• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia

Poverty Line & GINI Ratio

4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia

ISBN: 978-602-70083-7-3

183

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila www.fepfebup.com

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id Phone: 021-7873710 Universitas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Festival Entrepreneurshi p Pancasila 13 - 15 Agustus 201 8

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Butir-Butir Pancasila

2.1.1 Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan

penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaannya.

4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. 2.1.2 Kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.

2. Saling mencintai sesama manusia. 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7. Berani membela kebenaran dan keadilan. 2.1.3 Persatuan Indonesia

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. 3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.

4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika.

2.1.4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. 2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.

5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.

6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

ISBN: 978-602-70083-7-3

184

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila www.fepfebup.com

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id Phone: 021-7873710 Universitas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Festival Entrepreneurshi p Pancasila 13 - 15 Agustus 201 8

7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

2.1.5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. Bersikap adil beradab

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 3. Menghormati hak-hak orang lain.

4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. 5. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. 6. Tidak bersifat boros.

7. Tidak bergaya hidup mewah.

8. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. 9. Suka bekerja keras.

10. Menghargai hasil karya orang lain.

11. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2.2. Metode Transformasi

Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek. Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain (2010), Sebagai berikut:

1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya

2. Peserta didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya 3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya

4. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya

5. Pribadi Instruktur serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda Berdasarkan relevasi ahli metode teknik pendekatan dengan mengunakan teknikteknik tertentu dalam mentransformasi atau menyalurkan baik itu tujuan maupun ilmu pengetahuan yang tidak terlepas dengan peran serta peserta didik dalam menerima masukan yang didukung dengan situasi, fasilitas dan profesionallitas seorang instruktur

2.3 Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan

ISBN: 978-602-70083-7-3

185

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila www.fepfebup.com

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id Phone: 021-7873710 Universitas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Festival Entrepreneurshi p Pancasila 13 - 15 Agustus 201 8

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan), yakni : a. Kesadaran

Seseorang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Merasa tertarik

Stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai tampak. c. Menimbang-menimbang

Baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya d. Mencoba

Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaptasi

Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Bawasanya pengetahuan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan merupakan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk dikehendaki yang lantas melekat di benak seseorang.

2.4 Pelatihan

Pelatihan adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan dengan cara mengajarkan keahlian dan keterampilan tertentu kepada karyawan Hasibuan (2017). Dalam metode ini supervisor diperlukan sebagai petunjuk untuk memberikan kepada para peserta mengenai tugas yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Metode pelatihan terbaik tergantung dari berbagai faktor. Berdasarkan penjelasan Veithzal rivai (2010), dengan melakukan pelatihan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan, dan lingkungan yang mendukung.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai langkah-langkah pendahuluan dalam persiapan pelatihan menurut T.Hani Handoko (2011) yaitu: a. Penilaian dan Identifikasi Kebutuhan

Untuk memutuskan pendekatan yang akan digunakan, organisasi perlu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan pelatihan. Penilaian kebutuhan mendiagnosa masalah-masalah dan tantangan-tantangan lingkungan yang dihadapi organisasi sekarang, kemudian manajemen mengidentifikasikan berbagai masalah dan tantangan yang dapat diatasi melalui pelatihan jangka panjang.Pelatihan dapat juga digunakan apabila tingkat kecelakaan atau pemborosan tinggi, semangat kerja dan motivasi rendah atau masalah operasional lainnya.

ISBN: 978-602-70083-7-3

186

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila www.fepfebup.com

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id Phone: 021-7873710 Universitas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Festival Entrepreneurshi p Pancasila 13 - 15 Agustus 201 8

b. Sasaran–sasaran Pelatihan

Setelah dievaluasi kebutuhan–kebutuhan pelatihan dilakukan, maka sasaransasaran dinyatakan dan ditetapkan.Sasaran ini mencerminkan prilaku dalam kondisi yang diinginkan.

c. Isi Program

Isi program ditentukan oleh identifikasi kebutuhan-kebutuhan dan sasaransasaran pelatihan.Program mungkin berupaya untuk mengajarkan berbagai keterampilan tertentu, menyampaikan pengetahuan yang dibutuhkan atau mengubah sikap.Apapun isinya, program hendaknya memenuhi kebutuhankebutuhan organisasi dan peserta.Para peserta juga perlu meninjau isi program, apakah relevan dengan kebutuhan, atau motivasi mereka untuk mengikuti program tersebut rendah atau tinggi.Agar isi program efektif, prinsip-prinsip belajar perlu dipertahankan mengenai kemajuan para peserta pelatihan, semakin terpenuhinya prinsip–prinsip tersebut, pelatihan akan semakin efektif.

Ada beberapa dimensi dan indikator dalam pelatihan seperti yang akan dijelaskan oleh Mangkunegara (2011), Indikator-indikator pelatihan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Instruktur

a. Pendidikan

Pendidikan lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan (ability) seseorang melalui jalur formal dengan jangka waktu yang panjang, guna memaksimalkan penyampaian materi kepada peserta pelatihan.

a. Penguasaan materi

Penguasaan materi bagi seorang instruktur merupakan hal yang penting untuk dapat melakukan proses pelatihan dengan baik sehingga para peserta pelatihan dapat memahami materi yang hendak disampaikan.

2. Peserta

a. Semangat mengikuti pelatihan

Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan proses pelatihan. Jika instruktur bersemangat dalam memberikan materi pelatihan maka peserta pelatihan akan bersemangat mengikuti program pelatihan tersebut, dan sebaliknya.

b. Seleksi

Sebelum melaksanakan program pelatihan terlebih dahulu perusahaan melakukan proses seleksi, yaitu pemilihan sekelompok orang yang paling memenuhi kriteria untuk posisi yang tersedia di perusahaan.

ISBN: 978-602-70083-7-3

187

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila www.fepfebup.com

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 ekonomi.univpancasila.ac.id Phone: 021-7873710 Universitas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Festival Entrepreneurshi p Pancasila 13 - 15 Agustus 201 8

3. Materi

a. Sesuai tujuan

Materi yang diberikan dalam program pelatihan kepada peserta pelatihan harus sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapai oleh perusahaan.

b. Sesuai komponen peserta

Materi yang diberikan dalam program pelatihan lebih efektif apabila sesuai dengan komponen peserta sehingga program pelatihan tersebut dapat menambah kemampuan peserta.

c. Penetapan sasaran

Materi yang diberikan kepada peserta harus tepat sasaran sehingga mampu mendorong peserta pelatihan untuk mengaplikasikan materi yang telah disampaikan dalam melaksanakan pekerjaannya.

4. Metode

a. Pensosialisasian tujuan

Metode penyampaian sesuai dengan materi yang hendak disampaikan, sehingga diharapkan peserta pelatihan dapat menangkap maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan oleh instruktur.

b. Memiliki sasaran yang jelas

Agar lebih menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan sumber daya manusia yang efektif apabila memiliki sasaran yang jelas yaitu memperlihatkan

pemahaman terhadap kebutuhan peserta pelatihan

5. Tujuan

a. Meningkatkan keterampilan

Hasil yang diharapkan dari pelatihan yang diselenggarakan yaitu dapat meningkatkan keterampilan/ skill, pengetahuan dan tingkah laku peserta atau calon karyawan baru.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan. Menurut Akker (1999) terdapat tiga kriteria kualitas yaitu :

a. Validitas (pakar dan teman sejawat) suatu validitas yang baik jika sesuai dengan

Dokumen terkait