• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Maret 2009.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah planlet botolan anggrek

Dendrobium sp hasil persilangan antara D. Milroy x D. Jacquelyn thomas, media arang sekam, serbuk sabut kelapa (cocopeat), fungisida Dithane M-45, pupuk Bayfolan, pupuk Seprint dan bahan-bahan yang mendukung lainnya.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aqua cup, handsprayer, autoklaf, timbangan analitik, pisau, kertas label, kertas millimeter, sungkup, pinset, Chlorophyll Meter, termometer dan alat-alat yang mendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu :

Faktor I : Media Tumbuh Aklimatisasi (M), yaitu : M1 : arang sekam

M3 : arang sekam + cocopeat 1 : 1 Faktor II : Jenis Pupuk Daun (P), yaitu :

P0 : Tanpa Pupuk P1 : Pupuk Bayfolan P2 : Pupuk Seprint

Sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan, yaitu : M1P0 M2P0 M3P0

M1P1 M2P1 M3P1 M1P2 M2P2 M3P2 Jumlah Perlakuan : 9

Jumlah Ulangan : 3

Jumlah Planlet Tiap Plot : 4 Jumlah Sampel Tiap Plot : 2 Jumlah Sampel Seluruhnya : 54

Jumlah Plot : 27

Jumlah Seluruh Planlet : 108

Adapun model linier yang digunakan untuk RAL Faktorial adalah sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk i=1,2,3 j=1,2,3 k=1,2,3

dimana :

Yijk = Hasil Pengamatan dari faktor media tumbuh aklimatisasi ke-i dan faktor pupuk daun ke-j dan pengaruh ulangan ke-k.

µ = Nilai tengah

αi = Pengaruh media tumbuh aklimatisasi ke-i

βj = Pengaruh pemberian pupuk daun ke-j

(αβ)ij = Pengaruh kombinasi perlakuan media tumbuh aklimatisasi ke-i dan pemberian pupuk daun ke-j

εijk = Efek dari faktor media tumbuh aklimatisasi ke-i dan pemberian pupuk

daun ke-j dan pengaruh ulangan ke-k.

Bila perlakuan berpengaruh nyata pada Analisis Sidik Ragam terhadap

parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan BNJ pada taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1993).

16  

PELAKSANAAN PENELITIAN

Sterilisasi Media Tumbuh

Media tumbuh aklimatisasi yang digunakan adalah arang sekam yang sudah siap digunakan, cocopeat yang merupakan serbuk sabut kelapa yang telah diuraikan, arang sekam dan cocopeat yang semuanya telah digabungkan menjadi rata dengan perbandingan 1 :1.

Masing-masing media tersebut dibungkus rapi dengan plastik lalu disterilkan di dalam autoklaf pada tekanan 15 psi dengan suhu 1210 C selama 60 menit.

Tahap selanjutnya adalah masing-masing media tersebut dimasukkan ke dalam ⅔ bagian aqua cup sebagai tempat media tumbuhnya.

Sterilisasi Planlet

Planlet yang digunakan berasal dari bibit botolan hasil kultur jaringan. Setelah dikeluarkan dari botol, planlet dicuci dengan aquades steril dengan maksud menghilangkan agar-agar dari bekas media in vitro karena agar-agar yang masih menempel dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang merugikan anggrek.

Setelah disterilkan, planlet direndam di dalam larutan fungisida Dithane M-45 sebanyak 2 cc/L air selama 5 menit. Selanjutnya planlet diletakkan di atas kertas koran dan dikering anginkan agar bebas dari air.

Penanaman Planlet

Tahap ini merupkan tahap pemidahan planlet dari lingkungan in vitro ke lingkungan aklimatisasi dengan aqua cup sesuai perlakuan masing-masing.

Penanaman dapat dilakukan dengan melubangi media tumbuh dengan sekup kecil ataupun jari tangan, kemudian planlet dimasukkan ke dalam lubang tersebut hingga leher batang dan akhirnya lubang ditutup kembali.

Penyungkupan Planlet

Setelah planlet ditanam, planlet disungkup untuk menjaga kelembabannya. Sungkup yang digunakan adalah plastik transparan. Setiap dua hari sekali sungkup dibuka selama 20 menit untuk membiasakan planlet beradaptasi dengan kondisi autrotop.

Penyungkupan planlet dilakukan selama 5 minggu. Setelah 5 minggu berikutnya sungkup tersebut dapat dibuka.

Pemeliharaan Planlet

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer setiap pagi atau sore hari. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menjaga kelembaban dari planlet. Penyiraman juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan.

18  

Aplikasi Pupuk Daun

Pemupukan diaplikasikan pada minggu ke-5 yang menggunakan pupuk daun Bayfolan dan Seprint 0,5 cc/L air. Penyemprotan dilakukan dengan handsprayer agar diperoleh semprotan yang merata.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan Decis dan Dithane M-45 yang dilakukan apabila ada planlet yang terserang hama dan penyakit.

Parameter

Persentase Hidup (%)

Persentase hidup diamati setiap saat dengan menghitung jumlah planlet yang hidup.

Persentase hidup dapat dihitung dengan rumus :

Persentase hidup = Jumlah planlet yang hidup per plot x 100 % Jumlah planlet per plot

Pertambahan Tinggi Planlet (mm)

Pertambahan tinggi planlet diukur dengan menggunakan kertas millimeter yang dilakukan pada akhir penelitian dengan menghitung selisih dari tinggi awal.

Pertambahan Diameter Batang (mm)

Pertambahan diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong yang diukur pada bagian terlebar dari batang planlet. Pertambahan diameter

19  

batang dihitung dengan menghitung selisih dari diameter batang akhir dengan diameter awal.

Pertambahan Jumlah Daun (helai)

Pertambahan jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna, dihitung dengan menghitung selisih jumlah daun akhir dengan jumlah daun awal.

Pertambahan Bobot Total (gram)

Pertambahan bobot total ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik diakhir penelitian. Bobot total dihitung dari selisih bobot akhir dan bobot awal.

Minggu Bertunas (MST)

Minggu bertunas dilakukan dengan mengamati tunas yang muncul setiap minggu.

Jumlah Tunas (buah)

Jumlah tunas dihitung pada akhir penelitian yang dilakukan dengan menghitung jumlah tunas yang keluar dari planlet.

Bobot Akar (gram)

Bobot akar ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Akar yang ditimbang merupakan akar yang dipotong mulai pangkal batang.

20  

Volume Akar (ml)

Volume akar diambil dengan cara memotong akar yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan pada gelas ukur yang telah berisi air. Volume akar diukur berdasarkan pertambahan volume air.

Jumlah Klorofil Daun (butir)

Jumlah klorofil daun diamati dengan menggunakan alat Chlorophyll Meter. Daun yang akan diamati klorofilnya diambil pada bagian ujung, tengah dan pangkal daun kemudian diambil rata-ratanya.

21  

Dokumen terkait