• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis .1Bank

2.1.2 Bank Asing

Menurut Siamat (2005:56), bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu pada beberapa ibukota provinsi selain Jakarta yaitu: Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, dan Batam. Bank Asing diperkenankan membuka kantor cabang sejak pertengahan tahun 1999 dengan memenuhi syarat yang ditetapkan.

Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank asing pada dasarnya sama dengan bank-bank umum swasta nasional, kecuali dalam hal pembukaan kantor cabang pembantu diwilayah tertentu di Indonesia. Bank asing juga tidak diperbolehkan untuk memberikan jasa layanan dalam bentuk tabungan dari masyarakat. Segmen yang ditekuni oleh bank asing adalah adalah segmen corporate banking. Karakteristik kegiatan bank asing juga ditandai dengan penyediaan jasa dibidang

Menurut Siamat (2005:56), ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan peraturan bank berlaku juga bagi bank asing antara lain: net open piosision, giro wajib minimum, legal lending limit, kewajiban penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan tingkat kesehatan bank.

Adapun syarat dan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia terhadap Bank Asing berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1968 Tanggal16 Februari 1968 tentang bank asing, yaitu:

1. Bank asing hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya sebagai bank setelah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank Sentral.

2. Cara-cara pengajuan permintaan izin usaha akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan.

3. Tempat dimana bank asing itu dapat didirikan dan menjalankan usahanya ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank Sentral.

4. Bagi bank asing yang merupakan cabang dari suatu bank yang sudah ada diluar negeri sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 3 dari Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Memasukkan kerekening dana devisa sejumlah sekurang-kurangnya US $1.000.000.- (satu juta US dollar), yang nilai lawannya dalam Rupiah akan dipergunakan sebagai dana-usaha dari cabang tersebut.

b) Dari jumlah tersebut pada huruf a ayat (1) pasal ini, 50% (lima puluh perseratus) harus sudah dimasukkan kerekening dana devisa pada saat pemberian izin usaha cabang tersebut, sisanya harus sudah dimasukkan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pemberian izin usahanya.

c) Bagi bank asing yang merupakan suatu bank campuran dan yang menjalankan usaha bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 3 Peraturan Bank tentang bank asing.

d) Saham-saham dari bank asing yang dimaksud dalam ayat-ayat (2) dan (3) pasal ini hanya boleh dikeluarkan "atas nama" setiap pemindah-tanganan saham hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Sentral.

e) Menteri Keuangan dapat menetapkan jumlah dana usaha/modal yang dibayar minimum yang lebih tinggi menurut perkembangan keadaan dengan memperhatikan kondisi setempat.

f) Disamping usaha-usaha yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang Perbankan Tahun 1967, kepada Bank asing yang telah mendapat izin usaha bank umum dari menteri keuangan dapat ditunjuk oleh bank sentral sebagai bank devisa.

g) Bank asing sedapat mungkin mempergunakan tenaga kerja warganegara Indonesia sepanjang tenaga-tenaga ini terdapat di Indonesia.

h) Anggota pimpinan bank asing harus memenuhi syarat-syarat keahlian dan mempunyai akhlak serta moral yang baik.

2.1.3 Kredit

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam artian luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarati credere artinya percaya. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian.

Menurut Idroes dan Sugiarto (2006:87), terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam menentukan kelayakan kredit yaitu konsep 5C. Konsep 5C bertujuan untuk memberikan gambaran kepada bank mengenai iktikad debitur untuk membayar kembali pinjamannya. Konsep 5C yang dimaksud adalah:

1. Character (karakter) dengan menganalisis kinerja dan reputasi debitur sebelumnya. Hasil penilaian kualitatif dan sangat fleksibel.

2. Capital (modal) dengan menganalisis ketersediaan modal debitur dalam membiayai sendiri pekerjaan/proyek. Hasil penilaian kuantitatif, semakin besar komposisi modul semakin baik.

3. Capacity (kapasitas/kemampuan) dengan menganalisis seluruh rasio keuangan, survey kepada stakeholder perusahaan, dan survei ke perusahaan itu sendiri. Hasil penilaian kuantitatif, rasio-rasio keuangan

yang baik akan mendukung dalam pengambilan keputusan untuk persetujuan.

4. Condition of Economy (kondisi ekonomi makro) dengan menganalisis relevansi dari situasi ekonomi terhadap usaha debitur. Hasil penilaian kualitatif dan sangat fleksibel.

5. Collateral (jaminan) dengan menganalisis aktiva debitur yang diserahkan kepada bank untuk dijadikan jaminan. Hasil penilaian kuantitatif, makin besar nilai jaminan dan makin likuid sifat jaminan adalah makin baik.

Menurut Kasmir (2008:103), secara umum penyaluran kredit yang dilakukan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut:

1. Dari segi kegunaan a) Kredit investasi

Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan-keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi.

b) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dari segi tujuan kredit

a) Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan unutk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kemudian yang dimaksud dengan kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada

pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan untuk keperluan pribadi.

b) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dari segi jangka waktu a) Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.

b) Kredit Jangka Menegah dan Kredit Jangka panjang

Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun, biasanya digunakan untuk investasi. Kemudian yang dikategorikan denggan kredit jangka panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya lebih tiga tahun atau lima tahun.

4. Dari segi jaminan

a) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

b) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

5. Dari segi sektor usaha

Jenis kredit yang disalurkan oleh bank jika dilihat dari sektor usahanya, yaitu: a) Kredit pertanian merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai

perkebunan dan atau pertanian rakyat.

b) Kredit peternakan disalurkan bank dengan tujuan untuk membiayai pertenakan.

c) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, dan besar.

d) Kredit pertambangan adalah kredit yang digunakan untuk membiayai usaha jenis usaha tambang yang dibiayai dan biasanya kreditnya jangka panjang.

e) Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.

f) Kredit profesi diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

Kegiatan perekonomian masyarakat tidak pernah terlepas dari kredit apalagi bagi negara-negara yang sedang berkembang, fasilitas kredit sangat dibutuhkan guna mendorong pertumbuhan pembangunan disegala sektor perekonomian.

Fungsi Kredit secara umum, yaitu:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang (Utility of Money)

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang (Utility of Goods)

3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

5. Kredit dapat meningkatkan keinginan untuk berusaha 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Menurut Ali (2004:42), secara spesifik Bank Indonesia menyatakan terdapat delapan jenis risiko yang harus diwaspadai, dipantau, dan selanjutnya ditanggulangi yaitu:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit terjadi akibat gagalnya penerimaan kredit (debitur) dalam memenuhi perjanjian kredit untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan pembayaran bunga kredit pada bank.

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Liquidity Risk merupakan risiko timbul karena bank tidak memiliki dana yang cukup dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.

3. Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko yang terjadi akibat terjadinya perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh buruk terhadap pendapatan yang diterima atau pengeluaran biaya yang dikeluarkan oleh bank.

4. Risiko Nilai Tukar (Currency Risk)

Risiko ini merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari pergerakan yang memburuk nilai tukar mata uang berkenaan dengan terjadinya mismatch

antara receivables (tagihan) dan payable (kewajiban) valas. 5. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar merupakan akibat terjadinya pergerakan harga pasar yang lebih buruk dibandingkan dengan alternatif penanaman investasi lainnya, seperti pada komoditas tertentu, saham di pasar modal, instrumen ditingkat suku bunga yang tetap.

6. Risiko Permodalan (Capital Adequacy Risk)

Risiko modal merupakan keadaaan bank tidak memiliki permodalan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan opersional bank, termasuk jika bank tidak memenuhi kewajiban pemenuhan modal minimum seperti yag sudah ditetapkan oleh otoritas moneter.

7. Risiko Strategik

Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Namun, dalam penelitian ini secara spesifik membahas risiko kredit karena menyangkut kelancaran aktivitas perbankan.

Dokumen terkait