• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bank Persero di Indonesia

Bank persero atau yang lebih sering dikenal dengan Bank BUMN

adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah.

Pada awalnya Bank Persero didirikan dengan Undang-undang tersendiri dimana

pembagian tugas untuk masing-masing bank berbeda-beda. Namun dalam

kegiatan operasionalnya Bank Persero tetap tunduk pada Undang-undang

tentang perbankan.

Bank Persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya

menjadi hanya 4 bank. Langkah ini dilakukan sebagai akibat dari restrukturisasi

yang dilakukan oleh pemerintah di awal dekade 2000-an sebagai dampak

terjadinya krisis perbankan. Kebijakan pemerintah terhadap Bank Persero

dilakukan dengan menggabungkanBank Bumi Daya, Bank Pembangunan

71

dilebur menjadi Bank Mandiri. Sementara Bank Tabungan Negara, Bank

Negara Indonesia 46 dan Bank Rakyat Indonesia tetap terus beroperasi seperti

sebelumnya. Bank Ekspor Impor Indonesia berubah menjadi Bank Ekspor

Indonesia yang kemudian tidak lagi beroperasi sebagai bank dan berubah fungsi

menjadi lembaga pembiayaan ekspor.

Komposisi kepemilikan Bank Persero juga ikut mengalami perubahan,

dimana saham Bank Persero tidak lagi sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah.

Beberapa Bank Persero telah menjadi bank publik melalui penjualan sebagian

sahamnya melalui pasar modal antara lain: Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank

BRI.

Berikut ini adalah profil singkat dari 4 Bank Persero di Indonesia, yaitu:

a. Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu: Bank Bumi

Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Pembangunan Indonesia yang dilebur menjadi Bank Mandiri.

Masing-masing dari keempat legacybanks memainkan peran yang tidak terpisahkan

dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini,

Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan

72

Setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi

secara menyeluruh. Pada saat itu bank Mandiri menutup 194 kantor cabang

yang paling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah

gabungan 26.600 karyawan menjadi 17.620 karyawan.

Semenjak didirikan kinerja Bank Mandiri terus meningkat, hal ini

dapat terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun

2000 hingga mencapai Rp 5,3 triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank

Mandiri juga mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran

saham perdana pada 14 juli 2003 sebsar 20% atau ekuivalen dengan 4

Miliar lembar saham.

Proses transformasi yang telah dijalankan oleh Bank Mandiri

sejak tahun 2005-2010 secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja

bank Mandiri, tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial.

Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net

konsolidasi yang turun dari sebesar 15,43% di tahun 2005 menjadi 0,62%

di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank Mandiri yang juga tumbuh

sangat signifikan dari Rp 0,6 triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun

di tahun 2010.

Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan

kualitas layanan. Selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2007,

73

service leader perbankan nasional berdasarkan survey Marketing

Research Indonesia (MRI) dengan menempati urutan pertama pelayanan

prima. Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai

pihak dalam hal penerapan Good Corporate Governance.

Salah satu upaya untuk mewujudkan visi transformasi lanjutan,

Bank Mandiri melakukan penawaran umum terbatas (right issue) pada

awal tahun 2011 dalam rangka meningkatkan struktur permodalan. Pada

kuartal III tahun 2011 permodalan Bank Mandiri telah mencapai Rp 59,7

Triliun sehingga menjadi bank pertama di Indonesia yang meraih predikat

sebagai Bank Internasional sesuai dengan criteria Arsitektur Perbankan

Indonesia. Pada periode ini, mandiri dapat menegaskan diri sebagai

lembaga keuangan di Indonesia dengan asset terbesar mencapai Rp 501,9

Triliun, penyalur kredit terbesar mencapai Rp 297,5 Triliun, serta

penghimpun dana masyarakat terbesar mencapai Rp 376,4 Triliun.

Kualitas kredit Bank Mandiri juga dapat terjaga dengan baik yaitu

sebesar 2,56% untuk NPL gross dan 0, 66% untuk NPL netto. Bank

Mandiri pada kuartal III tahun 2011 memperkerjakan 27.305 karyawan

dengan 1.526 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 7

74 b. Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah

yang tergolong besar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia

didirikan di Purwokerto, Jawa tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja

dengan nama De Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandssche

Hoofden yang artinya adalah Bank Bantuan dan Simpanan Milki Kaum

Priyayi purwokerto. Suatu lemabaga keuangan yang melayani orang-orang

kebangsaan Indonesia (Pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16

desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Berdasarkan Undang No.14 tahun 1967 tentang

Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-Undang-Undang No.13 tahun 1968 tentang

Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang

Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank

yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 1968 menetapkan

kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasrkan Undang-Undang Perbankan No.7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No.21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilkian BRI saat itu masih 100%

75

Indonesia memeutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga

menjadi perusahaan public dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Yang masih digunakan sampai saat ini.

Sejak didirikan tahun 1895 sampai sekarng ini Bank Rakyat

Indonesia tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada

masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada

golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada

perkembangan penyaluran kredit usaha kecil (KUK) pada tahun 1994

sebesar Rp 6.419,8 Milyar yang meningkat menjadi Rp 8.231,1 Milyar

pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September

sebesar Rp 20.466 Milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan

yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia

mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1

kantor pusat BRI, 12 kantor wilayah, 12 kantor Inspeksi/SPI, 170 kantor

cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang pembantu, 1 Kantor Cabang

Khusus, 1 NewYork Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 kantor

perwakilan hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 kantor Mobil Bank, 193

P.Point, 3.705 BRI unit dan 357 pos pelayanan desa.

c. Bank Negara Indonesia

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

76

pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat

pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, yakni

ORI atau Oeang Republik Indonesia. Pada malam menjelang tanggal 30

Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini,

tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara

hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 juli ditetapkan sebagai Hari

Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan

dari pemerintah Belanda sebagi Bank Sentral pada tahun 1949. Pemerintah

membatasi peranan bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau

bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank

pembangunan dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank

devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955 status

BNI diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini

melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

identitass perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan

mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia

77

Status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara

Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun

1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan

kemajuan lingkungan sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui

penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke

masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap

perbaikan kualitas kinerja secara terus menerus.

d. Bank Tabungan Negara

Pada tahun 1897 dengan pendirian perseroan yang didirikan dengan

nama “Postspaar Bank”. Pada masa pendudukan jepang di Indonesia kegiatan bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku. Setelah

proklamasi kemerdekaan Indonesia, bank ini diambil alih oleh pemerintah

Indonesia dan diubah menjadi kantor tabungan pos. Lalu pada tahun 1950

namanya diubah menjadi Bank Tabungan Pos (Undang-Undang darurat

tahun 1950). Pada tahun 1963 nama Bank Tabungan Pos diubah menjadi

Bank Tabungan Negara atau BTN sesuai dengan Perpu No.4 tahun 1963

dan Undang-Undang No.4 tahun 1964.

Pada tahun 1968 BTN menjadi bank milik Negara sesuai degan

Undang-Undang No.20 tahun 1968. Tahun 1989 Bank BTN beroperasi

78

hukum Bank Tabungan Negara menjadi perusahaan perseroan dan 2 tahun

setelahnya Bank Tabungan Negara mendapat izin sebagai bank devisa.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat

dari nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar

deviasi), nilai maksimum dan minimum. Berikut adalah hasil statistik deskriptif

penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 72 .0257 .0423 .034025 .0042878 CAR 72 .1277 .1861 .158497 .0148067 NPL 72 .0221 .0584 .036571 .0087360 INFLASI 72 .0241 .0917 .055106 .0179227 LDR 72 .6955 .8984 .808854 .0562446 Valid N (listwise) 72

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat nilai N=72 merupakan banyaknya

data sampel (data bulanan selama 6 tahun). Dari tabel tersebut menunjukkan

bahwa variabel terikat (dependent) return on asset memiliki nilai minimum

0,0257 pada bulan September 2009 maksimumnya 0,0423pada bulan Februari

2012. Nilai rata-rata (mean) return on assetsebesar 0,034025 dan ukuran

79

Variabel bebas capital adequacy ratiomemiliki nilai minimum 0,1277

pada bulan November tahun 2009 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar

0,1861 pada bulan Januari 2013. Nilai rata-rata (mean) capital adequacy ratio

sebesar 0,158497 dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar

deviasi) sebesar 0,0148067.

Variabel bebas Non performing loanmemiliki nilai minimum 0,0221

pada bulan Desember tahun2012 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar

0,0584 pada bulan Sebtember 2014. Nilai rata-rata (mean) non performing

loansebesar 0,036571dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar

deviasi) sebesar 0,0087360.

Variabel bebas Inflasi memiliki nilai minimum 0,0241 pada bulan

Januari 2010 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 0,0917 pada bulan

Agustus 2012. Nilai rata-rata (mean) Inflasi sebesar 0,055106 dan ukuran

penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0170227.

Variabel bebas Loan to deposit ratio memiliki nilai minimum 0,6955

pada bulan Desember 2009 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar

0,8984 pada bulan Januari 2014. Nilai rata-rata (mean)Loan to deposit

ratiosebesar 0,808854 dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya(standar

80 2. Pengujian Asumsi Klasik

Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai

sifat-sifat best linear estimator (BLUE).Disamping itu, suatu model dikatakan

cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian

ekonometrik yang melandasinya.

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada

agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi

klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat

menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik

dalam penelitian ini terdiri dari Uji normal P Plot untuk menguji normalitas data

secara statistik, Uji Multikolinearitas dengan menggunakan korelasi parsial, Uji

Autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistik, serta Uji

heteroskedastisitas dengan melihat hasil olah data berupa Scatterplot.

Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel capital adequacy ratio, non

performing loan, loan to deposit ratio dan inflasi terhadap return on asset.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai distribusi normal. Maksud data distribusi normal

adalah data akan mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis

81

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak.Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik

dan uji Kolmogorov-Smirnov.

Berikut adalah hasil dari uji ini:

c. Analisa Grafik Histogram

Gambar 4.1

Sumber: Data diolah

Berdasarkan gambar diatas histogramRegression Residual

membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut

82

2.Analisa Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot

Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik diatas, titik-titik mengikuti atau merapat ke

garis diagonal maka data dalam penelitian ini normal atau

83 3). Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat disimpulkan data dalam

penelitian ini berdistribusi normal dilihat dari nilai Sig. > α atau 0,910> 0,05. b. Uji Multikolinearitas

Yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel bebas untuk

saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinearitas tidak dapat

dihindari.Mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Korelasi

Partial.Ujiini dilakukan dengan membandingkan antara koefisien

determinasi ( ) keseluruhan dengan nilai koefisen korelasi parsial semua

variabel bebasnya.Jika nilai koefisien determinasi lebih besar dari nilai One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 72

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .97142265 Most Extreme Differences Absolute .066 Positive .051 Negative -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .562

Asymp. Sig. (2-tailed) .910

84

koefisien korelasi semua variabel bebasnya maka model tersebut tidak

mengandung gejala multikolinier.

Berikut adalah hasil dari uji Multikolinearitas pada tabel 4.3:

Tabel 4.3

Uji Multikolinieritas dengan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) CAR .584 1.712 NPL .926 1.080 INFLASI .761 1.315 LDR .624 1.604

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Hasil output SPSS

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai Tolerance variabel bebas CAR =

0,584, NPL = 0,926, Inflasi = 0,761 dan LDR =0,624. Sedangkan nilai VIF

variable CAR =1,712, NPL = 1,080, Inflasi =1,315 dan LDR =1,604.

Dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan tidak terjadi

multikolinearitas karena nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error

mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Untuk mengetahui

85

pengujian. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan

metode analisis grafik Scatterplot danmetode Park. Berikut adalah hasil dari

metode yang dilakukan:

1. Metode Analisis Grafik Scatterplot

Berikut adalah tampilan scatterplot pada gambar 4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tampilan Scatterplot pada gambar 4.3 di atas

maka dapat disimpulkan bahwa plot menyebar secara acak diatas

maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized

Residual. Oleh karena itu pada model regresi yang dibentuk

86

Dokumen terkait