• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Uraian Bakteri

Bakteri berasal dari kata ”bakterion” (Bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang, atau disebut juga mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berkembangbiak dengan pembelahan diri, berukuran kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Berdasarkan bentuknya, bakteri dapat dibagi atas tiga golongan yaitu golongan kokus (berbentuk bola), basil (berbentuk tongkat pendek) dan golongan spiral (berbentuk bengkok).

Berdasarkan perbedaannya dalam menyerap warna, bakteri dibagi atas dua golongan yaitu bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang menyebabkannya berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan menyebabkan warna merah (Dwidjoseputro, 1988).

Bakteri gram positif memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi (dapat mencapai 50%) dibandingkan bakteri gram negatif (sekitar 10%). Sebaliknya kandungan lipida dinding sel bakteri gram positf lebih rendah sedangkan pada dinding sel bakteri gram negatif tinggi yaitu sekitar 11-22% (Lay, 1992).

2.4.1 Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dipengaruhi oleh: 1. Zat Makanan (Nutrisi)

Semua bentuk kehidupan termasuk mikroorganisme mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan secara normal. Sumber zat makanan (nutrisi)

bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam (natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt), vitamin dan air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya.

2. Keasaman atau kebasaan (pH)

Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum pertumbuhan antara 6,5-7,5 namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau sangat basa.

a. Acidofil, bakteri yang hidup pada suasana asam. b. Basofil, bakteri yang hidup dalam suasana basa. 3. Temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah temperatur yang luas sedangkan jenis lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak diantara 0 dan 90 , sehingga untuk masing-masing mikroba dikenal nilai temperatur minimum, optimum dan maksimum.

a. Suhu minimum, di bawah suhu ini pertumbuhan mikroorganisme tidak dapat terjadi lagi.

b. Suhu optimum, adalah suhu di mana pertumbuhan paling cepat.

c. Suhu maksimum, di atas suhu ini pertumbuhan mikroorganisme tidak mungkin terjadi lagi.

Berdasarkan daerah aktivitas temperatur, mikroba dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

a. Mikroba psikrofilik, adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah temperatur antara 0-30 , dengan temperatur optimum 15 .

b. Mikroba mesofilik, adalah golongan mikroba yang mempunyai temperatur optimum antara 25-37 , minimun 15 dan maksimum 55 .

c. Mikroba termofilik, adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah temperatur tinggi, optimum di antara 55 -60 , minimum 40 , sedangkan maksimum 75 .

4. Oksigen

Beberapa spesies bakteri dapat hidup dengan adanya oksigen dan sebaliknya spesies lain akan mati. Bakteri dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan oksigen yaitu:

a. Bakteri aerobik, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen di dalam pertumbuhannya (Pelczar, 1986).

b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen di dalam pertumbuhannya, bahkan oksigen ini dapat menjadi racun bagi mikroba tersebut.

c. Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat hidup tumbuh dengan/ tanpa adanya oksigen.

d. Bakteri mikro-aerofilik, yaitu bakteri yang membutuhkan hanya sedikit oksigen dalam pertumbuhannya (Pelczer, 1986).

5. Kelembaban

Secara umum bakteri tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang lembab. Bakteri tidak tahan pada keadaan kering, hanya bakteri

yang berkapsul atau bentuk spora yang masih tahan dalam kekeringan, misalnya Mycobacterium tuberculosa dan Clostridium tetani (Dwidjoseputro, 1988).

2.4.2 Fase Pertumbuhan Bakteri

1. Fase Lag

Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi. Waktu dibutuhkan untuk kegiatan metabolisme dalam rangka persiapan dan penyesuaian diri dengan kondisi pertumbuhan dalam lingkungan yang baru.

2. Fase Logaritmik

Setelah beradaptasi terhadap kondisi baru, se-sel ini akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial sampai jumlah maksimum yang dapat dibantu oleh kondisi lingkungan yang dicapai.

3. Fase Tetap

Pertumbuhan populasi mikroorganisme biasanya dibatasi oleh habisnya bahan gizi yang tersedia atau penimbunan zat racun sebagai hasil akhir metabolisme. Akibatnya kecepatan pertumbuhan menurun dan pertumbuhan akhirnya berhenti.

4. Fase menurun

Se-sel yang berada dalam fase tetap, akhirnya akan mati bila tidak dipindahkan ke media segar lainnya. Kecepatan kematian berbeda-beda tergantung dari lingkungan dan spesies mikroorganisme (Lee, 1983).

Gambar 2.1 Grafik pertumbuhan bakteri 2.4.3 Media Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme.

Pembagian Media

1. Menurut konsistensinya, media dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : a. Media padat

b. Media cair c. Media semi padat

2. Berdasarkan sumber bahan baku yang digunakan, media dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Media sintetik. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan kimia atau bahan yang bukan berasal dari alam. Pada media sintetik, kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui secara terperinci, contohnya: glukosa dan kalium phosfat.

b. Media non sintetik. Menggunakan bahan yang terdapat di alam, biasanya tidak diketahui kandungan kimiawinya secara terperinci, contohnya: ekstrak daging, pepton.

a. Media selektif, bila media tersebut mampu menghambat satu jenis bakteri tetapi tidak menghambat yang lain.

b. Media differensial, yaitu media untuk membedakan antara beberapa jenis bakteri yang tumbuh pada media biakan. Bila berbagai kelompok mikroorganisme tumbuh pada media differensial, maka dapat dibedakan kelompok mikroorganisme berdasarkan perubahan pada media biakan atau penampilan koloninya.

c. Media diperkaya yaitu media dengan menambahkan bahan-bahan khusus pada media untuk menumbuhkan mikroba yang khusus (Lay, 1994).

2.4.4 Sistematika Bakteri 2.4.4.1 Staphylococcus aureus

Klasifikasi Staphylococcus aureus menurut (Tjitrosoepomo, 1994) adalah: Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes Bangsa : Enterobacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus

Jenis : Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif aerob atau anaerob fakultatif berbentuk bola atau kokus yang bergerombol membentuk buah anggur, diameter 0,8-1,0 mikrometer tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna kuning, bakteri ini tumbuh suhu optimal sekitar 350C dan pH optimal untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 7,4 (Tim Mikrobiologi

FK Unibaw, 2003). Bakteri ini terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul dan luka. Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan (Jawetz, 2001).

2.4.4.2 Escherichia coli

Klasifikasi Escherichia coli menurut (Tjitrosoepomo, 1994) adalah: Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes Bangsa : Enterobacteriales Suku : Enterobacteriaceae Marga : Escherichia

Jenis : Escherichia coli

Morfologi Escheichia coli disebut juga Bacterium coli, merupakan bakteri gram negatif, aerob atau anaerob fakultatif, panjang 1-4 mikrometer, lebar 0,4-1,7 mikrometer, berbentuk batang, tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh baik pada suhu 37 C tapi dapat tumbuh pada suhu 8-40 C, membentuk koloni yang bundar, cembung, halus dan dengan tepi rata. Escherichia coli biasanya terdapat dalam saluran cerna sebagai floral normal (Jawetz, 2001).

Dokumen terkait