• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tembakau Deli Sampali Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian ini di laksanakan pada bulan September sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman tembakau, ekstrak daun mimba, daun sirih, daun serai dengan berbagai dosis, air, topsoil, pasir,kompos, pupuk NPK, pupuk KNO3.

Alat yang digunakan gelas ukur, handsprayer, plank, meteran, plastik, gembor, pacak, cangkul, buku tulis, alat tulis, kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan ulangan sebanyak 3 kali.

Faktor I (Fungisida nabati) : A1: Ekstrak Daun Mimba A2: Ekstrak Daun sirih A3: Ekstrak Daun serai.

Faktor II (Dosis) : D1 : 50gr/liter D2 : 100gr/liter air D3 : 150gr/ liter air Kombinasi perlakuan:

A1D1 A2D1 A3D1

A1D2 A2D2 A3D2

A1D3 A2D3 A3D3

Banyak ulangan yang akan dilakukan adalah: (t-1) (r-1) ≥15 (9-1)(r-1)≥15 8 r ≥ 23 r ≥ 2,87 r = 3 Banyak ulangan = 3

Jumlah plot = 9 x 3 = 27plot Jarak antar plot = 50 cm

Paret keliling = 30 cm

Ukuran plot = 100 cm x 100 cm Jumlah tanaman per plot = 4 tanaman Jumlah seluruh tanaman = 120 tanaman

Metode linear yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij = µ + pi +τj +єij

Dimana:

Yij = data percobaan μ = efek nilai tengah pi = efek blok dari taraf ke-i τj = efek perlakuan dari taraf ke-j єij = efek error

Jika sidik ragam menunjukkan efek yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) (Sastrosupadi, 2000).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan bibit tembakau

Benih tenbakau varietas F1-45 terlebih dahulu dikecambahkan diruangan yang tidak langsung terkena sinar mataahari. Caranya benih sebanyak 1 gr di taburkan diatas bak perkecambahan yang dilapisi kaca sebagai penyangga dimana bak perkecambahan tersebut diisi dengan air. Ujung kertas filter dicelupkan ke dalam air tersebut. Lama perkecambahan 3 hari. Setelah 3 hari benih yang telah berkecambah di taburkan secara merata pada media persemaian . Setelah berumur 12 hari bibit siap untuk di pindahkan ke plat bibit.

Penanaman bibit tembakau.

Setelah 40 hari dipembibitan tanaman tembakau dapat dipindahkan ke lapangan pada pagi hari. Tanaman yang digunakan adalah tanaman tembakau yang memiliki besar, diameter dan tinggi batang yang seragam atau hampir sama.

Pemeliharaan tanaman

Perawatan dilakukan setiap hari dengan penyiraman sebanyak 4 kali sehari jika cuaca panas, dan 3 kali sehari bila cuaca mendung.

Penyisipan dilakukan pada tanaman yang mengalami kegagalan pertumbuhan (mati). Waktu penyisipan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanam.

Penyiangan gulma dilakukan satu minggu setelah bumbun dua kali dimana pada bumbun yang pertama belum ada penyiangan gulma.

Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK (12,5:7,5:10) dan pupuk KNO3. Pupuk NPK dengan dosis 20 gr/tanaman yang diberikan dua kali, pertama pada saat bibit tembakau ditanam dilapangan yang diberikan pada lubang tanam sebanyak 10gr/lubang tanam, pemupukan kedua dilakukan sebelum tutup kaki (bumbun) yang pertama pada umur 7-10 hari sebanyak 10 gram/tanaman di berikan dengan cara ditabur disekitar tanaman (Dibuat melingkar).

Pembuatan Pestisida Fungisida nabati Daun Sirih.

Daun sirih yang digunakan adalah daun yang masih segar yang dapat diperoleh ditempat penjualan sirih dipasar. Daun sirih disediakan sebanyak 100 gr. Pembuatan fungisida nabati daun sirih dilakukan dengan cara dibelender dengan pelarut 1 liter air. Fungisida nabati diendapkan selama ± 24 jam kemudian disaring agar didapat fungisida nabati yang siap diaplikasikan (Hendra dkk, 1995).

Fungisida nabati Daun Sereh

Daun sereh dipilih yang bermutu baik, dengan cara memperhatikan ukuran dan aromanya. Pembuatan fungisida nabati dari sereh wangi dapat dilakukan dengan cara ; daun sereh yang masih segar ditimbang sebanyak 100 gr kemudian dipotong-potong, selanjutnya diblender dengan pelarut 1 liter air. Fungisida nabati diendapkan selama ±24 jam kemudian disaring agar didapat fungisida nabati yang siap diaplikasikan (Sumartini dan Yusmani, 2001).

Fungisida nabati Daun Mimba

Pada tumbuhan daun mimba yang digunakan adalah daun mimba yang masih segar. Daun mimba yang digunakan sebanyak 100 gr. Selanjutnya dihancurkan dengan cara diblender dan ditambahkan pelarut 1 liter air. Fungisida nabati diendapkan selama ±24 jam. Kemudian disaring agar dapat fungisida nabati yang siap diaplikasikan (Sumartini dan Yusmani, 2001).

Penyemprotan fungisida

Aplikasi fungisida dilakukan dengan cara disemprot ke tanaman dengan menggunakan handsprayer. Penyemprotan dilakukan ketika tanaman berumur 6 hari setelah bibit tembakau tanaman ditanam dilapangan dengan interval penyemprotan 7 hari sekali. Penyemprotan dilakukan sampai tanaman tembakau berumur 42 hari di lapangan dengan banyak nya penyemprotan 7 kali.

Parameter pengamatan: Intensitas serangan penyakit

Pengamatan intensitas serangan penyakit dilakukan dengan interval 6 hari sekali setelah penyemprotan fungisida pertama. Pengamatan pertama dilakukan sehari sebelum penyemprotan pertama dilakukan, pengamatan kedua dilakukan

sehari sebelum penyemprotan kedua dan sterusnya sampai pengamatan ketujuh yang dilakukan sehari sebelum penyemprotan ketujuh. Pengamatan dilakukan dengan melihat adanya gejala serangan C.nicotianae dilapangan dengan gejala awal adanya bercak berwarna cokelat sebesar mata jarum, lama-kelamaan menjadi kering dan berwarna putih dengan tepi coklatdan akhirnya bagian ini pecah dan daun menjadi bolong dan bahkan koyak. Pengamatan dilakukan 7 kali. Intensitas serangan di hitung dengan rumus:

IS

=Σ (n x v) x 100% N x Z

Keterngan:

IS = Intensitas Serangan (%)

n = Jumlah daun dari tiap kategori serangan (helai) v = Nilai skala tiap kategori serangan

Z = Nilai skala dari kategori serangan tertinggi N = Jumlah daun yang diamati

Skala serangan:

Skala 0 = Tidak ada serangan becak daun Skala1 = 1-5 becak daun

Skala2 = 6 -10 becak daun Skala3 = 11-15 becak daun Skala4 = 16-20 becak daun Skala5 = > 20 becak daun (Komisi Pestisida, 1984).

Phytotoxisitas terhadap tanaman

Pengamatan dilakukan terhadap fungisida yang manakah dari fungisida tersebut yang mempunyai pengaruh terhadap tanaman tembakau misalnya apakah ada atau tidak tanaman yang mati seperti terbakar karena pengaruh aplikasi fungisida tersebut. Phytotoxitas dihitung sejak 3 hari setelah penggunaan fungisida dengan interval 4 hari pada setiap fungisida dan pada dosis mana yang berpengaruh pada setiap aplikasi fungisida pada seluruh tanaman yang si semprot termasuk tanaman sample. Pengamatan pertama dilakukan 3 hari setelah penyemprotan pertama dilakukan, pengamatan kedua dilakukan 3 hari setelah penyemprotan kedua dan seterusnya samapai pengamatan kesepuluh yang di lakukan 3 hari setelah penyemprotan kesepuluh. Pengamatan phytotoxisitas di laukan 10 kali pengamatan.

Dokumen terkait