• Tidak ada hasil yang ditemukan

(5) Dalam hal karyawan tersebut tidak dikenakan penahanan lagi oleh yang berwajib, namun proses pemeriksaan oleh yang berwajib tetap dilanjutkan, karyawan yang bersangkutan dapat tetap dikenakan tindakan sela.

(6) Karyawan yang dikenakan tindakan sela tidak dapat mengajukan keberatan. Dalam hal dikenakan tindakan sela berupa

skorsing (dirumahkan) maka tidak

diberikan insentif prestasi, serta tunjangan-tunjangan lain yang berkaitan dengan kehadiran dan kewenangannya.

(7) Jangka waktu tindakan sela untuk kepentingan sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas adalah 200 hari, kecuali untuk ayat (1) huruf a jangka waktu tindakan sela dapat diperpanjang maksimal 400 hari.

(8) Jangka waktu dan sanksi selama menjalani tindakan sela diperhitungkan dengan masa penjatuhan sanksi hukuman, dalam hal hukuman disiplin tidak berupa PHK.

(9) Dalam hal karyawan yang bersangkutan tidak terbukti melakukan kesalahan maka semua hak-hak karyawan direhabilitasi.

(10) Karyawan yang meninggal dunia pada waktu menjalani tindakan sela dianggap telah selesai menjalani tindakan sela dan dinyatakan tidak bersalah serta diberikan hak-haknya pada posisi sebelum tindakan sela diberikan.

Pasal 95

Pengurangan Hukuman Disiplin

(1) Pengurangan hukuman disiplin tidak berlaku untuk hukuman disiplin tingkat ringan dan sedang.

(2) Karyawan yang dikenai hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan hubungan kerja tidak dapat diberikan pengurangan hukuman disiplin.

(3) Direktur Personalia & Umum dapat memberikan pengurangan hukuman disiplin tingkat berat kecuali hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan hubungan kerja.

(4) Sebelum memberikan pengurangan hukuman disiplin tingkat berat, Direktur Personalia & Umum terlebih dahulu mempertimbangkan dan meminta saran tertulis dari Tim Pertimbangan Karyawan dilengkapi cacatan Penilaian Kinerja Karyawan sekurang-kurangnya satu periode penilaian terakhir sejak dijatuhi hukuman disiplin berat.

BAB XI BANTUAN HUKUM

Pasal 96 Bantuan Hukum

(1) Bantuan Hukum diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan dan Mantan Karyawan sepanjang terkait dengan pelaksanaan tugas untuk kepentingan Perusahaan.

PKB AP II – SP II Page 56 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

(2) Dalam hal karyawan diduga melakukan pelanggaran disiplin berat, karyawan berhak didampingi oleh serikat pekerja sejak pemeriksaan awal. Khusus untuk pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Khusus, pendampingan oleh serikat pekerja dilakukan pada saat proses pemeriksaan TPK.

(3) Karyawan dan Mantan Karyawan yang mendapat panggilan untuk dilakukan pemeriksaan oleh Instansi yang berwenang, sepanjang terkait dengan pelaksanaan tugas, berhak mendapat bantuan hukum dari perusahaan.

(4) Ketentuan mengenai teknis pendampingan dan bantuan hukum diatur lebih lanjut dalam keputusan direksi.

BAB XII

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 97

Hal-Hal Yang Mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja

(1) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

(2) Pemutusan Hubungan Kerja dapat dilakukan karena : a. Karyawan mencapai usia pensiun;

b. Karyawan meninggal dunia;

c. Karyawan dikenakan hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan hubungan kerja;

d. Karyawan tidak dapat menjalankan tugas karena menderita sakit lebih dari 18 (delapan belas) bulan secara terus menerus, kecuali sakit karena kecelakaan kerja atau hubungan kerja;

e. Karyawan dijatuhi hukuman pidana;

f. Karyawan mengajukan permohonan mengundurkan diri; g. Restrukturisasi Perusahaan yang berakibat Rasionalisasi;

h. Karyawan masa percobaan tidak memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai Karyawan;

i. Tidak melapor setelah menjalani cuti di luar tanggungan perusahaan (3) Tatacara PHK diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

Pasal 98 Rasionalisasi

(1) Rasionalisasi/pemutusan hubungan kerja dilakukan apabila perusahaan dengan segala daya upaya telah mengusahakan untuk tidak terjadi pemutusan hubungan kerja atau dengan memperbaiki kondisi perusahaan dengan melakukan langkah-langkah efisiensi untuk menyelamatkan perusahaan.

(2) Karyawan yang terkena rasionalisasi/pemutusan hubungan kerja diberikan uang pesangon yang besarnya diatur berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan serikat pekerja.

PKB AP II – SP II Page 57 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

(3) Uang pesangon adalah sejumlah uang yang diberikan sekaligus oleh perusahaan kepada karyawan, sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja karena rasionalisasi/ restrukturisasi perusahaan.

BAB XIII

PENYELESAIAN KELUH KESAH Pasal 99

Penyelesaian Keluh Kesah dan Pengaduan

(1) Masalah ketenagakerjaan diselesaikan dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan dan prinsip-prinsip musyawarah mufakat, dengan memperhatikan kesetaraan kepentingan pihak-pihak yang mempunyai hubungan dalam proses produksi, yaitu karyawan, perusahaan dan pemerintah.

(2) Apabila terjadi keluh kesah karyawan, maka sedapat mungkin diselesaikan dengan seadil-adilnya secara musyawarah.

(3) Apabila terjadi perselisihan ketenagakerjaan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka persoalan tersebut diselesaikan bersama-sama secara Bipartit.

Pasal 100

Tata Cara Penyampaian Keluh Kesah

(1) Setiap keluh kesah dan pengaduan karyawan yang menyangkut pekerjaannya terlebih dahulu disampaikan dan diselesaikan oleh atasannya langsung.

(2) Jika permasalahan tersebut pada ayat (1) tidak terselesaikan maka permasalahan tersebut dapat disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi.

(3) Apabila hal tersebut pada ayat (2) tidak mendapatkan penyelesaian maka karyawan dapat meneruskan dan melimpahkannya kepada serikat pekerja. (4) Apabila setelah dirundingkan tidak menghasilkan kata mufakat, maka

perbedaan tersebut dapat dianggap sebagai perselisihan ketenagakerjaan dan untuk penyelesaiannya mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Selama permasalahan belum terselesaikan maka kedua belah pihak wajib menjaga supaya kegiatan operasional perusahaan berlangsung dengan aman dan lancar.

PKB AP II – SP II Page 58 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

BAB XIV

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Pasal 101

Manajemen K3

(1) Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Setiap karyawan berhak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja; b. Moral dan kesusilaan;

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Pasal 102

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(1) Perusahaan wajib mengklasifikasikan lingkungan kerja berdasarkan tingkat resiko kerja.

(2) Perusahaan wajib menyediakan perlengkapan perlindungan keselamatan kerja sesuai dengan tingkat resiko kerja antara lain :

a. Pakaian kerja; b. Alat pelindung diri;

c. Fasilitas keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan lingkungan kerja. (3) Perusahaan wajib melakukan evaluasi kesehatan karyawan, fasilitas

keselamatan dan lingkungan kerja karyawan setiap sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali dan wajib menindaklanjuti hasil evaluasi, (kecuali untuk memenuhi persyaratan kerja).

(4) Perusahaan wajib menanggung resiko akibat dari kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan.

(5) Setiap karyawan wajib mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya berbagai hal yang dapat membahayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(6) Karyawan yang karena sifat tugas atau lingkungan kerja, wajib memakai/menggunakan alat dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. (7) Karyawan yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana ayat (5) dan ayat (6)

PKB AP II – SP II Page 59 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN DAN PELAKSANAAN Pasal 103

Ketentuan Peralihan

(1) Hal-hal yang tidak tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama ini, tetapi telah diatur dan ditetapkan dalam keputusan perusahaan yang ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama ini.

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini akan diatur kemudian atas kesepakatan kedua belah pihak.

(3) Ketentuan yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan dibuat secara bersama antara perusahaan dengan serikat pekerja dan diberlakukan terhitung sejak PKB ini berlaku.

Pasal 104 Masa Peralihan

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Perjanjian Kerja Bersama ini, kedua belah pihak harus sudah menyiapkan bahan-bahan dan materi yang akan dirundingkan untuk Perjanjian Kerja Bersama yang baru. (2) Apabila Perjanjian Kerja Bersama ini telah berakhir masa berlakunya, dan

Perjanjian Kerja Bersama yang baru belum disepakati, maka perusahaan bersama-sama dengan Serikat Pekerja sepakat untuk memberlakukan isi Perjanjian Kerja Bersama ini sampai tercapainya kesepakatan yang baru, untuk paling lama 1 (satu) tahun.

Pasal 105 Sosialisasi

(1) Untuk pemahaman terhadap materi Perjanjian Kerja Bersama ini, perusahaan dengan Serikat Pekerja secara bersama-sama wajib mensosialisasikan kepada seluruh karyawan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah PKB ini berlaku. (2) Kepada setiap karyawan diberikan 1 (satu) eksemplar Perjanjian Kerja Bersama

ini dalam bentuk buku saku.

Pasal 106

Perubahan Perjanjian Kerja Bersama

(1) Apabila selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini ada ketentuan yang oleh salah satu pihak dianggap perlu untuk diperbaiki/diubah, maka hal tersebut dapat dilakukan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.

(2) Ketentuan mengenai penghasilan dan kesejahteraan karyawan akan ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan untuk RKA tahun 2009.

PKB AP II – SP II Page 60 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

Pasal 107

Penyelesaian Perselisihan

(1) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara perusahaan dengan Serikat Pekerja tentang isi dari Perjanjian Kerja Bersama ini, maka hal tersebut akan dimusyawarahkan.

(2) Apabila penyelesaian musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, maka penyelesaiannya dapat diserahkan kepada Kantor/Lembaga yang membidangi ketenagakerjaan.

BAB XIV PENUTUP Pasal 108

Ketentuan Penutup

(1) Perjanjian Kerja Bersama berlaku dan mengikat kedua belah pihak untuk waktu 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008.

(2) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, lembar pertama untuk perusahaan dan lembar kedua untuk Sekarpura II.

(3) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat berdasarkan hasil perundingan yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak yang masing-masing diwakili oleh Tim Perunding sebagai berikut :

No Tim Perunding Perusahaan Jabatan

1. Teguh Suwarso Ketua

2. Indah Suryandari Sekretaris (tmt 1 Agust-30 November 2007) 3. I.G.M. Alit Aryana Sekretaris

4. Saryono Anggota

5. Cik Dien Hasan Anggota

6. Sugito Anggota

7. Kartun Anggota

8. Mardohar Tobing Anggota

9. Budi Santoso Anggota

10. Jaya Tahoma Sirait Anggota

No Tim Perunding Sekarpura II Jabatan

1. Dorma Manalu Ketua

2. Chandra D Wiradi Sekretaris

3. Deni Krisnowibowo Anggota

4. Slamet Priyanto Anggota

5. Baiquni S Anggota

6. Luas Pingkir Tambunan Anggota

7. Suwarto Anggota

8. Ganiel Partogi Anggota

PKB AP II – SP II Page 61 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

Demikian Perjanjian Kerja Bersama ini ditandatangani di Bandung pada hari Rabu tanggal dua puluh Februari tahun dua ribu delapan, dengan dibubuhi materai untuk dilaksanakan oleh para pihak.

PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA SERIKAT KARYAWAN

PT (PERSERO) ANGKASA PURA II PT (PERSERO) ANGKASA PURA II

RP HARI CAHYONO

KETUA I DIREKTUR UTAMA EDIE HARYOTO

SUDIBYO

Dokumen terkait