• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu Hukum, Hukum Transplantasi Organ Tubuh Orang Muslim Kepada Orang Non Muslim Menurut Bahtsul Masail NU dan Analisa Penulis Mengenai Hukum Transplantasi Organ Tubuh Orang Muslim Kepada Orang Non Muslim Menurut Bahtsul Masail NU.

BAB V : PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kemudian Daftar Pustaka.

10 A. Pengertian Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yaitu transplantation, menurut bahasa, istilah transplantasi ialah to transplant yang berarti to take up and plant to another (mengambil dan menempelkan pada tempat lain). Atau to move from one place to another (memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain). Transplantasi juga berarti pencangkokan.5

Sedangkan menurut istilah, transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal.6

Berdasarkan hubungan Genetik antara donor dan recipient (penerima)maka transplantasi di golongkan menjadi tiga bagian :

5

Artikel diakses pada 18 Juni 2009 dari http://www.slideshare.net/lukmanul/presentasi-12-transplantasi-organ

6

Artikel diakses pada 13 September 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ

1. Auto Transplantation, yaitu dimana donor dan penerimanya berasal dari satu individu. Misalkan seseorang yang diambilkan daging pahanya untuk menampal pipinya.

2. Homo Transplantation, yaitu transplantasi yang donor dan penerimanya berasal dari satu individu. Artinya transplantasi ini dari manusia ke manusia, atau dari binatang ke binatang. Misalkan transplantasi hati dari satu orang ke orang yang lain.

3. Hetero Transplantation, yaitu transplantasi yang dilakukan dari individu yang berlainan. Artinya dari organ hewan ke manusia atau sebaliknya. Misalkan transplantasi katup jantung babi untuk manusia.7

1. Sejarah Transplantasi

Transplantasi, yang merupakan pemindahan organ, sel, dan jaringan dari satu lokasi ke lokasi lainnya telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Nenek moyang bangsa mesir telah mengenal praktek transplantasi dengan teknik primitif sekitar tahun 500-700 sebelum masehi.8

Sebagai praktek primitif yang berasal dari abad 700 sebelum masehi, sejarah mencatat bahwa mereka telah melakukan penyambungan tulang yang patah pada manusia.

7

Tim Perumusan Komisi Ahkam, Ahkamul Fuqoha:Solusi problematika Aktual Hukum Islam. PB.NU cetakan ke 2, Jakarta, 2007. h. 460

8

Calne, R. The History and Development Of Organ Transplantation: Biology and Rejection.Baillieres Clin Gastroenterol. Canada,September 1994. h.389

Pada sekitar abad ke 7 transplantasi organ sudah dilakukan oleh bangsa india, cina dan mesir. Tercatat dalam beberapa tulisan yang menjelaskan prosedur untuk beberapa Transplantasi yang sangat mirip dengan metode modern.9

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan banyaknya ilmuan yang telah menemukan zat kimia yang berhubungan dengan transplantasi, tidak menutup kemungkinan transplantasi secara modern dapat dilakukan.10

Awal dilakukannya Transplantasi secara modern yaitu ketika ditemukan zat kimia dalam bidang pembedahan dan antiseptik untuk operasi pada tahun 1540 oleh ahli kimia Valerius Cordus yang mensintesiskan eter kemudian dilakukan percobaan pada hewan. Penggunaan eter untuk operasi menjadi meluas pada pertengahan tahun 1800 berdasarkan literratur Louis Pasteur tentang kemajuan dalam bidang bakteriologi.11

Alexis Carrel, dikenal sebagai bapak dari percobaan transplantasi organ karena ia yang pertama kali melakukan teknik vascular. Sebagai dasar vascular operasi dan transplantasi organ. Transplantasi organ

9

Artikel diakses pada 18 Juni 2009 dari

http://inventors.about.com/library/inventors/bl_history_of_transportation.htm

10

Ibid

11

merupakan sistem yang dibuat oleh Carrel dan Charles Lindbergh sebagai dasar perkembangan operasi jantung oleh John Gibbon, sehingga memungkinkannya dilakukan transplantasi jantung yang sebenarnya.12 2. Kemajuan Transplantasi Organ

Pada awal tahun 1960-an, transplantasi organ dari pendonor yang telah meninggal adalah suatu hal yang mustahil. Donor dari orang yang masih hidup adalah satu-satunya yang dapat digunakan untuk ditransplantasikan.

Sebelum ditemukannya alat bantu pernapasan dan sistem pendukung kehidupan, beberapa menit setelah mekanisme dari keseluruhan otak tidak berfungsi, pernapasan berhenti dan jantungpun berhenti berdetak. Berhenti berfungsinya otak diikuti oleh berhenti berfungsinya jantung dan paru-paru. Hal ini menimbulkan banyak permasalahan. Tetapi dengan ditemukannya alat bantu pernapasan, berhentinya fungsi otak (kematian otak) dan berhentinya pernapasan (kematian jantung dan paru-paru) terjadi dalam waktu yang berbeda.

Selanjutnya, dengan dengan kemajuan teknologi kedokteran yang sangat pesat dalam bidang pencangkokan, hal ini memungkinkan mengganti bagian dan organ tubuh lainnya seperti hati, paru-paru, liver, pangkreas, jantung dan kornea mata, yang berfungsi normal, kemudian rusak atau yang

12

Artikel diakses pada 18 Juni 2009 dari

hampir tidak berfungsi sama sekali, dengan organ dan bagian tubuh dari orang lain melalui pencangkokan.13

Adapun gambar berbagai macam organ dan jaringan yang telah berhasil ditransplantasikan, diunduh dari New York Organ Donor Network oleh Achmad Muchlisin, Danang Rais, Erdo Deshiant, Vino Soaduon

Keterangan gambar 1. Mata (kornea) 2. Paru-paru

3. Jantung dan katup jantung 4. Hati

5. Pankreas 6. Usus

13

Dr.H.Azhar,LL.M, LL.D. Undang-Undang Pencakokan Organ Tubuh Dan Konsep KematianDi Jepang. Simbur Cahaya No. 27 Tahun X Januari 2005 h.20-21

7. Vena Paha 8. Kulit 9. Tulang 10.Ginjal 11.Tendon14

Seiring perkembangan zaman yang diikuti perkembangan teknologi kedokteran, berbagai macam organ dapat di transplantasikan, sehingga upaya untuk menggati organ tubuh seseorang yang sudah tidahk berfungsi menjadi semakin mudah.

B. Dampak yang Timbul dari Transplantsi Organ

Pada homo transplantation, kemungkinan dampak yang ditimbulkan ada 3 macam :

1. Apabila donor dan penerimanya saudara kembar yang berasal dari satu sel telur, maka hampir tidak menyebabkan reaksi penolakan pada golongan ini hasil transplantasinya serupa dengan hasil auto transplantasi.

2. Apabila donor dan penerimanya adalah saudara kandung atau salah satunya mempunyai orang tua yang sama, maka kemungkinan ada reaksi penolakan tapi skalanya kecil.

14

Achmad Muchlisin, Danang Rais, Erdo Deshiant dan Vino Soaduon, The First Identical-Twin Kidney Transplant Operation. Seminar dilaksanakan pada 23 desember 2004

3. Apabila donor dan penerimanya tidak mempunyai hubungan saudara, maka kemungkinan besar transplantasi akan mengalami penolakan.15

Adanya penolakan organ tersebut terjadi karena di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem kekebalan tubuh alamiah yang secara otomatis akan menolak benda asing yang masuk kedalamnya.

Organ tubuh dari pendonor secara otomatis akan langsung ditolak oleh sistem imun dari tubuh penerima organ. Penolakannya dapat berupa penggumpalan darah atau tidak berfungsinya organ tersebut yang dapat mengakibatkan kematian bagi penerima organ.

Seiring dengan kemajuan teknonlogi kedokteran yang kian canggih, para ilmuwan telah menemukan serum dan obat yang dapat mengatasi masalah yang timbul akibat Transplantasi organ semakin dapat diatasi. Begitu juga masalah penolakan benda asing yang masuk kedalam tubuh penerima organ.

C. Hukum Transplantasi Organ Tubuh 1. Hukum positif di Indonesia

Perkembangan dunia kedokteran yang memungkinkan untuk melakukan pergantian organ dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan menyelamatkan jiwa orang (pasien) adalah sangat mulia.

15

Tim Perumusan Komisi Ahkam, Ahkamul Fuqoha:Solusi problematika Aktual Hukum Islam. PB.NU cetakan ke 2, Jakarta, 2007. h. 460-461

Tetapi jika perbuatan itu dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau dengan maksud mamperjual-belikan, maka itu adalah perbuatan yang sangat tercela. Agar Transplantasi organ tubuh tidak disalah gunakan, maka hal tersebut diatur dalam undang-undang.

Menurut Undang-undang yang berlaku di Indonesia yaitu pada Undang-undang nomer 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang dibahas lebih rinci pada pasal dibawah ini :

Pasal 33

(1) Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfuse darah, implan obat dan atau alat kesehatan serta bedah plastik dan rekonstruksi.

(2) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.

Pasal 34

(1) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

(2) Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Dengan demikian, Negara memperbolehkan seseorang untuk melakukan transplantasi organ hanya untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Selain hal tersebut, syarat-syarat lainnya harus terpenuhi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 34 ayat satu dan dua. Sedangkan untuk ketentuan penyelenggaraaanya, diatur oleh peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 1981.

Pasal 11 :

(1) Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan .

(2) Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan

Pasal 12 :

Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 ( dua ) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi

Pasal 16 :

Donor atau keluarga donor yang tidak berhak atas kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi

Pasal 17 :

Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia . Pasal 18 :

Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk dari luar negeri.

Jelaslah bahwa Negara Indonesia tidak melarang seseorang untuk melakukan transplantasi organ tubuh asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bukan untuk tujuan komersil.

2. Hukum Islam di Indonesia

Bidang kedokteran secara umum termasuk salah satu bidang keilmuan yang mendapat perhatian cukup besar dari para ulama sejak masa nabi hingga dewasa ini, termasuk yang terkait dengan perkembangan teknologinya dari sisi etika dan hukum Islam. Dalam menentukan hukum, haram-halalnya suatu temuan ilmiah termasuk dalam bidang kedokteran.

pada masa Nabi, seluruhnya dapat diselesaikan oleh Nabi. Sedang pada masa berikutnya jika tidak dapat ditemukan dalam sumber ajaran Islam, al-Quran dan hadis, maka dilakukan ijtihad. Dewasa ini para ulama dihadapkan pada masalah lebih rumit, karena banyak masalah-masalah kedokteram yang tidak ada penegasan dalam nash, Alquran dan Hadis, juga tidak ditemukan keterangannya dalam literatur fikih karena hal yang serupa belum diformulasikan oleh para pakar fikih (fuqaha)

terdahulu, belum terjadi saat itu atau bahkan belum terpikirkan akan adanya. Di samping itu, juga mulai terkuaknya masalah lain yang terkait yang harus pula dipertimbangkan dalam menentukan hukumnya.16

Di sisi lain, sekarang hampir tidak ada lagi orang yang mempunyai otoritas berijtihad secara mandiri karena orang yang memenuhi prasyarat akademis dan moral yang diperlukan nyaris tidak dapat dijumpai lagi. Maka yang dilakukan adalah berijtihad secara kolektif (ijtihad jama'i) melalui lembaga atau organisasi keulamaan. Padahal secara normatif teoritis, ada interaksi antara perubahan dan perkembangan teknologi kedokteran dengan perubahan hukum Islam. 17

Setiap peristiwa yang terjadi pasti ada hukum yang mengikatnya, ada dalil yang menunjukkan atas hukumnya, jika tidak ditemukan secara jelas dalam nash maka dalil dicari dengan cara berijtihad. Dengan ijtihad, maka sesulit dan serumit apa pun persoalan yang dihadapi manusia, maka di situ ada ketentuan hukumnya.

Hukum Islam senantiasa dinamis dan sesuai dengan tuntutan masa dan tempat, intinya menarik yang bermanfaat serta menghindari yang mafsadat (Rahmān, 1983). Tujuan akhir ditetapkannya hukum Islam adalah menjadi rahmat bagi manusia, mewujudkan kemaslahatan yang

16

Zuhroni, Fatwa Ulama Indonesia Terhadap Isu-isu Kedokteran Kontemporer, artikel diakses pada 10 April 2010 dari

http://www.ptiq.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=40&Itemid=34

17

hakiki, baik di dunia maupun di akhirat (Zahrat, 1995). Ukuran dan sarana kemaslahatan itu tidak baku dan tidak tak terbatas, ia berubah seiring dengan perkembangan zaman (Rahmān, 1983).18

Secara metodologis, ulama menetapkan hukum Islam berdasarkan sumber primer syariat Islam, Alquran dan Hadis, dua sumber komplementer yang merupakan sub-ordinat (ijmak dan qiyas), kaidah-kaidah suplementer, meliputi Istihsān (preferensi juristik), Amalan Penduduk Madinah, al-Mashālih al-Mursalat (kemaslahatan umum), Istishhāb (aturan kesesuaian), Syar‟ man Qablanā, Madzhab Shahābi, Sadd al-Dzarī'at (menutup jalan yang dapat menghantarkan terjadinya kemaksiatan), dan „urf (Khin, 1984; „Umran, 1992). Abd al-Rahim „Umran menambahkan empat prinsip (kaidah) umum, yaitu: "Watak dasar segala hal adalah halal kecuali apabila dilarang oleh suatu nash, tidak memudaratkan dan tidak dimudaratkan, darurat membolehkan yang dilarang, dan memilih kemudaratan yang lebih kecil (Umran, 1992).19

Hampir seluruh isu kedokteran dan kesehatan yang berkembang dewasa ini telah mendapatkan fatwa dari Ulama Indonesia. Dilihat dari segi jumlah topik kedokteran yang telah difatwakan, Bahtsul Masail tercatat yang terbanyak, diikuti MPKS, MUI, Dewan Hisbah, dan Majlis Tarjih. Ada dua isu (inseminasi buatan dan transplantasi) direspons oleh

18

Ibid.

19

seluruh lembaga fatwa, selebihnya kadang hanya oleh sebagian saja, bahkan ada yang hanya oleh satu lembaga saja.20

Zuhroni, alumnus PTIQ yang sekarang menjadi dosen di universitas YARSI menjelaskan bagaimana Penetapan fatwa terhadap tema kedokteran yang ditetapkan oleh lima lembaga fatwa dari segi metode atau dasar dalilnya, secara umum dapat digolongkan dalam tiga tipologi,yaitu:

a. Merujuk pada ketentuan dalam kitab-kitab fikih (kutub mu‟tabarat), dengan cara tahbīq atau Ilhāq (analogi), dilakukan oleh Bahtsul Masail.

b. Dengan slogan „kembali kepada Alquran dan Hadis‟ oleh Majlis Tarjih dan Dewan Hisbah, secara teoritis segala persoalan termasuk isu-isu modern dapat dijawab dengan kedua sumber tersebut. Namun, ketika dihadapkan pada realita ternyata tidak terdapat dalam dua sumber tersebut, maka digunakan metode yang dirumuskan oleh para mujtahid, seperti istihsān, mashlahat mursalat, sadd al-dzarī'at, dan sebagainya, termasuk karya-karya fikih masa lalu, namun tidak dinyatakan secara tegas.

20

c. MUI secara umum dapat dianggap sebagai perpaduan plus antara dua tipologi di atas, bersifat fleksibel dan dinamis, menggunakan sumber primer dan suplementer dan dinyatakan secara jelas.21

Secara metodologis, meski tidak berarti meninggalkan sumber-sumber hukum atau metode pendukung lain yang menguatkannya, terlepas dari adanya kelaziman menyebutkan metode tersebut atau tidak tetapi secara aplikatif dapat ditentukan, ada satu metode atau lebih penetapan hukum yang kuat dan menonjol dijadikan sebagai dasar, yaitu sebagai berikut:

a. Melalui sumber primer, Alquran dan Sunnah, atau dengan mengkiyaskannya. Fatwa tentang larangan operasi ganti kelamin digunakan dalil dengan nash tentang larangan merubah ciptaan Allah dan menyerupakan diri dengan lain jenis. Proses pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim/vagina atau penanaman zigot dengan batasan menutup aurat dan larangan melihat aurat, agar „memejamkan pandangan‟. Keharaman menggunakan jenazah untuk transplantasi dengan larangan menyakiti jenazah, atau secara spesifik larangan untuk tidak mematahkan tulang mayit. Transplantasi organ dan operasi perbaikan kelamin dengan anjuran berobat. Berobat dengan bahan dari unsur babi atau transplantasi dengan organ babi tercakup dalam larangan makan babi.

21

b. Melalui kaidah-kaidah suplementer, di antaranya:

1) Istihsan atau konsep darurat, seperti terhadap isu tentang donor organ, transplantasi dengan organ orang mati, bedah mayat untuk pendidikan kedokteran dan pengadilan, penggunaan obat beralkohol dan organ babi, aborsi karena alasan medis, darurat. 2) Sadd al-Dzarī‟at digunakan untuk menetapkan haramnya

penggunaan sperma donor, sewa rahim, transplantasi dengan sesama muslim, aborsi akibat perkosaan yang berakibat depresi berat.

3) Mashlahat Mursalat, dijadikan sebagai argumen halalnya inseminasi buatan/bayi tabung, bedah mayat, transplantasi organ, dan KB.

4) Istishhāb digunakan karena tidak ada larangan dan perintah dalam nash maka difahami sebagai bentuk pembolehan, seperti fatwa tentang isu inseminasi buatan.

5) Melalui kitab-kitab fikih dengan cara men-tathbīq-kannya atau meng-ilhāq-kannya, seperti haramnya suntik mayat dan bedah mayat dianalogikan dengan haramnya khitan mayat, bolehnya bedah mayat untuk pendidikan atau pengadilan, donor dan

transplantasi organ manusia dianalogikan dengan bolehnya mengeluarkan benda berharga atau bayi dari perut mayat.22 Fatwa tentang transplantasi organ pada prinsipnya seluruh lembaga fatwa di Indonesia mengharamkan transplantasi organ manusia. Majlis Tarjih, MUI, dan Dewan Hisbah menambahkan kecuali darurat, juga termasuk untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pendidikan kedokteran.23

Fatwa Bahtsul Masail mengalami pergeseran, awalnya mereka mengharamkannya secara mutlak namun kemudian direvisi yang selanjutnya difatwakan dengan dua pandangan, haram secara mutlak dan jaiz karena darurat.

Dewan Hisbah dan Bahtsul Masail mempersyaratkan menggunakan organ muslim. Bedanya, Dewan Hisbah sebatas menyarankan sedangkan Bahtsul Masail mengharuskannya.

Bahtsul Masail dan Dewan Hisbah secara khusus telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan transplantasi menggunakan organ babi, kecuali tidak ada pilihan lain. Namun jika ada organ pengganti, maka Bahtsul Masail mengharamkannya secara mutlak penggunaan organ babi.24

22 Ibid. 23 Ibid. 24 Ibid.

Ada beberapa pandangan hukum islam mengenai halal-haramnya transplantasi organ, oleh agama dijawab dengan merujuk pada sumber tekstual utama (Qur'an dan hadis) maupun kitab-kitab hukum fikih dengan mempertimbangkan upaya mempertahankan martabat manusia.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra‟ ayat 70







































Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Allah SWT mengingatkan umat manusia akan nikmat dan karunia khusus yang telah diberikan kepada mereka bahwa mereka dimuliakan dan diberi kelebihan atas makhluk lain. Manusia dikaruniai Allah SWT sarana pengankutan darat,laut, mereka dilaaruniai rizki, makanan dan pakaian.25

Setelah menggambarkan anugerah-Nya ketika berada di laut dan di darat. Baik terhadap yang taat maupun yang durhaka, ayat ini menjelaskan sebab anugerah itu , yakni karena manusia adalah makhluk

25

Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier , PT. Bina Ilmu Surabaya. jilid 5, h. 252

unik yang memiliki kehormatan dalam kedudukannya sebagai manusia, baik dia taat maupun tidak.26

Kami lebihkan mereka dari hewan dengan akal dan daya cipta sehingga menjadi makhluk bertanggung jawab. Kami lebihkan yang taat dari mereka atas malaikat karena ketaatan manusia melalui perjuangan melawan setan dan nafsu, sedangkan ketaatan malaikat tanpa tantangan.

Anugerah Allah SWT itu untuk semua manusia, inilah yang menjadikan Nabi Muhammad SAW berdiri menghormati jenazah seorang Yahudi. Ketika itu sahabat-sahabat rasul saw menanyakan sikap beliau itu. Nabi saw menjawab “ Bukankah yang mati itu juga manusia?”27

Dari satu sisi kita dapat berkata bahwa jika Allah melebihkan manusia atas banyak makhluk hidup berakal, maka lebih-lebih lagi makhluk hidup tidak berakal. Di tempat lain Al-Qur‟an menegaskan bahwa alam raya dan seluruh isinya telah ditundukkan Allah untuk manusia.



































Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya

26

Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Lentera Hati: Jakarta 2002. Volume 7 h. 521

27

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir (Q.S. Al- Jatsiyah :13)

Disisi lain kita juga dapat berkata bahwa paling tidak ada dua makhluk berakal yang diperkenalkan Al-Qur‟an yaitu malaikat dan jin. Ini berarti manusia berpotensi untuk mempunyai kelebihan disbanding dengan banyak – bukan semua – jin dan malaikat. Yang penulis (Quraish Shihab) maksud dengan manusia adalah tentu saja manusia-manusia yang taat, karena manusia yang durhaka dinyatakan-Nya bahwa

































Mereka tidak lain kecuali bagaikan binatang ternak, bahkan lebih buruk (Q.S. Al-Furqan :44)

Sebagaimana dipahami anugerah Allah SWT dari kata karramnā/kami memuliakan dan dengan demikian anugerah tersebut tidak boleh bertentangan dengan hak-hak Allah dan harus selalu berada dalam koridor tuntunan agama-Nya.28

Pada tafsir lain menyatakan Kemuliaan Allah SWT menjelaskan bahwa Allah telah memuliakan Adam dengan raut muka yang indah, potongan yang serasi dan diberi akal agar dapat menerima petunjuk untuk berbudaya dan berfikir guna mencari keperluan hidupnya, mengelola

28

kekayaan alam serta menciptaka alat pengangkut di darat, dilaut dan di udara. Allah juga memberi anak adam kelebihan dan kesempurnaan yang tidak dimiliki makhluk lain yang diciptakan-Nya.

Dengan demikian seharusnyalah mereka itu tidak mengadakan Tuhan-tuhan lain yang mereka persekutukan dengan Allah, akan tetapi hendaknya beribadah hanya kepada Allah SWT.29

29

Al-Qur‟an dan tafsirnya. Proyek penngadaan kitab suci Al-Qur‟an Departeman Agama Republik Indonesia 1983/1984. Jilid V h. 627

30 A. Sejarah Nahdlatul Ulama

1. Latar Belakang Berdirinya

Berbicara tentang Nahdlatul Ulama (NU), gambaran kita langsung tertuju ke santri kolot, pakai sarung, orang desa,ekslusif dan ungkapan

Dokumen terkait