• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan sejak bulan September hingga Oktober 2010 bertempat di demplot proyek percontohan agroforestri Desa Sanirin Kecamatan Balibo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste. Peta lokasi penelitian agroforestri di Desa Sanirin disajikan pada Gambar 1.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian.

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lahan demplot proyek percontohan agroforestri dengan tanaman pokok cendana (S. album). Alat yang digunakan dalam penelitian adalah phiband (pita diameter), caliper, kompas, GPS, patok, tali rafia atau tambang, golok atau parang, milimeter block, tally sheet, ring tanah, bor tanah, kantong plastik, alat tulis, lembar kuisioner, alat hitung/kalkulator, kamera digital dan komputer/laptop.

3.3 Metode Pengumpulan Data.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi tinggi, diameter, panjang dan lebar tajuk tanaman pokok, parameter sifat fisik dan kimia tanah serta data tentang sistem pengelolaan lahan pada demplot proyek percontohan agroforestri tanaman cendana. Pengumpulan data primer pada penelitian ini meliputi:

3.3.1Penentuan lokasi objek penelitian.

Demplot lahan agroforestri yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ditentukan terlebih dahulu dengan cara melakukan orientasi atau survei pendahuluan terhadap lokasi yang dijadikan sebagai demplot proyek agroforestri cendana. Pola agroforestri yang dipilih adalah lokasi yang memiliki tanaman pokok cendana (S. album) yang berumur sekitar satu tahun. Lahan yang dipilih memiliki luasan yang hampir sama dimana terdapat pola kombinasi tanaman tumpang sari yang teratur dan dominan, setelah sebelumnya mendapat rekomendasi dari pihak Kehutanan Timor Leste.

3.3.2 Pengukuran tinggi, diameter, panjang dan lebar tajuk tanaman pokok Dimensi tanaman pokok yang diamati adalah tinggi, diameter, panjang dan lebar tajuk tanaman cendana. Pengukuran tinggi, diameter dan lebar tajuk tanaman pokok cendana (S. album) dilakukan dengan cara sensus terhadap masing-masing demplot percontohan agroforestri yang ditentukan. Plot-plot yang dijadikan sebagai obyek penelitian ditentukan berdasarkan informasi pembangunan demplot percontohan agroforestri yang dikembangkan oleh Instituição Portuguesa Apoio ao Dezemvolvimento (IPAD) sebagai pengelola di

16

Garis proyeksi

Timor Leste. Luas plot yang dijadikan objek penelitian memiliki luasan yang seragam dengan jenis tanaman pokok cendana yang ditanam menggunakan pohon inang dan tanpa pohon inang. Tanaman inang yang digunakan adalah jenis tanaman legum (polong) berupa tanaman turi (Sesbania spp) dan Gude atau kacang turis (Cajanus cajan). Tinggi tanaman cendana diukur menggunakan bantuan galah dan pita ukur, sedangkan diameter tanaman diukur menggunakan pita diameter (phiband) dan caliper. Pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian setinggi dada atau sekitar 10 cm dari permukaan tanah untuk semai.

Panjang dan lebar tajuk diukur dengan pita meter pada tajuk tanaman cendana yang diamati. Panjang tajuk merupakan tajuk terpanjang dari tanaman cendana yang diukur pada garis proyeksinya yang tegak lurus ke tanah. Lebar tajuk yang diukur adalah tajuk terlebar dari tanaman cendana yang garis proyeksinya tegak lurus dengan garis imajiner dari proyeksi tajuk terpanjang yang sudah diukur.

Pengukuran dilakukan dengan cara berdiri disamping tanaman dan menarik pita meter pada tajuk terpanjang dan hal yang sama dilakukan lagi pada tajuk terpendek pada arah proyeksi tajuk tanaman cendana. Ilustrasi proyeksi tajuk pohon yang diukur disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Proyeksi tajuk pohon yang diukur 3.3.3 Pengukuran sifat fisik dan kimia tanah.

Pegukuran sifat fisik tanah dilakukan dengan menggunakan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Pengambilan contoh tanah untuk penentuan sifat fisika tanah ini dilakukan pada masing-masing lokasi demplot

Tajuk pohon

Batang pohon

Proyeksi tajuk Tajuk terlebar Tajuk terpanjang

proyek percontohan agroforestri yang sudah ditentukan. Sifat fisika tanah yang diamati antara lain tekstur tanah, berat isi, ruang pori dan kadar air contoh tanah. Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut :

a. Lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah. b. Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop.

c. Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung. d. Tabung ditekan sampai 3/4 bagiannya masuk ke dalam tanah.

e. Tabung lainnya diletakkan tepat di atas tabung pertama, kemudian ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.

f. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang berlebihan pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan.

g. Tabung ditutup dengan tutup plastik.

Sifat kimia tanah seperti pH tanah, kandungan bahan organik, nitrogen, serta unsur-unsur hara yang lain diamati dengan cara mengambil contoh tanah menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah (2004) yaitu sebagai berikut:

a. Titik pengambilan contoh tanah pada masing-masing petak pengamatan dilakukan secara sistematis dengan permulaan acak sebanyak 10 titik yang tersebar merata pada lokasi yang dianggap mewakili. Penyebaran titik-titik pengambilan contoh tanah disajikan pada Gambar 3.

b. Permukaan tanah dibersihkan dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah.

c. Tanah dicangkul sedalam lapisan olah (±20 cm), kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau cangkul. Berat contoh tanah yang diambil adalah 500 gram dari setiap petak pengamatan.

d. Contoh tanah individu tersebut (10-15 contoh) dicampur dan diaduk dalam satu tempat (ember atau hamparan plastik), kemudian diambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik (ini merupakan contoh tanah komposit).

18

e. Contoh tanah komposit diberi label yang berisi keterangan: tanggal dan kode pengambilan (nama pengambil), nomor contoh tanah, lokasi (desa/kecamatan/kabupaten), dan kedalaman contoh tanah.

3.3.4 Pengumpulan data sekunder.

Pengumpulan data sekunder diambil dari instansi-instansi pemerintah yang terkait serta studi pustaka (pengumpulan data yang berdasarkan pada buku-buku literatur, hasil penelitian, dan jurnal) yang dapat mendukung kegiatan penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan berupa data kondisi biofisik lingkungan lokasi penelitian seperti suhu, kelembaban, curah hujan dan kondisi lingkungan tegakan cendana.

3.4 Analisis Data.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif terhadap parameter pertumbuhan tanaman pokok cendana (S. album) yang dikembangkan secara agroforestri serta bagaimana pengelolaan yang diterapkan.

BAB IV

Dokumen terkait