• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2007 sampai Juli 2008 di Kebun Percobaan Cikabayan IPB Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jarak pagar IP- 1A dan IP-1M diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Serat Malang yang masing-masing berasal dari Kebun Percobaan Asembagus Situbondo (IP-1A) dan Kebun Percobaan Muktiharjo Pati (IP-1M). Benih IP-1P diperoleh dari Kebun Percobaan Pakuwon Sukabumi. Bahan lainnya adalah pupuk anorganik berupa Urea, SP36, KCl, insektisida, fungisida dan media tanah. Alat yang digunakan adalah ember (20 l), polibag ukuran diameter 40 cm yang didesain sebagai lisimeter sederhana, “Panci tipe A”, termometer, gelas ukur 500 ml dan 1000 ml, meteran, aluminium foil, timbangan analitik kapasitas 1000 g timbangan kapasitas 50 kg, kertas semen, kantong plastik, ember, gembor. Sebagai media tumbuh digunakan tanah Latosol Darmaga (hasil analisis tanah disajikan pada (Tabel Lampiran 1).

Metode Penelitian

Rancangan penelitian disusun dalam percobaan faktorial dua faktor dengan menggunakan rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah 3 genotipe jarak pagar, yaitu Improved Population 1 Asembagus (IP-1A); Improved Population 1 Muktiharjo (IP-1M); dan Improved Population 1 Pakuwon (IP-1P). Faktor kedua adalah frekuensi irigasi, yang terdiri dari 4 taraf penyiraman, yaitu penyiraman 7 hari sekali; 14 hari sekali; 21 hari sekali; dan penyiraman 28 hari sekali. Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 6 tanaman sehingga keseluruhan terdapat 216 tanaman. Sebagian tanaman yang ditanam dalam polibag digunakan sebagai tanaman destruktif untuk pengukuran bobot kering tanaman. Sebagian tanaman dalam wadah ember digunakan untuk pengukuran pertumbuhan sampai hasil.

Model matematika untuk rancangan yang digunakan adalah:

( )

ij ijk j i ijk k Y =µ+ + + + + Keterangan :

Yijk : nilai pengamatan faktor genotipe ke-i faktor frekuensi irigasi ke-j dan ulangan ke-k

P : rata-rata hasil pengamatan untuk setiap hasil percobaan

Qk : pengaruh kelompok ke-k

Ri : pengaruh utama faktor genotipe ke-i

Sj : pengaruh utama faktor frekuensi irigasi ke-j

(RS)ij : pengaruh interaksi faktor genotipe ke-i dan faktor frekuensi irigasi ke-j

Tijk : pengaruh acak

Analisis ragam dilakukan terhadap semua peubah untuk mengetahui apakah ragam disebabkan oleh perlakuan. Jika analisis ragam (uji F) menunjukkan pengaruh perlakuan nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukey untuk membedakan antar genotipe dan frekuensi irigasi. Analisis regresi dilakukan terhadap peubah transpirasi dengan produksi, serta peubah transpirasi dengan rendemen minyak.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan di lapang. Ember (20 l) dan polibag dengan ukuran diameter 40 cm dan tinggi 50 cm, pada bagian dasar dilubangi dengan diameter lubang 2 cm untuk menampung air perkolasi (sebagai lisimeter sederhana). Tiap wadah/pot diisi dengan media campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Volume media setiap pot adalah 6280 cm3. Pada bagian bawah wadah/pot diberi alas bata agar terdapat ruang untuk meletakkan penampung air perkolasi.

Sebelum disemai benih direndam selama 24 jam kemudian diangin- anginkan selama 12 jam. Pesemaian dilakukan secara terpisah untuk masing- masing genotipe. Setelah berkecambah, yang ditandai dengan pecahnya kulit biji, benih baru dipindahkan ke pot lisimeter sesuai perlakuan. Masing-masing pot ditanam satu benih. Awal penanaman semua satuan percobaan diairi sama untuk proses pertumbuhan awal.

Perlakuan frekuensi pemberian air dilakukan pada umur 1 bulan. Pemberian pupuk anorganik N, P dan K yang bersumber dari Urea (90 kg/ha), SP- 36 (70 kg/ha) dan KCl (40 kg/ha) dengan dosis sama untuk semua tanaman percobaan. Pupuk P dan K diberikan bersamaan waktu tanam, sedangkan N diberikan dua tahap yaitu pada umur 4 minggu dan 8 minggu setelah tanam.

Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan memberikan insektisida butiran berbahan aktif carbofuran pada saat tanam dengan dosis 10 g/pot dan insektisida cair berbahan aktif deltametrin 25 g/l. Penyakit dicegah dengan fungisida berbahan aktif mankozeb 80%. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan secara berkala tiap satu minggu atau berdasarkan gejala serangan hama dan penyakit hasil pengamatan.

Pelaksanaan di laboratorium. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah IPB. Pengukuran dan analisis komponen pertumbuhan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dan Laboratorium Ekofisiologi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Cimanggu. Analisis kandungan minyak biji dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pangan PAU IPB.

Pengamatan

Pengamatan berupa peubah pertumbuhan, peubah hasil, peubah komponen evapotranspirasi dan kandungan minyak biji.

Pengamatan terhadap pertumbuhan dilakukan terhadap peubah-peubah : 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan media sampai dengan ujung

pucuk yang diukur tiap 1 bulan sekali selama 6 bulan setelah perlakuan. 2. Jumlah cabang dihitung selama pertumbuhan vegetatif.

3. Luas daun, diukur luas individu daun teratas, tengah dan bawah dengan menggunakan kertas cetakan, kemudian diukur dengan menggunakan alat “Leaf Area Meter”. Hasil pengukuran dibagi 3 untuk mendapatkan luas daun rata-rata untuk masing-masing perlakuan. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali.

4. Indeks luas daun, diukur melalui pendekatan individu tanaman yaitu perbandingan luas daun total per tanaman dengan luas tanah yang ditutupi (Watson (1947) Dalam Sitompul dan Guritno (1995)).

5. Bobot kering akar, batang dan daun; dilakukan dengan metode destruktif. Akar, batang dan daun dipisahkan, masing-masing ditimbang segar dan dioven pada suhu 1050C selama 48 jam. Kemudian sampel ditimbang untuk mendapatkan bobot kering (kg/tanaman). Pengukuran dilakukan dengan interval 2 bulan sejak perlakuan diberikan sampai umur 6 bulan setelah perlakuan.

Pengamatan peubah hasil per tanaman dilakukan minimal 3 tahap pembuahan yang meliputi :

1. Jumlah buah per tanaman, jumlah buah dihitung untuk masing-masing satuan percobaan

2. Hasil biji (g), biji dipisahkan dari cangkang buah, dikeringkan sampai mencapai kadar air 5-7 % kemudian ditimbang untuk mendapatkan hasil biji per pohon.

Beberapa pengukuran terhadap evapotranspirasi melalui beberapa metode : 1. Evapotranspirasi diukur dengan menggunakan Metode Neraca Air.

Evapotranspirasi harian dihitung berdasarkan neraca air sebagai berikut: P + I = ET + Prk + R + UM

Curah hujan (P) diukur dengan penakar hujan tipe observatorium (ombrometer), Irigasi (I) diukur dengan mengukur volume air setiap satuan waktu, Perkolasi (Prk) diukur dengan penakar perkolasi yang diletakkan di bawah lisimeter sederhana. Berhubung jarak pagar ditanam dalam wadah lisimeter dan polibag dengan metode irigasi penyiraman dan dikerudungi plastik maka nilai P dan R adalah nol sehingga neraca air menjadi :

I = ET + Prk + UM

Karena kelembaban tanah diukur sesudah irigasi yaitu tetap sama dengan kapasitas lapangan, maka UM = 0, sehingga:

I = ET + Prk atau

2. Pemisahan transpirasi dengan Metode Rosenthal et al. (1977) dalam Handoko (1995), dengan persamaan :

Tp = av (1-V) Etp... penutupan tajuk < 50 % ...(2a) Tp = (a-V) Etp... penutupan tajuk X50 %...(2b) TV= Tp Yw / {0.3(YFC-YWP)}...Yw < 0.3 (YFC-YWP)...(2c) TV= Tp... YwX0.3 (YFC-YWP)...(2d)

V= e(-0.389 LAI + 0.1483)

Pengaruh adveksi (A) = 0.1 Tp suhu maksimum udara > 330C T = Tp + A………....…YwX0.3 (YFC-YWP)…...………....(3a) dan

T = TV+ A………..……Yw < 0.3 (YFC-YWP)……….…(3b) Keterangan :

Tp : transpirasi potensial

TV : transpirasi pada titik kritis kadar air tanah

Yw : kadar air tanah

YFC : kadar air tanah pada kapasitas lapangan

YWP : kadar air tanah pada titik layu permanen av= (a-0.5)/0.5

a = 1.35 untuk Qn harian 24 jam atau a = 1.2 untuk Qn siang hari.

V : transmisi radiasi surya

LAI : Leaf Area Index (indeks luas daun) T : transpirasi aktual

3. Kelembaban tanah sebelum irigasi dihitung berdasarkan nilai evapotranspirasi, bobot kering tanah setiap polibag dan kelembaban tanah saat kapasitas lapangan yang diukur berdasarkan hasil kalibrasi:

KA kapasitas lapangan = BB – BK ...(4) BK

BK per pot = Bobot basah tanah per pot ...(5) 1 + KA kapasitas lapangan) Keterangan:

KA = Kadar air

BB = Bobot basah contoh tanah saat kapasitas lapangan BK = Bobot kering contoh tanah

4. Evaporasi panci diukur dengan cara :

Ht–Ht-1 ...(6)

Keterangan : Ht = tinggi air pada hari saat pengukuran

Ht-1 = tinggi air pengukuran sebelumnya

Deskripsi panci pengukur evaporasi adalah : diameter mulut panci 60 cm, tinggi panci 30 cm dan tinggi air 25 cm.

Rendemen minyak biji jarak diukur dengan menggunakan metode Soxhlet (Apriyantono et al. 1989). Minyak diekstrak dengan pelarut dietil eter, kemudian diuapkan dan dihitung persentase minyak dengan rumus:

% minyak = Bobot minyak (g) x 100 ...(7) Bobot sampel (g)

Produksi minyak per pohon dihitung berdasarkan hasil biji per pohon dikalikan dikalikan rendemen minyak biji dengan rumus :

Dokumen terkait