• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:

(2) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:

a. Tegoran lisan dibuktikan pembuatan berita acara atau bukti tertulis lainnya;

b. Surat peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi sebesar 5 % (lima persen) untuk satu bulan.

(3) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:

a. Surat peringatan kedua dan pemotongan insentif prestasi sebesar 10 % (sepuluh persen) untuk dua bulan;

b. Surat peringatan ketiga dan pemotongan insentif prestasi sebesar 20% (duapuluh persen) untuk 3 (tiga) bulan.

(4) Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:

a. Penempatan pada kelas jabatan maksimal 4 (empat) tingkat lebih rendah selama maksimal 4 (empat) tahun; atau

b. Pembebasan dari jabatan manajerial atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atas pelanggaran disiplin; atau

c. Pemberhentian tidak dengan hormat.

(5) Penempatan pada kelas jabatan lebih rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dengan ketentuan insentif prestasinya tidak lebih tinggi dari insentif prestasi apabila dikenakan sanksi hukuman tingkat ringan dan sedang.

(6) Dalam hal karyawan yang ditempatkan pada kelas jabatan lebih rendah adalah pemangku jabatan manajerial, maka selain dikenakan penempatan pada kelas jabatan lebih rendah karyawan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatan manajerialnya.

(7) Pemberian hukuman diberikan sesuai tingkat pelanggaran dan tidak harus berjenjang dari awal.

Pasal 85

Hukuman Disiplin Ringan

(1) Tegoran lisan dikenakan terhadap pelanggaran berupa :

a. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 1 (satu) hari dalam 1 (satu) bulan;

b. Tidak menjalankan tugas dan tidak menggunakan waktu kerja sebaik-baiknya dalam jam kerja;

c. Datang terlambat lebih dari 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

d. Tidak berpakaian rapi atau sopan dengan kelengkapan sesuai ketentuan perusahaan;

e. Bersikap tidak sopan terhadap rekan sekerja atau atasan atau bawahan dan masyarakat;

f. Merokok di ruangan kerja Public Area yang diberi tanda Dilarang Merokok;

g. Tidur atau bermalas-malasan selama jam kerja;

h. Tidak memperoleh izin tertulis dari pejabat yang berwenang sewaktu melakukan perceraian.

PKB AP II – SP II Page 46 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

(2) Surat peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi sebesar 5% (lima persen) selama 1 (satu) bulan antara lain berupa :

a. Pengulangan terhadap perbuatan yang telah dikenai sanksi tegoran lisan; b. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang ditentukan

oleh perusahaan;

c. Meninggalkan tugas pekerjaan tanpa izin atasan atau tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 2 (dua) hari berturut-turut atau 2 s.d 3 hari tidak berturut-turut dalam satu bulan.

Pasal 86

Hukuman Disiplin Sedang

(1) Surat peringatan kedua dan pemotongan insentif prestasi sebesar 10% (sepuluh persen) selama 2 (dua) bulan dikenakan terhadap pelanggaran antara lain berupa :

a. Pengulangan terhadap pelanggaran disiplin yang pernah dijatuhi surat peringatan pertama dan pemotongan Insentif prestasi sebesar 5% (lima persen);

b. Tidak masuk kerja atau meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah selama 3 (tiga) hari turut atau 4 s.d 5 (lima) hari tidak berturut-turut dalam sebulan;

c. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung jawabnya sebaik mungkin (mengabaikan tugas kedinasan), termasuk tidak melaporkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan yang dilakukan oleh karyawan yang menjadi tanggung jawabnya;

d. Tidak memperhatikan dan melaksanakan segala keputusan perusahaan baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya atau yang berlaku secara umum;

e. Bekerja dengan tidak jujur, tidak tertib, dan tidak cermat sehingga merugikan perusahaan;

f. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat ringan.

(2) Surat peringatan ketiga dan pemotongan insentif prestasi maksimal sebesar 20% (dua puluh persen) paling lama 3 (tiga) bulan, dikenakan terhadap pelanggaran berupa :

a. Pengulangan terhadap perbuatan yang telah dikenai surat peringatan kedua dan pemotongan insentif prestasi sebesar 10% (sepuluh persen); b. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 4 hari berturut-turut

atau 6 hari tidak berturut-turut dalam satu bulan;

c. Melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan; d. Tidak menaati peraturan dan tata tertib kerja perusahaan;

e. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh tanggung jawab;

f. Menggunakan aset/inventaris milik perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa izin perusahaan sehingga menyebabkan kerugian perusahaan; g. Mengadakan rapat/pertemuan di tempat kerja dan atau lingkungan

perusahaan tanpa izin dan dapat merugikan perusahaan;

h. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau dalam lingkungan tempat kerja perusahaan atau di tempat manapun kecuali untuk pembelaan diri;

i. Melakukan intimidasi atau penghinaan terhadap perusahaan, pimpinan perusahaan dan/atau karyawan lain;

PKB AP II – SP II Page 47 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

j. Membujuk siapapun untuk melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerugian perusahaan;

k. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan yang keliru; l. Memanipulasi data sehingga merugikan perusahaan;

m. Menghalangi bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan;

n. Melakukan perbuatan yang dinilai dan terbukti telah melecehkan martabat karyawan lainnya;

o. Melakukan perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

p. Dengan sengaja menolak atau melalaikan perintah, peraturan-peraturan dan/atau norma-norma perusahaan, atau tugas yang diberikan, kecuali dalam keadaan tertentu yang dapat membahayakan keselamatan jiwa dan badan;

q. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan rusak/hilangnya barang milik perusahaan atau barang milik orang/instansi lain yang ada di lingkungan perusahaan atau mengakibatkan kerugian pada perusahaan;

r. Tidak memberikan teladan terhadap bawahan atau menghalangi bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan; s. Merokok di ruang kerja yang berlokasi di Restricted Public Area yang

terdapat tanda larangan merokok.

(3) Pemberian peringatan kedua tidak harus melalui peringatan pertama atau pemberian peringatan ketiga tidak harus melalui peringatan pertama dan kedua.

Pasal 87

Hukuman Disiplin Berat

(1) Hukuman disiplin berat berupa penempatan pada kelas jabatan maksimal 4 (empat) tingkat lebih rendah selama maksimal 4 (empat) tahun berupa :

a. Pengulangan terhadap perbuatan yang telah dikenai surat peringatan ke tiga dan pemotongan insentif prestasi sebesar 20% (dua puluh persen); b. Tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari

berturut-turut atau 7 (tujuh) sampai dengan 8 (delapan) hari tidak berberturut-turut-berturut-turut dalam satu bulan;

c. Tidak melaksanakan dan tidak mematuhi peraturan perusahaan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Sengaja melakukan perbuatan tercela antara lain membuat keributan, keonaran, pertengkaran, perkelahian serta perbuatan yang mengganggu ketertiban, kelancaran tugas dan ketenangan kerja;

e. Menipu, memfitnah, menghasut, berbohong yang mengakibatkan kerugian moril maupun materiil terhadap perusahaan atau karyawan/orang lain;

f. Melakukan atau membantu melakukan pencurian dan atau penggelapan uang, surat berharga, peralatan atau barang milik perusahaan atau peralatan/barang yang dipercayakan oleh perusahaan;

g. Menghilangkan atau merusak perkakas, peralatan atau aset/inventaris milik perusahaan yang dipercayakan kepada karyawan guna membantu atau melindungi karyawan tersebut dalam menjalankan tugas;

PKB AP II – SP II Page 48 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

h. Menyalahgunakan wewenang yang mengakibatkan kerugian perusahaan atau orang lain;

i. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan yang keliru; j. Memanipulasi data sehingga merugikan perusahaan;

k. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

l. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan rusak/hilangnya barang milik perusahaan atau barang milik orang/instansi lain yang ada di lingkungan perusahaan;

m. Mabuk karena minuman beralkohol, mengkonsumsi narkoba, dan atau berjudi;

n. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau dalam lingkungan tempat kerja perusahaan atau di tempat manapun kecuali untuk pembelaan diri atau orang lain;

o. Melakukan poligami tanpa izin tertulis isteri yang diakui perusahaan dan atau memperoleh penetapan Instansi yang berwenang/ pengadilan atau

menjadi isteri kedua dan seterusnya tanpa izin isteri pertama (bagi karyawan wanita);

p. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat berat berdasarkan keputusan dari tim investigasi yang dibentuk untuk itu;

q. Merokok di area air side.

(2) Pembebasan dari jabatan manajerial atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atas pelanggaran disiplin berupa:

a. Pengulangan terhadap perbuatan yang dikenai sanksi hukuman berat. b. Tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 6 sampai dengan 8

hari turut atau 9 sampai dengan 12 hari tidak berturut-turut/bulan;

c. Bekerja atau terikat pekerjaan dengan pihak lain atau badan hukum lain tanpa izin dari perusahaan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan;

d. Tidak menaati pernyataan jabatan berdasarkan peraturan yang berlaku; e. Tidak melaksanakan dan tidak mematuhi peraturan perusahaan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

f. Tidak menjaga, memelihara dan meningkatkan nama baik perusahaan di dalam maupun di luar perusahaan;

g. Melakukan perbuatan asusila;

h. Melakukan perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

i. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan rusak/hilangnya barang milik perusahaan atau barang milik orang/instansi lain yang ada di lingkungan perusahaan atau yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan;

j. Tidak segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau yang merugikan perusahaan;

k. Tidak menjunjung tinggi kehormatan dan martabat perusahaan;

l. Mencuri dan atau menggelapkan uang, bahan, peralatan atau barang milik perusahaan atau yang dipercayakan oleh perusahaan atau secara langsung terlibat dalam pencurian/penggelapan;

m. Melakukan tindakan pemerasan, percaloan dan tindakan lain yang sejenis;

PKB AP II – SP II Page 49 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

n. Berkelahi, membuat kegaduhan atau kekacauan di tempat kerja atau menghalang-halangi karyawan lainnya masuk kerja dan atau bekerja; o. Memerintahkan bawahan untuk melakukan pekerjaan yang patut diduga

dapat membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa atau badan kecuali sesuai sifat dan fungsi tugasnya.

(3) Pemberhentian tidak dengan hormat untuk pelanggaran disiplin berupa : a. Pengulangan terhadap perbuatan yang telah dikenai sanksi hukuman

berat;

b. Tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 9 hari atau lebih berturut-turut atau 13 sampai dengan 15 hari tidak berturut-turut/bulan; c. Membawa, mempergunakan atau mengedarkan narkotika, psikotropika,

dan zat adiktif yang terlarang lainnya;

d. Membawa senjata api atau senjata tajam tanpa izin yang berwenang atau barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan jiwa;

e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan aset atau inventaris, barang-barang, dokumen, surat-surat berharga, milik/yang dikuasai/yang di bawah tanggung jawab perusahaan atau melakukan perbuatan hukum lainnya, secara tidak sah;

f. Memperkaya diri sendiri atau orang lain secara tidak sah;

g. Melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan tugas pekerjaan/jabatan;

h. Melakukan perbuatan yang menurut ketentuan perundang-undangan merupakan perbuatan kriminal atau kejahatan yang dikenakan ancaman hukuman penjara;

i. Melakukan perbuatan yang menurut ketentuan perundang-undangan merupakan pelanggaran atau perbuatan lain yang dikenakan hukuman penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau lebih.

Pasal 88

Pertimbangan Hukuman

(1) Hukuman disiplin dikenakan terhadap pelaku pelanggaran disiplin berdasarkan berat atau ringannya pelanggaran yang dilakukan.

(2) Faktor-faktor yang dapat meringankan dalam penjatuhan hukuman disiplin antara lain :

a. Tidak terbukti beritikad buruk dalam perbuatan;

b. Mengakui, menyadari dan menyesali pelanggaran yang dilakukan; c. Dapat dibuktikan tidak adanya kesengajaan dalam perbuatan; d. Menunjukkan prestasi kerja atau kondite yang baik;

e. Menunjukkan sikap loyal kepada perusahaan;

f. Bersikap sopan terhadap sesama karyawan maupun atasan;

g. Belum pernah dijatuhi hukuman disiplin oleh perusahaan atau hukuman pidana oleh pengadilan;

h. Tidak mempersulit jalannya pemeriksaan.

(3) Faktor-faktor yang dapat memberatkan dalam penjatuhan hukuman disiplin adalah sebagai berikut :

PKB AP II – SP II Page 50 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

b. Akibat perbuatan menimbulkan kerugian atau menurunkan martabat atau nama baik perusahaan atau menimbulkan keresahan karyawan;.

c. Tidak mengakui, tidak menyadari dan tidak menyesali pelanggaran yang dilakukan;

d. Dapat dibuktikan adanya kesengajaan dalam perbuatan; e. Prestasi kerja dan kondite tidak baik;

f. Menunjukkan sikap tidak loyal kepada perusahaan;

g. Bersikap tidak sopan terhadap sesama karyawan maupun atasan; h. Pernah melakukan pelanggaran disiplin atau peraturan umum lainnya; i. Pengulangan pelanggaran disiplin yang sama;

j. Mempersulit jalannya pemeriksaan;

k. Akibat perbuatan menimbulkan kerugian pada perusahaan.

(4) Berdasarkan pertimbangan yang memberatkan dan meringankan maka :

a. KP2DK atau TPK dapat mengajukan saran hukuman lebih ringan atau lebih berat.

b. Direksi dapat menjatuhkan hukuman lebih berat/ringan.

(5) Berdasarkan pertimbangan khusus dan bukti-bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan serta mendengarkan saran/pertimbangan dari TPK, direksi dapat menjatuhkan hukuman disiplin secara lain.

(6) Dalam hal pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan menimbulkan kerugian materiil bagi perusahaan, maka selain dikenakan jenis hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam pasal 85 sampai dengan pasal 87, dapat dikenakan hukuman tambahan berupa pembayaran ganti rugi.

Pasal 89

Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan hukuman Disiplin Tingkat Ringan

(1) Atasan langsung karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat ringan melakukan pemeriksaan secara lisan terlebih dahulu sebelum menjatuhkan sanksi.

(2) Proses penjatuhan sanksi berupa teguran lisan sebagai berikut :

a. Atasan langsung karyawan yang bersangkutan menjatuhkan sanksi teguran lisan yang dituangkan dalam berita acara;

b. Tembusan berita acara tersebut pada huruf a disampaikan kepada Vice President of Human Resources Administration di kantor pusat atau Kabid/Kadiv fungsi kepegawaian di kantor cabang;

c. Berita acara tersebut pada huruf a, sebagaimana tercantum pada lampiran III keputusan ini.

(3) Proses penjatuhan sanksi berupa surat peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi sebesar 5 % selama 1 bulan sebagai berikut :

a. Atasan langsung karyawan yang bersangkutan menjatuhkan sanksi berupa surat peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi sebesar 5 % selama 1 (satu) bulan yang dituangkan dalam surat peringatan pertama;

b. Tembusan surat peringatan tersebut pada huruf a disampaikan kepada Vice President of Human Resources Administration di kantor pusat atau Kabid/Kadiv fungsi kepegawaian di kantor cabang;

PKB AP II – SP II Page 51 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

c. Vice President of Human Resources Administration di kantor pusat atau Kabid/Kadiv fungsi kepegawaian di kantor cabang melakukan pemotongan insentif prestasi pada bulan berikutnya setelah diterimanya surat peringatan pertama oleh unit kerja fungsi kepegawaian;

d. Surat peringatan sebagaimana tersebut pada huruf a, sebagaimana tercantum pada lampiran IV keputusan ini.

Pasal 90

Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat Sedang dan Tingkat Berat

(1) Atasan langsung karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin, wajib melaporkan secara tertulis kepada atasannya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak dilakukannya atau sejak diketahui adanya pelanggaran disiplin. (2) Atasan yang menerima laporan sebagaimana tersebut pada ayat (1) wajib

meneruskan ke Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak laporan tertulis diterima lengkap. (3) Dalam hal pelanggaran disiplin dapat menimbulkan keresahan di lingkungan perusahaan atau dalam hal lainnya yang ditentukan oleh oleh Direksi, atasan langsung sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat melaporkan langsung kepada Direksi dan dapat dibentuk Tim Pemeriksa Khusus yang ditunjuk oleh Direksi.

(4) KP2DK atau Tim Pemeriksa Khusus sebagaimana tersebut pada ayat (3) wajib memeriksa secara tertutup dan mengajukan saran hukuman disiplin selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak laporan tertulis diterima lengkap, kepada :

a. Vice President of Human Resources Administration atau Kepala Cabang untuk hukuman disiplin tingkat sedang atau hukuman disiplin tingkat berat dengan ancaman hukuman selain Pemutusan Hubungan Kerja; b. Tim Pertimbangan Karyawan (TPK) untuk hukuman disiplin tingkat berat

dengan ancaman hukuman berupa Pemutusan Hubungan Kerja.

(5) KP2DK atau Tim Pemeriksa Khusus wajib menyampaikan berkas hasil pemeriksaan kepada TPK untuk pelanggaran disiplin tingkat berat.

(6) TPK dapat memanggil/memeriksa kembali karyawan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin atau pihak-pihak lain yang diperlukan. Dalam hal karyawan melakukan pelanggaran disiplin dengan ancaman hukuman pemutusan hubungan kerja TPK melakukan pemeriksaan ulang terhadap karyawan yang bersangkutan.

(7) Pemeriksaan oleh KP2DK atau TPK dilakukan dengan jumlah sekurang-kurangnya lebih dari setengah jumlah anggota KP2DK atau TPK.

(8) Dalam setiap tingkat pemeriksaan/pemanggilan, karyawan berhak mengajukan pembelaan yang didukung dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

PKB AP II – SP II Page 52 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

(9) Dalam hal karyawan diduga melakukan pelanggaran disiplin berat dengan ancaman hukuman pemutusan hubungan kerja, karyawan berhak didampingi oleh serikat pekerja sejak pemeriksaan awal. Khusus untuk pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Khusus, pendampingan oleh serikat pekerja dilakukan pada saat proses pemeriksaan TPK.

(10) Pendapat serikat pekerja disampaikan setelah selesainya pemeriksaan yang

dilakukan oleh KP2DK/TPK/Tim Pemeriksa Khusus tanpa

mengganggu/mengintervensi proses pemeriksaan, sepanjang pemeriksaan dilakukan secara patut sesuai ketentuan.

(11) Dalam hal sudah dilakukan pemanggilan tertulis terhadap Terperiksa lebih dari 2 (dua) kali dan yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan tersebut maka dilakukan pemeriksaan tanpa kehadiran Terperiksa (pemeriksaan in absentia) dengan saksi-saksi termasuk keterangan dari atasan langsung Terperiksa. (12) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuatkan Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) dan Resume Pendapat Pemeriksa (RPP). (13) BAP dan RPP sebagaimana tersebut pada ayat (11) diserahkan kepada:

a. Vice President of Human Resources Administration atau Kepala Cabang untuk penjatuhan hukuman hukuman disiplin tingkat sedang atau hukuman disiplin tingkat berat dengan ancaman hukuman selain Pemutusan Hubungan Kerja;

b. TPK untuk dilakukan evaluasi dan dirumuskan saran pertimbangan secara lebih obyektif, yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi (BAE) untuk hukuman disiplin tingkat berat dengan ancaman hukuman berupa Pemutusan Hubungan Kerja.

(14) Dalam hal BAP atas pemeriksaan oleh KP2DK dan atau TPK tidak ditandatangani oleh Terperiksa, KP2DK dan atau TPK dapat melakukan resume/evaluasi atas hasil pemeriksaan yang dituangkan dalam Resume Pendapat Pemeriksa atau Berita Acara Evaluasi.

(15) Vice President of Human Resources Administration/Kepala Cabang wajib memberikan keputusan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak laporan tertulis diterima lengkap.

(16) TPK wajib mengajukan saran hukuman disiplin kepada direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak laporan tertulis diterima lengkap.

(17) Keputusan hukuman disiplin tingkat berat ditetapkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya saran hukuman disiplin dari Tim

Pertimbangan Karyawan.

(18) Hukuman disiplin disampaikan secara tertutup dan langsung kepada karyawan yang bersangkutan oleh pejabat yang berwenang.

(19) Dalam hal penyampaian hukuman disiplin tidak dapat dilakukan secara langsung harus disebutkan tenggang waktu pemberlakuan hukuman disiplin dimaksud.

PKB AP II – SP II Page 53 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

Pasal 91

Kewenangan Penjatuhan Hukuman dan Pengembalian Status

(1) Kewenangan penjatuhan hukuman disiplin berupa tindakan sela atau hukuman disiplin adalah sebagaimana tercantum pada lampiran V.

(2) Kewenangan pengembalian status karyawan yang telah menjalani masa hukuman adalah sebagaimana tercantum pada lampiran VI.

(3) Prosedur pengembalian status karyawan yang dikenakan sanksi penurunan Kelas Jabatan, yaitu sebagai berikut:

a. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum jatuh tempo habisnya masa hukuman, Unit fungsi personalia pada kantor pusat atau kantor cabang meminta rekomendasi atasan yang bersangkutan untuk penempatan kembali yang bersangkutan pada kelas jabatan semula;

b. Atasan yang bersangkutan memberikan verifikasi atau rekomendasi kepada Unit fungsi personalia pada kantor pusat dan kantor cabang, setelah mendapatkan verifikasi dari Unit HRD Kantor Pusat tentang formasi yang bersangkutan, didukung dengan data berupa PKK atau track record yang bersangkutan selama masa hukuman;

c. Unit fungsi personalia pada kantor pusat atau kantor cabang menetapkan penempatan kembali pada Kelas Jabatan semula atau setara.

Pasal 92

Pengajuan Keberatan

(1) Karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin ringan atau sedang tidak dapat mengajukan keberatan.

(2) Karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin berat dapat mengajukan keberatan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak tanggal keputusan hukuman disiplin diterima.

(3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada atasan dari pejabat yang berhak menghukum, setinggi-tingginya Direktur Utama.

(4) Direktur Utama wajib memberikan keputusan tertulis tentang pengajuan keberatan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah pengajuan diterima.

(5) Dalam hal keberatan karyawan atas sanksi berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak diterima oleh Perusahaan, maka penyelesaian atas keberatan tersebut ditempuh dengan musyawarah mufakat secara Bipartit yang hasilnya dituangkan dalam Risalah Bipartit.

(6) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian sebagaimana tersebut pada ayat (5), maka penyelesaian dilakukan dengan merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).

PKB AP II – SP II Page 54 of 61 2008-2009

Sekarpura II _________________ Manajemen __________________

Pasal 93

Berlakunya Hukuman Disiplin

(1) Hukuman disiplin ringan dan sedang berlaku sejak tanggal surat keputusan hukuman disiplin diterima oleh karyawan yang bersangkutan.

(2) Hukuman disiplin berat berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dalam surat keputusan hukuman disiplin atau sejak tanggal surat keputusan banding diterima oleh karyawan yang bersangkutan.

(3) Khusus untuk hukuman disiplin berat berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang memerlukan penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, berlakunya hukuman terhitung sejak ditetapkannya keputusan direksi sebagai tindak lanjut penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

(4) Karyawan yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun dalam menjalani hukuman disiplin dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin. (5) Karyawan diperbantukan/ditugaskan yang melakukan pelanggaran disiplin

sedang atau berat dikembalikan ke instansi induk.

(6) Karyawan dalam masa percobaan yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat, dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi karyawan perusahaan.

Pasal 94 Tindakan Sela

(1) Tindakan sela adalah pembebasan sementara dari tugas dan jabatan untuk kepentingan pemeriksaan karena:

a. karyawan diduga melakukan tindak pidana dalam pelaksanaan tugas perusahaan dan/atau dikenakan penahanan oleh instansi yang berwenang; atau

b. karyawan terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan tingkat pertama atau melakukan pelanggaran disiplin; atau c. Karyawan melakukan perbuatan yang diduga menyimpang dari ketentuan

profesi.

(2) Pembebasan sementara sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat berupa alih tugas jabatan/pembebasan dari jabatan, demosi, pencabutan

license, atau

skorsing (dirumahkan).

(3) Kewenangan penetapan jenis tindakan sela sebagaimana tersebut pada ayat

Dokumen terkait