i
IDENTIFIKASI BAKTERI
Proteus sp.
PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
KHIFDATUL KHOIRIYAH
14.131.0055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ii
IDENTIFIKASI BAKTERI
Proteus sp.
PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang
KHIFDATUL KHOIRIYAH
14.131.0055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
iii
IDENTIFIKASI BAKTERI
Proteus sp.
PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³ Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang khoiriyahkhifdatul@yahoo.com
ABSTRAK
Kualitas air kolam renang harus cukup terpelihara secara teratur dan terus menerus sehingga air kolam renang dapat bebas dari pencemaran serta harus memenuhi syarat-syarat kualitas air kolam renang, karena air kolam renang yang tercemar ini dapat menyebabkan beberapa penyakit salah satunya adalah infeksi saluran kemih yang mana penyakit tersebut penyebarannya ditularkan dari air kolam renang yang terkontaminasi oleh bakteri Proteus sp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di wilayah Kecamtan Jombang Kabupaten Jombang.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Populasinya air kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebanyak empat sampel. Sampling menggunakan total sampling dan variabelnya adalah bakteri Proteus sp., pengumpulan data menggunakan observasi laboratories. Pengolahan data menggunakan tabel dan hitung persentase air kolam renang yang positif bakteri Proteus sp.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di Laboratorium STIKes ICMe Jombang, dari empat sampel air kolam renang ditemukan satu sampel air kolam renang (25%) adanya bakteri Proteus sp., sedangkan pada ketiga sampel air kolam renang (75%) tidak ditemukan adanya bakteri Proteus sp. namun pada kedua sampel air kolam renang ditemukan adanya bakteri Coliform dan satu sampel air kolam renang tidak ditemukan adanya bakteri.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil positif ditemukan adanya bakteri Proteus sp. pada satu sampel air kolam renang dengan persentase 25% dari empat sampel air kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
iv
IDENTIFICATION OF
Proteus sp.
BACTERIA TO SWIMMING
POOL WATER
(Study in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³ Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang khoiriyahkhifdatul@yahoo.com
ABSTRACT
Quality of swimming pool must be well maintained regularly and continuously so that the water can be free from contamination also must fulfill requirements the quality of swimming pool water, because this contaminated water can cause some diseases one of them was urinary infection which the spreadness of that disease by swimming pool water that contaminated by Proteus sp. bacteria. The purpose of this research to know the existence of Proteus sp. bacteria to swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Research method used was kind of descriptive. Population were swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang a number of four samples. Sampling used was total sampling and its variable was Proteus sp. bacteria, data were collected by using laboratory observation. Data were processed by table and counted the percentage of swimming pool water that positively containing Proteus sp. bacteria.
Based on examination result that has been done in Laboratory of STIKes ICMe Jombang, from four samples of swimming pool water was found one of samples (25%) is contained Proteus sp. bacteria, while the third samples of swimming pool water (75%)
weren’t found the existence of Proteus sp. but both of samples of swimming pool water were found the existence of Coliform bacteria and one sample of swimming pool water
wasn’t found the existence of bacteria.
Conclusion of this research known that was positive found the existence of Proteus sp. bacteria in one sample of swimming pool water with percentage of 25% of four samples of swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Pasir, 06 Juli 1996 dari pasangan bapak Junaidi dan ibu Wasilah. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari TK Tunas Mulia Kayungo 1A Pasir Kalimantan Timur, tahun 2008 penulis lulus dari MI Mathla’un Najah Bragung Sumenep, tahun 2011 penulis lulus dari MTS 1 putri Annuqayah Guluk-guluk, dan tahun 2014 penulis lulus dari MA 1 Annuqayah putri Guluk-guluk Sumenep.
Pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih Program Studi DIII Analis
Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 19 Juli 2017 Yang menyatakan
Khifdatul Khoiriyah
ix
MOTTO
“ Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur atas segala Rahmat, dan karunia-Mu Ya Allah SWT. Engkau berikan kemudahan dalam setiap langkah hidup saya, serta saya haturkan sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dengan penuh kecintaan dan keikhlasannya. Pembuatan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentu tidak terlepas dari adanya peran serta dukungan orang-orang yang saya sayangi. Untuk itu saya ucapkan terimaksih kepada semua pihak-pihak terkait. Saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :
1. Kedua orang tua saya Bapak Junaidi dan Ibu Wasilah, yang selalu
memberikan semangat, kepercayaan dan harapan dalam diri saya, yang
tidak pernah bosan menegur, menuntun, menyayangi dan mendo’akan di
setiap langkah hidup saya.
2. Fakhrur Rozi Alharisy yang senantiasa memberi semangat kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas ini sampai selesai.
3. Pembimbing utama dan pembimbing anggota (Awaluddin Susanto, S.Pd., M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si) yang telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran.
4. Dosen-dosen STIKes ICMe Jombang khususnya Prodi DIII Analis Kesehatan. 5. Sahabat-sahabat saya (Sucay, Rizkot) yang sudah menemani saya, atas
kebersamaan dan kekompakan kita tidak akan saya lupakan.
xi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang (Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten jombang)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada: H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, Erni Setiyorini, S.KM., MM., selaku ketua Program Studi D III Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Awaluddin Susanto, S. Pd., M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si atas kesediaan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Serta kedua orang tua untuk doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa mendatang. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
xii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ... v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... vi
SURAT PERNYATAAN ... vii
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 23
xiii
4.5 Definisi Operasional ... 26
4.6 Alat dan Bahan ... 27
4.7 Prosedur Penelitian ... 28
4.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 31
4.9 Analisa Data ... 32
4.10 Etika Penelitian ... 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 42
6.2 Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 4.1
Gambar Morfologi Proteus sp... Kerangka Konseptual... Kerangka Kerja Penelitian...
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 5.1
Definisi Operasional Variabel……….
Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium………...
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat pernyataan
Lampiran 2 Pemberitahuan siap seminar proposal dan seminar hasil Lampiran 3 Lembar formulir penggunaan laboratorium
Lampiran 4 Lembar persetujuan penggunaan laboratorium Lampiran 5 Surat keterangan penelitian
Lampiran 6 Lembar konsultasi
Lampiran 7 Tabel hasil Lampiran 8
Lampiran 9
Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air yang terdapat di muka bumi ini selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi misalkan kolam renang, water boom, water park dan lain-lain. Pemanfaatan air untuk kegiatan rekreasi khususnya kolam renang sudah di atur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), yaitu :
“persyaratan kesehatan air untuk kolam renang dan pemandian umum
terlindung dari sumber pencemaran, makhluk hidup pembawa penyakit, tempat perkembang biakan vektor (nyamuk Aedes aegypti dan lain-lain), dan
aman dari kemungkinan kontaminasi’’. Kolam renang atau pemandian umum
merupakan media yang cukup baik dalam perkembangbiakan beberapa penyakit, adanya kontak langsung antara manusia dalam satu tempat, mengakibatkan penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan oleh mikroorganisme patogen dalam air kolam renang seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa (WHO, 2006).
Sebagian besar kolam renang ternyata tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) menyatakan bahwa air kolam renang di salah satu kolam renang yang berada di Yogyakarta sudah terkontaminasi bakteri Escherichia coli, hal ini dikarenakan sumber air kolam renang tersebut berasal dari air tanah yang telah terkontaminasi sebagai akibat dari adanya pencemaran limbah yang masuk ke dalam air tanah.
Bakteri yang biasanya berada di kolam renang di antaranya Escherichia coli, Pseudomonas sp., Klebsiella sp., Proteus sp. dan lain-lain.
Salah satu bakteri tersebut adalah dari genus Proteus sp., bakteri ini merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp. adalah saluran usus hewan (burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Herendra, 2009). Proteus sp. merupakan bakteri batang lurus, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup secara anaerobik fakultatif, bergerak dengan flagel (Bergey, 2014). Bakteri ini sering ditemukan di tanah, dan air serta merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia dan mamalia (Wassif C., 2008). Bakteri Proteus sp. merupakan bakteri nomor dua yang menyebabkan infeksi
saluran kemih atau kelainan bernanah seperti abses, infeksi luka, dan diare terutama pada anak-anak (Herendra, 2009).
Kebiasaan berenang di kolam renang dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan dan keamanan para perenang. Hal ini dapat terjadi karena keadaan kolam renang yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kolam renang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama kualitas airnya agar para perenang terhindar dari penularan penyakit dan kecelakaan (Permana, T. 2012). Karena kualitas air kolam renang yang kurang baik akan mudah tercemar oleh bakteri patogen seperti Proteus sp. yang mana air yang tercemar oleh bakteri ini akan memberikan dampak yang fatal bagi pengguna kolam renangnya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah terdapat bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi secara laboratorium adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. 1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Renang
2.1.1 Definisi Kolam Renang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun (2014) kolam renang didefinisikan sebagai suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga, serta jasa pelayanan lainnya, yang menggunakan air bersih yang telah diolah. Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olahraga maupun hanya sekedar mencari kesenangan (Sitanggang, 2000).
2.1.2 Klasifikasi Kolam Renang
Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya.
Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam
renang milik pribadi yang terletak di rumah perseorangan.
2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang yang biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya.
3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan (WHO, 2006).
Berdasarkan letaknya, tipe kolam renang terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Outdoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat terbuka.
2. Indoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat tertutup atau yang berada di dalam ruangan (WHO, 2006).
Berdasarkan cara pengisian air pada pemandian buatan termasuk kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang apabila kondisi airnya kotor akan diganti secara keseluruhan. Penentuan kondisi air tersebut ditetapkan dengan melihat kondisi fisik air atau dari jumlah perenang yang menggunakan.
2. Flow trough pool, yaitu sistem airan dimana air di dalam kolam akan terus-menerus bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang terbaik namun membutuhkan banyak air yang berasal dari satu mata air di alam.
3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang dimana airnya dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor dalam filter-filter (Suparlan, 1988 dalam Hasibuan, 2009).
2.1.3 Sanitasi Kolam Renang
kolam renang meliputi semua penyakit food and water borne disease, seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning (hepatitis), dan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan (Mukono, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.66 Tahun 2014, suatu kolam renang harus memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang, antara lain :
1. Persyaratan umum
1) Lingkungan Kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak menjadi sarang dan perkembangbiakan vektor penular penyakit.
2) Bangunan Kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan serta dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai fungsinya dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan pencemaran terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan 1. Lantai
1. Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2. Dinding kolam renang
1. Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2. Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
3. Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang dengan baik.
4. Sistem pencahayaan
1. Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai. 2. Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus
dilengkapi dengan lampu berkapasitas 12 volt. 5. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
6. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan mudah dibersihkan.
7. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain.
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi 1) Area kolam renang
1. Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area lainnya.
2. Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung
3. Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan maka pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan karat.
4. Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
2) Bak cuci kaki
1. Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
2. Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm. 3) Kamar dan pancuran bilas
1. Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
2. Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita.
4) Tempat sampah
2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat ,
4. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari beton permanen dan tidak menjadi ternpat terpisah antara jamban untuk pria dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang, jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m².
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 meter. 6) Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin.
7) Gudang bahan kimia
1. Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
2. Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.
8) Perlengkapan lain
1. Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.
2. Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain pelampung, tali penyelamat dan lain-lain.
3. Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.
2.2 Air Kolam Renang
2.2.1 Sumber Air Kolam Renang
Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari beberapa sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah (Budiman, 2007).
1. Air angkasa (hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat presipitasi air tersebut merupakan air yang paling bersih, namun cenderung akan mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.
2. Air permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun pencemar lainnya
3. Air tanah
Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air.
2.2.2 Pencemaran Air Kolam Renang
Pencemaran air kolam renang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pencemaran mikrobiologis dan pencemaran kimia.
1. Pencemaran Mikrobiologis
Pencemaran mikrobiologis pada air kolam renang dapat disebabkan karena kontaminasi fekal dan kontaminasi non-fekal. Kontaminasi fekal berasal dari kotoran yang dikeluarkan oleh pengguna kolam renang maupun dari kotoran yang terdapat pada sumber air yang digunakan sebagai air kolam renang. Pada kolam renang terbuka, kontaminasi fekal juga dapat berasal dari kotoran hewan seperti burung dan tikus yang berada di area kolam renang.
Kontaminasi non-fekal di kolam renang dapat berasal dari pengguna kolam renang, yaitu dari muntahan, lendir, air liur, atau lapisan kulit yang mencemari air kolam renang. Kontaminasi tersebut merupakan sumber potensial dari mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa dalam air yang dapat menyebabkan infeksi pada pengguna kolam renang lain apabila kontak dengan air yang telah terkontaminasi tersebut (WHO, 2006). 2. Pencemaran kimia
Senyawa kimia yang dihasilkan dari proses desinfeksi berupa senyawa khlor dapat bereaksi dengan senyawa organik dalam air seperti amonia dan urea yang berasal dari urin dan keringat. Senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dan membentuk produk sampingan dari proses desinfeksi seperti Trihalomethane (THM), Chloramines, dan Haloacetic acids (HAAs). Produk sampingan tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seperti iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernafasan (Zarzoso M, et al, 2010).
2.2.3 Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang
Kualitas air yang digunakan sebagai air kolam renang harus memenuhi standar persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Adapun persyaratan kualitas air untuk kategori kolam renang yang telah ditetapkan meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, dan persyaratan biologi.
1. Persyaratan fisik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014, syarat fisik yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain : 1) Bau
2) Kejernihan
Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan piringan yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam. Air kolam renang dapat dikatakan jernih apabila piringan tersebut dapat dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 meter.
3) Benda terapung
Benda terapung merupakan benda-benda asing yang ada di permukaan air yang dapat berasal dari kotoran-kotoran. Kotoran dapat dibawa oleh pengguna kolam renang maupun berasal dari lingkungan di sekitar kolam renang. Air kolam renang harus terbebas dari benda terapung supaya tidak mengganggu kenyamanan dari pengguna kolam renang.
2. Persyaratan kimia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014, syarat kimia yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain : 1) Alumunium
Alumunium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber alamiah dari alumunium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis tinggi alumunium dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Sifat toksisitas alumunium bergantung dari senyawanya, jika berikatan dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik (Soemirat, 2011). Batasan maksimal kandungan alumunium dalam air kolam renang adalah sebesar 0,2 mg/l.
2) Kesadahan
air alam, kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau garam asamnya. Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya (Sastrawijaya, 2009). Batasan minimum kesadahan dalam air kolam renang adalah 50 mg/l dan maksimalnya adalah 500 mg/l.
3) pH
pH dalam air sebaiknya netral yaitu tidak asam maupun basa. Kualitas air dengan pH 6,7 - 8,6 dapat dikatakan normal dan tidak terganggu. Air yang berasal dari pegunungan biasanya memiliki pH yang tinggi. Akan tetapi semakin lama pH akan menurun menuju suasana asam akibat dari pertambahan bahan-bahan organik yang kemudian membebaskan CO2 jika mengurai (Sastrawijaya, 2009). Standar pH untuk air kolam renang adalah 6,5 – 8,5.
4) Sisa khlor
Sisa khlor merupakan sebagian khlor yang tersisa akibat dari reaksi antara senyawa khlor dengan senyawa organik maupun anorganik yang terdapat di dalam air (Tri, 2010). Kandungan sisa khlor bebas dalam air sengaja dipertahankan sebesar 0,2 mg/l untuk membunuh kuman patogen dalam air (Budiman, 2007). Batas kandungan sisa khlor dalam air kolam renang sebesar 0,2 - 0,5 mg/l.
5) Tembaga (Cu)
menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah, anemia, kram dan lain sebagainya. Pada dosis yang terlalu rendah, tembaga dalam air dapat menimbulkan rasa kesat, berwarna, dan korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Kadar maksimal tembaga dalam air kolam renang sebesar 1,5 mg/l.
3. Persyaratan Biologi
Persyaratan biologi yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 Tahun 2014 untuk kategori kolam renang antara lain :
1) Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan kelompok bakteri yang memiliki ciri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, serta bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35ºC (APHA 1989 dalam Kusnadi dkk, 2005). Batasan kandungan bakteri Coliform dalam air kolam renang adalah 0 per 100 ml sampel air.
2) Kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014, batas maksimum jumlah angka kuman yang ada di dalam air kolam renang adalah 200 koloni per 100 ml sampel air.
2.3 Bakteri Proteus sp.
2.3.1 Pengertian Bakteri Proteus sp.
Bakteri Proteus sp. merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri
meliputi banyak jenis yaitu (Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lainnya). Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat
memfermentasikan karbohidrat, memiliki struktur antigenik yang komplek, dan menghasilkan berbagai toksin yang mematikan. Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang mempunyai terminologi, tetapi bakteri tersebut dapat disebut coliform (Jawetz, 2005).
2.3.2 Morfologi Bakteri Proteus sp.
Gambar 2.1 Morfologi Proteus sp. (Sumber. http://lookfordiagnosis.com 2009)
Proteus sp. merupakan bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, bakteri ini berukuran 0,4 – 0,8 × 1,0 - 3,0 µm. Proteus sp. termasuk dalam bakteri non laktosa fermenter, bersifat fakultatif aerob/anaerob (Wahyu, 2005). Sifat koloni Proteus sp. pada media MCA membentuk koloni sedang besar, tidak
antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin piruvat atau PAD dan menghidrolisa urea dengan cepat karena adanya enzim urease pada TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk S (Jawetz, 2005). Secara umum morfologi bakteri Proteus sp. dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3.3 Klasifikasi Bakteri Proteus sp.
Menurut Jawetz (2005) Proteus sp. dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Proteus
Spesies : Proteus vulgaris Proteus morganii Proteus mirabilis
Proteus rittgeri
2.3.4 Patogenitas Bakteri Proteus sp.
Proteus sp. sering ditemukan di tanah, air dan merupakan flora
atau infeksi pada saluran kemih dan pada sebagian kasus Proteus sp. ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-anak (Jawetz, 2005).
Proteus sp. adalah bakteri patogen oportunistik, dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri tersebut meninggalkan saluran usus (Jawetz, 2005). Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena, pada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus sp. ini urin bersifat basa sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus sp. mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus sp. menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang
cepat dengan pembebasan amonia (Radji, 2009). 2.3.5 Cara Uji Bakteriologi Laboratorium
Untuk pemeriksaan mikrobiologi air terdapat 4 metode yang
secara rutin dilakukan dan direkomendasikan sesuai standart
(Permenkes, 2010). Metode tersebut adalah:
1. Heterotrophic Plate Count (HPC)
Heterotrophic Plate Count dikenal di Indonesia sebagai pemeriksaan metoda lempeng total, Hitung Jenis Kuman (HJK) atau Total Plate Count (TPC). Dalam metode ini digunakan 1 ml sampel
Hasil koloni yang tumbuh dinyatakan sebagai Colony Forming Unit (CFU).
2. Presence Absence
Tujuan metode ini adalah mendapatkan informasi data kualitatif ada tidaknya sebuah bakteri atau group bakteri dalam sampel. Dalam metode ini digunakan 100 ml sampel yang disimpan dalam botol media. Kemudian ditambahkan media mikrobiologi cair.
3. Most Probable Number (MPN) atau Multiple Tube Technique
Teknik MPN merupakan modifikasi dari metode presence absence. Sampel yang akan dianalisa dibagi menjadi beberapa tabung dengan konsentrasi yang berbeda. Jika sampel yang digunakan 5-10 ml maka media mikrobiologi yang digunakan adalah single strength, untuk sampel dengan volume 10-100 ml digunakan
media mikrobiologi double strength, dan sampel di atas 100 media yang digunakan adalah triple strength. Nilai MPN dapat dibaca menggunakan tabel MPN yang bisa didapatkan di standar metode. 4. Membrane Filter
Membrane filter merupakan metode yang lebih mudah dan
memberikan hasil yang lebih cepat. Sampel yang digunakan biasanya 100 ml dan jumlah sampel yang lebih besar dalam analisa air kolam renang yaitu 500 ml, biasanya membrane filter yang sering digunakan mempunyai porositas 0,45 mikron dengan diameter sekitar 50 mm.
red, uji voges-proskauer, uji TSIA, uji KIA, sehingga diperoleh data yang menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bakteri tersebut. 2.3.6 Pencegahan dan Pengobatan
Infeksi yang disebabkan oleh Proteus sp. dapat dicegah dengan
menjaga kebersihan tubuh, memperhatikan makanan yang dikonsumsi,
dan melakukan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara
lain: pemakaian antibiotika secara tepat, tindakan antiseptik yang benar,
misalnya pada pemakaian kateter urina. Bakteri Proteus sp. yang
diisolasi dari infeksi yang terjadi di masyarakat biasanya sensitif
terhadap obat anti mikroba yang efektif terhadap bakteri Gram-negatif
meskipun ada galur yang resisten. Galur yang resisten terutama
dijumpai pada penderita yang memiliki riwayat pengobatan antibiotik.
Cairan infus dan elektrolit perlu diberikan pada penderita diare berat
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan di teliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dan proses berpikir deduktif maupun induktif, dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Iskandar, 2008). Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang.
Kontaminasi bakteri Proteus sp. dapat menyebabkan :
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Luka
3. Infeksi Saluran Napas Faktor pencemaran adanya bakteri
Proteus sp. pada air kolam renang :
1. Kontaminasi oleh pengguna kolam renang.
2. Saluran air kolam renang. 3. Sumber air itu sendiri.
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengambilan data, analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan metode pendekatan yang digunakan secara lebih mendetail (Hidayat, 2008).
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari perencanaan penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu sejak bulan November 2016 sampai bulan Agustus 2017.
4.1.2 Tempat Penelitian
Pada penelitian ini sampel diambil dari 4 kolam renang yang berada di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Proteus sp. pada air kolam renang dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.
4.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi tanpa mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap obyek atau wilayah penelitian (Arikunto 2010, h. 3). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif karena peneliti hanya ingin melihat positif atau negatif bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
4.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di Wilayah Kecamatan Jombang.
Penentuan Masalah
Penyusunan Proposal
Penyusunan Laporan Akhir Sampling
Total Sampling Populasi
Semua kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang sebanyak 4 kolam renang.
Analisa Data
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Observasi Cooding dan tabulating
Jenis Penelitian
4.4 Populasi Penelitian, Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah semua obyek yang menjadi sasaran penelitian yang akan diteliti (Isgiyanto 2009, h. 4). Populasi dalam penelitian ini adalah semua air kolam renang di Kecamatan Jombang yang berjumlah 4 kolam renang.
4.4.2 Sampling
Sampling adalah cara mengambil sampel dari populasinya dengan tujuan sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang akan diteliti (Nashir dkk 2011, h. 209). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan metode Total Sampling adalah cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semua menjadi sampel (Aziz, 2010).
4.5 Definisi Operasional Variabel
4.5.1Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam renang.
4.5.2 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel tentang identifikai bakteri Proteus sp.
Observasi Ordinal 1.Positif (+) terdapat Proteus sp.
2. Negatif (-) tidak terdapat Proteus sp.
4.6 Alat dan Bahan
14. Nampan pewarnaan
A. Pembuatan Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) 1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) sebanyak 6,5 gram. 3. Memasukkan media ke dalam beaker glass dan menambahkan
dengan 100 ml aquadest.
4. Memanaskan hingga mendidih di atas hot plate dan mengaduk dengan batang pengaduk.
6. Membiarkan media tersebut membeku atau memadat.
7. Mensterilkan media TSI di dalam autoclave pada suhu 121˚C selama 15 menit.
8. Memiringkan media TSI pada tabung reaksi sehingga diperoleh agar miring.
9. Memasukkan media ke dalam kulkas dan menginkubasi selama 24 jam.
B. Pembuatan Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) 1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) sebanyak 3,6 gram kemudian memasukkan ke dalam beaker glass dan melarutkan dalam 100 ml aquadest.
3. Memanaskan di atas hot plate
4. Mengaduk dengan batang pengaduk sampai homogen hingga mendidih
5. Menuangkan media ke dalam cawan petri dan membungkus dengan Koran
6. Mensterilkan media di dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu
121˚C.
7. Memasukkan media ke dalam kulkas selama 24 jam C. Pengambilan sampel
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Botol yang digunakan dalam pengambilan sampel air kolam renang harus memiliki mulut lebar dan bertutup serta memiliki volume yang cukup.
4. Membuka bungkus kertas pada botol tersebut kemudian memegang botol pada bagian bawah yang masih ada kertas pembungkusnya sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.
5. Membuka tutup botol tersebut kemudian menurunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk dan mencapai kedalaman kolam.
6. Setelah botol terisi penuh,mengangkat botol dan sebagian isinya dibuang kemudian menutup rapat.
D. Penanaman Sampel ke dalam Media 1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan penanaman pada media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) dengan cara menggoreskan sampel air secara zig-zag kemudian
menginkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam dan memasukkan ke
dalam inkubator.
3. Melakukan pengamatan makroskopis pada media EMBA, jika terdapat koloni khusus yang memiliki ciri-ciri seperti bakteri Proteus sp. maka mengambil koloni tersebut dan melakukan pembuatan preparat dan melakukan pengamatan mikroskopis pada preparat tersebut.
4. Mengambil koloni yang sama kemudian melakukan penanaman pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dan menginkubasi selama 24-48 jam.
5. Melakukan pengamatan secara Makroskopis pada media TSIA yang akan membentuk S dan bersifat alkali asam.
E. Pembuatan Preparat
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memfiksasi bagian luar cawan petri di dekat spiritus.
4. Menggoreskan aquadest.koloni di atas obyek glass yang ditetesi dengan
5. Membiarkan sampai kering.
6. Melakukan pengecatan gram menunggu sampai kering kemudian mengamati bakteri di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi.
F. Pengecatan Gram
1. Meletakkan preparat di atas rak pengecatan
2. Meneteskan cat utama (Gentian Violet) 2-3 tetes dan mendiamkan selama 1 menit, membilas dengan air mengalir, mengeringkan. 3. Meneteskan cat kedua (Lugol), membiarkan selama 1 menit,
membilas dengan air mengalir , mengeringkan.
4. Meneteskan cat ketiga (Asam Alkohol) selama 10 detik, membilas dengan air mengalir, mengeringkan.
5. Meneteskan cat keempat (Safranin) selama 1 menit, membilas dengan air mengalir, mengeringkan.
6. Mengamati preparat dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi.
4.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan terhadap sampel secara laboratorium, kemudian mendokumentasikan hasil dari penelitian dan mencatat setiap hasil yang diperoleh.
4.8.2 Teknik Pengolahan Data
a. Cooding
Adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini, peneliti memberikan kode sebagai berikut :
Sampel penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis variabel yang diolah yang menggambarkan hasil pemeriksaan bakteri Proteus sp.. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium.
Tabel 4.3 Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium
Analisa data menggunakan rumus :
Keterangan : P = Persentase
N = Jumlah seluruhnya kolam renang yang diteliti
F = Frekuensi air kolam renang yang positif mengandung bakteri Proteus sp.
Setelah diketahui persentase dari perhitungan, kemudian ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Seluruhnya : 100% 2. Hampir seluruhnya : 76% - 99% 3. Sebagian besar : 51% - 75% 4. Setengahnya : 50% 5. Hampir setengahnya : 26% - 49% 6. Sebagian kecil : 1% - 25% 7. Tidak satupun : 0% 4.10 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mengajukan permohonan pada instansi terkait untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan data, dengan menggunakan etika antara lain:
4.10.1 Informed Consent (Lembar persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada
subjek penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia responden menandatangani lembar
4.10.2 Anonimity (Tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden untuk menjamin kerahasiaan identitas.
4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Proteus sp. pada air kolam renang dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Di Laboratorium ini dilengkapi dengan alat dan bahan pendukung praktikum bakteriologi diantaranya yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri atau alat yang digunakan untuk proses penanaman bakteri sehingga penanaman berlangsung steril, bunsen atau lampu spiritus yang juga sebagai pendukung proses penanaman agar berlangsung steril.
Adapun keempat kolam renang yang diteliti adalah :
1. Kolam renang ini beralamatkan di desa Keplaksari Kecamatan Jombang, tempat wisata lokal ini terdapat balekambang, kolam pancing, kolam renang dan lapangan tenis. Tempat ini sering diselenggarakan berbagai konser, baik artis regional hingga artis ibukota, namun karena tempatnya yang kurang terawat sehingga tempat wisata ini kurang diminati oleh masyarakat. Keadaan lingkungan sekitar kolam renang ini pada setiap sudut terdapat tumpukan lumut dan pada air kolam renang sedikit keruh serta terdapat banyak sampah yang berserakan di pinggir kolam renang. 2. Kolam renang ini beralamatkan di desa Mojongapit Kecamatan
Jombang, selain terdapat kolam renang yang bersih, terdapat juga alat-alat fitnes yang lengkap, tempat yoga dan senam yang memadai.
Sehingga tempat ini cukup diminati oleh masyarakat. Keadaan lingkungan sekitar kolam renang ini cukup bersih dan terawat serta adanya fasilitas penunjang seperti adanya tempat sampah pada setiap sudut kolam renang ini membuat para pengunjung tidak membuang sampah di sembarang tempat.
3. Kolam renang ini beralamatkan di desa Kepanjen Kecamatan Jombang. Kolam renang ini terdapat banyak wahana bermain dalam ruang (indoor), karena lokasinya yang strategis yang terletak di depan Kebon Rojo atau di seberang jalan kolam renang ini cukup diminati oleh kalangan masyarakat. Keadaan lingkungan sekitar kolam renang ini cukup kotor karena pada saat pengambilan sampel kolam renang ini dalam proses perbaikan pada bagian depan sehingga keadaan air kolam renang sedikit keruh.
4. Kolam renang ini beralamatkan di desa Sengon Kecamatan Jombang ini merupakan salah satu kolam renang berskala Internasional yang ada di Indonesia. Setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya proses pembangunannya selesai juga dan sudah launching pada saat berdekatan dengan hari olahraga nasional atau tepatnya pada bulan September. Kolam renang ini banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat karena keindahan dan kebersihannya yang selalu terawat. Keadaan lingkungan sekitar kolam renang ini sangat bersih dan adanya resirkulasi air kolam renang yang rutin membuat air kolam renang ini sangat jernih.
5.1.2 Data Penelitian
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
No. Hasil Pemeriksaan Bakteri Frekuensi Persentase (%) 1. Positif Proteus sp. 1 25
2. Negatif - 3 75 Total 4 100
Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang diketahui pada satu sampel air kolam renang (25%) yang diperiksa positif ditemukan adanya bakteri Proteus sp., dan pada ketiga sampel air kolam renang (75%) yang diperiksa negatif tidak ditemukan adanya bakteri Proteus sp.
5.1.3 Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian kecil kolam renang yang diteliti positif ditemukan bakteri Proteus sp. tetapi sebagian besar positif ditemukan bakteri Coliform.
Air kolam renang yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Berdasarkan penelitian tersebut dari empat sampel air kolam renang didapatkan hasil pada sampel pertama air kolam renang (25%) positif terdapat adanya bakteri Proteus sp., pada sampel kedua dan ketiga air kolam renang (50%) tidak ditemukan bakteri Proteus sp. namun ditemukan adanya bakteri Coliform, dan pada sampel keempat air kolam renang (25%) tidak ditemukan adanya bakteri.
dan halus yang dilanjutkan dengan uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang menunjukkan pada slant (bagian atas) media bersifat alkali (berwarna merah), butt (bagian dasar) bersifat asam (berwarna kuning), dan terjadinya pembentukan gas dengan adanya endapan berwarna hitam. Pada pemeriksaan mikroskopis bakteri Proteus sp. dapat ditunjukkan dengan bentuk batang, bersifat gram negatif dan berwarna merah.
Air kolam renang yang positif tercemar bakteri Proteus sp. bisa disebabkan karena kondisi kolam renang yang kotor dan lingkungan sekitar kolam renang yang kurang terawat dimana pada pinggir kolam renang terdapat tumpukan lumut sehingga air kolam renang tersebut bisa terkontaminasi oleh bakteri Proteus sp. Sedangkan pada saat dilakukan pemeriksaan di laboratorium dipengaruhi oleh udara yang berada di sekitar sehingga bakteri bisa mencemari preparat yang akan diteliti. Faktor lain yang dapat mencemari air kolam renang adalah sistem resirkulasi yang tidak bekerja dengan baik yang mana fungsi dari sistem resirkulasi adalah untuk menyaring pencemaran dan membersihkan air kolam renang, ketika hal itu tidak bekerja dengan baik air kolam renang dapat dengan cepat menjadi kotor dan desinfektan akan kurang memadai untuk membunuh bakteri. Sedangkan menurut (WHO, 2006) pencemaran mikroorganisme pada air kolam renang dapat disebabkan karena kontaminasi fekal yang berasal dari kotoran yang dikeluarkan oleh pengguna kolam renang ataupun kontaminasi non-fekal yang berasal dari pengguna kolam renang, seperti lendir, muntahan, dan air liur.
renang didapatkan hasil air kolam renang di salah satu kolam renang di Makasar sudah terkontaminasi bakteri Proteus mirabillis (13%) dan bakteri Escherichia coli (19%) hal ini dikarenakan letak kolam renang yang berdekatan dengan pabrik pangan sehingga air kolam renang bisa terkontaminasi oleh bakteri, dari penelitian tersebut didapatkan bakteri terbanyak adalah bakteri Escherichia coli. Penyakit yang ditimbulkan bakteri Escherichia coli paling sering menyebabkan masalah perut dan usus, seperti diare dan muntah, pneumonia, endocarditis, dan infeksi pada luka-luka dan abses pada bagian organ.
Menurut Jawetz (2005) bakteri Proteus sp. merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada sistem usus manusia dan binatang. Keluarga Enterobacteriaceae meliputi banyak jenis yaitu (escherichia, shigella, salmonella, enterobacter, klebsiella, serratia, proteus, dan lainnya).
Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat
memfermentasikan karbohidrat, memiliki struktur antigenik yang kompleks, dan menghasilkan berbagai toksin yang mematikan. Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang mempunyai terminologi. Bakteri Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas.
bakteri Coliform pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dapat menfermentasikan glukosa, laktosa dan sukrosa. Sedangkan terbentuknya gas dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat agar-agar dari bagian bawah tabung.
Keberadaan bakteri Coliform yang mengkontaminasi air kolam renang bisa juga disebabkan oleh penampungan yang digunakan untuk menampung sumber air kolam renang tidak pernah dibuka atau tidak pernah dibersihkan oleh pengelola kolam renang sehingga air tersebut tercemar oleh bakteri Coliform, yang mana bakteri tersebut umumnya dapat dijumpai di air.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Gamaiwarivoni (2010) mengenai studi kualitas bakteriologis air kolam renang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di kolam renang kota Semarang didapatkan hasil dari tiga puluh tiga sampel air yang diperiksa bakteri Coliform total tertinggi sebesar >240 per 100 ml sampel, sedangkan bakteri Coliform total terendah sebanyak 7,5 per 100 ml sampel. Adanya kandungan bakteri Coliform dalam air kolam renang dapat menimbulkan gangguan pada manusia terutama penyakit yang berhubungan dengan air, seperti diare, filariasis, disentri, dan lain-lain. Oleh karena itu, maka kandungan MPN bakteri Coliform yang disyaratkan harus 200/100 ml sampel air (Permenkes, 2010).
(2007) cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas air kolam renang adalah dengan desinfeksi, cara desinfeksi yang paling sering digunakan adalah penggunaan klorin Ca(OCl)², serta kolam renang tersebut harus memenuhi syarat kesehatan lingkungan kolam renang yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun (2014) baik dari tata bangunan, konstruksi bangunan, kelengkapan kolam renang dan fasilitas kolam renang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagian kecil didapatkan positif bakteri Proteus sp.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Masyarakat
Disarankan untuk memilih kolam renang yang memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 6.2.2 Bagi Dinas Kesehatan
Disarankan untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan terhadap pengelola kolam renang serta adanya pengujian bakteri Proteus sp. secara rutin pada kolam renang.
6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan untuk digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai bakteri Proteus sp. yang terdapat dalam air kolam renang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Aziz, Alimul. 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta
Bergey, 2014. Journal Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.Baltimore: Amerika.
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC: Jakarta. Dian, R. 2013. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna Kolam Renang di
Sidoarjo. Airlangga University Press: Surabaya.
Endang, P. 2011. Leukosituria, Bakteriuria dan Pengecatan Gram Urin sebagai Kriteria Diagnostik Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Semarang: Universitas Diponegoro.
Gamaiwarivoni, W. 2010. Perilaku Perenang, Fasilitas Sanitasi, Sisa Klor dan Coliform Total Air Kolam Renang di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Kerja UGM.
Hasibuan, Elpizunianti. 2009. Kadar Sisa Khlor pada Beberapa Kolam Renang di Kotamadya Medan Tahun 2009. Skripsi: Universitas Sumatera Medan.Hidayat, AA. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Health Books, Publishing: Surabaya.
Herendra. 2009. Jurnal Bakteri Proteus. USU Digital Library: Sumatera Utara. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Gaung Persada:
Jakarta.
Isgiyanto, A. 2009. Teknik Pengambilan Sampel. Mitra Cendekia : Yogyakarta. Joko, Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Jaweetz. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika: Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2014 Tentang Syarat - Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian. Jakarta.
Kusnadi, dkk. 2005. JICA Common Textbook :Mikrobiologi. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Mukono, HJ. 2007. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press: Surabaya.
Nashir A, Muhith A & Idieputri. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya tulis dan thesis untuk mahasiswa kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Salemba Medika: Jakarta.
Permana, T. 2012. Penularan Penyakit Pada Pemakai Kolam Renang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Prasetyo, 2010. Analis Kelayakan Kolam Renang. Jurnal Universitas Diponegoro. Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Persyaratan Kualitas Air (492/MENKES/PER/IV/2010), Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Rahardjo, P. 2006. Infeksi Saluran Kemih, dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-IV. Penerbit FKUI: Jakarta.
Radji, M . 2009. Buku Ajar Mikrobiologi, Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Rusdidjas, 2009. Infeksi Saluran kemih. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Sitanggang, Antony. 2000. Jurnal Tinjauan Sanitasi Kolam Renang Pamatang Siantar.
Soemirat. 2011. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sastrawijaya, Tresna, A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta: Jakarta. Sukandar, E. 2007. Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
WHO. 2006. Guidelines For Safe Recreational Water Environment Volume 2 Swimming Pools And Similar Environments. WHO Press,Switzerland.
Wassif, C. 2008. Molekuler Analysis of a Metalloproteae from Proteus Mirabilis. Journal of Bacteriology.
Wahyu, L. 2005. Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Muhammadiyah: Malang. Zarzoso, M., et all. 2010. Potential Negative Effects Of Chlorinated Swimming
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Soffa Marwa Lesmana, A. Md. AK
Jabatan : Staf Laboratorium Klinik Prodi DIII Analis Kesehatan Menerangkan bahwa mahawasiswa di bawah ini :
Nama : Khifdatul Khoiriyah NIM : 14. 131. 0055
Telah melaksanakan pemeriksaan Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di laboratorium Mikrobiologi prodi DIII Analis Kesehatan Mulai Selasa 13
Juni 2017 sampai dengan Jum’at 16 Juni 2017 dengan hasil sebagai berikut :
No. Kode Sampel Hasil
Jl. K.H. Hasyim Asyari 171, Mojosongo – Jombang, Telp. 877819, Fax.: 0321-864903
LAMPIRAN 7
Lembar Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
No. Kode Sampel Positif Negatif Keterangan
1. S1 + Proteus sp.
2. S2 + Coliform
3 S3 + Coliform
4 S4 - Tidak Ada
Keterangan :
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Gambar 2.1 Pengambilan sampel Air
kolam renang
Gambar 2.2 Pembuatan media EMB dan
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Gambar 2.3 Penanaman sampel Air
Gambar 2.4 Penanaman sampel Air kolam renang pada TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Gambar 2.5 Pembuatan preparat dan
pengecatan Gram
Gambar 2.6 Identifikasi bakteri Proteus
HASIL IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG (Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Gambar 3.1 Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni tidak berwarna, transparan dan halus
Gambar 3.2 Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni berwarna merah muda, berbentuk bulat dan sedang
Gambar 3.3 Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni berwarna hitam, berbentuk bulat dan koloninya kecil
Gambar 3.4 Media EMB yang tidak tumbuh
Gambar 3.5 Hasil pertumbuhan bakteri Proteus sp. pada Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Lereng media berwarna merah (bersifat basa), dasar media berwarna kuning (bersifat asam) dan terjadi pembentukan gas dengan adanya endapan berwarna hitam
Gambar 3.6 Hasil pertumbuhan bakteri Coliform pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Lereng media berwarna kuning (bersifat asam), dasar media berwarna kuning (bersifat asam) dan terbentuknya gas
Gambar 3.7 Hasil positif bakteri Proteus sp. di bawah mikroskop : berbentuk batang, bersifat gram negatif dan berwarna merah