• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, dan kebudayaan, kota ini juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri dan parawisata.

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5o20’ sampai dengan 5o30’ lintang selatan dan 105o28’ sampai dengan 105o37 bujur timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

b. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin, Ketibung, dan Teluk Lampung

c. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.

d. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.

Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas permukaan laut, dimana sebagian wilayahnya merupakan daerah perbukitan dengan topografi yang terdiri dari :

(1) daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang. (2) daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian utara.

(3) daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar Tanjung Karang bagian barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta

perbukitan Batu Serampok di bagian timur selatan. (4) Teluk Lampung dan pualu-pulau kecil bagian selatan.

Dataran Kota Bandar Lampung sebagian dialiri beberapa sungai yang

dimanfaatkan untuk pengairan lokasi pertanian. Umumnya sungai-sungai di Kota Bandar Lampung tidak panjang, antara 2 sampai 14 km2, dan letak hulu sungai berada pada bagian barat dan hilir pada bagian selatan, yaitu dataran pantai (Badan Pusat Statistik, 2008).

Penduduk Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai suku bangsa (heterogen). Dari hasil proyeksi penduduk tahun 2008, jumlah penduduk Kota Bandar

Lampung tercatat sebanyak 822.880 jiwa. Jumlah penduduk yang sangat banyak ini disebabkan oleh pertumbuhan secara alami dan faktor urbanisasi penduduk Propinsi Lampung. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung Lampung mencapai 3,11 persen per tahun (Badan Pusat Statistik, 2008). Penyebaran penduduk tahun 2008 di Kota Bandar Lampung tidak merata. Luas wilayah, jumlah rumah tangga, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Bandar Lampung, tahun 2008

Kecamatan Luas wilayah (km2) Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) Kedaton 10,88 89.793 8.253 Kemiling 27,65 53.193 1.924 Panjang 21,16 62.610 2.959 Rajabasa 13,02 32.391 2.488 Sukabumi 11,64 51.861 4.455 Sukarame 16,87 54.369 3.223

Tanjung Karang Barat 15,14 53.764 3.551

Tanjung Karang Pusat 6,68 81.125 12.144

Tanjung Karang Timur 21,11 83.419 3.952

Tanjung Senang 10,38 29.247 2.515

Teluk Betung Barat 20,99 54.505 2.597

Teluk Betung Selatan 10,07 110.276 10.951 Teluk Betung Utara 10,38 66.327 6.390 Total 195,97 859.960 5.329 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008

Pada Tabel 5 terlihat bahwa Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu mencapai 12.144 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Kemiling memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu 1928 jiwa/km2. Penyebaran penduduk Kota Bandar Lampung yang tidak merata berkaitan dengan ketersediaan kualitas maupun kuantitas infra struktur penunjang, dimana penyebaran penduduk cenderung berorentasi pada wilayah yang memiliki potensi perdagangan dan jasa. Akibat penyebaran penduduk yang tidak merata, kepadatan tertinggi terjadi pada daerah sentral perekonomian dan memiliki akses yang baik. Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi mencapai 110.276 jiwa. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Betung Selatan tidak terlepas dari sejarahnya sebagai ibukota Karesidenan Lampung sekaligus pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomian

yang dicirikan banyaknya gedung-gedung perkantoran dan bangunan pertokoan. Kecamatan Tanjung Senang memiliki jumlah penduduk terendah sekitar 29.247 jiwa, dimana sebagai kecamatan yang baru mulai berkembang, wilayah ini dicirikan dengan adanya perumnas baru dan fasilitas transportasi, jasa, serta fasilitas pendidikan yang belum memadai, sehingga jumlah dan kepadatan penduduknya masih rendah.

Tingkat pendidikan formal seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memperoleh informasi dari berbagai sumber pengetahuan. Tingkat

pendidikan penduduk Kota Bandar Lampung beraneka ragam, mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tingkat pendidikan penduduk Kota Bandar Lampung tahun 2008 Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Sekolah Dasar 114.856 48,85

Sekolah Menengah Tingkat Pertama 46.854 19,93 Sekolah Menengah Tingkat Atas 44.743 19,03

Perguruan Tinggi 28.654 12,19

Jumlah 235.107 100.00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa mayoritas penduduk Kota Bandar Lampung berpendidikan SD yaitu sebesar 48,85 persen, sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah perguruan tinggi, yaitu sebesar 12,19 persen. Struktur perekonomian Kota Bandar Lampung berbeda dengan wilayah lainnya di Propinsi Lampung. Jika wilayah lain mempunyai struktur perekonomian yang lebih condong kepada sektor pertanian, maka Kota Bandar Lampung mempunyai struktur perekonomian yang lebih dominan kepada sektor sekunder dan tersier

yang merupakan ciri dari daerah penyebaran lapangan kerja penduduk kota. Penyebaran lapangan kerja penduduk Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penyebaran penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Kota Bandar Lampung No Sektor usaha Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan 56.209 3.14

2 Pertambangan dan penggalian 8.627 0.48

3 Industri pengolahan tanpa migas 354.210 19.76

4 Listrik dan air besih 35.845 2.00

5 Bangunan 185.423 10.35

6 Perdagangan, hotel dan restoran 415.245 23.17 7 Pengangkutan dan komunikasi 344.510 19.22 8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 137.251 7.66

9 Lainnya 254.853 14.22

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007

Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor usaha terbesar di Kota Bandar Lampung. Hal ini dikarenakan sektor perdagangan merupakan basis kegiatan ekonomi. Jasa hotel dan restoran berkembang dengan pesat karena Kota Bandar Lampung sebagai Ibukota Propinsi dan sebagai pusat berbagai kegiatan dengan masyarakatnya yang bersifat

konsumtif sebagai ciri dari masyarakat kota. Sektor pertambangan dan penggalian kurang berkembang karena sektor tersebut belum dikelola dengan baik, selain itu untuk mengembangkannya memerlukan modal yang cukup besar.

Dokumen terkait