• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5.1 Pengertian Ballistic Stretching

Ballistic Stretching menurut Freshmen (2002) adalah gerakan penguluran dimana dalam penerapanya terjadi proses tersentak-sentak dengan cepat atau memantul-mantulkan gerakan. Stretching balistik adalah peregangan dynamic

35

yang dilakukan dengan cara gerakan yang aktif. Ciri-ciri dari peregangan balistik adalah dilakukan secara aktif dan gerakannya dipantul-pantulkan artinya, gerakan otot yang sama dan pada persendian yang sama dilakukan secara berulang-ulang. Contoh gerakan mencium lutut yang dilakukan berulang ulang, dengan posisi duduk kedua tungkai lurus kedepan, dan saat kedua tangan berusaha meraih kedua ujung kaki lutut harus tetap menempel dilantai. Gerakan mencium lutut dari perlahan menjadi cepat, dengan luas ruang gerak persendian pungung kira-kira hanya mencapai 80% saja (Heerschee dkk, 2006).

Tujuan pemberian ballistic stretching adalah meningkatkan kapasitas kerja fisik, mengurangi ketegangan pada otot dan memudahkan otot – otot berkontraksi dan rileksasi secara lebih cepat dan efisien, meningkatkan fleksibilitas dari otot dan meningkatkan nilai LGS pada otot antagonis yang berkontraksi. Hal ini sesuai dengan penilaian vertical jump yang membutuhkan kekuatan tiba – tiba secara cepat dengan power yang besar (Heerschee dkk, 2006). Gerakan-gerakan peregangan yang cepat dan kuat akan menyebabkan terjadinya refleks-regang. Refleks ini berfungsi untuk melindungi otot dari cedera akibat peregangan yang berlebihan, akan menyebabkan otot yang teregang tadi untuk berkontraksi, jadi memendek kembali. Dan kontraksi ini justru akan menghalangi otot untuk bisa meregang secara maksimal (Giyanto, 2013).

Menurut Touris Aan Suhadaq (2013) dalam penelitiannya yang membandingkan pengaruh ballistic stretching dan static stretching terhadap peningkatan vertical jump atlet basket. Pada uji beda pengaruh didapatkan hasil bahwa ballistic stretching dengan dosis yang diberikan selama satu minggu 3 kali,

36

5 kali pengulangan, periode istirahat 3 menit durasi stretching 60 detik, dan dilakukan selama 1 bulan lebih berpengaruh terhadap peningkatan vertical jump dibandingkan dengan static stretching. Pada penelitian oleh Endy Hermawan (2013) yang membandingkan pemberian latihan ballistic stretching dan latihan depth jump terhadap hasil lompatan. Menunjukkan hasil bahwa hasil latihan ballistic stretching selama 4 minggu dengan dosis latihan dalam satu minggu dengan 2 kali dengan durasi streching yang dilakukan sampai 60 detik, dengan mendapatkan 8 kali pengulangan memiliki pengaruh terhadap hasil lompatan. Hasil dari penelitian ini juga didapatkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan ballistic stretching dan depth jump. Dari hasil rata-rata didapatkan latihan pliometrik depth jump memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan latihan ballistic stretching (Hermawan, 2013).

2.5.2 Kajian fisiologis Ballistic Stretching

Apabila seseorang meregangkan suatu kelompok otot dengan metode peregangan ballistic, artinya dalam gerakannya ada regangan-regangan yang mendadak. Kecepatan pengulangan dari ballistic stretching mengakibatkan serabut afferent primer merangsang alpha motor neuron pada medulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut ekstrafusal, yaitu meningkatkan ketegangan (tension) pada otot. Hal ini dinamakan dengan monosynaptic stretch reflex, ketegangan belum sepenuhnya terjadi, apabila refleks ini mulai muncul, maka otot yang hampir teregang secara berlebihan tiba-tiba berkontraksi dan ekstensi dari tubuh berkurang, sehingga otot belum meregang secara maksimal sudah terjadi kontraksi otot yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan -

37

nilai elastisitas pada otot yang bersambungan dengan tendon, peregangn tersebut meningkatkan nilai Lingkup Gerak Sendi (LGS) yang ada (Guccione, 2000).

Gerakan yang cepat saat melakukan ballistic stretching akan merangsang Golgi Tendon Organ (GTO) dimana GTO tersebut dekat dengan muscullotendinosus junction dari ekstrafusal muscle fibers akan merangsang alfa motor neuron untuk menginhibisi dari kontraksi GTO tersebut. Gerakan berulang yang terjadi memaksakan GTO untuk lebih fleksibel dari sebelumnya, sedangkan muscle fibers dari otot tidak begitu cepat dan kurang adaptif. Jadi metode peregangan ballistic tidak memungkinkan otot untuk meregang secara maksimal, sehingga pengaruh pengembangan fleksibilitasnya sangat kecil (Giyanto, 2013). 2.5.3 Mekanisme Ballistic Stretching Meningkatkan Vertical Jump

Peningkatan vertical jump pada latihan peregangan ballistic yang diberikan akan merangsang muscle spindle dari otot tungkai. Fungsi muscle spindle dimanifestasikan dalam bentuk refleks muscle spindle. Refleks muscle spindle berperan dalam kontraksi otot. Apabila refleks ini mulai muncul, maka otot yang teregang akan berkontraksi. Selama bertambahnya tingkat peregangan lapisan fascial (jaringan penghubung) yang menyelubungi otot mengalami perubahan panjang dan pada akhirnya pelatihan peregangan ini diyakini dapat menstimulasi bahan pelumas yang disebut dengan GAGs (glicoaminoglycans) yang berfungsi melumasi serat-serat jaringan penghubung. Salah satunya fungsi jaringan penghubung adalah mempengaruhi jangkauan gerakan seseorang atau dengan kata lain pelatihan peregangan ini dapat meningkatkan fleksibilitas seseorang (Alter, 1999). Meningkatnya fleksibilitas dari otot tungkai tersebut

38

menyebabkan tingginya hasil lompatan yang di capai dan prestasi yang lebih optimal (Price, 1998).

Ballistic stretching dalam pengaplikasiannya memberikan efek terhadap nilai fleksibilitas dari gerakan cepat suatu sendi oleh otot, pengaplikasian mekanik yang tepat saat melakukan vertical jump adalah faktor penting untuk mendapatkan hasil terbaik. Vertical jump adalah proses dimana seorang pelompat melakukan lompatan dari posisi tegak berdiri, membuat suatu gerakan awal ke bawah dengan melenturkan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki, dan segera melakukan lompatan vertikal ke atas lepas dari daratan (Brown, 2008).

Gerakan tersebut menggunakan ‘sretch shorten cycle’ atau siklus rentangan yang diperpendek dimana terlebih dahulu dilakukan ‘pre-stretched’ terhadap otot sebelum memperpendek gerakan yang diinginkan. Latihan ballistic stretching adalah latihan yang memang sengaja untuk dikondisikan kepada gerak yang cepat dan membutuhkan fleksibilitas pada otot antagonis yang perlu reflek cepat sebagai respon adanya ledakan tiba-tiba dari otot yang berkontraksi, hal ini sesuai dengan penilaian vertical jump yang membutuhkan kekuatan tiba-tiba secara cepat dengan power yang besar, maka dapat disimpulkan bahwa ballistic stretching mampu meningkatkan nilai vertical jump dari atlet bola basket (Heerschee dkk, 2006).

2.5.4 Aplikasi Ballistic Stretching

Prosedur pelaksanaan ballistic stretching untuk meningkatkan fleksibilitas otot tungkai terhadap vertical jump sebagai berikut (Juliantine, 2000) :

39

b. Lakukan gerakan dengan penuh konsentrasi.

c. Regangkan otot secara tersentak-sentak dengan cepat.

d. Lakukan peregangan dengan mencium lutut berulang-ulang selama 60 detik dalam 5 set.

e. Istirahat 1 menit tiap set.

Gambar 2.10 Latihan ballistic stretching Sumber : Irfan, 2008

Dokumen terkait