• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2013.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Bahan yang digunakan yaitu kelinci Rex jantan lepas sapih sebanyak 21 ekor dengan bobot badan awal 732±66,74 gram. Bahan pakan yang terdiri dari kulit pisang, konsentrat terdiri dari tepung ikan, bungkil kedelai, dedak padi, molases, mineral mix, bungkil kelapa, tepung ikan dan garam. Bahan pakan dan konsentrat diolah menjadi pakan bentuk pelet. Rodalon sebagai desinfektan dan air minum yang diberikan secara ad libitum serta obat–obatan seperti obat cacing (kalbazen) dan anti bloat untuk obat gembung.

Alat

Alat yang digunakan yaitu kandang individu ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 21 petak. Pencetak pelet, timbangan bobot badan (Santer) dengan kapasitas 15 kg dengan kepekaan 1 gr, tempat pakan pada tiap kandang masing-masing sebanyak 21 unit, mesin grinder untuk membuat tepung, lampu 32 watt sebagai penerangan kandang, thermometer untuk mengetahui suhu kandang, sapu lidi, kuas, sapu kecil sebagai alat pembersih kandang, terpal plastik sebagai

alas untuk menyusun pelet, kardus sebagai tempat penyimpanan bahan untuk pelet.

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara experimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan tersebut sebagai berikut:

P0 : Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45 % P1 : Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 15 % P2 : Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 30 % P3 : Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 45 %

P4 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15 % P5 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30 % P6 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45 %

Menurut Hanafiah (2003) model linear untuk rancangan acak lengkap adalah :

Yij = µ + αi + ij

Dimana: Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = 1, 2, 3,.., 7 (perlakuan) j = 1, 2, 3 (ulangan)

µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i

Pakan yang digunakan merupakan campuran dari tepung kulit pisang fermentasi dengan konsentrat berupa dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, mineral, garam dan molases yang diproses dengan cara peleting sehingga menghasilkan pakan pelet.

Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian dari setiap perlakuan dianalisis dengan perbandingan linier ortogonal kontras sehingga diperoleh informasi perlakuan yang terbaik. Dari 7 perlakuan dapat disusun 6 pembanding linier ortogonal kontras sebagai berikut.

Perlakuan Keterangan P0 vs P1P2P3 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45%

dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL

P0 vs P4P5P6 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45% dibandingkan dengan kulit pisang raja fermentasi Trichiderma harzianum

P1P2P3 vs P4P5P6 Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum

P1 vs P2P3 Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 15%

dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 30% dan 45%

P0 vs P3P6 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45%

dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 45% dan Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45%

P4 vs P5P6 Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15% dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30% dan 45%

Pembanding linier ortogonal kontras menggunakan persyaratan sebagai berikut:

1. Jumlah koefisien pembanding sama dengan nol (∑ki = 0)

2. Jumlah perkalian koefisien dua pembanding sama dengan nol (∑ki ki = 0) 3. Jumlah kuadrat = ²

∑ ²

Qi = Jumlah perkalian koefisien pembanding dengan total tiap perlakuan R = Ulangan

∑ki = Kuadrat koefisien pembanding (Sastropsupadi, 1999). Sidik ragam SK Db JK KT Fhit F 5% F 1% Perlakuan t-1 JKperl JKP/db KTP/KTG P0 vs P1P2 P3 1 JK1 JK1 JK1/G P0 vs P4 P5P6 1 JK2 JK2 JK2/G P123vs P4P5P6 1 JK3 JK3 JK3/G P1 vs P2P3 1 JK4 JK4 JK4/G P0 vs P3P6 1 JK5 JK5 JK5/G P4 vs P5P6 1 JK6 JK6 JK6/G Galat Rt-1 JKG T-P/rt-t - Total Rt-1 JKT - - Kaidah Keputusan

─ Bila F hit < F 0,05 : perlakuan tidak berbeda nyata (terimaH0/tolak H1). ─ Bila F hit ≥ F 0.05 : Perlakuan berbeda nyata (tolak H0/terima H1). ─ Bila F hit ≥ F 0,01 : perbedaan berbeda sangat nyata (tolak H0/terima H.

Parameter Yang Diamati

Bobot potong yang diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan, bobot karkas bobot yang diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah, ekor dan kulit dan persentase karkas yaitu bobot karkas dibandingkan dengan bobot potong dikali 100 %.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 21 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk dalam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon.

Pemilihan Ternak

Penyeleksian ternak kelinci yang akan digunakan sebagai objek penelitian melalui beberapa syarat sebagai berikut: ternak kelinci dalam keadaan sehat, lincah, tidak cacat dilihat dari bentuk kaki yang lurus dan lincah, ekor melengkung keatas lurus merapat ke bagian luar mengikuti tulang punggung, telingga lurus ke atas, mata jernih dan bulu mengkilat. Sebelum kelinci dimasukkan kedalam kandang, dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random (pengacakan) yang bertujuan untuk memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci dimasukkan kedalam kandang sebanyak 1 ekor per unit penelitian.

Pengolahan Tepung Kulit Pisang Raja Fermentasi dengan mikroorganisme lokal (MOL) dan Trichoderma harzianum.

Pengolahan kulit pisang hingga menjadi tepung kulit pisang fermentasi, diawali dengan pemotongan kulit pisang 0,5-1 cm kemudian kulit pisang difermentasi selama 6 -7 hari. Kemudian kulit pisang yang sudah difermentasi di oven selama 8 jam dengan suhu 600C hingga renyah untuk digiling.

Penyusunan Pakan Dalam Bentuk Pelet

Badan penyusunan konsentrat yang digunakan terdiri atas tepung kulit pisang fermentasi, tepung ikan, bungkil kelapa, BIS, garam, mineral, dedak padi dan molases. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formulasi pelet yang teleh sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran konsentrat dilakukan satu kali dalam tiga minggu.

Pemberian Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan adalah pakan komplit berbentuk pelet sesuai dengan perlakuan P0 : Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45 %, P1 : Ransum kulit pisang raja fermentasi mikroorganisme lokal 15 %, P2 : Ransum kulit pisang raja fermentasi mikroorganisme lokal 30 %, P3 : Ransum kulit pisang raja fermentasi mikroorganisme lokal 45 %, P4 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15 % P5 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30 %, P6 : Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45 %.

Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari keesokan harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk mengetahui konsumsi ternak

tersebut. Sebelum masuk perlakuan diberikan waktu untuk beradaptasi selama 14 hari sedikit demi sedikit. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum, air diganti setiap harinya dan tempat minum dicuci bersih.

Pemberian Obat-obatan

Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu kelinci diberikan obat cacing seperti wormmectin dan scabies dengan dosis 0,02 ml/kg bobot kelinci, pemberianya dengan cara menyuntikkan di bagian subkuntan, vitamin B-complex sebagai vitamin dosis 0,25 ml/kg bobot kelinci, disuntikkan secara intramuskuler di bagian paha kelinci dan anti bloat untuk obat mencret dan kembung dengan dosis 1 sendok teh untuk 1-3 ekor, pemberiannya melalui mulut.

Pengumpulan Data

‐ Bobot potong diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan

‐ Bobot karkas adalah bobot yang diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah, ekor dan kulit

‐ Persentase bobot karkas diperoleh dengan cara membagikan bobot karkas dengan bobot potong dikali 100 % .

Dokumen terkait