Bahaya biologik berpotensi menimbulkan penyakit infeksi akibat kerja, dari penyakit yang ringan seperti flu bisa sampai SAR bahkan HIV-AIDS bagi pekerja kesehatan. Jenis mikroorganisme yang termasuk dalam golongan faktor biologik serta pekerja berisiko terpajan antara lain virus (Hepatitis B/C, HIV), bakteri (Tuberkulosis, Bruselosis, Leptosipiriosis), jamur (Coccidiomycosis, Aktinomikosis), serta parasit (Hookworm, Malaria).
5. Bahaya ergonomik (ergonomic hazard)
Bahaya ergonomik berupa faktor postur janggal, beban berlebih, durasi panjang, frekuensi tinggi. Bahaya ergonomik yang dimaksud terkait dengan kondisi pekerjaan dan peralatan kerja yang digunakan oleh pekerja termasuk work station.
16
6. Bahaya pengorganisasian pekerjaan (work organization hazard)
Bahaya pengorganisasian pekerjaan (work organization hazard) contohnya adalah faktor stres kerja berupa beban kerja berlebih atau pembagian pekerjaan yang tidak proporsional, budaya kerja sampai jauh malam dan mengabaikan kehidupan sosial pekerja.
Menurut Ramli (2010), jenis bahaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahaya Mekanis
Bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanik baik yang di gerakkan secara manual maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, press, tempat, pengasukan, dan lain-lain, Bahaya yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti gerakan mengebor, memotong, menempa, menjepit, menekan, dan bentuk gerakan lainya. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cedera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit, terpotong, atau terkupas.
2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan kandugannya. Banyak kecelakan terjadi akibat bahaya kimiawi. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain:
a. Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun (toxic).
b. Iritasi, oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam kertas, cuka air aki, dan lainya.
c. Kebakaran dan peledakan. Beberapa jenis bahan kimia memiliki sifat
mudah terbakar dan meledak misalnya golongan senyawa hidrokarbon seperti minyak tanah, premium, LPG, lainya.
d. Polusi dan pencemaran lingkungan.
3. Bahaya Listrik
Merupakan sumber bahaya yang berasal dari energi listrik yang dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat. Di lingkungan kerja banyak item bahaya listrik, baik jarigan listik, maupun peralatan kerja atau mesin yang menggunakan energi listrik.
4. Bahaya Fisis
Bahaya yang berasal dari faktor fisis antara lain :
a. Bising dapat mengakibatkan bahaya ketulian atau kerusakan indera pendengaran
b. Tekanan c. Getaran
d. Suhu panas atau dingin e. Cahaya atau peneragan
f. Radiasi dan bahan radioaktif, sinar ultra violet, atau infra merah 5. Bahaya Biologis
Di berbagai lingkungan terdapat bahaya yang bersumber dari biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal dari aktifitas kerja.
Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan, farmasi, pertanian, dan kimia, pertambangan, minyak dan gas bumi.
18
Sumber informasi bahaya. Bahaya dapat diketahui dengan berbagai cara dan berbagai sumber antara lain dari peristiwa atau kecelakaan yang terjadi, pemeriksaan ke tempat kerja, melakukan wawancara dengan pekerja di lokasi kerja, informasi dari pabrik atau asosiasi industri, data keselamatan bahan (material safty data sheet).
1. Kejadian kecelakaan
Informasi berharga tentang sumber bahaya atau risiko adalah melelui informasi kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, terutama dari hasil penelitian dan kajian penyebabnya akan bermanfaat untuk mencegah kejadian serupa. Dari kasus kecelakaan banyak informasi berguna untuk mengenal bahaya misalnya :
a. Lokasi kejadian
b. Peralatan atau alat kerja
c. Pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
d. Data-data korban berkaitan dengan usia, pengalaman, pendidikan, masa kerja, kondisi kesehatan, dan kondisi fisik serta informasi lainya.
e. Waktu kejadian
f. Bagian badan yang cedera g. Keparahan kejadian
2. Kecenderugan Kejadian
Identifikasi bahaya juga dapat dilakukan dengan mempelajari kecenderungan atau trend kejadian dalam perusahaan. Misalnya dalam priode setahun ditemukan bahaya pekerja yang menderita penyakit pernafasan, terkena semburan bahan kimia, atau jatuh dari tangga. Indikasi ini dapat dipelajari untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja (Ramli,2010).
Kecelakaan Kerja
Kecelakan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan kecelakaan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi di karenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Maka dalam hal ini terdapat dua permasalahan penting, yaitu kecelakan akibat langsung pekerjaan atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (Suma’mur,1987).
Penyebab terjadinya kecelakaan. Menurut Djati ( 2001) penyebab kecelakan dapat dibagi 2 :
1. Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Kondisi tidak aman dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lingkungan kerja seharusnya mematuhi aturan dari industrial Hygine, yang mengatur agar kondisi tempat kerja aman dan sehat. Apabila tempat kerja tidak mengikuti aturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditentukan maka terjadilah kondisi yang tidak aman sebagai contoh, lantai yang licin sehingga dapat menyebabkan jatuhnya seseorang, selang air yang melintang di jalan, dan lain-lain.
20
2. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Menurut penelitian hampir 85% kecelakaan terjadi disebabkan faktor manusia yang melakukan tindakan tidak aman. Tindakan tidak aman ini dapat disebabkan oleh :
1. Karena tidak tahu
Yang bersangkutan tidak mengetahui bagai mana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ada.
2. Karena tidak mampu/tidak bisa
Yang bersangkutan telah mengetahui cara kerja yang aman, bahaya-bahaya yang ada tetapi karena belum mampu, kurang terampil dia melakukan kesalahan.
Walaupun telah mengetahui degan jelas cara kerja dan peraturan-peraturan serta yang bersangkutan dapat melaksanakanya,tetapi karena tidak mau melaksanakan maka terjadi kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat keselamatan atau melepas alat pengaman.
Menurut rijanto (2010), penyebab-penyebab yang paling sering menyebakan kematian dan cedera adalah :
1. Jatuh
Orang-orang jatuh karena jalan yang menuju dari tempat kerja tidak baik, atau tempat kerjanya itu sendiri tidak aman. Ada 5 kelompok pekerjaan berisiko tinggi dimana jatuh merupakan akibat yang utama, yaitu: pekerjaan atap, pekerjaan memasang kontruksi baja pekerjaan pemasangan rangka, pencoran beton, dan pekerjaan pembongkaran.
2. Benda-benda jatuh dan roboh
Orang dapat kejatuhan benda yang sedang diangkat, benda yang terguling atau yang terlepas dari kedudukannya; kejatuhan atau tertimbun oleh bahan-bahan saat penggalian, robohnya bagunan atau rangka.
3. Kecelakaan-kecelakaan akibat listrik
Orang-orang menderita syok listrik dan terbakar bila menggunakan peralatan yang tidak aman dan bila tersentuh pada kabel-kabel listrik di atas kepala dan kabel-kabel yang ditanam.
Kerugian yang disebabkan kecelakaan kerja. Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian (K):
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi 3. Keluhan dan kesedihan 4. Kelainan dan cacat 5. Kematian
Kerugian-kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama bagi kecelakaan, pengobatan, perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya perbaikan alat-alat mesin serta biaya atas kerusakan bahan-bahan. Biaya tersebut meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi. Biaya ini mencakup berhentinya produksioleh karena
22
pekerjaan-pekerjaan lainya menolong atau tertarik oleh peristiwa kecelakaan itu, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang sedang menderita oleh karena kecelakaan dengan orang baru yang belum bisa bekerja di tempat itu, dan lain-lain.
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja .Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuan Internasional tahun 1962 dalam Suma’mur (1987) adalah sebagai berikut :
1. Klarisifikasi menurut jenis kecelakaan a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, kecuali benda jatuh d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena arus listrik
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
i. Jenis-jenis lain termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.
2. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin
1) Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik 2) Mesin penyalur (transmisi)
3) Mesin-mesin untuk megerjakan logam
4) Mesin-mesin pengolahan kayu 5) Mesin-mesinpertanian
6) Mesin-mesin pertambangan
7) Mesinmesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut b. Alat angkut dan alat angkat
1) Mesin angkat dan peralatanya 2) Alat angkutan di atas rel
3) Alat angkutan lain yang beroda terkecuali kereta api 4) Alat angkut udara
5) Alat angkut air
6) Alat-alat angkutan lain c. Peralatan lain
1) Bejana bertekanan
2) Dapur pembakaran dan pemanas 3) Instalasi pendingin
4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik(tagan)
5) Alat-alat listrik ( tangan) 6) Alat-alat angkutan lain d. Bahan- bahan, zat-zat dan radiasi
1) Bahan peledak
2) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak 3) Benda-benda melayang
24
4) Radiasi
5) Bahan-bahan dan zat-zat lain yang termasuk golongan tersebut e. Lingkungan kerja
1) Di luar bangunan 2) Di dalam bagunan 3) Di bawah tanah
f. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai
1) Hewan 2) Penyebab lain
g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. Patah tulang
b. Dislokasi/keseleo c. Regang otot/urat
d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi
f. Luka-luka lain g. Luka di permukaan h. Gegar dan remuk i. Luka bakar j. Sobek
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. Kepala
b. Lehar c. Bahan
d. Anggota atas e. Anggota bawah f. Banyak tempat g. Kelainan umum
h. Letak lain yang tidak dapat dimaksukkan klasifikasi tersebut
Prinsip-prinsip pencegahan kecelakaan. Menurut Ridley (2008), sasaran pencegahan kecelakaan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan jika kecelakaan terjadi, mencegahnya agar tidak terulang kembali.
Adapun prosedur pencegahan kecelakaan adalah : 1. Mengidentifikasi bahaya
2. Menghilangkan bahaya
3. Mengurangi bahaya hingga seminim mungkin jika penghilangan bahaya tidak dapat di lakukan
4. Melakukan penilaian risiko risiko residual 5. Mengendalikan risiko residual
Pencegahan cedera memiliki dua komponen utama: mengantifikasi potensi bahaya dan desain tempat kerja. Sistem surveilans yang dikembangkan dengan data yang baik dapat membantu perusahaan mengantisipasi cedera potensial, baik itu kecelakaan atau tidak kekerasan. Cedera seharusnya tidak lagi dianggap akibat
26
yang dihasilkan dari berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.
Sebaliknya, pengusaha harus mengaggap mereka sebagai peristiwa-biaya tinggi dalam hal biaya pengobatan dan kehilangan produktifitas, biaya yang di bayar oleh pekerja, pengusaha dan akhirnya konsumen. Namun, banyak perusahaaan menganggap hal tersebut sekedar kepatuhan, bukan pencegahan proaktif. Selain itu, jumlah saat ini yang dikeluarkan oleh pemerintah pada pencegahan cedera kecil jika dibandingkan dengan uang yang dialokasikan untuk penyakit yang paling kronis. Tetapi pengusaha berupaya untuk memiliki program pencegahan cedera yang di rancang degan baik di tempat kerja (Healey dan Walker, 2009).
Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam suatu upaya sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi. Identifikasi bahaya merupakan landasan manajemen risiko untuk menjawab pertanyaan apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau menimpa organisasi/ perusahaan dan bagaimana terjadinya (Ramli,2010).
Menurut rijanto (2011), untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya khusus yang berhubungan dengan pekerjaan, maka dapat dimulai dengan mencari bahaya-bahaya. Untuk itu perlu dijawab beberapa pertanyaaan tentang setiap langkahnya:
1. Apakah ada bahaya terbentur, terpukul atau lainya yang membuat luka, dengan satu objek ?