• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

F. Lingkaran

1. Lingkaran dan Bagian-bagiannya.

Menurut Tasari J. Dris (2011,124) lingkaran

adalah kedudukan titik-titk sebidang yang

berjarak sama terhadap satu titik tertentu. Titik

tertentu tersebut disebut titik pusat lingkaran.Pada

gambar 2.1 lingkaran mempunyai beberapa

bagian, seperti :

a. ̅̅̅̅ adalah diameter lingkaran, b. ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅ adalah jari-jari, c. ̅̅̅̅ adalah tali busur,

d. Bidang a adalah juring,dan

e. Bidang b adalah tembereng.

Kurva lengkung ̂, ̂, dan ̂merupakan busur lingkaran.

̅̅̅̅ yang tegak lurus tali busur BC adalah apotema. Apotema

merupakan garis tegak lurus yang menghubungkan titik pusat

lingkaran dengan tali busur lingkaran.

Panjang diameter dilambangkan dengan d, sedangkan panjang

jari-jari dilambangkan dengan r. Hubungan antara diameter dan jari-

jari adalah sebagai berikut.

atau

Jadi dapat didefiniskan diameter sebagai ruas garis yang

menghubungkan 2 titik pada lingkaran yang melalui titik pusat.

a P A O C B b Gambar 2.1 Lingkaran dan bagian-

Sedangkan, jari-jarimenurut ST. Negoro dan B. Harahap (1982:202)

adalah semua ruas garis antara pusat dan sembarang titik pada

lingkaran.

2. Besaran-Besaran pada Lingkaran

a. Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran adalah panjang lintasan yang melintasi

garis lengkung lingkaran dan panjangnya bergantung pada jari-

jari lingkaran. Keliling lingkaran . Karena jadi : Keliling lingkaran

Jadi keliling lingkaran

b. Luas Daerah Lingkaran

Karena , maka luas daerah lingkaran menjadi:

( )

Jadi, luas daerah lingkaran dengan r = jari-jari, d =

c. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring

1) Pengertian Sudut Pusat

Sudut yang terbentuk oleh dua buah ruas garis jari-jari

lingkaran yang menghadap busur yang kecil

dan terletak pada pusat lingkaran disebut

sudut pusat lingkaran.

Perhatikan Gambar 2.2 di samping yang menghadap busur ̂ yang kecil adalah sudut pusat lingkaran.

2) Hubungan Antara Sudut Pusat dengan Panjang Busur dan Luas

Juring

Perhatikan Gambar 2.3 di

samping ini. Setiap lingkaran

berlaku semakin besar sudut pusat

maka semakin besar panjang busur

dan semakin besar juga luas

juringnya. Sebaliknya, semakin

kecil sudut pusat maka semakin

kecil panjang busur dan semakin kecil juga luas juringnya.

3) Perhitungan Panjang Busur

Pada Gambar 2.4 adalah sudut pusat lingkaan. Besar sudut pusat AOB adalah (sudut siku-siku). Panjang busur dihadapan sudut pusat keliling. Karena satu putaran

A B O Gambar 2.2 Sudut Pusat O A B C D Gambar 2.3 Hubungan Antara Sudut Pusat dengan

Panjang Busur dan Luas Juring

besar sudutnya , maka panjang busur keliling lingkaran. Panjang busur

4) Perhitungan Luas Juring

Menurut ST. Negoro dan B.

Harahap (1982:204) juring

adalah daerah yang dibatasi oleh

dua jari-jari dan satu busur pada

suatu lingkaran. Pada Gambar

2.5 luas juring AOB = luas

daerah lingkaran.

Luas juring AOB = luas lingkaran

Jika besar sudut pusat AOE = maka luas juring AOE sama dengan

luas lingkaran. Secara umum dapat ditulis

sebagai berikut.

Luas juring AOE =

O B D C E A Gambar 2.4 Panjang Busur B D C E A O

5) Perhitungan Luas Tembereng.

Menurut ST. Negoro dan B.

Harahap (1982:514) tembereng

adalah daerah yang dibatasi oleh

sebuah tali busur dan busur pada

sebuah lingkaran. Pada Gambar 2.6

di samping, daerah yang diarsir merupakan tembereng.

Luas tembereng = Luas juring AOB– Luas 6) Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring

Perhatikan Gambar 2.7 , maka di

dapat

7) Hubungan Sudut Pusat dan Sudut

Keliling

Pada Gambar 2.8 di samping

adalah sudut pusat lingkaran dan adalah sudut keliling lingkaran.

Sudut pusat = 2 sudut keliling

atau sudut keliling = sudut pusat.

B A O Gambar 2.6 Luas Tembereng A C D B O Gambar 2.7 Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur dan Luas

C

A B

O

Gambar 2.8 Hubungan Sudut Pusat dan Sudut

8) Sifat-Sifat Sudut Keliling

a) Sudut Keliling yang Menghadap

Diameter Lingkaran.

Pada Gambar 2.9, AC adalah

diameter lingkaran dengan titik O

pusat lingkaran. Besar sudut AOC =

(sudut lurus). adalah sudut keliling yang menghadap

diameter AC.

Besar sudut keliling yang menghadap diameter adalah

siku-siku (

b) Sudut-Sudut Keliling yang Menghadap Busur yang Sama

Pada Gambar 2.10, adalah sudut keliling dan adalah sudut pusat yang menghadap busur sama

yaitu busur ̂. Sehingga berlaku

. Selain itu, pada gambar tersebut terlihat pula merupakan sudut keliling dimana

dan adalah sudut keliling yang menghadap busur yang sama yaitu busur ̂. Sudut keliling yang menghadap busur yang sama adalah sama besar.

A B C O Gambar 2.9 Sudut Keliling Yang Menghadap Diameter Lingkaran A B C O Gambar 2.10 Sudut- sudut Keliling yang Menghadap Busur

yang Sama D

3. Panjang Garis Singgung.

1) Cara menghitung Panjang Garis

Singgung dari Sebuah Titik di

Luar Lingkaran.

Terbentuk segitiga siku-siku

OBA yang siku-siku di B

berdasarkan sifat garis singgung.

Dengan menggunakan dalil

Pythagoras, panjang AB dapat

ditentukan.

atau

Dengan j : panjang garis singgung

: jarak pusat lingkaran O ke titik A

: jari-jari lingkaran.

2) Cara Menghitung Garis Singgung Persekutuan Dua

Lingkaran.

a) Garis Singgung Persekutuan Luar

Jarak antara dua titik singgung diperoleh dengan

menggunakan dalil Pythagoras sebagai berikut.

Perhatikan pada gambar di atas.

, dan , maka A j A r d B O Gambar 2.11 Menghitung Panjang

Garis Singgung dari Sebuah Titik di Luar

Jika jarak antara kedua pusat lingkaran d, jari-jari

lingkaran M adalah R dan jari-jari lingkaran N adalah r,

maka:

√ , dengan R >r

Dengan j = panjang

garis singgung persekutuan

luar.

b) Garis Singgung Persekutuan Dalam Lingkaran

Pada Gambar 2.13, garis

k menyinggung lingkaran P

di titik A dan lingkaran Q di

titik B. Sehingga AB adalah

garis singgung lingkaran P

dan Q. Lalu ̅̅̅̅ adalah jarak pusat kedua lingkaran

tersebut.

Pada berlaku dalil Pythagoras.

Karena , maka Gambar 2.13 Garis Singgung Persekutuan Dalam Lingkaran d B O R j A P C k r Q B k A C R M A N B r jA d N

Gambar 2.12 Garis Singgung Persekutuan Luar

Jika jarak kedua pusat lingkaran j, jari-jari

lingkaran P adalah R dan jari-jari lingkaran Q adalah

r, maka

√ , dengan R >r.

Dengan l = panjang garis singgung persekutuan

dalam.

3) Panjang Sabuk Lilitan

Jika kedua lingkaran

yang mempunyai jari-jari

sama secara berturut-turt

adalah R dan r, dan

lingkaran tersebut terdapat

dua garis singgung

persekutuan luar seperti pada Gambar 2.14. Maka panjang

garis singgung persekutuan luar lingkaran minimal adalah

AB+ CD+2 keliling lingkaran atau sama dengan 2 kali

panjang garis singgung persekutuan luar+keliling lingkaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa panjang sabuk yang dibutuhkan

untuk mengikat dua lingkaran yang berjari-jari sama adalah 2

kali panjang garis singgung persekutuan luar + keliling

lingkaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk r = a maka

D A M C B N Gambar 2.14 Panjang Sabuk Lilitan

Panjang sabuk lilitan minimal =

Dengan a = jari-jari lingkaran 1 (R) atau jari-jari

lingkaran 2 (r), dengan R = r.

Dokumen terkait