• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Udara Gg. Rukun (Peternakan Kelinci Rukun Farm) Berastagi selama 10 minggu di mulai dari tanggal 14 September sampai 23 November 2013.

Bahan dan Alat Bahan

Kelinci Rex jantan lepas sapih sebanyak 20 ekor dengan bobot awal rata-rata 708,25 g + 22,08 g, pellet perlakuan terdiri atas daging buah kakao

(Theobrama cacao L.) fermentasi, tepung jagung, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak, ultra mineral, minyak nabati, molases, air minum, daun wortel, obat-obatan dan vitamin seperti wormectin, B-complex, antibloat, rodalon sebagai desinfektan kandang.

Alat

Kandang individu sebanyak 20 petak, timbangan kapasitas 10 kg dengan kepekaan 0,1 g, tempat pakan dan tempat minum pada tiap kandang dengan total sebanyak 20 unit, mesin giling untuk membuat tepung, mesin pencetak pellet, termometer untuk mengetahui suhu kandang, sapu lidi sebagai alat pembersih kandang, terpal sebagai penutup kandang dari angin malam, kardus sebagai tempat penyimpanan pellet.

Metode Penelitian Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan.

Adapun perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut:

P0 : Pellet (20% dedak padi + 80% bahan penyusun pellet)

P1 : Pellet (15% dedak padi + daging buah kakao fermentasi 5% + 80%

bahan penyusun pellet)

P2 : Pellet (10% dedak padi + dagung buah kakao fermentasi 10% + 80%

bahan penyusun pellet)

P3 : Pellet (5% dedak padi + daging buah kakao fermentasi 15% + 80%

bahan penyusun pellet)

P4 : Pellet (20% daging buah kakao fermentasi + 80% bahan penyusun pellet)

Sedangkan jumlah ulangan diperoleh dengan menggunakan rumus seperti berikut: t (n – 1) > 15

5 (n – 1) > 15 5n > 20

n > 4

n = 4

Kombinasi unit perlakuan dalam kelompok sebagai berikut:

P2U1 P1U4 P4U3 P0U2

P4U3 P3U1 P0U4 P1U2

P3U2 P2U4 P1U3 P4U4

P0U4 P4U3 P2U2 P3U1

P1U4 P0U2 P3U1 P2U3

Yij = µ + σi + εij Dimana :

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke j i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan)

j = 1, 2, 3, 4 (ulangan) µ = nilai tengah umum σi = pengaruh perlakuan ke-i

εij = efek galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j Tabulasi Data Untuk Setiap Parameter

Perlakuan Ulangan Total Perlakuan

(Yi. ) 1 2 3 4

P0 Y01 Y02 Y03 Y04 ∑Y01+..+Y04

P1 Y11 Y12 Y13 Y14 ∑Y11+..+Y14

P2 Y21 Y22 Y23 Y24 ∑Y21+..+Y24

P3 Y31 Y32 Y33 Y34 ∑Y31+..+Y34

P4 Y41 Y42 Y43 Y44 ∑Y41+..+Y44

Total ∑Y01+..+Y41 ∑Y02+..+Y42 ∑Y03+..+Y43 ∑Y04+..+Y44 ∑Y01+..+Y44 Rataan Y01+..+Y41 5 ∑Y02+..+Y42 5 ∑Y03+..+Y43 5 ∑Y04+..+Y44 5 ∑Y01+..+Y44 20 Keterangan :

Y01+Y02+....+Y44 : Nilai hasil pengukuran dari perlakuan ke- dan ulangan ke- Yi. : Jumlah perlakuan ke i intuk semua ulangan

Y.. : Jumlah semua perlakuan dan semua ulangan

Analisis Variansi

Setelah semua perhitungan jumlah kuadrat dilakukan kemudian dimasukkan hasilnya ke tabel analisis variansi.

Sumber variasi Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F Hitung F Tabel 0,05 0,01 Perlakuan JKP t-1 KTP KTP/ KTG Galat JKG t(r-1) KTG Total JKT tr-1

Parameter Yang Diamati

a. Bobot Potong dan Persentase Bobot Potong

Bobot potong diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan selama 7 jam. Untuk persentase bobot potong diperoleh dengan cara bobot potong dibagi penimbangan bobot akhir kelinci dikali 100%.

b. Bobot Karkas

Bobot karkas diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah ekor dan kulit yang dihitung dalam gram.

c. Persentase Bobot Karkas

Persentase bobot karkas diperoleh dengan cara membagikan bobot karkas dengan bobot potong dikali 100%.

Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang individu berukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 20 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk dalam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon.

2. Pemilihan Ternak

Penyeleksian ternak kelinci yang akan digunakan sebagai objek penelitian melalui beberapa syarat sebagai berikut adalah ternak kelinci dalam keadaan sehat, lincah, tidak cacat dilihat dari bentuk kaki yang lurus dan lincah, ekor

melengkung keatas lurus merapat ke bagian luar mengikuti tulang punggung, telingga lurus ke atas dan telinga tidak terasa dingin, mata jernih dan bulu mengkilat. Sebelum kelinci dimasukkan kedalam kandang, dilakukan penimbangan (setelah pemuasaan selama 4-6 jam) untuk mengetahui bobot badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random (pengacakan) yang bertujuan untuk memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci dimasukkan kedalam sebanyak 1 ekor per unit penelitian.

3. Pembuatan Inokulen Cair

Pembuatan inokulan cair menggunakan beberapa bahan antara lain air sumur, air tebu, ragi tape, ragi tempe, dan yakult. Skema pembuatan inokulen cair dapat dilihat pada Lampiran 1.

4. Pengolahan Daging Buah Kakao Fermentasi Dengan Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp

Pengolahan daging buah kakao dimulai dari pengambilan buah kakao, pengupasan, pengambilan daging buah kakao, pengerendaman menggunakan tawas selama 30 menit, pencucian, perebusan dan penjemuran hingga kering lalu penggilingan hingga menjadi tepung daging buah kakao dan proses terakhir difermentasi selama 7 hari. Skema pengolahan daging buah kakao fermentasi (Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp) dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

5. Penyusunan Pakan Dalam Bentuk Pellet

Bahan penyusun pellet yang digunakan terdiri atas daging buah kakao (Theobrama cacao L.) fermentasi, tepung jagung, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak, ultra mineral, minyak nabati dan molases. Bahan yang

digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formulasi pellet yang telah sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran konsentrat dilakukan satu kali dalam dua minggu dan pencampuran dilakukan dengan pengayakan. Pembuatan pellet dapat dilihat pada Lampiran 4.

6. Pemeliharaan Kelinci

Sebelum kelinci diberi perlakuan, dilakukan penimbangan bobot badan awal kelinci kemudian penimbangan kelinci dilakukan seminggu sekali. Pakan yang diberi terbagi 2 macam yaitu pellet dan daun wortel, pellet diberikan pukul 08.00 WIB dan daun wortel diberikan pada pukul 17.00 WIB, sementara penggantian air minum dilakukan pada pagi hari. Obat-obatan dan vitamin diberikan sesuai dengan kebutuhan kelinci seperti Wormectin untuk obat cacing dan mencret dengan dosis 1 cc untuk 8 ekor kelinci, pemberiannya dengan cara menyuntikkan di bagian subkutan, B-complex sebagai vitamin dengan dosis 0,25 cc untuk anak kelinci, disuntikkan secara intramuskuler di bagian paha kelinci dan anti bloat untuk obat mencret dan kembung dengan dosis 1 sendok teh untuk 1 – 3 ekor, pemberiannya melalui mulut. Kandang, tempat pakan dan minum dibersihkan setiap hari pada pagi hari.

7. Pengumpulan Data

a. Bobot potong adalah bobot kelinci yang diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan selama 10 jam sebelum disembelih. Sedangkan persentase bobot potong adalah perbandingan bobot potong dengan penimbangan bobot akhir kelinci dikali 100%.

b. Bobot karkas adalah bobot yang diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah ekor dan kulit yang dihitung dalam gram.

c. Persentase karkas adalah perbandingan bobot karkas dengan bobot potong dikali 100%.

Dokumen terkait