• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A. Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan November 2013 sampai bulan Januari 2014. Bahan dan Alat Penelitiaan

Bahan

Day old chick (DOC) yang digunakan sebagai objek penelitian sebanyak 120 ekor

strain Cobb – LH 500. Bahan penyusun ransum terdiri atas tepung jagung, dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung limbah udang dengan pengolahan filtrat air abu sekam, tepung limbah udang dengan fermentasi EM-4, tepung limbah udang dengan fermentasi

Trichoderma viridae, minyak nabati, dan top mix. Air minum untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh diberikan secara ad libitum. Air gula untuk mengurangi stress dari kelelahan transportasi. Rodalon sebagai desinfektan kandang dan peralatan baik tempat pakan maupun tempat minum. Vaksin ND 5 Ma Clone®, IBD® dan ND Lasota® untuk memberikan

kekebalan tubuh broiler. Formalin 40% untuk fumigasi kandang. Vitamin seperti vitachick® sebagai suplemen tambahan.

Alat

Alat yang digunakan adalah kandang baterai berukuran 100cm x 100cm x 50cm, jumlah kandang sebanyak 24 unit dan tiap unit di isi 5 ekor DOC, peralatan kandang terdiri dari 24 unit tempat minum dan 24 unit tempat pakan, timbangan salter dengan kapasitas 5kg dengan kesetaraan 1g untuk menimbang pertambahan bobot badan ayam, alat penerangan dan pemanas berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 24 buah, Thermometer, alat pembersih kandang, pisau, plastik, ember, alat tulis, buku data dan kalkulator. Terpal dengan ukuran 3 x 6 sebanyak 4 buah sebagai penutup dinding ruangan.

Metode Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 8 perlakuan dan 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan pada penelitian yaitu :

P0a = Pakan komersil Charoen pokphand

P0b = Ransum formulasi dengan tepung ikan 10% dan tanpa TLU P1 = Ransum formulasi dengan tepung ikan 5% dan TLU FAAS 5%

P2 = Ransum formulasi dengan tepung ikan 5% dan TLU fermentasi EM-4 5%

P3 = Ransum formulasi dengan tepung ikan 5% dan TLU fermentasi kapang Trichoderma viridae 5%

P4 = Ransum formulasi dengan 10% TLU FAAS

P5 = Ransum formulasi dengan 10% TLU fermentasi EM-4

Model matematik percobaan yang digunakan adalah :

Yij = µ + σi + ij Dimana :

i = 1,2,3,.... i = perlakuan j = 1,2,3, j = ulangan

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan k-i, ulangan ke-j µ = nilai tengah umum

σi = pengaruh perlakuan ke-i

€ij = efek j galat pada perlakuan k-i, ulangan ke-j Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian dari setiap perlakuan dianalisis dengan perbandingan linier ortogonal kontras sehingga diperoleh informasi perlakuan yang terbaik. Dari 8 perlakuan dapat disusun 7 pembandingan linier ortogonal kontras sebagai berikut.

Perlakuan Keterangan

P0a vs P0bP1P2P3P4P5P6 Ransum komersil dibandingkan dengan ransum buatan sendiri.

P0b vs P1P2P3P4P5P6 Ransum dengan 10% tepung ikan dibandingkan dengan tepung limbah udang pengolahan filtrat air abu sekam, fermentasi EM-4, kapang Trichoderma viridae 5% dan tepung limbah udang pengolahan filtrat air abu sekam, fermentasi EM-4 dan kapang Trichoderma viridae 10 % P1P2P3 vs P4P5P6 Ransum dengan tepung limbah udang pengolahan filtrat air

abu sekam, fermentasi EM-4, kapang Trichoderma viridae

5% dibandingan dengan tepung limbah udang pengolahan filtrat air abu sekam, fermentasi EM-4 dan kapang

Trichoderma viridae 10 %

P1 vs P2P3 Ransum dengan tepung limbah udang pengolahan filtrat air abu sekam 5% dibandingan dengan tepung limbah udang fermentasi EM-4, kapang Trichoderma viridae 5%

P2 vs P3 Ransum dengan tepung limbah udang fermentasi EM-4 5% dibandingkan dengan tepung limbah udang fermentasi kapang Trichoderma viridae 5%.

P4 vs P5P6 Ransum dengan tepung limbah udang pengolahan filtrat air abu sekam 10% dibandingan dengan tepung limbah udang fermentasi EM-4, kapang Trichoderma viridae 10%

P5 vs P6 Ransum dengan tepung limbah udang fermentasi EM-4 10% dibandingkan dengan tepung limbah udang fermentasi kapang Trichoderma viridae 10%.

Pembanding linier ortogonal kontras menggunakan persyaratan sebagai berikut : 1. Jumlah koefisien pembanding sama dengan nol (∑ki=0)

2. Jumlah perkalian koefisien dua pembanding sama dengan nol (∑ki ki=0) 3. Jumlah kuadrat = Qi²

r x ∑k²

Qi = Jumlah perkalian koefisien pembanding dengan total tiap perlakuan R = Ulangan

∑ki = Kuadran koefisien pembanding Sidik Ragam

SK Db JK KT Fhit F 5% F1% Perlakuan t-1 JKperl JKper/db KTperl/KTG

P0a vs P0bP1P2P3P4P5P6 1 JK1 JK1 JK1/KTG P0b vs P1P2P3P4P5P6 1 JK2 JK2 JK2/KTG P1P2P3 vs P4P5P6 1 JK3 JK3 JK3/KTG P1 vs P2P3 1 JK4 JK4 JK4/KTG P2 vs P3 1 JK5 JK5 JK5/KTG P4 vs P5P6 1 JK6 JK6 JK6/KTG P5 vs P6 1 JK7 JK7 JK7/KTG Galat Rt-t JKG KTG - Kaidah Keputusan

- Bila F hit < F 0,05 : perlakuan tidak berbeda nyata (terima H0/tolak H1) - Bila F hit ≥ F 0,05 : perlakuan berbeda nyata (tolak H0/terima H1)

- Bila F hit ≥ F 0,01 : perlakuan berbeda sangat nyata (tolak H0/terima H1). Parameter Penelitian

Konsumsi Ransum (g)

Konsumsi ransum dihitung berdasarkan selisih antara jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah ransum yang sisa.

Konsumsi ransum = Ransum yang diberikan – Ransum sisa Pertambahan Bobot Badan (g)

Pertambahan bobot badan yang diperoleh dengan menghitung selisih bobot badan akhir dengan selisih bobot badan awal. Penimbangan dilakukan setiap seminggu sekali.

Pertambahan bobot badan = Bobot Badan Akhir – Bobot Badan Awal Konversi Ransum (FCR)

Konversi ransum merupakan ratio antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan.

FCR = banyaknya ransum yang dihabiskan

berat badan yang di dapat/dicapai Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang dipersiapkan selama 2 minggu sebelum Day old chick di kandangkan, dimana seluruh instalasi penerangan/pemanas telah dipasang. Sebelumnya kandang didesinfektan dengan rodalon. Kandang difumigasi dengan formalin dan biocid yang

dibiarkan selama 1 minggu dan seluruh ruangan ditutupi dengan terpal untuk memastikan gas dari formalin dan KMNO4 sepenuhnya berada di dalam ruangan yang bertujuan untuk

membasmi jamur dan bakteri yag masih menempel di kandang. Seminggu setelah fumigasi, tempat ransum dan tempat minum yang telah di cuci dengan rodalon ditempatkan pada masing-masing plot kandang serta dialasi koran dan atal sebagai litter. Kemudian satu hari sebelum Day old chick tiba/dikandangkan, alat penerangan sudah dihidupkan

untukmenstabilkan suhu di dalam ruangan/kandang sesuai dengan suhu Day old chick. 2. RandomDay Old Chick

Ditempatkan ke masing-masing unit kandang sebanyak 5 ekor per unit kandang. Dilakukan penimbangan bobot badan awal. Kemudian anak ayam umur satu hari

dihomogenkan bobot badannya dengan menggunakan rumus ẍ ± 2 sd untuk ditempatkan ke masing-masing unit kandang sebanyak 5 ekor per unit kandang.

3. Penyusunan Ransum

Bahan penyusun ransum yang digunakan terdiri dari tepung jagung, dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan , tepung limbah udang dengan pengolahan filtrat air abu sekam, tepung limbah udang dengan fermentasi EM-4, tepung limbah udang dengan fermentasi

Trichoderma viridae, minyak nabati, kapur dan top mix. Bahan penyusun ransum yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai komposisi susunan ransum yang telah ditentukan dalam formulasi tiap perlakuan. Metode yang digunakan dalam mencampur ransum adalah secara manual dan ransum disusun dua kali seminggu untuk mencegah terjadinya ketengikan pada ransum.

4. Pemeliharaan Broiler

1. Sesaat Day old chick dikandangkan, langsung diberi air gula dan pada pemberian air minum selanjutnya diberikan air minum yang ditambahkan dengan vitachick® atau sejenisnya.

2. Pemanas atau induk buatan sebagai penghangat Day old chick dihidupkn 24 jam penuh sampai Day old chick berumur 1 minggu dan setelah Day old chick

berumur 2 minggu pemanas dihidupkan hanya pada malam hari saja tergantung kondisi cuaca.

3. Pemberian ransum pertama kali sesuai dengan perlakuan yang diberikan dan setelah 48 jam semua ayam diberikan ransum secara ad bilitum. Untuk pemberian air minum dilakukan secara ad bilitum yakni pada pagi hari dan sore hari. Dimana tempat minum dicuci terlebih dahulu sebelum diberikan pada broiler.

4. Pemberian vaksin pertama kali pada umur 4 hari, yakni dengan vaksin ND Ma Clone® melalui tetes mata. Pada umur 14 hari, vaksin yang digunakan adalah vaksin IBD® melalui air minum dan pada umur 18 hari vaksin yang digunakan adalah ND Lasota® juga melalui air minum. Program vaksin ini tidak baku, tergantung situasi di tempat penelitian.

5. Obat-obatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ayam. Obat yang seperti Doxyfet®, Therapy® dan Vitabro® diberikan setelah terlihat adanya tanda-tanda penyakit pada ayam tersebut.

6. Sisa feses atau kotoran ayam dibersihkan setiap 3 hari sekali disertai dengan penyemprotan rodalon disekitar alas kandang untuk menghindari hinggapan lalat yang membawa bibit penyakit.

5. Pengambilan Data

Dilakukan pencatatan data setiap harinya untuk konsumsi ransum dan pengambilan data untuk pertambahan bobot badan dilakukan setiap minggu.

Dokumen terkait