• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada lahan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut selama ± 4 bulan.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah varietas Bima Brebes, pupuk kalium, pupuk organik cair Santamicro, pupuk kandang, tanah, arang sekam, fungisida Dithane M-45, insektisida Decis 2,5 EC.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, tali plastik, polibag, meteran, timbangan, pacak sampel, plank nama, kalkulator, alat tulis dan yang lain dalam mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu :

Faktor I : Pemberian pupuk KCl (K) dengan 4 taraf yaitu : K0 = tanpa pemberian pupuk Kalium (kontrol) K1 = 1 g/tanaman

16 K2 = 2 g/tanaman

K3 = 3 g/tanaman

Faktor II : Pemberian pupuk organik cair (C) dengan 4 taraf yaitu : C0 = tanpa pemberian pupuk (kontrol)

C1 = 1 ml/l /air C2 = 1,5 ml/l /air C3 = 2 ml/l /air

Dengan demikian, penelitian terdiri dari 16 kombinasi yaitu : K0C0 K1C0 K2C0 K3C0

K0C1 K1C1 K2C1 K3C1 K0C2 K1C2 K2C2 K3C2

K0C3 K1C3 K2C3 K3C3

Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah plot : 48 plot Jumlah tanaman/plot : 4 tanaman Jumlah sampel/plot : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 192 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 960 tanaman Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar ulangan : 50 cm

17 Metode Analisa Data

Model linier yang digunakan dengan sidik ragam linear Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk dimana :

Yijk = hasil pengamatan blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk kalium pada taraf ke-j dan pupuk cair organik pada taraf ke-k

μ = nilai tengah perlakuan

ρi = pengaruh blok ke-i

αj = pengaruh pemberian pupuk kalium pada taraf ke-j

βk = pengaruh pemberian pupuk cair organik pada taraf ke-k

(αβ)jk = pengaruh interaksi antar pupuk kalium pada taraf ke-j dan pupuk cair organik pada taraf ke-k

εijk = galat percobaan blok ke-i dengan perlakuan pupuk kalium pada taraf ke-j dan pupuk cair organik pada taraf ke-k.

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata atau perlakuan yang memiliki beda rataaan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1993).

18 Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma dan sampah-sampah yang ada pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot-plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100 cm, jarak antar blok adalah 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. Setelah plot selesai dibuat, selanjutnya polibag yang telah diisi dengan tanah disusun diatasnya.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah inseptisol. Ukuran polibag yang digunakan ukuran 5 kg. Sebelum media dimasukkan ke dalam polibag, terlebih dahulu dibersihkan dari sampah atau kotoran lain. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas.

Penanaman

Sebelum bibit ditanam, lahan disiram terlebih dahulu agar tanah lembab. Selanjutnya umbi bibit dimasukkan 1 umbi kedalam lubang tanam dan dibenamkan sampai ujungnya merata dengan permukaan tanah kemudian ditutup dengan kompos tipis agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas. Pada saat sehari sebelum umbi ditanam, telebih dahulu ujung umbi dipotong 1/3 bagian yang bertujuan agar umbi tumbuh merata.

Aplikasi Pupuk Kalium

Pemberian pupuk kalium dilakukan pada saat tanam sesuai dengan kombinasi perlakuan. Aplikasi pupuk kalium dilakukan dengan cara disebarkan ke lubang tugal yang telah ada dan disediakan disamping tanaman.

19 Aplikasi Pupuk Cair Santamicro

Pupuk anorgnik cair Santamicro diaplikasikan melalui daun dengan cara menyemprotkannya ke daun. Aplikasi pupuk diberikan tiga kali, yaitu pada saat dua minggu setelah tanam, masa vegetatif, dan masa generatif sesuai dengan konsentrasi perlakuan masing-masing.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman tidak setiap hari dilakukan karena pada saat penelitian berlangsung hampir setiap hari hujan turun.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST) untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan 2 minggu setelah tanam untuk membersihkan gulma yang tumbuh dan untuk menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan patuk dan untuk menggemburkan tanahnya digunakan cangkul kecil.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan satu kali dalam seminggu. Pengendalian hama dilakukan penyemprotan dengan insektisida Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 cc/liter air. Sedangkan untuk penyakit dapat digunakan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air.

20 Panen

Adapun kriteria panen umbi bawang merah dapat dipanen setelah lebih kurang 75% daun menguning, batang tampak lemah sehingga daun rebah, umbi telah memadat, berisi dan apabila keluar dari tanah warnanya tampak cerah. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman secara hati-hati agar umbinya tidak rusak atau tertinggal. Umbi yang telah dipanen, dibersihkan dan diikat untuk dikeringkan. Pengeringan umbi dilakukan dengan cara dijemur selama kurang lebih 7 hari sampai benar-benar kering dan siap dijual atau disimpan.

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai daun terpanjang. Pengukuran dilakukan mulai dari 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga memasuki fase generatif 7 MST, yang dilakukan dengan interval pengukuran 1 minggu sekali.

Jumlah Daun (helai)

Dihitung daun yang telah terbentuk sempurna. Pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 2 MST hingga memasuki fase generatif 7 MST dengan interval 1 minggu sekali pada masing-masing sampel.

Jumlah Umbi Per Rumpun (Siung)

Jumlah umbi per rumpun diperoleh setelah panen dengan menghitung jumlah umbi pada setiap rumpun pada masing-masing sampel.

Jumlah Anakan

Jumlah anakan yang muncul dari umbi dihitung pada akhir pengamatan (saat panen) pada masing-masing sampel.

21 Bobot Basah Umbi Per Sampel (g)

Bobot basah umbi ini dihitung pada saat panen setelah dibersihkan dari akar, daun, dan tanah yang melekat pada umbi. Selanjutnya ditimbang umbi basah setiap rumpun dari masing-masing sampel.

Bobot Kering Umbi Per Sampel (g)

Bobot umbi kering dihitung setelah tanaman dikeringkan. Lama pengeringan yaitu kurang lebih 4 minggu. 2 minggu pertama kering matahari. Selanjutnya 2 minggu kering ruangan.

Dokumen terkait