Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tumpatan Nibung, Batang Kuis, Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008 sampai dengan Agustus 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit padi sebagai objek yang akan diamati, pupuk (urea, TSP, KCl), pupuk kandang, Insektisida Decis 50 EC untuk mengendalikan hama, Antracol 70 WP, pupuk kandang (kotoran kambing) dan pupuk ABG untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, kayu, handsprayer, papan nama, papan perlakuan, pacak sample, timbangan, timbangan analitik, buku tulis, kalkulator, pena, penggaris, dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dengan dua (2) faktor perlakuan yaitu :
1. Faktor yang diteliti sebagai petak utama (Main Plot) adalah Dosis Penyinaran Sinar Gamma, terdiri dari :
R0= 0 KRad (kontrol) R1= 10 KRad
R2= 20 KRad
2. Faktor yang diteliti sebagai anak petak (sub plot) adalah Varietas Tanaman Padi, terdiri dari :
V1= Ciherang V2= Cibogo V3= Sarinah Kombinasi perlakuan : R0V1 R0V2 R0V3 R1V1 R1V2 R1V3 R2V1 R2V2 R2V3
Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan
Jumlah plot : 27 plot
Panjang plot : 150 cm
Lebar plot : 150 cm
Jarak tanam : 30 x 30 cm
Jarak antar plot : 50 cm Jarak antar blok : 100 cm Jarak antar anak petak utama : 100 cm Jumlah tanaman / plot : 25 tanaman Jumlah sampel/plot : 5 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 675 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 135 tanaman
Model linier yang diasumsikan untuk Rancangan Petak Terpisah (RPT) adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + i + j + ij+ k + ( )jk + ijk i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1,2,3 Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan yang disebutkan main plot ke-j dan sub plot ke-k pada blok ke-i
= Rata-rata i = Efek blok ke-i j = Efek main plot ke-j
ij =Efek error yang disebabkan main plot ke-j pada blok ke-i k = Efek sub plot ke-k
( )jk = Efek interaksi dari main plot ke-j dengan sub plot ke-k
ijk = Efek galat pada blok i yang disebabkan main plot j dan sub plot ke-k
Dari hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan denga uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 % (Bangun, 1991).
Pelaksanaan penelitian Seleksi Benih
Dipilih benih padi yang berkualitas baik untuk kemudian akan diradiasi dengan sinar gamma dengan menggunakan Gamma Cell .
Tahap-tahap Mutasi
Benih padi yang telah dipilih diradiasi dengan menggunakan gamma cell, dimana yang menjadi sumber dalam alat tersebut adalah Cobal 60 (60Co) yang memancarkan sinar gamma. Pada bagian atas gamma cell ada suatu tempat yang mempunyai pintu, dimana benih padi dimasukkan dalam ruangan itu, setelah dimasukkan kedalam ruangan, pintu ditutup. Kemudian dengan mengunakan sakelar yang ada disebelah kanan alat di hidupkan (di on kan). Bagian alat yang ada diatas
alat irradiator (yang berisi bahan untuk diradiasi) akan turun kebawah. Lamanya radiasi tergantung pada besarnya dosis yang digunakan untuk meradiasi (96,56 KRad/jam), makin besar dosis radiasi makin lama alat di on kan. Setelah selesai alat dimatikan (di of kan) dan benih yang diradisi dalam wadah akan naik keatas (Sumber : Mugiono)
Pemilihan Benih
Benih padi yang akan dipilih direndam dengan air yang bertujuan untuk memisahkan benih yang ringan dengan benih yang berat dan untuk memecahkan dormansi biji. Benih yang berat akan tenggelam (berarti baik digunakan), dan benih yang ringan akan terapung. Perendaman bennjih dilakuakn selama 24 jam. Benih yang sudah direndam 24 jam akan membengkak dan bakal lembaganya tumbuh berupa titik putih pada ujungnya.
Persiapan Areal Persemaian
Lahan yang akan dijadikan tempat persemaian diolah terlebih dahulu. Penyemaian Benih
Benih yang sudah direndamselama 24 jam ditanam pada tempat persemaian yang sudah disiapkan. Penyemaian bvenih dilakuakn hingga berumur 10 hari sesuai dengan prosedur penyemaian SRI (bibit yang digunakan adalah yang berumur 10 hari).
Persiapan Areal Pertanaman
Seminggu sebelum pengolahan tanah, dilakukan penggenangan air secukupnya untuk dapat melunakkan tanah sawah. Areal sawah digemburkan dengan cara membajak dan mencangkul selanjutnya digaru untuk mendapatkan permukaan tanah yang baik. Setelah melakukan pengolahan tanah genangan air dikeluarkan
sehingga mendapatkan kondisi tanah dengan kondisi macak-macak dan tidak tergenang air dengan ketinggian air hanya 0 0,5 cm.
Pembuatan Plot Percobaan
Setelah areal dibersihkan dan air dari sawah telah dikeringkan, dibuat blok sebannyak 3 blok, tipa blok dibuat plot percobaan dengan ukuran 150 cm x 150 cm sebanyak 9 plot tiap bloknya. Jarak antar blok dibuat dengan ukuran 100 cm, jarak antar plot dengan ukuran 50 cm, dan jarak antar ulangan dengan ukuran 100 cm. Pembuatan Jarak Tanam
Pembuatan jarak tanam dilakukan dengan menggunakan meteran. Tipa plot digaris dengan membentuk larikan berbentuk tegel dengan 5 baris tanaman pada masing-masing plot percobaan, dan 5 lubang tanam pada setipa baris. Ditancapkan kayu sebagai penanda pada lubang tanam dengan jarak 30 cm x 30 cm.
Penanaman Bibit
Penanaman bibit ke sawah dilakukan dengan cara SRI. Pada saat umur persemaian benih telah mencapai 10 hari. Pencabutan bibit dilakukan dengan hati hati sehingga tidak merusak akar. Bibit yang dicabut dari persemaian langsung ditanam ke lubang tanam dengan jumlah bibit 1 per lubang tanam. Tujuan pemindahan bibit dengan umur yang muda agar bibit akan cepat kembali pulih, akar lebih kuat dan dalam.
Pemeliharaan tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakuakn pada tanaman yang mati atau yang pertumbuhannya normal. Dilakukan paling lama 14 HSPT. Bibit sulaman harus dari varietas yang sama yang merupakan bibit cadangan pada persemaian benih.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput yang dikerjakan bersamaan dengan penggemburan tanah. Penyiangan dilakukan rutin setelah terlihat rumput yang tumbuh, hal ini rutin dilakukan untuk mengurangi perebutan unsur hara antara padi dan gulma. Sebab tanah dengan kondisi macak-macak/tanpa penggenangan memungkinkan pertumbuhan gulma dengan cepat.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pemberian Urea = 30 g/plot, TSP = 20 g/plot dan KCl = 10 g/plot. Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3 4 minggu setelah tanam dan 6 8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali, yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai. Pupuk kandang kambing diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan cara disebarkan. Pupuk organik cair ABG (Amazing Bio-Growth) daun diberikan 2 kali, yaitu pada umur 15 dan 30 HSPT, dengan dosis 2 cc/L. Pupuk ABG untuk bunga dan buah diberikan pada umur 45 dan 65 HSPT, dengan dosis 2 cc/L. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knepsek.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian insektisida Decis 50 EC dengan konsentrasi 1 2 ml/L air secara bijaksana, dilakukan sesuai dengan tingkat musuh alami yang rendah. Penyakit tanaman dikendalikan dengan pemberian fungisida Antracol 70 WP dengan konsentrasi 1 2 gr/L air. Penyemprotan dilakukan sesuai kondisi di lapangan.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat 80 % butir gabah sudah mulai menguning (33 36 hari setelah berbunga), tangkainya sudah merunduk karena sarat dengan butir
gabah bernas, bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah, bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen. Sawah dikeringkan 7 10 hari sebelum panen. Hal ini bertujuan untuk pengisian bulir yang optimal dan benar benar masak penuh.
Pengamatan Parameter Daya Kecambah Benih (%)
Pengamatan daya kecambah benih dilakukan pada saat benih disemai (10 hari). Dihitung berapa persentase benih yang tumbuh untuk mengetahui daya kecambahnya setelah perlakuan radiasi.
Saat Muncul Kecambah (hari)
Pengamatan saat muncul benih dilakukan pada saat benih disemai (10 hari). Dihitung hari keberapa benih mulai muncul pertama sekali.
Tinggi Kecambah (cm)
Pengamatan tinggi kecambah dilakukan pada saat benih disemai (10 hari). Dihitung dihari ke-10 (sebelum pindah tanam dilapangan).
Panjang Akar Kecambah (cm)
Pengamatan panjang akar kecambah dilakukan pada saat benih disemai (10 hari). Dihitung dengan mencabut kecambah dari media persemaian dan diukur dari pangakal batang bawah hingga ujung akar.
Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai tanaman berumur 20, 40, 60 HSPT. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang (permukaan tanah) hingga ujung daun tertinggi setelah diluruskan.
Jumlah Anakan (Anakan)
Jumlah anakan dihitung dengan menghitung seluruh jumlah batang per tanaman kemudian dikurangi satu batang. Pengukuran dilakukan pada umur 20, 40, 60 HSPT.
Jumlah Anakan Maksimum (Anakan)
Jumlah anakan maksimum dihitung dengan menghitung seluruh jumlah batang per tanaman kemudian dikurangi satu batang. Pengukuran dilakukan pada umur 60 HSPT (umur maksimum pertumbuhan anakan).
Jumlah Anakan Produktif (Anakan)
Jumlah anakan produktif dihitung dengan menghitung jumlah batang yang produktif (dengan bulir gabah berisi, tidak hampa). Pengamatan dilakukan pada saat panen.
Jumlah Malai per Tanaman (Tangkai)
Jumlah malai per tanaman dihitung pada saat tanaman mengeluarkan malai secara keseluruhan pada anakan, penghitungan dilakukan pada saat malai keluar penuh pada umur 9 MSPT.
Panjang Malai per Tanaman (cm)
Panjang malai diukur saat malai telah keluar penuh pada umur 9 MSPT dengan menggunakan penggaris setelah malai diluruskan dari mulai pangkal malai hingga ujung malai. Diukur panjang malai yang terdapat pada satu tanaman kemudian dirata-ratakan.
Jumlah gabah berisi per malai dihitung dari seluruh malai yang ada dan pada saat bulir padi telah mengalami pemasakan yang sempurna pada waktu
pemanenan dari masing- masing sample. Jumlah Gabah Hampa per Malai (Butir)
Jumlah gabah hampa per malai dihitung dari seluruh malai yang tidak berisi pada waktu pemanenan dari masing masing sampel.
Persentase Gabah Hampa per Malai (%)
Dihitung persentase gabah hampa per malai dengan rumus :
% Gabah hampa per malai = Jumlah gabah hampa per malai X 100 % Jumlah gabah total per malai
Bobot 1000 Butir Gabah per Plot (g)
Ditimbang bobot 1000 butir gabah setelah pemanenan yang diambil dari keseluruhan tanaman pada tiap plot percobaan.
Produksi per Tanaman Sampel (g)
Produksi tanaman dihitung dengan menimbang keseluruhan dari hasil gabah berisi setelah pemanenan pada masing masing tanaman sampel.
Produksi Tanaman per Hektar (ton)
Produksi per hektar dilakukan dengan menghitung produksi per plot, lalu dikalkulasikan dengan ukuran hektar. Dimana penghitungan produksi per plot dilakukan dengan menimbang keseluruhan hasil gabah berisi setelah pemanenan pada masing-masing plot, lalu dikalkulasikan ke produksi per hektar dengan rumus :
Produksi tan. per plot
Produksi per hektar (Ha) = X Luas lahan dalam hektar Luas plot (2,25 m2) (10.000 m2)