• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andayani W. 2005. Ekonomi Agroforestri. Yogyakarta: Debut Press. Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 1992. Perkembangan Penelitian dan Pengembangan di Nusa Tenggara. Kupang: Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Bagia N, Harijono, Parsa IM. 2005. Alat Pemotong Serpihan Limbah Kayu Cendana. Kupang: Universitas Nusa Cendana.

Dadus. 2009. Statística Direcção Nacional de Floresta. Timor Leste.

Direcção Nacional de Apoio Á Administração do Sucos. 2009. Livro Dadus População do Suco : (Formato : B.1).

Gardner FP, Pearce RB, Mitchel RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo H, penerjemah; Jakarta. UI Press. Terjemahan dari: Physiology of Crop Plants.

Hairiah K, van Noordwijk M, Suprayogo D. 2002. Intetraksi antara pohon-tanah-tanaman semusim: Kunci keberhasilan kegagalan dalam sistem agroforestri. Di dalam: Hairiah K, Widianto, Utami SR, Lusiana B, editor. Wanulcas: Model Simulasi untuk Sistem Agroforestri. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry. hlm 19-42.

Hairiah K, Sardjono MA, Sabarnurdin S.. 2003. Pengantar Agroforestry. Bahan Ajaran 1. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).

Hamzah, Z. 1976. Sifat Silvika dan Silvikultur Cendana (Santalum album L.) Di Pulau Timor (Silvical Characteristics and Silviculture of Sandal Wood (Santalum album L.) In The Island of Timor). Laporan. Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembaga Penelitian Hutan, Bogor. 65 hal.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hermawan R. 1993. Pedoman Teknis Budidaya Kayu Cendana (Santalum album Linn.). Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

[ICRAF] International Centre for Research in Agroforetry. 2000. Ketika kebun berupa hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).

Instituição Portuguesa Apoio Ao Dezemvolvimento. 2010. Componentes Floresta em Timor Leste : RDP II.

Isphandi A, Munip A. 2005. Efektifitas pengapuran terhadap serapan hara dan produksi beberapa klon ubikayu di lahan kering masam. Jurnal Ilmu Pertanian 12:125-139.

Kartasubrata J. 1991. Agroforestry. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian. Institut Pertanian Bogor.

Laboratorium Departemen Ilmu Tanah IPB. 2010. Data Hasil Analisis Tanah. Bogor.

Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Leywakabessy FM, UM Wahyudin, Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Bogor: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB.

Ministry of Agriculture and Fisheries. 2010. Agriculture Land use Geographic Information System. East Timor.

Nair PKR. 1993. An Introduction to Agroforestry. Dordrecht-Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

Notohadiprawiro T, Soekodarmodjo S, Sukana E. 2006. Pengelolaan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan. Di dalam: Ceramah pada Pertemuan Alih Teknologi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Dati 1 Jawa Tengah. Pati, 20-22 Agu 1984. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada.

Pramono AA, Buharman. 2003. Cendana (Santalum album Linn.). Di dalam: Nurhasybi et al., editor. Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia. Vol. 3. Bogor: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Putri AI. 2008. Pengaruh media organik terhadap indeks mutu bibit cendana. JurnalPemuliaan Tanaman Hutan 21:1-8

Puslitbang Tanah Departemen Pertanian. 2004. Cara Pengambilan Contoh Tanah untuk Analisis (Uji Tanah). http://www.soil-climate.ir.id/uii_tanah.htm. [25 November 2008].

40

Rahayu S, Wawo AH, van Noordwijk M, Hairiah K. 2002. Cendana; Deregulasi dan Strategi Pengembangannya. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).

Rifai M. 2010. Pertumbuhan tanaman pokok gmelina (Gmelina arborea Roxb.) pada beberapa pola agroforestry di Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Salam AK, A Iswati, S Yusnaini dan A Niswati. 1997. Status kesuburan tanah dalam pertanaman singkong (Manihot esculenta Crantz) di Gunung Batin Lampung Utara: 1. Tingkat ketersediaan unsur hara. J Agrotrop. 2:35-41. Sinaga, M. dan Buharman. 1996. Teknologi Budidaya Cendana (Santalum album

Linn) Dan Kajian Kelembagaan. Sylva Tropika No. 04, Oktober 1996. http://www2.bonet.co.id/dephut/st1096.htm - 16k. Di akses tanggal 13 Januari 2005.

Siregar EBM. 2005. Potensi budidaya jati. [terhubung berkala] http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-edi%20batara10.pdf. [20 Des 2009].

Sitompul SM. 2002. Radiasi dalam sistem agroforestri. Di dalam: Hairiah K, Widianto, Utami SR, Lusiana B, editor. Wanulcas : Model Simulasi untuk Sistem Agroforestri. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry. H. 79-103.

Suprayogo D, Widianto, Lusiana B, van Noordwijk M. 2002. Neraca air dalam sistem agroforestri. Di dalam: Hairiah K, Widianto, Utami SR, Lusiana B, editor. Wanulcas: Model Simulasi untuk Sistem Agroforestri. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry. H. 125-136.

Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiology, 3rd edition. Sinauer Associates. 690 H. Wawo AH dan Abdulhadi R. 2006. Agroforestri Berbasis Cendana: Sebuah

paradigma konservasi flora berpotensi di lahan kering NTT. Jakarta: LIPI Press.

Zubachtirodin, Subandi. 2008. Peningkatan efisiensi pupuk N, P, K, dan produktivitas jagung pada lahan kering ultisol Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 27:32-36.

42   

 

44   

 

L

  L

Lampiran 5 : LayoutPolaaagroforestri AF2

L

48

Lampiran 7 : Kuisioner Penelitian.

KUISIONER PENELITIAN

PERTUMBUHAN TANAMAN POKOK CENDANA (Santalum album Linn) PADA

SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SANIRIN, KECAMATAN BALIBO, KABUPATEN BOBONARO – TIMOR LESTE

I. Identitas Responden

1. Nama responden : ...

2. Pendidikan : ...

3. Alamat : ...

...

4. Jumlah anggota keluarga : ...

Jumlah anak : ...orang 5. Jumlah hari kerja dalam : ...hari Seminggu II. Informasi Lahan 1.Status dan luas lahan Status Lahan(1) Asal Lahan(2) Luas yang dimiliki (m2) Keterangan : (1) a. Milik sendiri b. Sewa c. Lain-lain...

(2) a. Warisan b. Pembelian 2. Pola agroforestri yang dikembangkan : a. Tanaman Pokok/kayu : (1) ... (3) ... (2) ... (4) ... b. Tanaman Perkebunan : (1) ... (3) ... (2) ... (4) ... c. Tanaman Semusim : (1) ... .. (3) ... (2) ... .. (4) ... d. Tanaman Hortikultura : (1) ... .. (3) ... (2) ... .. (4) ... e. Tanaman Buah : (1) ... .. (3) ... (2) ... .. (4) ... f. Lain-lain : ...

III. Kegiatan Pengelolaan Lahan 1. Kegiatan persiapan lahan

(a) Manual :... (b) Mekanis : ... (c) Lain-lain : ...

... ... ...

... ... ...

... ... ... Keterangan :

2. Pengadaan bibit/benih tanaman

No. Jenis tanaman Jumlah bibit/benih (batang/kg) Harga bibit/benih Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

3. Tehnik penanaman yang dikembangkan : No. Jenis tanaman Jarak tanam

(m) Ukuran lubang tanam (cm) Keterangan 1. Tanaman kayu 2. Tanaman perkebunan 3. Tanaman hortikultura 4. Tanaman semusim 5. Tanaman Buah 6. Lain-lain

50

4. Kegiatan pemeliharaan A. Pemupukan

No Jenis tanaman Jenis pupuk Satuan (Kg) Frekwensi Biaya (Rp) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. Penanganan hama-penyakit

No Jenis tanaman Jenis pestisida Satuan (L) Frekwensi Biaya (Rp) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. Penyulaman : No Jenis tanaman Jumlah (tan/ha) Frekwensi Biaya (Rp) Keterangan 1. 2. 3.

D. Penyiangan a. Alat : ... b. Tehnik : ... c. Waktu : ... d. Frekwensi : ... e. Lain-lain : ... E. Kegiatan lainnya : ... 5. Kegiatan Pemanenan No. Jenis Tanaman Jumlah Produk per Panen Harga Produk (Rp) Sistem Penjualan Produk(1) Frekuensi (2) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Keterangan tambahan : ...

Dokumen terkait