persentase perkecambahan dihitung pada 3 – 7 hari setelah persemaian biji. Dengan rumus:

Panjang Sulur (cm)

Panjang sulur diukur dari titik tumbuh sulur hingga ujung sulur dengan menggunakan meteran yang dilaksanakan pada minggu pertama setelah pindah tanam (1 MSPT) sampai 10 MSPT.

Jumlah Daun (Helai)

Jumlah daun dihitung pada 2 MSPT sampai 10 MSPT.

Bobot Basah Tajuk (g)

Bobot basah tajuk dihitung pada akhir penelitian dengan menggunakan timbangan analitik yaitu pada 10 MSPT.

Bobot Kering Tajuk (g)

Bobot kering tajuk dihitung dengan menggunakan timbangan analitik yang dilaksanakan pada 10 MSPT yang sebelumnya telah dikering ovenkan dengan suhu 70°C selama ± 24 jam.

Bobot Basah Akar (g)

Bobot basah akar dihitung dengan menggunakan timbangan analitik yang dilakukan pada 10 MSPT.

Bobot Kering Akar (g)

Bobot kering akar dihitung dengan menggunakan timbangan analitik yang dilakukan pada 10 MSPT yang sebelumnya telah dikering ovenkan dengan suhu 70°C selama ± 24 jam.

Shoot Root Ratio

Ratio tajuk akar (shoot/root ratio) diperoleh dengan membagi bobot kering tajuk dengan bobot kering akar. Dilakukan dengan menimbang bobot kering tajuk dan bobot kering akar pada 10 MSPT.

Dokumen terkait