• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penduduk Pasar 1 Tanjung Sari, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian adalah benih kakao lindak (Theobroma cacao L.) dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, pupuk NPK dan pupuk hayati Biokom sebagai objek perlakuan, polybag ukuran 25 x 30 cm sebagai tempat media tanam, tanah sub soil ultisol dan pupuk kandang sapi sebagai media tanam, bambu sebagai tiang naungan, rumbia sebagai atap naungan, label sebagai penanda tiap perlakuan dan pacak sampel sebagai penanda tiap sampel.

Alat yang digunakan pada penelitian adalah timbangan untuk menimbang pupuk, pacak bambu untuk membuat plot, alat tulis dan kertas untuk mencatat data, gembor untuk menyiram, handsprayer untuk memupuk, cangkul untuk mengolah lahan, beko untuk mengangkut tanah dan pasir saat pengecambahan. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Perlakuan pemberian pupuk NPK dengan 4 taraf, yaitu: P0 = Tanpa Pupuk

P1 = 7,5 gr/polibag P2 = 15 g / polybag

P3 = 22,5 g / polybag

Faktor II : Pupuk Hayati Biokom dengan 4 taraf, yaitu : B0 = tanpa pupuk

B1 = 10 g / polybag B2 = 20 g / polybag B3 = 30 g / polybag

Sehingga diperoleh16 perlakuan kombinasi yaitu: P0B0 P1B0 P2B0 P3B0 P0B1 P1B1 P2B1 P3B1

P0B2 P1B2 P2B2 P3B2

P0B3 P1B3 P2B3 P3B3

Jumlah ulangan : 4 ulangan

Jumlah perlakuan : 16 perlakuan

Jumlah tanaman / petak : 5 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman Jumlah sampel per petak : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 192 tanaman

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak antar blok : 80 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktorial berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ+ρi+αj+βk+(αβ)jk+εijkl i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3,4 Dimana:

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan perlakuan pemberian pupuk NPK taraf ke-j dan Pupuk Hayati pada taraf ke-k

μ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j βk = Pengaruh perlakuan pemberian Pupuk Hayati pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara perlakuan pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j dan Pupuk Hayati pada taraf ke-k

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j dan pupuk Hayati pada taraf ke-k

Jika hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf F tabel 5 %.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Areal

Areal penelitian dibersihkan. Lahan diukur dan dilakukan pembuatan petak penelitian dengan ukuran 80 cm x 80 cm dengan jarak antar petak penelitian 50 cm dan jarak antar blok 80 cm.

Persiapan Naungan

Dibuat naungan dari bambu sebagai tiang dan daun nipah sebagai atap memanjang utara-selatan dengan ukuran panjang 24 m, lebar 8 m, tinggi 1,5 m di sebelah timur dan 1,2 m di sebelah barat.

Persiapan media pembibitan di polybag

Media tanam yang digunakan adalah campuran sub soil ultisol dan pupuk

kandang sapi dengan perbandingan 4:1 yang diisi ke dalam polibag ukuran 25 x 30 cm.

Pengecambahan Benih

Bedengan perkecambahan dibuat dengan media pasir setebal ± 15 cm, dibuat arah utara-selatan. Benih didederkan dengan mata embrio menghadap pusat bumi dengan jarak antar benih 2 cm x 3 cm pada bedengan perkecambahan. Penanaman Kecambah

Pemindahan bibit ke dalam polibag dilakukan setelah benih mulai tersembul ke atas yaitu saat berumur 5 hari. Setiap polibag ditanam satu kecambah, dengan radikula menghadap kebawah. Polibag yang telah ditanam kecambah disusun rapi/teratur di atas lahan pembibitan sesuai perlakuan.

Aplikasi pemberian pupuk Hayati Biokom sebagai perlakuan

Aplikasi pupuk hayati Biokom dilakukan seminggu sebelum penanaman. Aplikasi dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk hayati biokom ke dalam media yang terdapat di polibag sesuai dengan taraf perlakuan yaitu 0, 10, 20 dan 30 gram.

Pemupukan NPK sebagai perlakuan

Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk NPK sesuai taraf perlakuan yaitu 0, 7,5 , 15, dan 22,5 gram. Pemupukan dilakukan mulai 5 MST hingga 14 MST dengan interval 3 minggu, masing masing seperempat dosis/taraf perlakuan.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari atau sesuai dengan kondisi hujan di lapangan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut rumput yang tumbuh dalam polibag dan menggunakan cangkul untuk gulma yang tumbuh di plot dan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida Matador 25 EC dan fungisida Dithane M 45 dengan konsentrasi 2 g/l air. Aplikasi dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pengamatan Parameter Tinggi bibit (cm)

Tinggi bibit diukur mulai dari garis permukaan tanah pada patok standar hingga titik tumbuh bibit dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 5 MST hingga 17 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali.

Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah seluruh daun yang telah membuka sempurna dengan ciri-ciri helaian daun dalam posisi terbuka ditandai telah terlihatnya tulang-tulang daun seluruhnya bila diamati dari atas daun. Pengukuran jumlah daun dilakukan sejak tanaman berumur 5 MST hingga 17 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali.

Diameter batang (cm)

Diameter batang diukur sejajar garis 1 cm di atas garis permukaan tanah pada patok standar dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada dua bagian sisi batang yang diukur diameternya yang kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan sejak tanaman berumur 5 MST hingga 17 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali.

Total Luas Daun (cm2)

Dari 4 Sampel yang ada, dipilih 1 sampel dengan pertumbuhan yang seragam untuk diukur total luas daunnya. Luas seluruh daun dari 1 bibit sampel yang telah dipilih kemudian ditotalkan sehingga diperoleh total luas daun. Pengukuran total luas daun dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan

persamaan yang dibuat oleh Asomaning dan Locard dalam Sunarwidi (1982) yaitu :

Log Y = -0,495 + 1,904 log x Dimana : Y = Luas Daun (cm2)

X = panjang daun (cm) Bobot basah tajuk (g)

Pengukuran bobot basah tajuk dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil bagian atas tanaman yang terdiri dari batang dan daun-daun pada tanaman kakao. Kemudian tajuk dibersihkan dan ditimbang dengan timbangan analitik. Pengambilan tajuk dipilih 1 dari 4 sampel yang tersedia dimana bibit sampel yang dipilih tersebut memiliki pertumbuhan yang seragam.

Bobot kering tajuk (g)

Bobot kering tajuk diukur pada akhir penelitian. Tajuk dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang diberi label sesuai perlakuan dan telah dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 105°C selama 24 jam di dalam oven hingga bobot keringnya konstan. Pengambilan tajuk dipilih 1 dari 4 sampel yang tersedia dimana bibit sampel yang dipilih tersebut memiliki pertumbuhan yang seragam.

Bobot basah akar (g)

Bobot basah akar diukur pada akhir penelitian, dibersihkan dan kemudian ditimbang dengan timbangan analitik. Pengambilan akar dipilih 1 dari 4 sampel yang tersedia dimana bibit sampel yang dipilih tersebut memiliki pertumbuhan yang seragam.

Bobot kering akar (g)

Bobot kering akar diukur pada akhir penelitian. Setelah dibersihkan bahan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang diberi label sesuai perlakuan dan telah dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 105°C selama 24 jam di dalam oven hingga bobot keringnya konstan saat penimbangan. Pengambilan akar dipilih 1 dari 4 sampel yang tersedia dimana bibit sampel yang dipilih tersebut memiliki pertumbuhan yang seragam.

Dokumen terkait