4.1 Percobaan I : Pengaruh Taraf Konsentrasi Air Kelapa dan Aspirin terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun, Akar dan Ruas Tanaman Ubi Jalar Genotipe 421.34.
4.1.1 Kondisi Umum
Kondisi planlet yang bertahan selama 24 minggu yaitu daun berwarna hijau muda, batang berwarna kuning muda dan planlet terlihat tegar. Kontaminasi terjadi sampai dengan 12 MST. Kontaminasi disebabkan oleh cendawan dapat segera terlihat dari hifa yang terbentuk di permukaan media. Kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri awalnya berupa selaput bening yang menempel pada permukaan media dan kemudian berubah menjadi selaput lendir yang berwarna putih kekuningan yang membentuk koloni.
Tabel 1 Rekapitulasi uji F untuk peubah daun, akar dan ruas
MST
Perlakuan
Daun Akar Ruas
K A K*A K A K*A K A K*A
2 tn * tn tn * tn tn tn tn 4 tn ** tn tn ** tn tn tn tn 6 tn ** tn tn ** * ** ** ** 8 ** ** ** tn ** ** ** ** ** 10 ** ** ** ** ** ** * ** ** 12 ** tn ** * ** ** tn ** tn 14 ** ** ** ** ** ** tn ** tn 16 ** ** ** ** ** ** tn ** tn 18 ** ** ** ** ** ** tn ** tn 20 ** ** ** ** ** ** tn ** tn 22 ** ** ** ** ** ** tn ** tn 24 ** * ** ** ** ** tn ** tn
Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata, * = berpengaruh nyata pada taraf 5% dan ** = berpengaruh nyata pada taraf 1%, K = Air Kelapa, A = Aspirin, K*A = Interaksi Antara Air Kelapa dan Aspirin.
Pada penelitian ini perlakuan air kelapa dan aspirin yang dicobakan berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan daun dan akar, sedangkan yang berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan ruas adalah aspirin. Pengaruh air kelapa terhadap pembentukan daun dimulai pada 8 MST, terhadap pembentukan akar dimulai pada 10 MST, sedangkan pengaruh terhadap ruas dimulai 6 MST namun hanya sampai 10 MST. Pengaruh aspirin terhadap pembentukan daun dan
akar dimulai dari 2 MST, sedangkan pengaruh aspirin terhadap ruas dimulai 6 MST. Pengaruh interaksi antara air kelapa dan aspirin terhadap pembentukan daun dimulai pada 8 MST, terhadap akar dan ruas dimulai pada 6 MST, namun pengaruh interaksi antara air kelapa dan aspirin terhadap ruas hanya sampai 10 MST (Tabel 1). Hal ini menunjukkan air kelapa hanya berpengaruh terhadap daun dan akar, namun untuk pertambahan ruas tanaman pengaruh air kelapa dihambat oleh pengaruh aspirin.
4.1.2 Jumlah Daun
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata jumlah daun tertinggi dihasilkan oleh kombinasi K20A20pada 8, 16, dan 24 MST, sedangkan rata-rata
jumlah daun terendah diperoleh pada kombinasi K10A10dan K0A20pada 8, 16 dan
24 MST. Hasil uji beda Duncan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi K20A20
berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi K15A0 pada 16 dan 24 MST.
Media pelestarian dengan kombinasi perlakuan K20A20 dan K15A0 menghasilkan
jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan dengan media kontrol (MS) pada 24 MST (Lampiran 2).
Tabel 2 Pengaruh perlakuan air kelapa dan aspirin terhadap jumlah daun pada 8, 16 dan 24 MST
Aspirin (mg/l)
Kelapa (%)
Rataan Lin Qua Qub K0 K10 K15 K20 8 MST A0 1,75 bcde 2,50bcd 2,75bc 2,50bcd 2,37DE tn tn tn A10 0,75 ef 0,25f 1,25def 1,75bcde 1,00F tn * tn A20 0,75 ef 2,75bc 3,50b 6,00a 3,25D ** tn tn A30 1,25 cdef 2,75bcd 2,25bcd 2,25bcd 2,12E tn tn tn Rataan 1,12C 2,06B 2,44AB 3,12A Lin tn tn tn tn Qua * tn tn ** Qub tn ** ** ** 16 MST A0 2,00cde 1,75cde 4,50a 2,50bcd 2,69D tn tn * A10 1,25 defg 0,25g 0,50fg 2,00cde 1,00E tn ** tn A20 0,25g 1,50cdef 2,75abc 4,25ab 2,12D ** tn tn A30 0,75 efg
2,75abcd 1,75cde 2,75abc 2,00D * tn tn Rataan 1,06B 1,56B 2,37A 2,87A
Lin tn tn * tn
Qua tn ** ** tn
Lanjutan
Aspirin (mg/l)
Kelapa (%)
Rataan Lin Qua Qub K0 K10 K15 K20 24 MST A0 1,50cd 1,25cd 3,00ab 1,25cd 1,5D tn tn * A10 1,25 cd 0,00e 0,50cde 1,25cd 0,75E tn ** tn A20 0,00e 0,75cde 1,25cd 4,50a 1,62D ** ** tn A30 0,25 de 2,00bc 1,25cd 1,50cd 1,25DE tn tn tn Rataan 0,75C 1,00BC 1,50AB 2,12A Lin * tn * tn Qua tn * * ** Qub tn tn * **
Keterangan : Untuk tabel interaksi : angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a-g) pada baris dan kolom yang berbeda tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%. Untuk rataan pengaruh air kelapa : angka yang diikuti huruf yang sama (A-C) pada kolom yang berbeda dalam satu baris tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%. Untuk rataan Aspirin : angka yang diikuti huruf yang sama (D-F) pada baris yang berbeda dalam satu kolom tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5%.
Hasil persentase daun gugur pada media pelestarian yang mengandung Hyponex 20-20-20 menunjukkan daun gugur dimulai pada 4 MST lebih cepat daripada media MS yaitu dimulai pada 8 MST.
Tabel 3 Persentase daun gugur untuk perlakuan air kelapa dan aspirin selama 8, 16 dan 24 MST
Aspirin (mg/l) Air Kelapa (%) Rataan K0 K10 K15 K20 8 MST A0 53 38 33 40 41,0 A10 72 88 100 42 75,5 A20 69 33 29 0 25,5 A30 53 14 67 0 30,0 Rataan 61,7 43,2 57,2 20,5 16 MST A0 67 66 30 51 53,5 A10 65 92 77 36 67,5 A20 94 57 50 39 60,0 A30 81 34 55 31 50,25 Rataan 76,7 62,2 53,0 39,2 24 MST A0 80 74 41 77 68,0 A10 67 100 77 52 74,0 A20 100 83 78 41 75,5 A30 95 63 72 67 74,5 Rataan 85,5 80,0 67,2 59,2
Keterangan : MST = Minggu Setelah Tanam, K = Kelapa, A = Aspirin
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua perlakuan mengalami daun gugur pada 10 MST (Lampiran.9). Pada 24 MST perlakuan K0A20 dan K10A10
mengalami daun gugur 100%, sedangkan perlakuan K15A0dan K20A20mengalami
daun gugur terendah sebesar 41% (Tabel 3). Hal ini menyebabkan pada 24 MST kombinasi perlakuan K0A20dan K10A10tidak memiliki daun, sedangkan perlakuan
K20A20memiliki jumlah daun tertinggi.
Berdasarkan rataan daun gugur dari tiap konsentrasi air kelapa terlihat bahwa semakin meningkat konsentrasi air kelapa pada semua taraf aspirin akan mengurangi jumlah daun gugur, namun pada 8 MST pengaruh air kelapa tersebut belum nampak, pengaruh tersebut baru terlihat pada 12 MST (Lampiran 12). Rataan dari tiap konsentrasi aspirin pada semua taraf air kelapa pada 24 MST memperlihatkan jumlah daun gugur yang semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya konsentrasi aspirin sampai konsentrasi 20 mg/l. Pada konsentrasi aspirin 30 mg/l memperlihatkan rataan jumlah daun gugur yang menurun. Pengaruh dari air kelapa menghambat daun gugur terlihat dari rataan daun gugur untuk perlakuan tanpa air kelapa (K0) menghasilkan jumlah daun gugur tertinggi.
Pengaruh yang antagonis dari aspirin yaitu mempercepat daun gugur terlihat dari rataan daun gugur pada perlakuan tanpa aspirin (A0) menghasilkan jumlah daun
gugur terendah pada 24 MST.
Dari hasil uji F (Tabel 3), air kelapa dan aspirin berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Hasil uji Duncan juga menunjukkan kombinasi-kombinasi yang dicobakan memberikan respon yang berbeda-beda, untuk itu dilakukan uji lanjut polinomial orthogonal terhadap perlakuan air kelapa dan aspirin. Berdasarkan hasil uji polinomial terlihat bentuk dari pengaruh K20dan K15pada 8,
16 dan 24 MST adalah kuadratik dan kubik, dari kedua bentuk ini yang lebih tepat adalah kubik karena nilai R2dari bentuk kubik lebih besar dari bentuk kuadratik. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian awal yang dilakukan Wattimena et al (2003) dimana pengaruh air kelapa 20% pada 8 MST adalah kuadratik. Bentuk kubik dari pengaruh air kelapa dalam penelitian ini disebabkan pengaruh K15 dan K20 pada A10dan A30terjadi penurunan jumlah daun, dan pada
A20 terjadi peningkatan jumlah daun. Grafik interaksi air kelapa dan aspirin
terlihat K20 pada A20 memiliki jumlah daun yang lebih tinggi dibandingkan K15
Gambar 4 Grafik interaksi air kelapa pada 4 taraf aspirin terhadap jumlah daun pada 24 MST.
Bentuk pengaruh dari konsentrasi A20pada keempat taraf air kelapa adalah
linier, berarti semakin tinggi konsentrasi air kelapa yang dikombinasikan dengan konsentrasi A20 maka akan meningkatkan jumlah daun (Gambar 5), hal ini
diperlihatkan oleh kombinasi perlakuan K20A20 yang menghasilkan jumlah daun
tertinggi. Hasil penelitian Wattimena et al (2003) menunjukkan hal yang sama dimana pengaruh aspirin 20 mg/l adalah linier.
Gambar 5 Grafik interaksi aspirin pada 4 taraf air kelapa terhadap jumlah daun pada 24 MST.
4.1.3 Jumlah Akar
Berdasarkan pengamatan terhadap jumlah akar, maka rata-rata jumlah akar tertinggi sejak 16 MST sampai 24 MST adalah media dengan kombinasi perlakuan K15A20 dan hasil uji beda Duncan menunjukkan kombinasi perlakuan
yang berbeda tidak nyata dengan K15A20 adalah K10A30 dan K20A20. Rata-rata
jumlah akar terendah pada 8, 16 dan 24 MST terdapat pada media dengan kombinasi perlakuan K10A0 dan menurut uji Duncan perlakuan yang berbeda
tidak nyata dengan perlakuan K10A0 adalah perlakuan K10A10, K0A20 K20A0 dan
K0A0(Tabel 4).
Tabel 4 Pengaruh perlakuan air kelapa dan aspirin terhadap jumlah akar pada 8, 16 dan 24 MST
Aspirin (mg/l)
Kelapa (%)
Rataan Lin Qua Qub K0 K10 K15 K20 8 MST A0 3,50cde 1,50e 4,50abcd 3,00de 3,12E tn tn ** A10 3,75 bcde 2,75de 3,50cde 2,75de 3,19E tn tn tn A20 3,00de 4,75abcd 5,25abcd 7,25a 5,06D * tn tn A30 4,75 abcd 6,50abc 6,75ab 3,00de 5,25D tn tn tn Rataan 3,75 3,87 5,00 4,00 Lin tn ** tn tn Qua tn tn tn ** Qub tn tn tn ** 16 MST A0 4,50 cde 2,50e 5,50bcd 3,75de 4,06E tn tn * A10 5,25 bcd 3,00de 7,25abc 5,50bcd 5,00E tn tn ** A20 3,25 de 7,50abc 10,75a 9,75a 7,81D ** tn tn A30 5,50 bcd 10,50a 9,00ab 5,50bcd 7,62D tn ** tn Rataan 4,62B 5,87B 8,12A 6,12B Lin tn ** tn * Qua tn tn tn ** Qub * tn tn tn 24 MST A0 4,75 cdef 2,75f 6,50bc 4,25cdef 4,56E tn tn ** A10 5,50bcde 3,00ef 7,75abc 6,00bcd 5,56E tn * ** A20 3,25 def 8,75abc 12,25a 10,75a 8,75D ** tn tn A30 5,75bcde 12,00a 9,50ab 6,25bcd 8,37D tn * tn Rataan 4,81C 6,62BC 9,00A 6,81B Lin tn ** tn * Qua tn tn tn ** Qub * tn tn *
Keterangan : Untuk tabel interaksi : angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a-f) pada baris dan kolom yang berbeda tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%. Untuk rataan pengaruh air kelapa : angka yang diikuti huruf yang sama (A-C) pada kolom yang berbeda dalam satu baris tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%. Untuk rataan Aspirin : angka yang diikuti huruf yang sama (D-F) pada baris yang berbeda dalam satu kolom tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.
Berdasarkan uji beda Duncan antar konsentrasi air kelapa, terlihat konsentrasi K15 berbeda nyata dengan konsentrasi air kelapa yang lain dimana
dihasilkan oleh konsentrasi A20 diikuti konsentrasi A30, dimana berdasarkan hasil
uji beda Duncan kedua konsentrasi aspirin tersebut berbeda tidak nyata.
Uji lanjut polinomial orthogonal menunjukkan konsentrasi K15 bentuk
pengaruhnya terhadap jumlah akar adalah tidak nyata, hal ini disebabkan konsentrasi K15pada konsentrasi A10, A20, dan A30berbeda tidak nyata.
Gambar 6 Grafik interaksi air kelapa pada 4 taraf aspirin terhadap jumlah akar pada 24 MST.
Bentuk pengaruh dari konsentrasi A20 pada 8, 16 dan 24 MST adalah
linier, berarti semakin meningkat konsentrasi air kelapa yang dikombinasikan dengan konsentrasi A20 akan meningkatkan jumlah akar sedangkan bentuk
pengaruh dari A30 pada 16 dan 24 MST adalah kuadratik, dimana konsentrasi A30
pada konsentrasi K10 menghasilkan jumlah akar lebih banyak dibandingkan pada
konsentrasi air kelapa yang lain (Gambar 7).
Gambar 7 Grafik interaksi aspirin pada 4 taraf air kelapa terhadap jumlah akar pada 24 MST.
4.1.4 Jumlah Ruas
Berdasarkan pengamatan terhadap peubah jumlah ruas, maka media dengan kombinasi perlakuan K20A20 menghasilkan jumlah ruas tertinggi pada 8,
16 dan 24 MST. Media yang berbeda tidak nyata dengan media dengan kombinasi perlakuan K20A20 adalah media dengan kombinasi perlakuan K20A0, K15A20,
K10A30. Sebaliknya jumlah ruas yang terendah dihasilkan oleh media dengan
kombinasi perlakuan K10A10pada 8, 16 dan 24 MST (Tabel 5).
Tabel 5 Pengaruh perlakuan air kelapa dan aspirin terhadap jumlah ruas pada 8, 16 dan 24 MST
Aspirin (mg/l)
Kelapa (%)
Rataan Lin Qua Qub K0 K10 K15 K20 8 MST A0 0,75 bc 0,25c 0,25c 2,50a 0,94DE tn tn tn A10 0,00c 0,00c 0,00c 0,25c 0,06F tn tn tn A20 0,00 c 0,75c 2,00ab 3,50a 1,56D ** tn tn A30 0,00c 1,50bc 1,00bc 0,25c 0,69E tn tn tn Rataan 0,19C 0,62BC 0,81B 1,62A Lin ** tn ** * Qua * tn tn tn Qub tn tn ** ** 16 MST A0 2,25 2,50 1,50 3,00 2,31 D tn tn tn A10 1,25 0,25 0,50 0,50 0,62 E tn tn tn A20 1,25 1,75 2,00 4,25 2,81 D * tn tn A30 0,75 3,50 2,25 1,50 2,00 D tn tn tn Rataan 1,37 2,00 1,56 2,31 Lin tn tn tn tn Qua tn tn tn tn Qub tn tn tn tn 24 MST A0 2,75 3,00 2,50 3,25 2,87 D tn tn tn A10 2,00 0,25 0,50 0,75 0,87 E tn tn tn A20 1,75 2,25 3,00 4,50 2,87D * tn tn A30 1,00 4,25 2,25 2,00 2,37 D tn tn tn Rataan 1,87 2,44 2,06 2,62 Lin tn tn tn tn Qua tn tn tn tn Qub tn tn tn tn
Keterangan : Untuk tabel interaksi : angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a-c) pada baris dan kolom yang berbeda tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%. Untuk rataan pengaruh air kelapa : angka yang diikuti huruf yang sama (A-C) pada kolom yang berbeda dalam satu baris tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%. Untuk rataan Aspirin : angka yang diikuti huruf yang sama (D-F) pada baris yang berbeda dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5%.
Hasil uji beda Duncan terhadap konsentrasi air kelapa pada 16 dan 24 MST menunjukkan konsentrasi air kelapa pengaruhnya berbeda tidak nyata.
Selanjutnya hasil uji beda Duncan terhadap konsentrasi aspirin menunjukkan konsentrasi A20 menghasilkan jumlah ruas tertinggi, dimana pada 8 MST
konsentrasi A20 berbeda tidak nyata dengan tanpa aspirin, sedangkan pada 16 dan
24 MST konsentrasi A20 berbeda tidak nyata dengan konsentrasi A0 dan
konsentrasi A30.
Berdasarkan hasil uji beda diatas maka konsentrasi air kelapa dan aspirin diuji lanjut dengan uji polinomial orthogonal, namun hanya pada 8 MST karena pada 16 MST dan 24 MST interaksi antara air kelapa dan aspirin terhadap jumlah ruas berbeda tidak nyata. Hasil uji polinomial terhadap air kelapa menunjukkan pengaruh konsentrasi K20 berbentuk kubik, ini berarti konsentrasi K20 bila
dikombinasikan dengan aspirin yang lebih tinggi dari aspirin 20 mg/l (A20) maka
jumlah ruas akan menurun (Gambar 8).
Gambar 8 Grafik interaksi air kelapa pada 4 taraf aspirin terhadap jumlah ruas pada 8 MST.
Sebaliknya konsentrasi aspirin pada 8 MST menunjukkan pengaruh konsentrasi A20 berbentuk linier. Hal ini berarti konsentrasi A20 bila
dikombinasikan dengan air kelapa yang konsentrasinya lebih dari 20% akan meningkatkan jumlah ruas (Gambar 9).
Gambar 9 Grafik interaksi aspirin pada 4 taraf air kelapa terhadap jumlah ruas pada 8 MST.
4.1.5 Uji Kualitatif
Hasil uji kualitatif berdasarkan metode Kruskal-Walis untuk pengaruh air kelapa dan aspirin (Tabel 6) menunjukkan pengaruh keempat taraf air kelapa terhadap respon tanaman tidak berbeda nyata pada 8 MST, sedangkan pada 16 MST K15memiliki satu median yang berbeda dan pada 24 MST K15 dan K20
memiliki satu median yang berbeda. Hal ini berarti konsentrasi K15 dan K20 pada
keempat taraf aspirin responnya ada yang berbeda. Pada 24 MST untuk konsentrasi K20 dan K20 skor yang dominan adalah skor 5, berarti pada K15 dan
K20 planlet dominan memiliki batang hijau, akar hijau dan memiliki 1-2 daun
hijau.
Pengaruh aspirin pada 8 dan 16 MST hanya konsentrasi A20yang memiliki
satu median yang berbeda, pada 24 MST media dengan konsentrasi K0, K10 dan
K20 memiliki satu median yang berbeda berarti ketiga taraf aspirin pada keempat
taraf air kelapa ada yang berbeda responnya. Kombinasi perlakuan K20A20
memiliki skor 6 yang berarti planlet memiliki batang yang hijau, akar yang hijau dan memiliki lebih dari 2 daun hijau.
Tabel 6 Pengaruh air kelapa dan aspirin terhadap daya hidup pada 8, 16 dan 24 MST Aspirin (mg/l) Air Kelapa (%) p K0 K10 K15 K20 8 MST A0 5,0 5,5 5,5 5,5 tn A10 5,0 3,0 5,0 5,0 tn A20 5,0 5,5 6,0 6,0 * A30 5,0 5,5 5,5 5,0 tn p tn tn tn tn P = ** 16 MST A0 5,5 5,0 6,0 6,0 tn A10 5,0 3,0 4,0 5,0 tn A20 3,0 5,0 5,5 6,0 * A30 5,0 5,5 5,0 5,5 tn p tn tn * tn P = ** 24 MST A0 5,0 5,0 6,0 5,0 * A10 5,0 3,0 4,0 5,0 * A20 3,0 4,0 5,0 6,0 * A30 3,0 5,0 5,0 5,0 tn p tn tn * * P = **
Keterangan : Skor 1 (tanaman mati), skor 2 (tanaman memiliki batang yang hijau), skor 3 (tanaman memiliki batang yang hijau dan akar yang hijau), skor 4 (tanaman memiliki batang yang hijau dan 1-2 daun yang hijau), skor 5 (tanaman memiliki batang yang hijau, 1-2 daun yang hijau dan akar yang hijau), skor 6 (tanaman memiliki batang yang hijau, lebih dari 2 daun yang hijau dan akar yang hijau). p = nilai p untuk masing-masing konsentrasi perlakuan; P = nilai P untuk seluruh perlakuan yang dicobakan
Pada media dengan perlakuan tanpa aspirin memiliki skor terendah adalah skor 5 dimana skor 5 juga merupakan skor yang dominan, hal ini berarti media dengan perlakuan tanpa aspirin memiliki batang yang hijau, akar yang hijau dan memiliki 1-2 daun yang hijau. Media yang ditambahkan aspirin memiliki skor yang terendah adalah 3 berartiplanlettidak memiliki daun hanya memiliki batang dan akar yang hijau.
Gambar 10 Planletpada kombinasi perlakuan air kelapa 20% dan aspirin 20 mg/l (K20A20) dan kombinasi perlakuan air kelapa 15% dan aspirin 20
mg/l (K15A20) yang berumur 24 minggu.
Gambar 11 Planlet dengan skor 3, skor 5 dan skor 6 setelah dipindahkan ke media MS berumur 2 minggu.
4.1.6 Pembahasan
Hasil percobaan I menunjukkan perlakuan dengan kombinasi air kelapa 20% (K20) dan aspirin 20 mg/l (A20) merupakan kombinasi yang menghasilkan jumlah daun dan jumlah ruas terbanyak. Konsentrasi air kelapa 20% (K20) bila dikombinasikan dengan aspirin yang lebih tinggi dari 20 mg/1(A20) akan menghasilkan jumlah daun dan jumlah ruas semakin menurun. Pengaruh aspirin terhadap jumlah daun bisa dilihat pada media tanpa aspirin dimana persentase jumlah daun gugur adalah yang paling rendah. Pengaruh dari aspirin ini berhubungan dengan senesens daun, dimana menurut Gan (2004) terdapat fakta
yang membuktikan bahwa SA mengontrol pengaturan senesens daun, yaitu semakin meningkat kandungan SA dalam daun Arabidopsis maka senesens akan meningkat.
Sebaliknya bila konsentrasi aspirin 20 mg/l (A20) dikombinasikan
dengan konsentrasi air kelapa yang lebih tinggi dari 20% maka jumlah daun dan jumlah ruas akan meningkat. Berdasarkan uji polinomial orthogonal pengaruh asipirin 20 mg/l (A20) pada kempat taraf air kelapa adalah linier, berarti
semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka jumlah daun dan ruas akan meningkat. Pentingnya air kelapa terlihat pada rataan tanpa air kelapa yang menghasilkan jumlah daun gugur tertinggi dan juga menghasilkan jumlah ruas yang paling rendah. Hasil ini memperkuat bukti bahwa air kelapa sebagai pendorong pertumbuhan kultur. Hal ini juga mendukung penelitian awal yang dilakukan Wattimena (2005) dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh air kelapa berbentuk linier dan peningkatan pengaruh air kelapa akan menurun dengan bertambahnya konsentrasi dari aspirin.
Berdasarkan hasil penelitian diatas terlihat bahwa pengaruh air kelapa dan aspirin adalah antagonis dimana air kelapa berfungsi mendorong pertumbuhan sebaliknya aspirin berpengaruh mempercepat pengguguran daun. Pengaruh aspirin menurut Wattimena (2005) adalah memperpanjang durasi inisiasi daun, namun dalam penelitian ini diperoleh aspirin mempercepat proses senesens sehingga jumlah daun yang gugur meningkat. Perbedaan tersebut disebabkan karena dalam penelitian ini tidak mengamati peubah durasi inisiasi daun dan dalam penelitian Wattimena (2005) hanya dilakukan selama 8 minggu sehingga proses senesens
belum bisa teramati.
Berbeda dengan pembentukan daun dan ruas, pembentukan akar tertinggi yaitu dihasilkan oleh media pelestarian dengan kandungan air kelapa 15% (K15),
sedangkan kandungan aspirin sama dengan pembentukan daun dan ruas yaitu sebesar 20 mg/l (A15). Terhadap pembentukan akar pengaruh air kelapa sama yaitu
semakin tinggi air kelapa yang dikombinasikan dengan aspirin 20 mg/l (K20) akan
meningkatkan jumlah akar, sedangkan semua taraf aspirin bila dikombinasikan dengan air kelapa 15% (K15) akan menghasilkan jumlah akar yang berbeda tidak
nyata. Perbedaan konsentrasi air kelapa yang berpengaruh terhadap pembentukan daun dan ruas dibandingkan dengan akar disebabkan auksin yang dikandung air
kelapa, dimana menurut Wattimena (1988) selang konsentrasi auksin yang mendorong pembesaran sel-sel akar adalah sangat sempit. Ini menunjukkan auksin yang terkandung dalam air kelapa 15% (K15) merupakan konsentrasi
yang tepat untuk pembesaran sel-sel akar. Hasil uji beda Duncan menunjukkan konsentrasi aspirin 20 mg/l (A20) yang dikombinasikan dengan konsentrasi air
kelapa 15% (K15) dan 20% (K20) berbeda tidak nyata. Oleh sebab itu lebih
direkomendasikan untuk menggunakan aspirin 20 mg/l (A20) dikombinasikan
dengan air kelapa 20% (K20) untuk pertumbuhan akar karena dengan konsentrasi
yang sama, selain menghasilkan jumlah akar yang banyak juga dapat menghasilkan jumlah daun dan ruas yang banyak.
Hasil uji kualitatif terhadap daya hidup, pengaruh air kelapa 20% (K20)
pada keempat taraf aspirin memberikan respon berbeda, dimana pada konsentrasi tertentu yaitu konsentrasi air kelapa 20% (K20) yang dikombinasikan dengan
konsentrasi aspirin 20 mg/l (K20) pengaruhnya berantagonis dan memberi respon
skor 6 yang berarti kombinasi air kelapa 20% (K20) dan aspirin 20 mg/l (A20)
merupakan kombinasi yang membentuk planlet yang pertumbuhannya tidak cepat tetapi sehat. Pengujian kualitatif pengaruh air kelapa dan aspirin terhadap daya hidup menunjukkan bahwa perlakuan tanpa air kelapa yang dikombinasikan dengan aspirin 20 mg/l (A20) dan 30 mg/l (A30) menghasilkan planlet yang tidak
memiliki daun. Perlakuan tanpa air kelapa menyebabkan tidak ada sitokinin, karena menurut George and Sherrington (1984) di dalam air kelapa terkandung sitokinin yang salah satunya dalam bentuk zeatin ribosida. Selanjutnya dijelaskan oleh Taiz and Zeiger, (2002) bahwa sitokinin yang memperlambat prosessenesens
adalah dalam bentuk zeatin ribosida dan dihidrozeatin ribosida. Sebaliknya pada media tanpa aspirin untuk semua taraf air kelapa menunjukkan tanaman memiliki daun, namun bila ditambahkan aspirin makaplanletakan menggugurkan daun. Hal ini disebabkan aspirin mempercepat proses senesensdaun (Gan,2004).
Penambahan air kelapa bukan saja kandungan sitokinin meningkat, namun kandungan auksin, vitamin, asam amino, asam organik dan hara tanaman juga turut meningkat. Auksin berfungsi dalam pembelahan dan pembesaran sel, sedangkan vitamin akan membantu dalam reaksi enzimatik (Wattimena, 1988). Asam amino sebagai penyedia N dalam sel yang
pengambilannya jauh lebih mudah dibandingkan ion nitrogen anorganik dalam media yang sama, dan asam organik yang berfungsi mencegah turunnya pH sehingga memungkinkan pengambilan ion NH4+ (Mandang, 1993). Ion NH4+
di dalam penelitian ini didapat dari pupuk daun Hyponex (20-20-20). Gula alkohol yang terkandung dalam air kelapa (inositol) dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman in vitro (Wattimena, 1990). Hara tanaman yang terkandung dalam air kelapa meliputi unsur K, P, Mg, Ca, S, Fe dan Cu (George and Sherington, 1984), unsur-unsur ini juga terkandung di dalam pupuk daun Hyponex (20-20-20), namun karena konsentrasinya sedikit maka hara yang terkandung dalam air kelapa dapat membantu menyediakan unsur hara-unsur hara tersebut.
4.2 Percobaan II : Pengaruh Taraf Konsentrasi Agar dan Sukrosa terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun, Akar dan Ruas Tanaman Ubi Jalar Genotipe Sukuh.
4.2.1 Kondisi Umum
Pada umumnya eksplan yang ditanam pada media dari tiap perlakuan dapat tumbuh dengan baik selama waktu pengamatan. Planlet yang bertahan hidup selama waktu pengamatan (24 minggu) memiliki daun berwarna hijau tua, batang berwarna hijau muda dan planlet terlihat tegar. Selama waktu pengamatan terjadi kontaminasi pada semua perlakuan dan kontaminasi tersebut sampai dengan 8 MST.
Tabel 7 Rekapitulasi uji F untuk peubah daun, akar dan ruas
MST
Perlakuan
Daun Akar Ruas
A S A*S A S A*S A S A*S
2 tn tn * tn * tn tn tn tn 4 tn tn tn tn ** tn tn tn tn 6 tn tn tn tn * tn tn tn tn 8 tn tn tn tn * tn tn tn tn 10 tn * tn tn ** tn tn tn tn 12 tn * tn tn ** tn tn tn tn 14 tn * tn tn ** tn tn ** tn 16 ** ** tn tn ** tn tn ** tn 18 ** ** tn tn ** tn tn ** tn