• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun klasifikasi ilmiah tanaman padi adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledoneae,

Ordo: Poales, Famili: Poaceae / graminae, Genus: Oryza, Species: Oryza sativaL. (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Setelah 5-6 hari berkecambah, dari batang yang masih pendek akan keluar akar-akar serabut yang tumbuh dengan teratur. Pada saat permulaan batang telah bertunas (kira-kira 15 HST) akar serabut akan berkembang dengan pesat. Letak susunan akar tidak dalam, kira kira 20-30 cm (Departemen Pertanian 1983).

Tanaman padi termasuk famili Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang - batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua

anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).

Pada batang tanaman padi terdapat nodus dan internodus yang urutannya bergantian selang seling. Batang tanaman padi terdiri dari ruas dan buku, ruas adalah bagian batang yang berongga, buku adalah sambungan antara ruas dan tidak berongga dan keras. Buku yang terletak bagian bawah memiliki sebuah daun dan sebuah mata tunas yang dapat tumbuh menjadi anakan. Ruas yang telah

daun bunga determinit, yaitu bunga terletak pada bagian ujung tajuk atau bendera. Pelepah daun bendera menentukan panjang malai (Suharno, 2007).

Daun yang terdiri atas helaian daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai dan upih, terdapat lidah daun. Upih daun berguna untuk memberikan kekuatan pada bagian buku yang jaringan yang empuk, panjang dan warna lidah daun berbeda-beda tergantung pada varietas. Lidah daun melekat pada batang, yang berfungsi mencegah masuknya air hujan di bagian batang dan upih. Di bagian batang dan upih. Rata-rata 1 daun di produksi dalam 1 minggu tetapi dapat juga di pengaruhi lingkungan sekitar (Luh,1991).

Satu malai terdiri atas sekumpulan bunga padi (spikelet) yang timbul pada buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai sedangkan butirnya terdapat pada cabang kedua. Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai. Bila bulir telah berisi akan segera matang (Departemen Pertanaian, 1983).

Setelah penyerbukan terjadi dan pembuahan bakal buah telah menjadi bakal buah (kariopsis) yang kemudian terus berkembang dan terisi penuh sampai menunggu kariopsis menjadi beras. Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian – bagian sebagai berikut :

- Embrio (lembaga) : terletak pada bagian lemma. Pada lembaga ini terdapat daun lembaga (calon batang dan calon daun) serta akar lembaga (calon akar).

- Endosperm : merupakan bagian dari buah / biji padi yang besar. Endosperm ini terdiri dari zat tepung, sedang selaput protein melingkupi zat tepung tersebut.

Endosperm mengandung zat gula, lemak, serta dan bahan atau zat – zat anorganik, disampinh itu juga mengandung protein.

- Bekatul : Bagian buah padi yang berwarna coklat. (Siregar, 1981).

Dalam pertumbuhan padi di bagi atas 4 fase, yakni:

1. Fase pertama : vegetatif cepat. Mulai dari pertumbuhan bibit sampai jumlah anakan maksimum. Selama fase ini jumlah anakan, tinggi tanaman dan berat jerami terus bertambah. Jumlah anakan bertambah dengan cepat. Tinggi tanaman maksimum dapat digolongkan : sangat rendah (kurang dari 70 cm), rendah (71 – 100 cm), sedang (101 – 130 cm), tinggi (131 – 160 cm) dan sangat tinggi (lebih dari 160 cm). Jumlah anakan maksimum biasanya dicapai pada minggu ke enam atau ke tujuh setelah tanam. Jumlah anakan maksimum perbatang dapat digolongkan : sangat rendah (kurang dari 5 batang), rendah (5-8 batang), sedang (9 – 12 batang), tinggi (13 -16 batang) dan sangat tinggi (lebih dari 16 batang).

2. Fase kedua : vegetatif lambat. Mulai dari saat jumlah anakan maksimum sampai keluarnya primordia (bakal malai) disebut fase vegetatif lambat. Primordia keluar biasanya pada umur 50 hari setelah tanam. Pada fase ini beberapa anak akan mati dengan demikian jumlah anakan menjadi berkurang. Tinggi tanaman dan berat jerami terus bertambah, tetapi tidak pada secepat fase vegetatif aktif.

3. Fase ketiga : Reproduksi. Mulai dari fase keluarnya primordia sampai malai berbunga. Tinggi dan berat jerami bertambah cepat.

4. Fase keempat : Pemasakan. Mulai keluarnya bunga sampai panen. Berat malai bertambah dengan cepat, sedang berat jerami menurun.

(Vergara, 1990).

Syarat Tumbuh Iklim

Padi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang berhawa panas dan udaranya banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi ditanam dari dataran rendah sampai 1300 meter diatas permukaan laut (Soemartono et al, 1990).

Padi dapat tumbuh pada iklim yang beragam, pada daerah tropis dan subtropis (450 LU dan 450 LS) dengan cuaca panas, kelembaban tinggi dan jumlah musim hujan 4 bulan dalam satu tahun. Rata-rata curah hujan yang baik, adalah 200 mm/bulan atau 1500 mm/tahun. Dimusim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat meningkat, asalkan irigasi selau tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah dapat menurunkan karena dapat mengakibatkan penyerbukan berlangsung kurang intensif akibat pengaruh cuaca yang lain. (Byrans, 2006).

Temperatur yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif menaikkan jumlah anakan, karena naiknya aktifitas tanaman dengan mengambil zat makanan. Tetapi temperatur tinggi pada fase tersebut bagi tanaman berbatang tinggi dan berdaun bergerak dapat menghasilkan keadaan daun yang saling menaungi serta kerebahan. Temperatur rendah pada masa berbunga berpengaruh baik bagi pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi (Soemartono et al, 1990).

Suhu berpengaruh langsung pada proses fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, absorpsi air dan hara, aktivitas enzim dan koagulasi

protein. Padi tergolong jenis tanaman C3 maka padi mempunyai titik kompensasi CO2 tinggi dan mampu mengadakan fotorespirasi (Hanum, 2008).

Tanah

Padi sawah menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18 - 22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan

akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah seperti pembajakan tanah sampai halus dan meratakan tanah hingga rata (Agus, 2014).

Tanaman padi pada hakekatnya dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tergantung dari jenis padi itu sendiri. Misalnya padi gogo dari jenis kering akan lebih baik tumbuhnya di tanah kering dengan sedikit air, sedangkan padi sawah dapat tumbuh dan berhasil dengan baik jika ditanam di sawah. Jika kedua jenis padi diatas ditanam pada lahan yang sebaliknya, padi akan tetap tumbuh tetapi hasilnya tidak seperti yang diinginkan. Kesuburan tanah merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan tanaman padi. Tingkat kesuburan tanah cenderung bersifat sementara. Artinya pada suatu ketika kesuburan tanah dapat menurun bahkan hilang (Yandianto, 2003).

Padi tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka tanah sawah harus

memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung (Suparyono dan Setyono, 1997).

Pupuk NPK

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Damanik et al, 2011).

Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat

digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K), menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang

kadang-kadang susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk (NPK) adalah dapat dipergunakan dengan memperhitungkan kandungan zat hara sama dengan pupuk tunggal, apabila tidak ada pupuk tunggal dapat diatasi dengan pupuk majemuk, penggunaan pupuk majemuk sangat sederhana, pengangkutan dan penyimpanan pupuk ini menghemat waktu, ruangan, dan biaya. Pupuk NPK Phonska (15:15:15) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan nitrogen (N) 15 %, Fosfor (P2O5) 15 %, Kalium (K2O) 15 %, Sulfur (S) 10 %, dan kadar air maksimal 2 %. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif (Kaya, 2013).

Apabila pupuk ditambahkan ke dalam tanah maka pupuk akan mengalami

reaksi atau perubahan baik dalam bentuk fisik dan sifat kimianya. Perubahan-perubahan ini mulai terjadi apabila pupuk itu bereaksi dengan air

tanah. Setelah bereaksi dengan air pupuk akan melarut, sebagian pupuk akan diserap akar tanaman, sebagian ada yang terfiksasi menjadi bentuk tidak tersedia untuk tanaman, hilang melalui proses denitrifikasi (pupuk N), tercuci (leaching), tererosi dan penguapan (volatilisasi). Ada jenis unsur hara seperti nitrogen, fosfor,

dan kalium yang mudah hilang akibat penguapan atau terbawa perkolasi (Damanik et al, 2011).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+ (ammonium). Kebutuhan nitrogen yang tidak memadai diindikasikan oleh warna daun yang hijau muda sampai kekuningan. Sebagai pembanding, daun bagian atas dikelilingi warna hijau muda, diikuti warna kuning sampai pucuk daun. Seluruh daun bisa dikelilingi wana kuning. Walaupun sekitar pumbuluh daun masih hidup dan membengkak (Foth, 1994).

Peranan unsur N dalam tanaman padi yang terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai bahan dasar protein dan pembentukan klorofil karena itu N mempunyai fungsi membuat bagian-bagian tanaman menjadi lebih hijau, banyak mengandung butir-butir hijau dan yang terpenting dalam proses fotosintesis, mempercepat pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini menambah tinggi tanaman dan jumlah anakan, menambah ukuran daun dan besar gabah serta memperbaiki kualitas tanaman dan gabah, menambah kadar protein beras, meningkatkan jumlah gabah dan persentase jumlah gabah isi (Dobermann and Fairhust, 2000). Hal ini berdasarkan pada penelitian Mawardiana (2013) terhadap pupuk N terlihat tanaman cenderung lebih tinggi dan juga mempunyai anakan yang lebih banyak.

Tanaman padi yang kekurangan nitrogen anakannya sedikit dan pertumbuhannya kerdil. Daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati dari ujung kemudian menjalar ke tengah helai daun. Sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih akan mengakibatkan kerugian yaitu : melunakkan jerami dan menyebabkan tanaman mudah rebah dan menurunkan kualitas hasil tanaman (Kaya, 2013).

Pupuk N yang ditambahkan ke dalam tanah disamping sebagian daripadanya dapat diserap akar, tetapi akar tanaman harus pula berkompetisi dengan jasad-jasad renik yang menggunakan ion-ion nitrogen sebagai sumber makanannya untuk pertumbuhan tubuhnya. Pupuk fosfat yang larut di dalam air seperti pupuk superfosfat bila ditambah kedalam tanah, tidak semua fosfat dari pupuk tersebut dapat diserap oleh akar tanaman. Sebagian dari pupuk tersebut berubah menjadi senyawa yang tidak larut, sehingga didak dapat digunakan

tanaman. Proses ini disebut dengan retensi fosfat atau fiksasi fosfat (Damanik et al, 2011).

Fosfor di dalam tanaman mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu dalam proses fotosíntesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam pembentukan biji. Selain itu, P sangat penting dalam tranfer sifat-sifat menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas panen (Winarso, 2005).

Pengaruh unsur P terhadap tanaman padi adalah sebagai berikut : memacu terbentuknya bunga, menurunkan aborsitas, menunjang perkembangan akar halus dan akar rambut; memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah dan memperbaiki kualitas gabah. Adapun kekurangan fosfor menyebabkan pertumbuhan kerdil, jumlah anakan sedikit dan daun meruncing berwarna hijau gelap (Rauf et al, 2000).

Unsur hara fosfor adalah unsur hara makro, dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Fosfor sering disebut sebagai kunci kehidupan karena terlibat langsung hampir pada seluruh proses kehidupan. Dalam hal ini, ketersediaan fosfor dalam tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri tanah itu sendiri, serta bagaimana pengolahan tanah itu yang dilakukan oleh manusia. Penambahan fosfor kedalam tanah hanya bersumber dari defosit atau pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfat, tidak seperti nitrogen yang pertambahannya dapat melalui pengikatan biokimia (Damanik et al, 2011).

Kalium diserap tanaman dari tanah dalam bentuk ion (K+). Tidak seperti halnya dengan N dan P, unsur K di dalam tanaman tidak dalam bentuk senyawa organik. Fungsi utama yang telah lama diketahui adalah erat hubungannya dengan metabolisme tanaman dari beberapa proses yang terjadi dalama tanaman. Kalium sangat vital dalam proses fotosintesis (Winarso, 2005).

Kadar kalium total didalam tanah pada umumnya cukup tinggi, dan diperkirakan mencapai 2,6 % dari total berat tanah, tetapi kalium yang tersedia di dalam tanah cukup rendah. Pemupukan hara nitrogen dan fosfor dalam jumlah

pencucian dan erosi menyebabkan kehilangan kalium semakin besar. Sumber utama hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Sebagai unsur kalium tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu terdapat sebagai persenyawaan di dalam berbagai batuan, mineral dan larutan garam (Damanik et al, 2011).

Hasil analisis statistik pada penelitian Pramono (2004) tentang “kajian penggunaan bahan organik pada padi sawah” terhadap tinggi tanaman

menunjukkan bahwa rataan tertinggi terdapat pada perlakuan B (250 kg Urea + 150 kg/ha SP – 36 + 100 kg/ha KCl + 100 kg/ha Bahan

Organik) dan hasil rataan produksi gabah kering tertinggi terdapat pada perlakuan E (250 kg Urea + 50 kg/ha SP – 36 + 50 kg/ha KCl + 2000 kg/ha Bahan Organik).

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa perlakuan dengan rataan tinggi tanaman tertinggi belum tentu menghasilkan produksi yang tertinggi juga. Dengan berbagai kelebihan dan manfaat pemberian bahan organik pada tanah, maka peningkatan komponen hasil dan hasil padi sawah pada berbagai perlakuan pemberian bahan organik ini, diduga karena pengaruh positif pemberian bahan organik terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah sebagai media tumbuh tanaman, yang selanjutnya berakibat pada perbaikan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Waktu pemupukan diberikan sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk NPK diberikan dua kali yaitu 1/2 dosis seminggu setelah tanam dan ½ dosis berikutnya 35 hari setelah tanam (pada saat tanaman aktif). Pemupukan dilakukan secara manual disebar atau hambur merata pada areal tanaman (Rauf et al, 2000).

Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam penggunaan pupuk NPK ialah bila aplikasinya dilakukan di tanah dengan pembatas kelarutan dan kejenuhan unsur

alumunium yang tinggi, derajat keasaman tanah tidak sesuai dengan persyaratan tanaman yang diusahakan, dan tanah kurang mengandung unsur mikro. Di tanah-tanah bermasalah semacam ini, efisiensi pupuk majemuk umumnya berkurang. Untuk itu, agar efisiensinya tetap tinggi, aplikasi pupuk NPK dianjurkan hanya dilakukan di tanah-tanah yang subur, sesuai dengan tuntutan tanaman, dan yang kekurangan unsur N, P, dan K (Sinartani, 2011).

Varietas Padi

Padi termasuk genus Oryza yang meliputi 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Padi yang ada sekarang ini merupakan hasil persilangan antara Oryza offinalis dan Oryza sativa. Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu pada lahan kering (gogo) yang umumnya ditanam di dataran tinggi, dan padi sawah di tanam di dataran rendah yang memerlukan penggenangan air.

Padi Ciherang termasuk dalam kelompok padi Indica. Padi ini merupakan varietas padi sawah yang sangat cocok ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah. Padi ini dapat ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dari permukaan laut. Padi Ciherang merupakan hasil persilangan

antara varietas padi IR64 dengan varietas / galur lain (Iqbal. 2014).

Padi Ciherang dilepas pada tahun 2000. Memiliki umur tanaman 116-125 hari. Bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman 107-115 cm, jumlah anakan produktif sekitar 14-17 batang. Padi Ciherang tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan 3- dan tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan IV.

Salah satu usaha peningkatan pertumbuhan dan produksi adalah dengan intensifikasi melalui perbaikan teknologi diantarannya peningkatan mutu intensifikasi pertanian, antara lain dengan penggunaan varietas unggul dan penggunaan benih berlabel. Sampai saat ini, aspek kesehatan benih belum diperhatikan secara sungguh-sungguh sebagai aspek yang menentukan kualitas hasil benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih padi berlabel yang beredar di pasar terdiri dari kelompok baik (kuning keemasan cemerlang dan bernas) sebanyak 59,25%, kurang baik (kuning kusam dan bernas) sebanyak 21,19%, dan kelompok jelek (kusam atau discolored dan hampa atau setengah isi) sebanyak 19,56% (Suparyono, et al. 2001).

Varietas unggul Inpari 4 berasal dari hasil persilangan antara : S4384F-14-1/Way Apo Buru/S4384F-14-1. Karakteristik varietas Inpari-4

adalah mempunyai bentuk tanaman sedang, tinggi tanaman 118 cm, anakan produktif 18 batang, warna kaki hijau, warna daun hijau, permukaan daun kasar, posisi daun agak tegak, posisi daun bendera tegak, warna batang hijau, bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih. Varietas Inpari-4 mempunyai umur panen 115 hari, rasa nasi pulen dengan kadar amilosa 21,07%. Potensi hasil Inpari-4 adalah 8 t/ha GKG (BPTPI,2010).

Varietas yang sangat genjah ini didukung juga dengan produktivitas tanaman padi yang tinggi dengan rata-rata hasil panen sebesar 5-7 t/ha atau setara dengan potensi hasil 8,80 t/ha. Varietas Inpari-4 memiliki sifat agak rentan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III dan IV serta agak rentan strain VIII, agak tahan penyakit virus tungro inokulum varian 013, rentan terhadap inokulum varian 073

dan 031. Varietas Inpari-4 cocok ditanam pada lahan sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600m dpl. (Sinartani, 2011).

Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan suatu usaha pertanian, diantara-nya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga panen menjadi serempak, rendemen lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan selera konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit dan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan pestisida (Suyana dan Prajogo, 1997).

Padi Mekongga dilepas pada tahun 2000. Memiliki umur tanaman 116-125 hari. Bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman 91-106 cm, jumlah anakan produktif sekitar 13-16 batang. Padi Mekongga tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 2 dan 3- dan tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan IV. Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl (Suprihatno, et al. 2009).

Bobot gabah (kebernasan) sangat dipengaruhi oleh biomassa yang terkandung dalam gabah. Semakin bernas gabah menandakan biomassa yang terkandung didalamnya semakin banyak. Kemampuan tanaman untuk menyimpan biomassa (fotosintat) dalam gabah sangat dipengaruhi oleh terjaminnya fungsi fisiologis tanaman, ketersediaan hara dan jumlah gabah per malai. Semakin banyak gabah yang terbentuk semakin berat beban tanaman untuk membentuk gabah isi (bernas) (Mahmud, et. al . 2010).

adanya ketersediaan be-nih dengan varietas yang berdaya hasil tinggi dan mutu yang baik. Daya hasil yang tinggi serta mutu yang terjamin pada umumnya terdapat pada varietas unggul. Dengan demikian, dalam pertanian moderen, benih berperan sebagai delivery mecha-nism yang menyalurkan keunggulan teknologi kepada clients (petani dan konsumen lainnya) (Rachman et al, 2000).

BAHAN DAN METODE

Dokumen terkait