• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis a.Desa Wisata Kasongan a.Desa Wisata Kasongan

2. Kriteria Ruang

2.4.5. Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis a.Desa Wisata Kasongan a.Desa Wisata Kasongan

Kasongan adalah salah satu daerah desa tujuan wisata di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Terkenal dengan hasil kerajinan gerabah keramiknya. Berada di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Bantul, Yogyakarta. Berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota Jogja. Jika anda ingin menuju Kasongan sangatlah mudah. Lewati saja jalan Bantul (Jogja-Bantul) dan perhatikan gapura besar di kanan jalan yang bertuliskan Kasongan. Biasanya di tempuh selama 30-40 menit dari kota Yogyakarta

Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi, orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur, gerabah, juga barang hias keramik. Gerabah hasil kerajinan Kasongan berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar, gajah, bambu, dan banyak lainnya), pot berbagai ukuuran, hiasan keramik, patung-patung kecil, pigura, perabotan dari bambu, bahkan topeng-topeng. Hasil-hasil kerajinan desa wisata Kasongan tersebut berkualitas istimewa hingga banyak yang telah di ekspor ke manca negara seperi eropa dan amerika.

b. Desa Wisata Krebet

Desa wisata yang satu ini berada di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Keistimewan dari Desa wisata yang satu ini adalah "Batik Kayu", yaitu membuat batik dengan

Gambar 2.14. Hasil Kerajinan Tangan

Gambar 2.13. Pintu Gerabang Kawasan Wisata Kasongan

media kayu. Unik bukan? karena biasanya kita jumpai adalah batik dengan media kain. Karena polanya dibuat secara manual, bukan dicetak, maka membatik dengan media kayu membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Motif batik kayu yang dibuat oleh warga Krebet adalah seperti motif parangrusak, parangbarong, kawung, garuda, sidorahayu, sidomukti, dan motif lainnya.

c. Desa Wisata Ledok Sambi

Berada di Dukuh sambi, desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten SLeman, Daerah Istimewa Yogyakarta. berbagai macam kesenian rakyat dapat anda jumpai di tempat ini, diantaranya

wayang kulit, karawitan jawa, uyon-uyon dan lain sebagainya yang tentunya desa sambiberbasis pada kesenian tradisional. Disini pengunjung dapat selain menikmati pertunjukan juga dapat turut aktif dengan mempelajari kesenian tersebut. Sedangkan budaya desa yang masih terus di lestarikan dan dilakukan di desa ini antara lain kenduri, sadranan dan ruwahan serta beberapa kegiatan budaya lain. Para pengunjung dapat terlibat langsung dalam acara yang dilaksanakan di hari-hari tertentu.

Selain itu, di Desa Wisata Ledok Sambi juga menawarkan panorama desa yang sangat menjadi daya tarik bagi wisatawan, disini wisatawan dapat menikmatinya dengan menyususri desa (tracking) dengan pemandu setempat. Ada juga beragam kegiatan outbound yang menyenangkan di desa ini. Anda dapat menyusuri hutan, mengenal masyarakat desa yang hidup secara tradisional, berkemah. Ssalah satu wahana yang terbaru dari outbond di Wisata desa Sambi ini adalah Flying fox 200 m melintasi kali kuning yang menjadi jalur lahar dingin merapi. Wisata disini akan menciptakan proses belajar aktif berupa leadership, communications dan teamworking untuk Anda dan team Anda.

Gambar 2. 15. Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi

2.5. ELABORASI TEMA

2.5.1. Pengertian Tema

Tema yang akan diangkat dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh

Kerajinan Tangan Kualanamu adalah “Arsitektur Metafora”. Metafora merupakan bagian dari

gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri atas 2 buah kata yaitu

(Wardhana, 2015):

“metha” yang berarti : setelah, melewati “pherein” yang berarti : membawa

Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata, bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa.

Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”,

metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam

“Introduction of Architecture”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari. hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

Menurut Geoffrey Broadbent, (1995) dalam buku “Design in Architecture”,

metafora pada arsitektur merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain

spektrum perancang. Menurut Anthony C. Antoniades, (1990) dalam ”Poethic of Architecture”, suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain

sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.

a. Intangible Metaphors (metafora yang tidak diraba) yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya).

b. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

c. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika: a. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. b. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. c. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya

(dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut :

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.

3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.

4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.

Dokumen terkait