Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan April 2008 sampai dengan bulan Januari 2009. Data sekunder berupa data pendaftaran produk pangan dalam negeri diperoleh dari Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dan data hasil inspeksi / sampling pangan dan pangan jajanan anak sekolah diperoleh dari Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan, Badan POM RI. Data primer diperoleh melalui survei yang dilakukan pada IRTP dan toko kimia yang berada di wilayah Jakarta.
Bahan
Bahan yang digunakan berupa data sekunder, meliputi: (1) data penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan yang terdaftar di Badan POM RI pada tahun 1992 – 2007, (2) data hasil sampling pangan dan PJAS nasional dari Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan.
Data primer diperoleh melalui survei pada IRTP dan 7 toko kimia di Jakarta, dengan alat bantu berupa: (1) kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui persepsi produsen tentang aspek-aspek CPPB dan implementasi penggunaan pemanis buatan dalam produknya, (2) pedoman pemeriksaan sarana produksi IRTP dan formulir pemeriksaan sarana produksi IRTP untuk mengetahui penerapan CPPB IRTP.
Metode
Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan yaitu: (1) Kajian Implementasi Penggunaan Pemanis Buatan pada Pangan yang Terdaftar di Badan POM RI pada tahun 1992 - 2007 (2) Studi Kasus pada IRTP.
Kajian Implementasi Penggunaan Pemanis Buatan pada Pangan yang Terdaftar di Badan POM RI meliputi (a) Kajian jenis dan kadar pemanis buatan tunggal yang digunakan pada produk pangan dan (b) kajian jenis pemanis buatan kombinasi yang digunakan pada produk pangan.
Studi Kasus pada IRTP meliputi (a) kajian penggunaan pemanis buatan oleh IRTP didukung dengan data distribusi pemanis buatan di toko kimia di Jakarta (b) kajian terhadap persepsi pengusaha IRTP mengenai aspek-aspek CPPB dan penerapannya.
Kajian Implementasi Penggunaan Pemanis Buatan
pada Produk Pangan Terdaftar di Badan POM RI pada tahun 1992 - 2007
Penggunaan Pemanis Buatan Tunggal Pada Produk Pangan
Kegiatan diawali dengan inventarisasi data produk pangan yang menggunakan pemanis buatan yang terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM RI antara tahun 1992 hingga 2007. Data yang dikumpulkan meliputi: (1) nomor file, (2) nomor persetujuan pendaftaran, (3) nama dan alamat produsen, (4) tahun persetujuan pendaftaran (5) jenis pangan (6) jenis pemanis buatan (7) kadar pemanis buatan. Kadar pemanis buatan untuk tiap-tiap produk dihitung dengan mengkonversikan kadar pemanis buatan yang digunakan dalam produk pangan dari satuan % atau persajian menjadi satuan ppm. Kemudian, dibuat interval dari kadar terendah hingga kadar tertinggi. Dari interval tersebut dihitung rata-rata kadar pemanis buatan untuk tiap jenis pemanis pada masing-masing jenis produknya.
Data yang terkumpul dibuat matriks yang membandingkan jumlah per jenis pangan yang menggunakan pemanis buatan selama tahun 1992 – 2003 dan selama tahun 2004 - 2007, jenis pemanis buatan yang digunakan pada produk pangan selama tahun 1992 – 2003 dan selama tahun 2004 - 2007, kadar tiap-tiap pemanis buatan yang digunakan pada produk pangan selama tahun 1992 – 2003 dan selama tahun 2004 – 2007.
Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui kesesuaian implementasi penggunaan pemanis buatan yang digunakan secara tunggal pada produk pangan terhadap regulasi pemanis buatan, meliputi jenis pemanis, jenis produk pangan dan kadarnya.
Penggunaan Pemanis Buatan Secara Kombinasi Pada Produk Pangan
Kegiatan yang dilakukan sama dengan kegiatan kajian jenis pemanis buatan yang digunakan secara tunggal pada produk pangan yang terdaftar di BPOM antara tahun 1992 hingga 2007, perbedaannya adalah jenis pemanis buatan yang digunakan merupakan kombinasi.
Dari data base Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, dikelompokkan tiap
nomor file dan nomor persetujuan pendaftaran yang sama, sehingga dapat diketahui kombinasi pemanis buatan yang digunakan untuk produk tersebut. Data yang terkumpul dibuat matriks yang membandingkan jumlah per jenis pangan yang
menggunakan pemanis buatan kombinasi antara tahun 1992 – 2003 dan 2004 – 2007 serta kombinasi pemanis buatan yang digunakan pada produk pangan antara tahun 1992 – 2003 dan 2004 – 2007.
Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui kesesuaian implementasi penggunaan pemanis buatan yang digunakan secara kombinasi pada produk pangan terhadap regulasi pemanis buatan, meliputi jenis pemanis dan jenis produk pangan.
Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga Pangan
Penyusunan Kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu instrumen untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang pemahaman pengusaha industri rumah tangga pangan mengenai pengetahuan keamanan pangan.
Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) bagian meliputi identitas responden, persepsi produsen IRTP tentang aspek-aspek CPPB dan implementasi regulasi pemanis buatan oleh IRTP (Lampiran 3). Disamping kuesioner, penulis menggunakan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP (Lampiran 4) dan Formulir Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP untuk mengkaji penerapan CPPB yang telah dilakukan oleh IRTP (Lampiran 5).
Identitas responden meliputi nama dan alamat perusahaan, jenis produk pangan, status badan hukum, nama pemilik/penanggungjawab, umur, pendidikan terakhir pengusaha, dan cakupan wilayah pemasaran produk.
Persepsi produsen IRTP tentang aspek-aspek CPPB berisi 41 pernyataan yang terdiri dari 13 unsur CPPB yaitu:
1. Lingkungan Produksi
2. Bangunan dan Fasilitas
3. Peralatan Produksi
4. Suplai Air
5. Fasilitas Dan Kegiatan Higiene Dan Sanitasi
6. Pengendalian Hama
7. Kesehatan dan Higiene Karyawan 8. Pengendalian Proses
9. Label Pangan
10. Penyimpanan
11. Manajemen Pengawasan 12. Pencatatan Dan Dokumentasi 13. Pelatihan Karyawan
Data yang dihasilkan dari survei ini berupa jawaban pernyataan dengan alternatif jawaban: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, R = Ragu-ragu, TT = Tidak Tahu, STT = Sangat Tidak Tahu.
Penerapan CPPB pada IRTP dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapang menggunakan Formulir Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP dan hasilnya dinilai berdasarkan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP yang disusun oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI.
Untuk mendukung hasil survei terhadap IRTP, dilakukan juga survei terbatas di 7 (tujuh) toko kimia yang menjual pemanis buatan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat, untuk mengetahui distribusi pemanis buatan di tingkat yang paling mudah diakses oleh masyarakat.
Penetapan Kriteria dan Jumlah Responden. Responden dipilih dari IRTP yang ada di DKI Jakarta yang diduga menggunakan pemanis buatan pada produknya. Sesuai dengan data produk pangan yang terdaftar di Badan POM RI, maka IRTP yang dipilih adalah IRTP yang memproduksi minuman baik minuman serbuk maupun minuman yang siap minum.
Dengan menggunakan variabel estimasi proporsi populasi dengan tingkat kepercayaan 95% dihitung dengan menggunakan rumus (Nazir 2003) sebagai berikut:
n = z α/22pq E2 dengan:
E = galat estimasi = error estimation
p = proporsi populasi, 0.5 apabila tidak diketahui q = 1 – p
α = taraf keterandalan
100 (1 – α)% = tingkat keyakinan
Pada penelitian ini, diharapkan galat estimasi (tingkat kesalahan) tidak lebih dari 18%
dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan demikian, maka nilai α = 0.05, dan α/2 =
0.025, sehingga z0.025 = 1.96 (diperoleh dari tabel distribusi normal standar). Dengan nilai E = 0.18; p = 0.5; q = 0.5, maka diperoleh jumlah responden untuk penelitian ini adalah:
n = 1.962 x 0.5 x 0.5 = 29 responden 0.182
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 30 (tiga puluh) IRTP.
Pelaksanaan survei. Survei dilaksanakan melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Responden merupakan pengusana IRTP, diminta mengisi kuesioner sesuai dengan persepsi mereka tentang aspek-aspek CPPB. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana IRTP menggunakan pemanis buatan pada produknya. Disamping itu, dilakukan pengamatan terhadap kondisi IRTP menggunakan formulir pemeriksaan IRTP dan dinilai menggunakan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP.
Survei terbatas ke 7 (tujuh) toko kimia di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat dilakukan untuk mengetahui distribusi pemanis buatan di tingkat yang paling mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini bermanfaat untuk mendukung hasil survei terhadap IRTP.
Pengolahan data. Keluaran dari kajian ini berupa :
(a) Profil responden meliputi jenis produk pangan yang diproduksi oleh IRTP, status badan hukum IRTP, pendidikan pengusaha, dan cakupan wilayah pemasaran produk
(b) gambaran implementasi regulasi pemanis buatan. Dari ke-30 IRTP dihitung jumlah IRTP yang menggunakan pemanis berupa gula, gula dan pemanis buatan, serta yang menggunakan pemanis buatan saja; data didukung dengan hasil survei distribusi pemanis buatan di toko kimia.
(c) gambaran persepsi pengusaha IRTP tentang aspek-aspek CPPB Tiap-tiap unsur CPPB yang ditanyakan kepada ke-30 reponden, dihitung jumlah dari masing- masing alternatif jawaban yaitu ST, T, R, TT, atau STT. Kemudian dihitung persentase untuk masing-masing alternatif jawaban tersebut..
(d) gambaran penerapan CPPB oleh IRTP. Dari ke-30 IRTP dilihat penerapan CPPBnya menggunakan formulir pemeriksaan sarana produksi IRTP, kemudian hasilnya dinilai menggunakan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP.