• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Bakteri Proteus sp

2.3.1 Pengertian Bakteri Proteus sp.

Bakteri Proteus sp. merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada sistem usus manusia dan binatang. Keluarga Enterobacteriaceae

meliputi banyak jenis yaitu (Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lainnya). Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat memfermentasikan karbohidrat, memiliki struktur antigenik yang komplek, dan menghasilkan berbagai toksin yang mematikan. Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang mempunyai terminologi, tetapi bakteri tersebut dapat disebut coliform (Jawetz, 2005).

2.3.2 Morfologi Bakteri Proteus sp.

Gambar 2.1 Morfologi Proteus sp. (Sumber. http://lookfordiagnosis.com 2009)

Proteus sp. merupakan bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, bakteri ini berukuran 0,4 – 0,8 × 1,0 - 3,0 µm. Proteus sp. termasuk dalam bakteri non laktosa fermenter, bersifat fakultatif aerob/anaerob (Wahyu, 2005). Sifat koloni Proteus sp. pada media MCA membentuk koloni sedang besar, tidak berwarna atau berwarna merah muda, non lactose fermented, smooth, menjalar atau tidak menjalar, kalau menjalar permukaan koloni kasar, sedangkan pada media EMB koloni tidak berwarna, transparan, dan halus. Proteus sp. mengeluarkan bau khas dan swarming pada media BAP. Proteus sp. menunjukkan pertumbuhan yang menyebar pada suhu 37ºC. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa sifatnya khas

antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin piruvat atau PAD dan menghidrolisa urea dengan cepat karena adanya enzim urease pada TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk S (Jawetz, 2005). Secara umum morfologi bakteri Proteus sp. dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.3.3 Klasifikasi Bakteri Proteus sp.

Menurut Jawetz (2005) Proteus sp. dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Proteus

Spesies : Proteus vulgaris Proteus morganii Proteus mirabilis Proteus rittgeri 2.3.4 Patogenitas Bakteri Proteus sp.

Proteus sp. sering ditemukan di tanah, air dan merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada manusia apabila manusia mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut atau menggunakan air yang kurang bersih yang kemungkinan terkontaminasi oleh Proteus sp. kemudian bakteri ini meninggalkan saluran usus dan menginfeksi organ seperti kantong kemih dengan cara berkembang biak yang mengakibatkan penyumbatan pada aliran kemih kemudian menyebabkan peradangan

atau infeksi pada saluran kemih dan pada sebagian kasus Proteus sp. ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-anak (Jawetz, 2005).

Proteus sp. adalah bakteri patogen oportunistik, dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri tersebut meninggalkan saluran usus (Jawetz, 2005). Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena, pada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus sp. ini urin bersifat basa sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus sp. mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus sp. menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia (Radji, 2009).

2.3.5 Cara Uji Bakteriologi Laboratorium

Untuk pemeriksaan mikrobiologi air terdapat 4 metode yang secara rutin dilakukan dan direkomendasikan sesuai standart (Permenkes, 2010). Metode tersebut adalah:

1. Heterotrophic Plate Count (HPC)

Heterotrophic Plate Count dikenal di Indonesia sebagai pemeriksaan metoda lempeng total, Hitung Jenis Kuman (HJK) atau Total Plate Count (TPC). Dalam metode ini digunakan 1 ml sampel cair dimasukkan pada petridish dan menambahkan sekitar 15 ml media mikrobiologi cair dicampur merata dan menunggu sampai padat. Setelah itu menginkubasi selama 48 jam pada suhu 35ºC.

Hasil koloni yang tumbuh dinyatakan sebagai Colony Forming Unit (CFU).

2. Presence Absence

Tujuan metode ini adalah mendapatkan informasi data kualitatif ada tidaknya sebuah bakteri atau group bakteri dalam sampel. Dalam metode ini digunakan 100 ml sampel yang disimpan dalam botol media. Kemudian ditambahkan media mikrobiologi cair.

3. Most Probable Number (MPN) atau Multiple Tube Technique

Teknik MPN merupakan modifikasi dari metode presence absence. Sampel yang akan dianalisa dibagi menjadi beberapa tabung dengan konsentrasi yang berbeda. Jika sampel yang digunakan 5-10 ml maka media mikrobiologi yang digunakan adalah single strength, untuk sampel dengan volume 10-100 ml digunakan media mikrobiologi double strength, dan sampel di atas 100 media yang digunakan adalah triple strength. Nilai MPN dapat dibaca menggunakan tabel MPN yang bisa didapatkan di standar metode. 4. Membrane Filter

Membrane filter merupakan metode yang lebih mudah dan memberikan hasil yang lebih cepat. Sampel yang digunakan biasanya 100 ml dan jumlah sampel yang lebih besar dalam analisa air kolam renang yaitu 500 ml, biasanya membrane filter yang sering digunakan mempunyai porositas 0,45 mikron dengan diameter sekitar 50 mm.

Pengujian mikrobiologi juga dapat dilakukan dengan cara mengisolasi bakteri pada media selektif. Selanjutnya dilakukan serangkaian uji biokimia yang meliputi uji fisiologis (uji motil), uji metil-

red, uji voges-proskauer, uji TSIA, uji KIA, sehingga diperoleh data yang menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bakteri tersebut. 2.3.6 Pencegahan dan Pengobatan

Infeksi yang disebabkan oleh Proteus sp. dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh, memperhatikan makanan yang dikonsumsi, dan melakukan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotika secara tepat, tindakan antiseptik yang benar, misalnya pada pemakaian kateter urina. Bakteri Proteus sp. yang diisolasi dari infeksi yang terjadi di masyarakat biasanya sensitif terhadap obat anti mikroba yang efektif terhadap bakteri Gram-negatif meskipun ada galur yang resisten. Galur yang resisten terutama dijumpai pada penderita yang memiliki riwayat pengobatan antibiotik. Cairan infus dan elektrolit perlu diberikan pada penderita diare berat (Radji, 2009).

Dokumen terkait