• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk Padi Murni Tanjung

Morawa Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian ± 20 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

2014 sampai dengan Januari 2015.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Ciherang, Mekongga dan Inpari 4, Pupuk NPK Nitrophonska (15 : 15 : 15),

Insektisida Bestox 50 EC dan Hamasid 25 EC, Fungisida Sorento dan Dennis 75 WP, dan karung goni.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, pacak sampel, pacak perlakuan, traktor tangan, knapsack, timbangan analitik, oven, kamera, alat tulis, serta kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan dua faktor, sebagai berikut :

Faktor I : Pemberian pupuk NPK dengan lima taraf dosis perlakuan, yaitu: P0 : 0 g NPK / plot = 0 ton NPK/ha

P1 : 10 g NPK / plot = 1000 ton NPK/ha P2 : 20 g NPK / plot = 2000 ton NPK/ha P3 : 30 g NPK / plot = 3000 ton NPK/ha P4 : 40 g NPK / plot = 4000 ton NPK/ha

Faktor II : Varietas terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu : V1 : Ciherang

V2 : Mekongga V3 : Inpari 4

Maka diperoleh 15 kombinasi perlakuan yaitu :

P0V1 P1V1 P2V1 P3V1 P4V1

P0V2 P1V2 P2V2 P3V2 P4V2

P0V3 P1V3 P2V3 P3V3 P4V3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 45 plot

Panjang Plot : 100 cm

Lebar Plot : 100 cm

Jarak Tanam : 35 X 15 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah tanaman/plot : 21 rumpun tanaman

Jumlah sampel/plot : 3 rumpun tanaman

Jarak sampel seluruhnya : 135 rumpun tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 945 rumpun tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

Yijk = Nilai pengamatan pengaruh blok ke i, varietas ke j dan pengaruh pupuk NPK ke k

µ = Nilai rataan populasi ρi = Pengaruh blok ke-i αj = Pengaruh varietas ke-j βk = Pengaruh pupuk NPK ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi pemberian pupuk NPK pada taraf ke- k dan perlakuan varietas ke-j

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian pupuk NPK pada taraf ke- k dan perlakuan varietas ke-j.

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1993).

Pelaksanaan Penelitian Analisis tanah

Analisis dilakukan dengan mengambil sampel tanah yang akan diolah menjadi lahan penelitian. Sampel tanah diambil dari empat titik yang berbeda, dua dari tengah dan 2 dari pinggir. Lalu sampel tanah di kering anginkan. Selanjutnya sampel tanah dibawa ke balai penelitian untuk dianalisis. Adapun data yang ingin didapat dari hasil analisis adalah ph (H2O), C organik, N total, P total, K, KTK, Fe, Mn.

Persiapan lahan

Lahan penanaman terlebih dahulu dibersihkan dari rerumputan dan sisa – sisa jerami, kemudian galengan sawah diperbaiki dan dibuat agak tinggi

agar bisa menahan air selama proses pengolahan tanah. Tanah sawah digenangi dengan air selama beberapa hari dan selanjutnya dibajak dengan traktor tangan kemudian digaru. Setelah tanah selesai diolah, dibuat 45 petak – petak penanaman dengan ukuran setiap petak 100 cm x 100 cm.

Pembibitan

Benih direndam dengan air, tiriskan, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam di dalam goni selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak. Lahan untuk tempat pembibitan terlebih dahulu diolah dengan cara mencangkul hingga tanah menjadi lumpur halus dan tidak terdapat

lagi bongkahan batu. Kemudian dibuat petak pembibitan dengan ukuran 1,6 m x 0,4 m ( ± 10% dari total luas lahan yang akan ditanam). Benih yang sudah

diperam kemudian disebar merata pada tempat pembibitan yang telah dipersiapkan dengan keadaan merata dan tidak terlalu rapat.

Penanaman bibit

Penanaman bibit ke sawah dilakukan pada saat umur bibit berumur 10 hari. Pencabutan bibit dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak merusak akar. Bibit yang dicabut dengan persemaian langsung ditanam ke lubang tanam dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 1 tanaman per lubang pertanaman. Tujuan pemindahan bibit dengan umur yang muda agar bibit yang akan cepat kembali pulih dan beradaptasi, akar lebih kuat dan dalam, tanaman akan menghasilkan

anakan yang lebih banyak, anakan akan yang lebih banyak tanaman akan lebih tahan rebah, dan tanaman akan lebih tahan kekeringan.

Aplikasi pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yakni pada seminggu setelah tanam dan sebulan setelah pemupukan pertama. Pemupukan pertama ½ dosis dan pemupukan kedua ½ dosis. Pemupukan dilakukan dengan cara sebar merata di setiap plot percobaan.

Pemeliharaan tanaman Pemberian air irigasi

Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, masa bunting (umur 35 hari), pembungaan dan pengisisan biji. Kemudian sawah dikeringkan 7-10 hari sebelum panen. Hal ini bertujuan untuk proses pematangan bulir padi pada malai.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan 5-7 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan pada tanaman padi yang tidak tumbuh normal atau mati.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan adalah Bestox 50 EC dan

Dennis 75 WP. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan 10 hari sekali atau melihat gejala yang timbul akibat serangan hama dan penyakit dilapangan.

Panen

Pemanenan dilakukan pada saat 80% -95% bulir telah menguning atau setelah tanaman berumur 116 - 125 hari (33-36 hari setelah berbunga) bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.

Parameter pengamatan Tinggi tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai tanaman berumur 3 MST dan diambil sampai akhir masa vegetatif, dengan interval waktu 1 minggu. Tanaman diukur mulai pangkal batang (permukaan tanah) hingga ujung daun tertinggi setelah diluruskan, diukur dengan menggunakan meteran. Pada setiap pengambilan tinggi tanaman diberi tanda pada pacak sampel.

Jumlah anakan per rumpun (anakan)

Jumlah anakan dihitung dengan menghitung jumlah seluruh batang pertanaman. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 3 MST sampai akhir masa vegetatif, dengan interval waktu 1 minggu.

Jumlah malai per rumpun (tangkai)

Jumlah malai per rumpun dapat dihitung pada saat tanaman mengeluarkan malai secara keseluruhan pada anakan, penghitungan malai dilakukan pada saat malai telah keluar penuh pada saat pemanenan.

Bobot kering tanaman (g)

Pengamatan bobot kering tanaman dihitung setelah panen. Tanaman sample dibongkar secara berhati-hati dengan menggunakan cangkul agar akar

jangan sampai putus kemudian dicuci di dalam ember. Setelah bersih tanaman dikeringovenkan pada suhu 650 C ± 24 jam sampai bobotnya stabil, kemudian ditimbang dengan timbangan analitik.

Persentase gabah berisi per rumpun (%)

Dihitung persentase gabah berisi per rumpun dengan rumus: % gabah berisi per rumpun = Jumlah gabah berisi per rumpun

Jumlah gabah total per rumpun x 100%

Persentase gabah hampa per rumpun (%)

Dihitung persentase gabah hampa per rumpun dengan rumus : % gabah hampa per rumpun = Jumlah gabah hampa per rumpun

Jumlah gabah total per rumpun x 100%

Bobot 1000 butir (g)

Ditimbang bobot 1000 butir gabah setelah pemanenan dengan kadar air 14% pada setiap plot percobaan.

Bobot gabah berisi per rumpun (g)

Produksi tanaman dihitung dengan menimbang bobot gabah berisi dari masing – masing sample rumpun yang ada di setiap plot dengan kadar air 14%.

Produksi per plot (kg)

Produksi tanaman per plot dihitung dengan menggabungkan seluruh dari hasil gabah berisi per plot, dengan kadar air 14%.

Dokumen terkait