• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Cikabayan (University Farm) Institut Pertanian Bogor dengan ketinggian tempat 240 meter di atas permukaan laut. Waktu pelaksanaan :

1. Sebelum pemangkasan dimulai dari bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.

2. Setelah pemangkasan dimulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan September 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah 8 genotipe jarak pagar yaitu ekotipe Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa Besar dan Bima serta genotipe hasil pengembangan Puslitbangbun yaitu IP-1A (Asembagus), IP-1M (Muktiharjo), dan IP-2P (Pakuwon). Alat–alat yang digunakan antara lain; timbangan (EK3450), jangka sorong (Vernier caliper-0-100 mm), soxhlet, mistar/meteran, kamera dan alat bantu lainnya.

Metode Percobaan

Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal genotipe (IP-1A, IP-1M, IP-2P, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa Besar dan Bima) dengan tiga ulangan sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 24. Jarak tanam yang digunakan adalah 2 m x 2 m, jumlah tanaman per petak sebanyak 12 tanaman. Tanaman pada awal 2010 berumur satu tahun empat bulan dan tanaman dipangkas awal bulan Januari 2011 berumur 2 tahun empat bulan. Tanaman dipangkas dengan ketinggian pangkasan 30 cm dari cabang utama dan cabang yang dipelihara antara 3-5 cabang. Denah percobaan terdapat pada Lampiran 1.

Model persamaan linear yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij : µ + τi + pj + εij ; i : 1,2,3……….,8 ; j : 1,2,3 Dimana :

Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke ί kelompok ke j, µ : Rerata umum,

τi : Pengaruh genotipe atau pengaruh perlakuan ke i, pj : Pengaruh pengelompokan ke j,

εij : Pengaruh galat pada perlakuan ke ί dan kelompok ke j.

Pengolahan data menggunakan uji F (analisis ragam) dengan aplikasi SAS, dan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) digunakan untuk menguji beda nyata genotipe pada taraf 5 %.

Pengamatan dilakukan terhadap karakter yang mendukung daya hasil :

I. Pengamatan sebelum pemangkasan (alami) peubah yang diamati ialah; Pengamatan buah.

1. Jumlah kapsul per tandan (g):

Jumlah buah per malai diamati dengan menghitung jumlah buah yang terbentuk pada setiap malai pada saat panen.

2. Jumlah buah per tanaman

Jumlah buah per tanaman diamati dengan menghitung buah yang terbentuk selama periode 12 bulan.

3. Bobot buah rata-rata (g) :

Bobot buah rata-rata dapat dilakukan atau diamati dengan menyimbang masing – masing buah pada tandan dan dibuat rata-rata.

Pengamatan Biji

1. Jumlah biji per tanaman:

Jumlah biji per tanaman dapat dihitung dengan mengalikan jumlah buah per tanaman dengan jumlah biji rata-rata per buah.

2. Bobot basah biji (g).

Bobot basah biji dapat diukur dengan menimbang biji dari buah yang dipanen dan dirata-ratakan.

3. Bobot kering biji (g)

Bobot kering biji diukur dengan dengan menimbang sejumlah biji yang telah dikeringkan dan dirata-ratakan.

4. Bobot 100 biji (g)

Bobot 100 biji diukur dengan menimbang 100 biji kering dengan 3 kali pengulangan untuk setiap genotipe.

 

5. Bobot kering biji per tanaman (g):

Bobot kering biji per tanaman dihitung dengan mengalikan bobot kering biji rata-rata dengan jumlah biji per tanaman.

6. Bobot kering per petak (kg) dan

Bobot kering biji per petak dihitung dengan menjumlahkan bobot kering biji per tanaman dalam satu petak (ukuran petak 6 m x 8 m).

7. Bobot kering biji per hektar (kg).

Bobot kering biji per hektar dihitung dengan mengkonversikan bobot kering biji per petak (luas petak 48 m2 ) ke dalam skala penanaman untuk luas 1 hektar.

II. Peubah pengamatan dilakukan terhadap karakter yang mendukung produksi setelah pemangkasan

Cabang tanaman

a) Panjang tunas cabang (cm) :

Panjang tunas cabang diamati dengan mengukur pada saat tumbuh tunas setelah pemangkasan dimulai dari pangkal tunas hingga titik tumbuh menggunakan meteran.

b) Jumlah cabang yang berbunga (cabang produktif) :

Pengamatan jumlah cabang yang berbunga dihitung ketika cabang yang telah dipangkas mulai berbunga dari sekian banyak tunas yang tumbuh dalam satu pohon tanaman.

c) Jumlah daun:

Pengamatan daun dihitung total daun yang tumbuh pada karakter tunas-tunas baru setelah pemangkasan.

d) Diameter cabang (mm)

Diameter cabang diukur setelah dipangkas dan tanaman berumur 2 minggu pada pangkal tunas dengan menggunakan jangka sorong.

Pengamatan buah. a) Umur buah panen

Umur buah panen dihitung dari mulai pangkas hingga panen (75% buah masak).

b) Jumlah kapsul/tandan (g):

Jumlah buah/malai diamati dengan menghitung jumlah buah yang terbentuk pada setiap malai pada saat panen.

c) Jumlah buah/tanaman

Jumlah buah/tanaman diamati dengan menghitung buah yang terbentuk selama periode panen.

d) Bobot buah rata-rata (g) :

Bobot buah rata-rata dapat dilakukan atau diamati dengan menimbang masing–masing buah pada tandan dan dibuat rata-rata.

Pengamatan Biji

a) Jumlah biji per tanaman:

Jumlah biji per tanaman dapat dihitung dengan mengalikan jumlah buah per tanaman dengan jumlah biji rata-rata per buah.

b) Bobot basah biji (g).

Bobot basah biji dapat diukur dengan menimbang biji dari buah yang dipanen dan dirata-ratakan.

c) Bobot kering biji (g)

Bobot kering biji diukur dengan dengan menimbang sejumlah biji yang telah dikeringkan dan dirata-ratakan.

d) Bobot 100 biji (g)

Bobot 100 biji diukur dengan menimbang 100 biji kering dengan 3 kali pengulangan untuk setiap genotipe.

e) Bobot kering biji per tanaman (g):

Bobot kering biji per tanaman dihitung dengan mengalikan bobot kering biji rata-rata dengan jumlah biji per tanaman.

 

f) Bobot kering per petak (kg)

Bobot kering biji per petak dihitung dengan menjumlahkan bobot kering biji per tanaman dalam satu petak (ukuran petak 6 m x 8 m).

g) Bobot kering biji per hektar (kg).

Bobot kering biji per hektar dihitung dengan mengkonversikan bobot kering biji per petak (luas petak 48 m2 ) ke dalam skala penanaman untuk luas 1 hektar.

Analisis Kadar Minyak

a) Kadar minyak biji (dengan kulit biji) b) Kadar minyak kernel (tanpa kulit biji).

Pengujian kadar minyak ini dilakukan setelah panen. Pengujian dan pengukuran kadar minyak dilakukan dengan mengekstraksi minyak dari biji secara mekanis dengan menggunakan blender dan analisis kandungan minyak dilakukan dengan menggunakan metode Soxhlet (BSN 1992). Prosedur analisis kandungan minyak jarak pagar dengan menggunakan metode Soxhlet dapat disajikan pada Lampiran 2.

Analisis minyak berbasis biji (dengan kulit biji)

% kandungan minyak biji = Bobot lemak terekstraksi x 100% Bobot sampel kering biji

Analisis minyak berbasis kernel (tanpa kulit biji)

% kandungan minyak kernel = Bobot lemak terekstraksi x 100% Bobot sampel kernel

HASIL DAN PEMBAHASAAN

Dokumen terkait