• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan IPB yang berlokasi di Cikabayan Bogor selama empat bulan dari bulan April sampai Juli 2009. Analisis laboratorium dilakukan di laboratorium RGCI (Research Group of Crop Improvement) dan Laboratorium Analisis Pangan IPB.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah varietas Kelinci dan Sima. Pupuk yang digunakan yaitu Urea, SP18, dan KCL, sedangkan pestisida yang digunakan karbofuran. Zat pengatur tumbuh yang dipakai berupa retardan yaitu paclobutrazol. Alat yang digunakan sprayer, timbangan, gelas ukur ember plastik, meteran, peralatan tulis dan alat-alat lainnya.

Rancangan dan Perlakuan Penelitian

Penelitian ini mempelajari tiga faktor yang dilaksanakan menggunakan rancangan percobaan faktorial yang ditempatkan secara split-split-plot, sehingga petak utama adalah waktu aplikasi ( A6 = aplikasi 6 MST dan A8 = Aplikasi 8 MST), anak petak adalah varietas ( V1 = Varietas Sima dan V2 = Varietas Kelinci) dan anak-anak petak adalah konsentrasi paclobutrazol (P0 = 0 ppm, P1 = 100 ppm dan P2 = 200 ppm). Perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 18 unit percobaan (Lampiran 6). Tiap unit percobaan berupa plot berukuran 3 x 5 m2 dengan jarak tanam 40 x 10 cm sehingga satuan percobaan berjumlah 280 tanaman / petak percobaan.

Model liniear aditif rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Yijkl =

µ

+ Kk +

α

i + ik + Vj+(αV)ij+ ηijk +

ρ

l+ (α

ρ)

il + (V

ρ)

jl + (

α

V

ρ)

ijl + ijkl

Dimana :

i = (1;2) ; j = (1;2) ; l = (1;2;3); k = (1;2;3)

Yijkl = Nilai pengamatan pada perlakuan paclobutrazol taraf ke-i dan varietas taraf ke-j, kelompok ke-k waktu semprot ke-l

Kk = Pengaruh kelompok ke-k

αi = Pengaruh waktu aplikasi paclobutrazol taraf ke-i

ik = Pengaruh galat petak utama (waktu aplikasi paclobutrazol) taraf ke-i dan kelompok ke-k

Vj = Pengaruh varietas taraf ke-j

(αV)ij = Pengaruh interaksi faktor waktu aplikasi palobutrazol taraf ke-I dan varietas taraf ke-j

ηijk = Pengaruh galat anak petak (varietas) pada waktu aplikasi paclobutrazol ke-i, varietas ke-j kelompok ke-k

ρl = Pengaruh paclobutrazol taraf ke-l

ρ)

il = Pengaruh interaksi waktu aplikasi taraf ke-I dan konsentrasi paclobutrazol taraf ke-l

(V

ρ)

jl = Pengaruh interaksi varietas taraf ke-j dan konsentrasi paclobutrazol taraf ke-l

(

α

V

ρ)

ijl = Pengaruh interaksi antara Waktu aplikasi taraf ke-I, varietas taraf ke-j dan konsetrasi taraf ke-l

ijkl = Pengaruh galat anak-anak petak (konsentrasi paclobutrazol)

pada waktu aplikasi paclobutrazol taraf ke-I, varietas ke-j, konsetrasi paclobutrazol taraf ke-l dan kelompok ke-k

Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam melalui uji F pada taraf 5%, parameter yang menunjukkan hasil berbeda nyata akan diuji lanjut menggunakan DMRT pada taraf 5%. Analisis data dilakukan dengan software S.A.S 0.9.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan lahan. Sebelum dilakukan penanaman dilakukan pengolahan tanah, tanah dianalisis terlebih dahulu, hasil analisis tanah dapat dibaca pada Lampiran 4. Pengolahan tanah bertujuan agar tanah menjadi gembur dan memudahkan ginofor menembus tanah serta membersihkan gulma yang ada. Petak-petak percobaan dibuat dengan ukuran 3 x 5 m2 sebanyak 36 petak percobaan dan ditambahkan kapur serta pupuk kandang ayam yang matang. Petak percobaan diinkubasi selama dua minggu sebelum tanam. Lubang tanam dibuat

pada petak percobaan dengan cara ditugal.

Penanaman dan pemberian pupuk. Benih kacang tanah diberi insektisida karbofuran dengan dosis 20-30kg/ha sebelum dilakukan penanaman dan pada saat penanaman. Setiap lubang ditanam dua benih kacang tanah, dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Penanaman dilakukan seminggu setelah pengolahan tanah. Pemberian pupuk dilakukan pada saat tanam dengan dosis 75 kg urea/ha, 200 kg/ha SP18 dan 100 kg/ha KCl.

Aplikasi paclobutrazol. Masing-masing varietas mendapatkan perlakuan paclobutrazol dengan konsentrasi 0 ppm, 100 ppm dan 200 ppm. Aplikasi penyemprotan paclobutrazol dilakukan dengan cara disemprotkan pada tajuk tanaman pada awal fase ginofor mulai memasuki tanah (6 MST) dan awal pengisian biji (8 MST). Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 ketika stomata daun dalam keadaan membuka.

Pemeliharaan. Pemeliharaan yang dilakukan berupa pengendalian gulma dengan penyiangan gulma sebanyak 2 kali yaitu pada 3 MST dan 7 MST. Pengendalian hama penyakit dilakukan secara kimia dengan perendaman benih pada larutan fungisida menjelang tanam, pemberian insektisida butiran pada saat tanam. Campuran insektisida dan fungisida diberikan tergantung pada kondisi tanaman di lapangan. Penyiraman terhadap tanaman dilakukan setiap hari apabila tidak turun hujan, dimulai sejak awal tanam hingga pengisian polong maksimal kecuali saat aplikasi perlakuan paclobutrazol.

Panen. Panen pada kacang tanah dilakukan pada saat tanaman berumur 14 MST (100 hari setelah tanam). Panen dilakukan lebih awal dibandingkan deskripsi varietas karena kondisi tanaman sudah mulai berkecambah.

Pengamatan Penelitian

Pengamatan terhadap tanaman dilakukan pada saat tanaman dalam periode T1 (saat ginofor mulai memasuki tanah/ 6 MST), T2 (saat awal pengisian biji/ 8 MST) dan T3 (saat pengisian biji mulai berakhir), T4 (panen, umur 100 hari setelah tanam). Pada setiap periode pengamatan, diambil tanaman contoh yang didestruksi sebanyak 3 tanaman per unit percobaan yang dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 – 09.00 WIB. Tanaman dibersihkan dahulu, kemudian dipisahkan daun, batang, akar ginofor dan polong. Sebelumnya jumlah cabang dan daun

dihitung terlebih dahulu, kemudian diukur luas daunnya. Setiap bagian tanaman kemudian dikeringkan dalam oven selama 3 hari pada suhu 60oC, kemudian ditimbang bobot keringnya.

Semua bagian tanaman yang telah dikeringkan kemudian masing-masing dihancurkan untuk analisis kandungan karbohidrat yang akan dilaksanakan setelah panen. Pengamatan terhadap kandungan karbohidrat total, pati dan karbohidrat terlarut (Total karbohidrat non-struktur atau Total Non-structural Carbohydrate = TNC) dilakukan menggunakan metode by difference.

Komponen Pertumbuhan

Tinggi tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan saat tanaman berumur 10 dan 12 MST, yaitu setelah tanaman diberi perlakuan paclobutrazol dengan cara mengukur dari pangkal batang sampai ujung cabang utama.

Bobot kering berangkasan. Bobot kering berangkasan yang diamati adalah pada 6, 8, 10, 12 dan 14 MST dengan cara menghitung bobot kering seluruh berangkasan dikurangi bobot polong dan ginofor.

Bobot kering batang. Bobot kering batang yang diamati adalah pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara menimbang bobot kering batang.

Bobot kering daun. Bobot kering daun yang diamati adalah pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara menimbang bobot kering daun.

Bobot kering akar. Bobot kering yang diamati adalah pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara menimbang bobot kering akar.

Indeks luas daun. Indeks luas daun diukur pada tiap destruksi yaitu pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara metoda gravimetri. Jumlah 10 daun ditimbang kemudian difotocopy untuk mendapatkan nilai konversi dari luas daun terhadap luas tanam. Luas daun adalah nilai rata-rata dari tiga tanaman sampel dan luas lahan yang ternaungi adalah jarak tanam dari kacang tanah yaitu 40 cm x 10 cm, dengan rumus sebagi berikut :

ILD = Luas daun

Luas lahan yang ternaungi

Jumlah daun. Jumlah daun dihitung pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan menghitung seluruh daun tetrafoliate pada tanaman.

Bobot kering ginofor dan polong. Bobot kering ginofor dan polong yang diamati adalah pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara menimbang bobot kering ginofor dan polong.

Komponen Hasil

Jumlah ginofor dan polong. Jumlah ginofor dan polong yang diamati pada 6, 8, 10 dan 12 MST dengan cara menghitung seluruh ginfor dan polong per tanaman.

Jumlah polong per tanaman. Jumlah polong diamati dengan menghitung jumlah polong isi per tanaman.

Persentase polong isi. Jumlah polong isi dihitung setelah polong di oven pada suhu 60 oC selama 3 hari. Polong isi adalah polong yang terisi penuh.

Bobot kering polong total. Bobot kering polong total dihitung setelah .total yang ditimbang adalah bobot polong hampa dan polong isi.

Bobot kering biji per tanaman. Bobot kering biji ditimbang setelah biji dioven dengan suhu 60oC selama 3 hari.

Jumlah biji per tanaman. Jumlah biji pertanaman dihitung pada seluruh polong isi yang ada per tanaman.

Bobot 100 biji. Bobot biji yang diamati adalah dengan menimbang 100 biji bernas per tanaman.

Indeks biji (IB). Indeks biji dihitung dengan membagi bobot kering biji dengan bobot kering brangkasan dengan bobot kering polong dikalikan 100%, dengan rumus sebagai berikut :

BK biji

IB = x 100%

(BK brangkasan + BK polong)

Indeks panen (IP). Indeks panen dihitung dengan membagi bobot kering tanaman ekonomis (bobot kering polong total) dengan bobot kering massa tanaman (bobot kering brangkasan dan bobot kering polong total) dikalikan 100%, dengan rumus sebagai berikut :

BK polong total

IP = x 100%

Rendemen. Rendemen dihitung melalui pembagian berat kering biji total dengan berat kering polong total dikalikan 100%, dengan rumus sebagai berikut :

BK biji

Rendemen = x 100%

BK polong

Produktivitas. Produktivitas tanaman (t/ha) dihitung dengan menghitung berat kering polong total tiap luas ubinan berukuran 1 x 1 m2, kemudian dikonversi kedalam satuan ton/ha.

Komponen Fisiologis

Laju pertumbuhan tanaman (LPT). Perhitungan Laju pertumbuhan tanaman dilakukan dengan cara menghitung selisih bobot kering brangkasan seluruh tanaman pada waktu pengamatan awal dikurang dengan bobot kering brangkasan tanaman pada pengamatan terakhir (Craufurd et al. 2003; Heddy 2001; Goldworthy 1996; Schulze & Caldwell 1995; Fitter & Hay 1991), dengan rumus sebagai berikut :

W2 – W1 1

LPT = X (g/m2/hari)

T2 – T1 GA

Laju assimilasi bersih (LAB). Laju asimilasi bersih atau laju satuan daun, adalah hasil bersih dari hasil asimilasi (Gardner et al. 1991). Diperoleh melalui rumus sebagai berikut :

W2 – W1 ln L2 – ln L1

LAB = X

L2 – L1 T2 – T1

Keterangan :

LPT = Laju pertumbuhan tanaman LAB = Laju asimilasi bersih GA = luas tanah (cm2)

L1 = Luas daun pada pengamatan awal (cm2) L2 = Luas daun pada pengamatan akhir (cm2)

T1 = Waktu awal pengamatan (hari) T2 = Waktu akhir pengamatan (hari )

W1 = Bobot kering tanaman pada pengamatan awal (g) W2 = Bobot kering tanaman pada pengamatan akhir (g)

Pengamatan terhadap pengaruh fotosintesis berupa kandungan klorofil daun. Pengamatan klorofil daun dilakukan sebelum penyemprotan paclobutrazol pada 6 MST dan 8 MST dan setelah penyemprotan pacobutrazol 6 MST dan 8 MST masing-masing jumlah tanaman adalah satu tanaman per unit percobaan. Analisis kandungan dilakukan di laboratorium RGCI.

Kandungan klorofil ditetapkan dengan menggerus daun contoh dalam mortar. Klorofil dipisahkan dari jaringan dengan menuangkan aceton 80% sedikit-sedikit. Suspensi dituang ke dalam labu ukur melalui corong yang dilapisi kertas Whattman-40. Suspensi dipindahkan dalam tabung sentrifuse dan diputar 10 menit dengan kecepatan 14000 rpm. Supernatan dituang ke dalam tabung sentrifuse yang lain dan dicukupkan volumenya hingga 25 ml. larutan dikocok dan dipindahkan ke kuvet. Absorban diukur dengan spectrophotometer pada panjang gelombang 645 dan 663 nm. Sebagai control digunakan aceton 60%. Tahapan analisis dapat dilihat pada Lampiran 5.

Dokumen terkait