• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

G. Bangun Ruang

1. Kubus dan Balok

a.Bagian-Bagian Kubus

1) Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut

Menururt Tasari J. Dris (2011:166) Hampir sama dengan

pengertian sisi pada bangun datar. Perbedaanya adalah pada

bangun datar sisi berupa garis, sedangkan pada bangun ruang

sisi yang dimaksudkan berupa bidang/bangun datar.

Perhatikan daerah yang diarsir pada gambar 2.15, yaitu

BCGF. Bidang BCGF merupakan salah satu sisi dari kubus

ABCD.EFGH.

Perhatikan bagian kubus

yang lain (Gambar 2.15) yaitu

garis AB. Garis AB merupakan

tempat pertemuan/perpotongan

sisi ABFE dan ABCD. Garis yang

demikian disebut rusuk.

rusuk Titik sudut A B C D E F H G Gambar 2.15 Unsur- unsur Kubus sisi

Perhatikan salah satu bagian kubus yang lain lagi (gambar

13), misalnya titik B merupakan tempat pertemuan rusuk AB,

BC, dan BF. Titik B disebut titik sudut kubus ABCD.EFGH.

2) Diagonal Sisi Kubus

Telah diketahui bahwa

sebelumnya bahwa sisi kubus

berbentuk pesergi. Jadi, ABFE

berbentuk persegi. Kita misalkan

panjang AB = a cm. Dengan

menggunakan dalil Pythagoras akan kita peroleh

3) Bidang Diagonal Kubus

Dari Gambar 2.17 di

samping, kita peroleh bahwa:

AB = rusuk kubus

BG = diagonal sisi kubus

Jadi, ABGH berbentuk

persegi panjang.

A B

C D

Gambar 2.16 Diagonal Sisi Kubus

A B C D E F H G Gambar 2.17 Bidang Diagonal Kubus

Kita misalkan AB = a cm, maka

BG = cm sehingga kita peroleh Luas persegi panjang ABGH=

Jadi, luas ABGH adalah . 4) Diagonal Ruang Kubus

Perhatikan Gambar 2.19 di atas.

Garis EC berada di dalam ruang kubus

ABCD.EFGH. Garis yang demikian

dinamakan diagonal ruang kubus. Jadi,

garis DF merupakan diagonal ruang

kubus ABCD.EFGH.

b. Bagian-bagian Balok

1) Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut

Perhatikan

daerah yang diarsir dari

balok ABCD.EFGH

pada gambar di atas,

yaitu bidang BCGF.

Bidang ini merupakan

salah satu sisi balok.

A B H G a cm cm Gambar 2.18 Luas Bidang Diagonal Kubus Sisi Balok A B C D E F H G Titik sudut rusuk Gambar 2.20 Bagian-bagian Balok A B C D E F H G Gambar 2.19 Diagonal Ruang Kubus

Perhatikan garis EF pada gambar di atas. Garis GH

merupakan salah satu rusuk balok ABCD.EFGH. Pada balok

tersebut terdapat tiga pasang rusuk yang sejajar, yaitu:

a. ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ b. ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ c. 2) Diagonal Sisi Balok

Sama seperti

kubus, balok juga

mempunyai diagonal

sisi. Namun panjang

diagonal sisi pada balok

tidak semuanya sama

panjang. Perhatikan

Gambar 2.21. Garis BE, BG, dan EG merupakan diagonal sisi

balok ABCD.EFGH.

Kita misalkan panjang balok (AB) = p, lebar balok

(BC) = l, dan tinggi (CG) = t. Dari Gambar 2.21 di atas, kita

peroleh A B F E p t A B C D E F H G Diagonal sisi Diagonal sisi Diagonal sisi p l t

Gambar 2.21 Diagonal Sisi Balok

3) Bidang diagonal Balok

Pada Gambar 2.22

terlihat daerah yang diarsir,

yaitu ACGE dibatasi oleh dua

diagonal sisi ( ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅) dan dua rusuk ( ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅). Bidang

ACGE merupakan bidang

diagonal balok ABCD.EFGH.

Bidang ACGE berbentuk

persegi panjang seperti pada

Gambar 2.23, sehingga kita

peroleh:

Luas persegi panjang ACGE =

√ √ B C G F l t E F G H p l √ √ A B C D E F H G Gambar 2.22 Bidang Diagonal Balok A C G E √ Gambar 2.23 LuasBidang Diagonal Balok

4) Diagonal Ruang Balok

̅̅̅̅ berada di dalam balok

ABCD.EFGH. ̅̅̅̅ dinamakan

diagonal ruang balok.

̅̅̅̅ merupakan diagonal bidang diagonal ACGE. Dengan

menggunakan dalil Pythagoras,

dapat diperoleh

̅̅̅̅ merupakan diagonal sisi balok dengan panjang

√ , maka

√ √

c. Jaring-jaring Kubus dan Balok

i. Jaring-Jaring Kubus A B C D E F H G

Gambar 2.24 Diagonal Ruang Balok A B C D E F H G A E H D H G C B F E H G E F

ii. Jaring-jaring Balok

d. Luas Permukaan Kubus dan Balok

Luas permukaan kubus merupakan jumlah luas keenam persegi

tersebut. Jika kita misalkan panjang rusuk kubus adalah s cm, maka

Luas permukaan kubus

Sedangkan jaring-jaring balok juga terdiri atas 6 persegi

panjang. Jadi, luas permukaan balok dapat dicari dengan

menjumlahkan luas keenam persegi panjang tersebut.

Jika kita misalkan p = panjang balok, l = lebar balok, dan t =

tinggi balok, maka

Luas permukaan balok =

A B C D E F H G A E H D H G C B F E H G E F

Luas permukaan balok = e. Volume Kubus dan Balok

i. Volume Kubus

Untuk mencari volume kubus kita dapat menggunakan kubus

satuan, yaitu dengan panjang rusuk 1 cm. Sehingga volume kubus

satuan sebesar 1 .

Dengan V = volume kubus;

s = panjang rusuk kubus.

ii. Volume Balok

Untuk mencari volume balok dapat digunakan kubus satuan

yang dipakai untuk mencari volume kubus. Tedapat balok yang

tersusun atas 12 kubus satuan sehingga volume balok tersebut

adalah . Balok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, panjang balok terdiri dari 6 kubus satuan, panjang balok 6 cm. Lalu

lebar balok terdiri atas 2 kubus satuan, sehingga lebar balok 2 cm.

Tinggi balok terdiri atas 1 kubus satuan, sehingga tingga balok 1

cm. Diperoleh hubungan sebagai berikut :

Sehingga volume balok:

Dengan p = panjang, l = lebar, t = tinggi, dan V = volume

2. Limas dan Prisma Tegak

1. Bagian-Bagian Limas dan

Prisma Tegak.

i. Bagian-Bagian Limas

Perhatikan limas segi

empat T.ABCD di

samping ini. T adalah titik puncak limas. Bidang ABCD adalah

bidang alas. Jarak T ke titik perpotongan diagonal bidang alas

ABCD disebut tinggi limas. Segitiga-segitiga TAB, TBC, TCD,

dan TDA disebut sisi-sisi tegak, sedangkan ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, dan

̅̅̅̅ adalah rusuk-rusuk tegak limas. TAC dan TBD adalah

bidang-bidang diagonal. Diagonal sisi atau diagonal

bidangnya hanya terdapat pada sisi alas, yaitu AC dan BD.

Dengan demikian, limas adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh sebuah sisi alas dan sisi-sisi tegak yang berupa segitita

yang satu titik sudutnya dari sisi-sisi tegak tersebut saling

bertemu.

Nama limas diberikan sesuai dengan alasnya. Jika alasnya

berupa segi-n maka limas tersbut merupakan limas segi-n. Jika

panjang rusuk alas segi-n sama panjang, maka limas tersebut

merupakan limas segi-n beraturan.

A B D O T C Gambar 2.27 Limas

ii. Bagian-Bagian Prisma Tegak

Gambar prisma di samping ini

merupakan prisma segitiga ABC.DEF.

sisi ABC dan DEF kongruen dan

sejajar. Dari kedua sisi tersebut

kemudian ditarik garis lurus yang

menghubungkan titik sudut yang

bersesuaian.

Permberian nama suatu prima berdasarkan bentuk sisi alas

atau sisi atas. Pada prisma di atas, sisi alas dan sisi atas prisma

bebentuk segitiga sehingga prisma merupakan prisma segitiga.

iii.Jaring-Jaring Limas dan Prisma Tegak

2. Besaran-Besaran pada Limas dan Prisma Tegak

i. Luas Permukaan Limas

Luas permukaan limas = luas alas + luas semua sisi

tegak. B A B C B E F D E E A B C D E F Gambar 2.28 Prisma Tegak T C T A B T Gambar 2.29 Jaring-jaring Limas alas Segitiga

Gambar 2.30 Jaring-Jaring Prisma Tegak alas Segitiga

ii. Luas Permukaan Prisma Tegak.

Luas permukaan prisma = luas sisi alas + luas sisi atas +

luas selubung (sis-sisi tegak)

= (luas sisi atas) + luas selubung

Luas selubung = ABt + BCt + ACt

=(AB + BC + AC) t

= (keliling alas) t

Luas permukaan prisma = 2 (luas bidang alas) + luas

selubung

= (2 luas alas)+(keliling alas

tinggi)

iii.Volume Limas

Volume Limas = volume kubus

Karena = dan , maka Dengan V = volume limas;

= luas alas limas; = sisi;

iv. Volume Prisma Tegak

Untuk menghitung volume prisma tegak

menggunakan sebuah balok

ABCD.EFGH yang

dipotong sepanjang diagonal

sisi ̅̅̅̅ secara tegak lururs ke bawah. Sehingga didapat

dua buah bangun ruang yang

kongruen dengan alas segitiga yaitu prisma segitiga

BAD.FEH dan BCD.FGH.

Volume prisma =

Dengan demikian, volume prisma ditulis

Dengan V : volume prsima;

: luas alas prsima;

t = tinggi prisma.

Dokumen terkait