• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Bahan Penelitian

Bahan tanaman yang digunakan adalah ubi jalar yang berasal dari kultur

in vitro koleksi Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman PAU.

Bahan tanaman yang ditanam pada media perlakuan adalah planlet yang telah memiliki 1-2 daun dan memiliki akar ataupun tidak memiliki akar. Tanaman diperbanyak dengan menggunakan media dasar Murashige dan Skoog (media MS), bahan pemadat agar-agar dan gula sukrosa.

Komposisi bahan untuk media perlakuan pada percobaan I adalah kombinasi zat pengatur tumbuh yaitu aspirin dan air kelapa, dan sebagai sumberl unsur hara makro dan mikro digunakan pupuk daun Hyponex (20-20-20) 1 g/l. Pemadat media adalah agar dan sebagai penghasil energi digunakan sukrosa. Pada percobaan I ini hanya digunakan klon 421.34.

Komposisi bahan untuk perlakuan pada percobaan II adalah kombinasi pemadat agar dan penghasil energi sukrosa, ditambahkan Hyponex (20-20-20) 1 g/l. Pada percobaan II hanya digunakan varietas Sukuh.

Komposisi bahan untuk media pelestarian pada percobaan III yaitu Hyponex (20-20-20) + sukrosa + air kelapa + aspirin + agar. Komposisi media tersebut selanjutnya diuji pada 4 genotipe ubi jalar yaitu genotipe Sukuh, 343.15, 421.34 dan 2040.8.

3.3 Metode Penelitian

Percobaan yang berurut secara benar adalah percobaan penapisan, percobaan optimasi dan percobaan verifikasi. Namun karena waktu pengamatan

yang agak lama maka percobaan optimasi (percobaan I dan II) dan percobaan verifikasi (percobaan III) dilakukan secara simultan.

Percobaan I dan II menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan tiap percobaan terdiri dari dua perlakuan, sedangkan percobaan III menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal.

Model linier dari rancangan RAL faktorial adalah sebagai berikut :

Yijk= µ +αi+βj+ (αβij) +ijk

Model linier dari rancangan RAL faktor tunggal adalah sebagai berikut :

Yij= µ +αi+ ij

Dimana : Yijk = Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf

ke-j, ulangan ke-k

Yij = Nilai pengamatan faktor A taraf ke-I, ulangan ke-k

αi = Pengaruh faktor A taraf ke-i

βj = Pengaruh faktor B taraf ke-j

αβij =Pengaruh antara faktor A taraf ke-I dan faktor B taraf

ke-j

ijk = Galat percobaan

ij = Galat percobaan

3.3.1 Percobaan I

Pada percobaan I perlakuan terdiri atas dua faktor yaitu aspirin dan air kelapa, dimana konsentrasi aspirin terbagi atas 4 taraf yaitu 0,10,20,30 mg/l dan konsentrasi air kelapa terbagi atas 4 taraf yaitu 0,10,15 dan 20%. Setiap kombinasi perlakuan I diulang 4 kali. Tiap botol merupakan unit percobaan, tiap botol ditanam 1 planlet. Setelah 2 minggu respon tanaman yang diamati adalah peubah kuantitatif dan kualitatif. Peubah kuantitatif yaitu jumlah daun, jumlah ruas dan jumlah tanaman. Peubah kualitatif adalah pengamatan subjektif dalam bentuk sistem skoring.

Data hasil pengamatan peubah kuantitatif dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan uji Duncan pada taraf 5% untuk melihat kombinasi perlakuan

yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pengaruh dari tiap perlakuan diuraikan ke dalam pembandingan polinomial orthogonal untuk percobaan faktorial.

Data pengamatan peubah kualitatif dianalisis menggunakan uji menurut Kruskal Wallis, dengan hipotesis untuk air kelapa dan aspirin sebagai berikut :

H0 :1 =2 =3 =4 H1 :1≠ 2 =3 =4 1 =2≠ 3 =4 1 =2 =3≠ 4

Dimana : H0 = Hipotesis nol

H1 = Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol

 = Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan

1,2,3,4 = Perlakuan yang dicobakan.

Dimana skoring adalah : Skor 1 : Tanaman mati

Skor 2 : Tanaman memiliki batang hijau

Skor 3 : Tanaman memiliki batang hijau dan akar hijau Skor 4 : Tanaman memiliki batang hijau dan 1-2 daun hijau

Skor 5 : Tanaman memiliki batang hijau,1-2 daun hijau dan akar hijau Skor 6 : Tanaman memiliki batang hijau, lebih dari 2 daun hijau dan

akar hijau.

3.3.2 Percobaan II

Pada percobaan II perlakuan terdiri dari dua faktor yaitu sukrosa dengan konsentrasi 5 taraf yaitu 40, 50, 60, 70, 80 g/l dan konsentrasi agar terdiri atas 2 taraf yaitu 7 dan 8 g/l. Setiap kombinasi perlakuan dari percobaan II dicoba dengan 4 ulangan. Tiap botol merupakan unit percobaan, tiap botol ditanam

1 planlet. Setelah 2 minggu respon tanaman yang diamati adalah peubah

kuantitatif dan kualitatif. Peubah kuantitatif yaitu jumlah daun, jumlah ruas dan jumlah tanaman. Peubah kuantitatif yaitu jumlah daun, jumlah buku dan jumlah ruas tanaman. Peubah kualitatif adalah pengamatan subjektif dalam bentuk sistem skoring.

Data hasil pengamatan peubah kuantitatif dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan uji Duncan pada taraf 5% untuk melihat kombinasi perlakuan yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pada peubah kualitatif menggunakan uji Kruskal Wallis, dengan hipotesis untuk perlakuan agar adalah sebagai berikut :

H0 :1 =2 H1 :1≠ 2

Dimana : H0 : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol

 : Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan

1,2,3,4 : Perlakuan yang dicobakan.

Hipotesis untuk perlakuan sukrosa adalah H0 :1 =2 =3 =4 =5

H1 :1≠ 2 =3 =4 =5 1 =2≠ 3 =4 =5 1 =2 =3≠ 4 =5 1 =2 =3 =4≠ 5 Dimana : H0 : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol

 : Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan

1,2,3,4,5 : Perlakuan yang dicobakan.

Dimana skoring sama dengan pada percobaan I.

3.3.3 Percobaan III

Percobaan III merupakan percobaan satu faktor dimana genotipe Sukuh, 421.34, 2040.8, dan 343.15 diuji pada media pelestarian. Setiap unit percobaan diulang 4 kali. Tiap botol merupakan unit percobaan, tiap botol ditanam 1 planlet. Setelah 2 minggu respon tanaman yang diamati adalah peubah kuantitatif dan kualitatif. Data hasil pengamatan peubah kuantitatif dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan uji Duncan pada taraf 5% untuk melihat kombinasi

perlakuan yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pada peubah kualitatif menggunakan uji Kruskal Wallis.

Hipotesis untuk perlakuan genotipe adalah : H0 :1 =2 =3 =4

H1 :1≠ 2 =3 =4 1 =2≠ 3 =4 1 =2 =3≠ 4

Dimana : H0 = Hipotesis nol

H1 = Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol

 = Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan

1,2,3,4 = Perlakuan yang dicobakan.

Dimana skoring sama pada percobaan I dan II.

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Pelaksanaan percobaan diawali dengan perbanyakan tanaman, perbanyakan dengan menggunakan media dasar MS, sukrosa 30 g/l dan agar 7 g/l.

Eksplandiambil dari bukuplanletubi jalar.

3.4.1 Percobaan I

Kegiatan awal percobaan I adalah pembuatan media yang terdiri dari perlakuan air kelapa dan aspirin, dimana air kelapa yang dicobakan adalah konsentrasi 0, 10, 15, 20 % dan aspirin yang dicobakan 0, 10, 20, 30 mg/l. Untuk penghasil unsur hara makro dan mikro digunkan pupuk daun Hyponex (20-20-20) sebanyak 1 g/l, penghasil energi adalah sukrosa 40 g/l dan pemadat media adalah agar sebanyak 7 g/l pada pH 5,7. Seluruh kombinasi perlakuan berjumlah 16 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 64 unit percobaan. Tiap botol dari seluruh perlakuan ditanam dengan planlet dari kultur in vitro sebanyak 1 planlet, dimana planlet tersebut telah memiliki akar ataupun tidak memiliki akar namun harus memiliki 1-2 daun.

Seluruh unit percobaan disimpan dalam ruang kultur dengan penyinaran 24 jam tiap hari dengan suhu antara 21-24 οC salama 24 minggu. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan dilakukan tiap 2 minggu. Peubah yang diamati adalah peubah kuantitatif yaitu jumlah daun hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang hidup dan telah membuka sempurna. Peubah jumlah ruas hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah ruas diatara dua buku pada setiapplanlet. Peubah jumlah akar dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang terbentuk langsung dari planlet dan bukan akar cabang. Parameter kualitatif berdasarkan sistem skoring seperti dituliskan pada bagian 3.3.1.

3.4.2 Percobaan II

Kegiatan awal percobaan II adalah pembuatan media yang terdiri dari perlakuan sukrosa dan agar, dimana sukrosa yang dicobakan adalah konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80 g/l dan aspirin yang dicobakan 7 g/l dan 8 g/l. Untuk penghasil unsur hara makro dan mikro digunkan pupuk daun Hyponex (20-20-20) sebanyak 1 g/l pada pH 5,7. Seluruh kombinasi perlakuan berjumlah 10 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 40 unit percobaan. Tiap botol dari seluruh perlakuan ditanam dengan planlet dari kulturin vitro sebanyak 1planlet,dimanaplanlettersebut telah memiliki akar ataupun tidak memiliki akar namun memiliki 1-2 daun.

Seluruh unit percobaan disimpan dalam ruang kultur dengan penyinaran 24 jam tiap hari dengan suhu antara 21-24 οC salama 24 minggu. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan dilakukan tiap 2 minggu. Peubah yang diamati adalah peubah kuantitatif yaitu jumlah daun hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang hidup dan telah membuka sempurna. Peubah jumlah ruas hijau dilakukan dengan menghitung jumlah ruas diatara dua buku pada setiap planlet. Peubah jumlah akar dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang terbentuk langsung dari planlet

dan bukan akar cabang. Peubah kualitatif berdasarkan sistem skoring seperti dituliskan pada bagian 3.3.1.

3.4.3 Percobaan III

Kegiatan awal percobaan III adalah pembuatan media pelestarian yang terdiri dari Hyponex (20-20-20) 1 g/l + sukrosa 50 g/l + air kelapa 15% + aspirin 30 mg/l + agar 7 g/l. Media ini dicobakan pada 4 genotipe pada pH 5,7. Seluruh perlakuan berjumlah 4 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 16 unit percobaan. Tiap botol dari seluruh perlakuan ditanam dengan planlet dari kultur in vitro sebanyak 1 planlet, dimana planlet

tersebut telah memiliki akar ataupun tidak memiliki akar namun harus memiliki 1-2 daun.

Seluruh unit percobaan disimpan dalam ruang kultur dengan penyinaran 24 jam tiap hari dengan suhu antara 21-24 οC salama 24 minggu. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan dilakukan tiap 2 minggu. Peubah yang diamati adalah peubah kuantitatif yaitu jumlah daun hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang hidup dan telah membuka sempurna. Peubah jumlah ruas hijau dilakukan dengan menghitung jumlah ruas diantara dua buku pada setiap planlet. Peubah jumlah akar dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang terbentuk langsung dari planlet dan bukan akar cabang. Peubah kualitatif berdasarkan sistem skoring seperti dituliskan pada bagian 3.3.1.

Dokumen terkait