• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Sumatera Utara 3° 31’ 40” – 3° 40’ 2” LU dan 98° 27’ 3”

– 98° 32’ 32” BT ±30 m dpl. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Analitik PT. Socfin Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret – Agustus 2018.

Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam peneltian ini adalah benih padi varietas Inpari Sidenuk, pupuk Urea (46% N), pupuk TSP (45% P2O5) dan pupuk KCl (60% K2O), zeolit, jerami padi serta bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk keperluan analisis Laboratorium dan bahan lain selama yang dibutuhkan selama dilapangan.

Alat – alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, pacak sampel , kamera dan alat tulis serta alat – alat laboratorium seperti shaker, spektrometer, pH meter, AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer) untuk mengukur panjang gelombang, tabung kjedhal, serta berbagai alat ukur lainnya untuk keperluan analisis sifat kimia tanah di Laboratorium.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 faktor dan 3 ulangan :

Faktor I : Dosis pupuk Urea (N) terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : N0 = 0 kg Urea/ha (0 g/plot)

N1 = 100 kg Urea/ha (40 g/plot) N2 = 200 kg Urea/ha (80 g/plot)

Faktor II : Dosis Zeolit (Z) terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu:

Z0 = 0 kg Zeolit/ha

Z1 = 250 kg Zeolit/ha (100 g/plot)

Faktor III : Bahan organik jerami padi (B) dengan 2 taraf, yaitu B0 = Tanpa jerami padi

B1 = Dengan pemberian jerami padi 1 kg/plot setara dengan 2 ton/ha

Jumlah perlakuan = 16

Jumlah Ulangan = 3

Jumlah Sampel = 48

Ukuran Plot = 2 x 2 m = 4 m2 Jarak Antar Plot = 70 cm

Jarak Antar Ulangan = 200 cm Jarak Tanam = 20 x 20 cm Jumlah Tanaman/plot = 100

Sehingga didapat 24 kombinasi perlakuan dan terdiri dari 3 ulangan, yaitu :

N0Z0B0 NIZ0B0 N2Z0B0 N3Z0B0

N0Z1B0 NIZ1B0 N2Z1B0 N3Z1B0

N0Z0B1 NIZ0B1 N2Z0B1 N3Z0B1

N0Z1B1 NIZ1B1 N2Z1B1 N3Z1B1

Model linier Rancangan Acak Kelompok :

Yijkl = µ + ρi + αj + βk +γl + ()jk +(αγ)jl + (βγ)kl + (αβγ)jkl + Ɛijkl i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2 l = 1,2

Dimana :

Yijkl : nilai pengamatan dari kelompok ke-i yang memperoleh taraf ke-j dari faktor A, taraf ke-k dari faktor B dan taraf ke –l dari faktor c.

µ : Nilai Tengah Umum

ρi : Pengaruh ulanganpada taraf ke-i

j : Pengaruh perlakuan pupuk N pada taraf ke-j

k : Pengaruh perlakuan zeolit pada taraf ke-k γl : Pengaruh perlakuan BO pada taraf ke-l

()jk : Pengaruh interaksi perlakuan pupuk n ke-j dan perlakuan zeolit ke-k (αγ)jl : Pengaruh interaksi perlakuan pupuk n ke-j dan perlakuan bahan organik

ke-l

(βγ)kl : Pengaruh interaksi perlakuan zeolit ke-k dan perlakuan bahan organik ke-l

(αβγ)jkl : Pengaruh interaksi perlakuan pupuk n ke-j, perlakuan zeolit ke-k, dan perlakuan bahan organik ke-l

Ɛijkl : Pengaruh galat pada ulangan ke-i, perlakuan pupuk n pada taraf ke- j, perlakuan zeolit pada taraf ke-k dan bahan organik pada taraf ke-l Selanjutnya data di analisis dengan Analisis Varian pada setiap parameter yang diukur dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf α = 5 %.

Pelaksanaan Penelitian:

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dimulai dengan pengukuran lahan yang akan diolah seluas 600 m2 (1,5 rante) kemudian dibuat plot/petak perlakuan dengan ukuran 2 x 2m.

Selanjutnya tanah diolah dengan bajak dan dibersihkan dengan menggunakan cangkul. Setelah pembajakan, tanah didiamkan selama beberapa hari. Setelah pembuatan plot/petak perlakuan selesai, dilanjutkan dengan pembuatan parit antar

Gambar bagan plot percobaan bagan perlakuan dan denah lahan terdapat pada lampiran 2 dan 3.

Aplikasi Jerami padi dan Zeolit

Aplikasi jerami padi dengan dosis 1 kg/plot dan zeolit dengan dosis 50 g/plot sesuai perlakuan diberikan tiga minggu sebelum tanaman di tanam dilahan.

Jerami padi dan zeolit disebarkan ke lahan percobaan secara merata kemudian diinkubasi selama tiga minggu.

Penyemaian Benih

Penyemaian dibuat dekat dengan petak percobaan. Benih padi Inpari Sidenuk ditebar secara merata pada petakan penyemaian yang sudah disiapkan.

Tempat penyemaian diperhatikan pengairannya dengan mengatur saluran drainase pada petak penyemaian. Deskripsi tanaman padi Inpari Sidenuk terdapat pada lampiran 5.

Aplikasi Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis sesuai dengan perlakuan.

Pupuk Urea diberikan 3 tahap yaitu pada waktu 7, 21, dan 42 hari setelah pindah tanam (HSPT). Pupuk TSP (fosfat) dengan dosis setara pada semua perlakuan yaitu 80 kg/ha (setara 100 kg/ha SP-36) diberikan 7 HSPT setelah tanam. Pupuk KCl dengan dosis 50 kg/ha diberikan dalam 2 tahap yaitu pada 7 HSPT dan 35 HSPT.

Penanaman

Setelah lahan selesai diolah dan diukur sesuai kebutuhan, dilakukan penanaman dengan memindahkan bibit padi yang telah disemai sebelumnya.

Pindah tanam dilakukan setelah 21 hari setelah semai dengan jarak 20 x 20 cm, luar petak sampel 2 x 2 m dan jarak antar ulangan 20cm.

Pemeliharaan dan Pengamatan Tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi pemeliharaan penyulaman dan pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian keong mas dilakukan dengan cara memungut keong dan menghancurkan telurnya serta disemprot dengan menggunakan pestisida. Penyulaman dilakukan sampai padi berumur satu minggu. Saluran drainase pada sawah tetap di kontrol karena lahan sawah yang digunakan pada saat penelitian merupakan tipe sawah tadah hujan dan pelaksanaan penelitian diluar musim hujan.

Pengambilan Sampel Tanah dan Tanaman Akhir Vegetatif

Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan bor tanah pada setiap petak perlakuan. sampel tanah komposit diambil pada kedalaman 0-20 cm sebanyak 5 titik. Pengambilan sampel tanah dilakukan 2 kali yaitu setelah 3 minggu aplikasi zeolit dan jerami padi (sebelum tanam) untuk pengukuran KTK dan sampel tanah akhir vegetatif untuk pengukuran N total dan C organik.

Pengambilan sampel tanaman dilakukan dengan mencabut tanaman sampel yang telah ditentukan hingga akar tanaman. Akar tanaman dibersihkan dengan air mengalir sehingga tidak ada lagi tanah yang masih menempel pada akar. Lalu tanaman ditimbang untuk bobot basah, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 700 C kemudian ditimbang.

Panen

Pada umumnya tanaman padi siap panen apabila 95% bulir padi telah menguning dan telah berumur 103 hari. Pemanenan dilakukan secara manual

dengan mengguanakan bantuan alat berupa arit, untuk memotong batang padi di bagian bawah malai. Kemudian gabah dipisahkan dari jerami padi.

Parameter Pengamatan Sifat Kimia Tanah

 KTK Tanah

KTK tanah diukur dengan menggunakan metode pencucian. KTK tanah diukur setelah 3 minggu diinkubasi (sebelum tanam).

 N Total Tanah (%)

N total diukur dengan pada awal dan akhir penelitian (setelah panen).

 C Organik

Pengukuran C organik tanah dilakukan dengan menggunakan metode Flamephotometer.

Pertumbuhan Tanaman

 Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai dari pangkal batang (permukaan tanah) hingga ujung daun tertinggi setelah diluruskan dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan 2-7 MSPT dengan interval waktu1 minggu sampai akhir masa vegetatif tanaman padi.

 Jumlah Anakan per rumpun (batang/anakan)

Pengamatan anakan diambil pada tiap sampel tanaman yang dimulai pada 2 - 7 minggu setelah pindah tanam (MSPT) sampai akhir masa vegetatif.

 Bobot kering tajuk dan akar

Pengukuran bobot kering dilakukan pada saat akhir penelitian dengan membersihkan kotoran yang melekat pada tanaman, kemudian tanaman

dimasukkan kedalam kantung coklat lalu dioven selama kurang lebih 24 jam dengan suhu 700 C. Setelah itu dikeluarkan dari oven dan ditempatkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang.

 Rasio bobot kering tajuk akar tanaman

Rasio bobot kering tajuk akar tanaman diperoleh dari pembagian hasil bobot kering tajuk dan akar yang telah dioven dan ditimbang.

 Total Luas Daun (cm2)

Total luas daun tanaman sampel diambil pada akhir vegetatif. Masing-masing daun diukur panjang dan lebarnya metode pengukuran panjang x lebar x konstanta (k), dengan nilai konstanta 0,77 (Dartius et al., 1991)

Analisis Tanaman

 Jumlah Klorofil Daun (mg/g daun segar)

Analisis klorofil dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam menghitung jumlah klorofil a, b dan total adalah metode Wintermans & Monts (1965).

Klorofil diekstraksi dengan cara 1 g daun segar digerus menggunakan ethanol 96% sebanyak 25 ml. Setelah itu disaring menggunakan kertas saring, kemudian larutan dipindahkan kedalam tabung reaksi ukuran 25 ml. Disiapkan larutan aquades kedalam tabung reaksi dengan ukuran yang sama. Disiapkan alat spektrofotometer dan diatur panjang gelombangnya, dimasukkan larutan ethanol 96% (blanko) sebagai penetral, dikeluarkan larutan blanko tersebut kedalam alat spektrofotometer UV/VIS. Larutan tersebut diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 665 nm dan panjang gelombang 649 nm. Total klorofil, klorofil a, klorofil b dihitung dengan menggunakan rumus :

Klorofil a = {(13,7 x D665) – (5,76 x D649)}/10 Klorofil b = {(25,8 x D649) – (7,60 x D665)}/10 Total klorofil = {(20,0 x D649) + (6,10 x D665)}/10 A663 = absorbansi ekstrak klorofil pada 663 nm

A645 = absorbansi ekstrak klorofil pada 645 nm

 N Daun

Pengukuran N daun pada tanaman dilakukan dengan metode Destruksi.

 Serapan Hara N pada Tanaman

Serapan hara N pada tanaman merupakan jumlah hara N yang masuk ke dalam jaringan tanaman. Serapan hara N tersebut dapat dihitung dengan rumus :

Serapan N = kadar hara N (%) X bobot kering (g)

Dokumen terkait