• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangunan Tinggi ( Tall Building )

Dalam dokumen 235899897 Menyongsong Era Bangunan Tingg (Halaman 60-65)

9.1. Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH)

Telah dibahas karakter struktur bangunan tinggi terhadap beban lateral, dimana resiko akibat gempa dan angin bisa sama-sama menentukan. Bahkan bisa saja pada suatu ketinggian tertentu, angin lebih mendominasi dari gempa. Pada bangunan seperti itulah maka istilah bangunan tinggi ini dimaksud. Untuk menjelaskan secara lengkap dan terpadu, perlu mengacu pada CTBUH (http://www.ctbuh.org/), suatu organisasi nirlaba tingkat internasional yang didukung para profesional di bidang arsitektur, teknik, perencanaan, pengembangan dan konstruksi. Organisasi pertama kali berdiri tahun 1969, oleh Lynn S. Beedle di Universitas Lehigh di Pennsylvania dan pada waktu itu namanya adalah "Joint Committee on Tall Buildings”, baru pada tahun 1976 berganti nama menjadi CTBUH sampai sekarang.

Gambar 53. Logo badan organisasi dunia tentang gedung tinggi(CTBUH 2012)

CTBUH merupakan organisasi internasional terkemuka untuk gedung tinggi dunia, dan menjadi wasit atas kriteria ketinggian bangunan. Mereka pula yang mengukur dan memberi gelar "Gedung Tertinggi di Dunia". Oleh karena itu, dalam membahas gedung-gedung tinggi akan mengacu pada informasi dan publikasi dari CTBUH.

9.2. Apa itu Gedung Tinggi ?

Pertama kali tentu perlu mengetahui kriteria yang menentukan apa yang dimaksud bangunan tinggi. Ternyata tidak ada definisi pastinya, bangunan dapat menunjukkan unsur ketinggian melalui beberapa aspek atau kategori berikut.

a) Kriteria tinggi relatif terhadap lingkungannya

Ketinggian absolut bukan kriteria satu-satunya, tergantung bangunan sekitarnya. Bangunan 14 lantai, bukan bangunan tinggi jika ada di kota Chicago atau Hong Kong, tetapi akan menjadi bangunan tertinggi jika berada di kota kecil, di Jawa misalnya. b) Kriteria tinggi berdasarkan proporsinya

Gedung tinggi ternyata bukan hanya tentang tinggi tetapi juga tentang proporsi. Ada banyak bangunan yang tidak terlalu tinggi, tetapi cukup ramping untuk memberikan tampilan sebuah gedung tinggi, terutama terhadap lingkungan gedung disekitarnya. Sebaliknya, ada banyak tapak bangunan yang besar atau cukup tinggi tetapi karena proporsi ukuran luas lantainya dan tingginya maka tidak termasuk bangunan tinggi.

Gambar 55. Kriteria tinggi berdasarkan proporsi ukurannya(CTBUH 2012)

c) Kriteria tinggi berdasarkan teknologi yang digunakan

Jika bangunan memakai teknologi yang spesifik pada bangunan tinggi (misalnya, lift kecepatan tinggi,bracingpenahan angin dll), dapat pula digolongkan gedung tinggi.

Gambar 56. Keberadaan teknologi pendukung(CTBUH 2012)

Meskipun jumlah lantai tidak cukup baik digunakan sebagai indikator ketinggian suatu gedung, karena tinggi lantai kadang tergantung dari fungsi dan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya (misal, kantor berbeda dengan perumahan), tapi bangunan lebih dari 14 atau lebih dari 50 meter tingginya - dapat dipakai sebagai indikator batas untuk disebut sebagai gedung tinggi.

d). Kriteria bangunan super tinggi

Gambar 57. Kriteria bangunan super tinggi(CTBUH 2012)

Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) mendefinisikan "super tinggi" sebagai bangunan lebih dari 300 meter tingginya. Meskipun saat ini ada gedung tinggi lebih dari 800 meter, tetapi pertengahan tahun 2011 hanya ada 54 bangunan yang lebih dari 300 meter yang telah selesai dan ditempati di seluruh dunia ini. Catatan :Comcast Center(58 lantai, 297 m), selesai 2008, tertinggi di Philadelphia, Pennsylvania, dan tertinggi ke-15 di USA; CCTV (China Central TV Headquarters) (44 lantai, 234 m), selesai 2008, Beijing, China;Almas Tower (68 lantai, 360 m), selesai 2008, tertinggi ke-3 di Dubai, setelah Emirates Park Towers dan Burj Khalifa.

9.3. Bagaimana Gedung Tinggi Diukur ?

Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) mengelompokkan ketinggian gedung berdasarkan bagian atas tertinggi yang diukur. Tentu saja semuanya diukur dari bagian bawah, yaitu dari elevasi terbuka paling bawah yang menjadi pintu masuk gedung tersebut. Tinggi bagian atas yang diukur adalah :

a) Tinggi puncak bangunan arsitektur, termasuk menara, tetapi tidak termasuk antena, signage, tiang bendera atau peralatan non-arsitektural lainnya. Cara ini banyak dipakai CTBUH menentukan peringkat “World’s Tallest Buildings”. b) Tinggi lantai yang dihuni (terpakai) paling atas.

c) Tinggi ke puncak gedung tertinggi, termasuk peralatan non-arsitektural, misal menara radio dsb.

Daftar bangunan tertinggi yang dibuat CTBUH sifatnya tidak absolut, tergantung waktu tahun pengukurannya. Itu berarti daftarnya bisa berubah-ubah pada tiap tahunnya. Sebagai contoh, daftar yang tercatat sampai tanggal 1 Januari 2011 sbb:

Gambar 58. The World’s Tallest Buildings (Jan. 2011) – puncak arsitektural.

Gambar 59. Gedung tertinggi – lantai hunian paling atas

Gambar 60. Gedung tertinggi – ujung paling atas

9.4. Perbedaan Gedung dan Menara Telekomunikasi (Observasi)

Berkaitan dengan gedung tinggi, perlu dibedakan dengan menara telekomunikasi atau pengamat (observasi) yang memang dibuat tinggi. CTBUH dalam hal ini hanya mengevaluasi gedung tinggi, sesuai namanya Tall Building. Untuk membedakannya, adalah didasarkan pada prosentasi lantai terhadap tinggi yang dapat dimanfaatkan. Jika kurang dari 50% dianggap sebagai konstruksi menara dan sebaliknya.

Gambar 61. Kriteria bangunan sebagai menara atau gedung (CTBUH 2012)

9.5. Sistem Struktur Bangunan Tinggi berdasarkan Jenis Material

Meskipun hanya digunakan dua macam material untuk bangunan tinggi, yaitu baja dan beton, tetapi terkait dengan sistem strukturnya maka dapat dibedakan dalam empat (4) macam material struktur, sebagai berikut :

 Gedung struktur baja (steel), jika unsur-unsur utama struktur vertikal dan lateral, maupun sistem lantainya memakai struktur baja.

 Gedung struktur beton (concrete), jika unsur-unsur utama struktur vertikal dan lateral, maupun sistem lantainya memakai struktur beton bertulang.

 Gedung struktur komposit (composite), jika dipakai kombinasi keduanya, baja dan beton komposit sebagai elemen-elemen utama struktur, termasuk dalam hal ini bangunan baja dengancore-wall dari beton bertulang.

 Gedung struktur campuran (mixed), jika bangunannya memakai sistem struktur yang berbeda, antara bagian bawah dan atasnya, atau sebaliknya.

Dari studi CTBUH, pemakaian bahan material gedung tinggi dari tahun ke tahun terjadi perkembangan. Lihat Gambar 62, struktur baja pada awal mulanya sangat dominan. Era 1990 terjadi perkembangan pesat material beton, bahkan dari catatan tahun 2010 pemakaian struktur beton bertulang untuk gedung tinggi mendominasi, dan mengalahkan struktur baja. Meskipun dalam hal ini, jelas baja tidak bisa ditinggalkan, tetapi berubah menjadi baja tulangan dan profil komposit untuk bersama-sama memikul dengan beton. Material baja tidak akan dapat dihilangkan, karena material inilah yang akan menahan gaya tarik pada elemen beton bertulang.

Gambar 62. Trends pemakaian material struktur gedung tinggi(CTBUH 2012)

10. STRUKTUR KOMPOSIT DAN STRUKTUR CAMPURAN

Dalam dokumen 235899897 Menyongsong Era Bangunan Tingg (Halaman 60-65)

Dokumen terkait