• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut PSAK No. 59 ( IAI : 2004) pada saat perolehan obyek sewa, ”obyek sewa diakui sebesar biaya perolehannya”. Pada akhir tahun, pada saat bank syariah akan menyusun laporan keuangan maka aktiva ijarah tersebut harus disusutkan sesuai dengan ketentuan, yakni :

a. kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis merupakan transaksi ijarah, dan

b. masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bittamlik. Misalnya :

a Transaksi Ijarah

Beban penyusutan akan dilaporkan rugi laba dan akumulasi penyusutan akan mengurangi aktiva ijarah di neraca.

b Transaksi Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Besarnya penyusutan aktiva ijarah tergantung masa sewa

Pendapatan Ijarah

Mengenai pendapatan, PSAK No. 59 ( IAI : 2004) mengatur sebagai berikut: “Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyyah bittamlik diakui selama masa secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap maka besarnya pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian obyek sewa pada setiap periode tertentu”.

Biaya yang Terkait dengan Ijarah

Mengenai biaya – biaya yang terkait dengan akad ijarah, PSAK No. 59 ( IAI : 2004) mengatur sebagai berikut: Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa

maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad”.

Untuk biaya perbaikan obyek sewa, PSAK no. 59 ( IAI : 2004) mengatur sebagai berikut :

Bank membentuk estimasi biaya perbaikan obyek sewa tidak rutin secara proporsional selama masa manfaat obyek sewa untuk setiap periode, Realisasi biaya perbaikan obyek sewa dikurangkan dari estimasi biaya perbaikan yang sudah diakui pada periode. “Piutang ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada akhir priode pelaporan. Jika biaya akad menjadi beban pemilik objek sewa maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad.”

Dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan obyek sewa ditanggung pemilik sewa maupun penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing – masing di dalam obyek sewa.

Perpindahan hak

Pelepasan Aktiva Dalam Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan beberapa alternatif, yaitu melalui hadiah, melalui pembayaran sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa, melalui pembayaran sekedarnya, dan melalui pembelian obyek sewa secara bertahap.

a. Pelepasan Sebagai Hadiah

Perpindahan hak milik obyek dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui hadiah diakui pada saat seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan obyel sewa yang telah diserahkan kepada penyewa. Obyek sewa dibebankan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik obyek sewa.

b. Pelepasan Aktiva Ijarah Melalui Penjualan Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sebelum berakhirnya masa sewa, diakui pada saat penyewa membeli obyek sewa, pemilik obyek sewa mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku bersih obyek sewa.

Keuntungan penjualan aktiva ijarah dilaporkan di laporan laba rugi sebesar sebagai ”pendapatan non operasi”.

c. Pelepasan Obyek Sewa Melalui Pembayaran Sekedarnya

Menurut PSAK No. 59 ( IAI : 2004) pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekedarnya adalah sebagai berikut :

1) Perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa.

2) Obyek sewa dibebankan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik. Rugi penjualan aktiva ijarah akan dilaporkan pada laporan laba rugi pada pos ”beban non operasi”

3) Jika penyewa berjanji untuk membeli obyek sewa, tetapi kemudian memutuskan untuk tidak melakukan pembelian dan nilai wajar obyek sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewanya.

4) Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli obyek sewa dan memutuskan untuk tidak melakukan pembelian maka obyek sewa dinilai sebesar nilai wajar atau niali buku, yang mana lebih rendah. Jika nilai wajar obyek sewa

tersebut lebih rendah dari nilai buku maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.

Kerugian penurunan nilai aktiva ijarah akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai ”beban non operasi” dan cadangan penurunan nilai aktiva ijarah akan dilaporkan di neraca sebagai pengurang aktiva ijarah.

d. Pelepasan Obyek Sewa Melalui Penjualan Obyek Sewa Secara Bertahap

Menurut PSAK NO. 59 ( IAI : 2004) Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa secara bertahap adalah sebagai berikut :

1) Perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa.

2) Nilai buku bagian obyek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya hak milik bagian obyek sewa.

3) Pemilik obyek sewa menagkui keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian obyek sewa yang telah dijual. 4) Jika penyewa tidak melakukan pembelian atas obyek sewa yang tersisa maka

perlakuan akuntansinya sesuai dengan c angka 3 dan 4.

Penurunan Nilai Permanen

Dalam ijarah muntahiyah bittamlik, jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak milik kepada penyewa, penurunan nilai tersebut timbul bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, dan jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai sewa

sewajarnya) diakui sebagai kewajiban kepada penyewa, serta dibebankan sebagai kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai.

Dokumen terkait