• Tidak ada hasil yang ditemukan

Barang & Jasa Inflasi Andil Barang & Jasa Inflasi Andil

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 59-63)

I II III IV I II III

Penurunan tekanan inflasi triwulanan yang drastis juga terjadi pada kelompok sandang dan pangan, yang pada triwulan lalu mencatat lonjakan inflasi yang cukup signifikan akibat tingginya permintaan pada pra dan saat bulan Ramadhan. Tingkat konsumsi yang cukup besar pada triwulan lalu, mendeselerasi intensitas konsumsi masyarakat pada triwulan ini khususnya barang yang tidak habis konsumsi seperti pakaian sehingga memperkecil tekanan inflasi kelompok sandang pada triwulan ini.

Di lain sisi, inflasi pada triwulan ini sebagian besar disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang juga mengalami peningkatan tekanan inflasi triwulanan. Peningkatan harga rokok, beberapa jenis minuman seperti teh, dan beberapa jenis makanan jadi disebabkan oleh meningkatnya permintaan selama bulan September 2015 untuk keperluan syukuran keberangkatan calon jamaah haji.

Selain itu, penyumbang inflasi triwulanan pada periode laporan juga datang dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami lonjakan inflasi triwulanan yang cukup signifikan. Kondisi ini terjadi seiring dengan faktor musiman tahun ajaran baru yang jatuh pada triwulan laporan, atau tepatnya sekitar bulan Juli-Agustus, sehingga terjadi penyesuaian biaya pendidikan. Hal ini terkonfimasi dari inflasi pada subkelompok pendidikan yang mengalami inflasi sebesar 7,19% (qtq), dimana diantaranya terdiri atas kenaikan biaya sekolah untuk seluruh tingkatan sekolah dari kelompok bermain hingga perguruan tinggi dengan kenaikan berkisar antara 0,24% - 23,53%.

3.2.3 Inflasi Bulanan (mtm)

Laju inflasi bulanan (mtm) kota Ternate pada triwulan III 2015 mengalami tren yang fluktuatif, dimana pada bulan Juli 2015, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,90% (mtm), kemudian pada bulan Agustus 2015 kembali terjadi inflasi sebesar 1,56% (mtm) dan kemudian triwulan III ditutup dengan deflasi yang cukup dalam yaitu sebesar deflasi 1,58% (mtm).

Pola inflasi nasional memiliki pola yang searah dengan inflasi Kota Ternate, dimana baik Kota Ternate maupun inflasi nasional mengalami dua kali kenaikan dan kemudian ditakhiri dengan penurunan level inflasi. Kendati selama dua bulan terakhir Kota Ternate memiliki inflasi bulanan yang lebih tinggi dibandingkan kondisi inflasi di level Nasional dengan gap yang cukup

46

INFLASI

besar, deflasi pada akhir triwulan III Kota Ternate lebih dalam dibandingkan nasional yang mencatat deflasi sebesar 0,05%.

Grafik 3.4 Laju Inflasi Bulanan (mtm) Kota Ternate, Sulampua & Nasional

Bahan makanan khususnya ikan dan beras masih mendominasi karakteristik inflasi ketiga bulan tersebut. Penyumbang inflasi seperti komoditas ikan cakalang, daging ayam dan beras beberapa kali ditemukan sebagai faktor penyebab inflasi pada triwulan ini meskipun bukan menjadi penyumbang inflasi yang utama. Sementara itu, penyebab inflasi bulanan yang utama masih berkaitan dengan faktor musiman.

Pada bulan Juli 2015, masih dalam periode hari raya Idul Fitri, perusahaan maskapai memanfaatkan tingginya permintaan pada momentum ‘arus balik’ dengan peningkatan tarif, sehingga peringkat pertama andil inflasi bulan Juli ditempati oleh tarif angkutan udara. Selain itu tingginya permintaan rokok seiring seremoni pra keberangkatan haji yang berlaku dimasyarakat Maluku Utara menjadikan rokok putih maupun kretek sebagai komoditas penyumbang inflasi bulanan. Komoditas tersebut disusul dengan kenaikan harga ikan cakalang akibat cuaca yang kurang kondusif.

Selama triwulan III-2015, inflasi bulanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yakni 1,58% (mtm). Inflasi pada bulan ini terkonsentrasi pada komoditas ikan. Kenaikan harga ikan segar pada bulan Agustus 2015 cukup fantastis dimana hampir seluruh jenis ikan tangkapan laut mencapai kenaikan pada kisaran 10 hingga 40 persen. Pada minggu pertama hingga minggu ketiga di bulan Agustus tercatat adanya gelombang laut yang relatif tinggi sehingga aktivitas nelayan untuk melaut relatif berkurang. Kelangkaan pasokan langsung terlihat di sentra

universitas serta syukuran keberangkatan calon jamaah haji meningkatkan intensitas permintaan untuk komoditas ikan segar yang menjadi komoditas pangan favorit warga Maluku Utara. Kondisi tersebut mengantarkan jenis ikan konsumsi utama masyarakat Malut yaitu cakalang, malalugis serta selar/tude menempati tiga posisi inflasi teratas pada bulan Agustus.

Selain ikan, komoditas substitusinya seperti daging ayam juga mengalami kenaikan IHK hingga 22,32% (mtm). Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh kurangnya pasokan komoditas tersebut dari Pulau Jawa. Pada bulan Agustus 2015 sempat terjadi pemogokan pedagang ayam di area Jawa akibat tingginya harga ayam ras seiring meningkatnya harga DOC, pakan ternak, dan vaksin ayam.

Kemudian pada bulan September 2015, kontras dengan bulan sebelumnya, tekanan deflasi mengembalikan sejumlah komoditas yang pada bulan sebelumnya mengalami inflasi contohnya komoditas perikanan. Bahkan, ketiga komoditas penyumbang inflasi teratas bulan lalu kini mencatat deflasi paling dalam yang antara lain adalah cakalang, malalugis, selar. Selain disebabkan oleh produksi tangkapan ikan yang tinggi pada bulan ini, kondisi ini disinyalir terjadi sebagai implikasi mekanisme pasar dimana permintaan berkurang seiring harga yang terus melonjak pada bulan sebelumnya, sehingga penjual harus menekan harga ke bawah.

Tabel 3.5 Komoditas Pendorong & Penahan Laju Inflasi Bulanan (MTM) Kota Ternate

3.3 Faktor-faktor Penggerak Inflasi

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan inflasi secara tahunan melemah baik pada kelompok administered prices dan volatile foods, serta core inflation. Kendati masih relatif stabil dan terjaga, beberapa gejolak masih terjadi secara signifikan pada masing-masing kelompok inflasi.

JULI

No. Komoditas Andil mtm

1 Angkutan Udara 0,27%

2 Rokok Putih 0,12%

3 Rokok Kretek Filter 0,11%

4 Cakalang/Sisik 0,08%

5 Cakalang Asap 0,06%

AGUSTUS

No. Komoditas Andil mtm 1 Cakalang/Sisik 0,53%

2 Malalugis/Sohiri 0,31%

3 Selar/Tude 0,24%

4 Pasir 0,14%

5 Daging Ayam Ras 0,12%

SEPTEMBER

No. Komoditas Andil mtm 1 Cakalang/Sisik -0.81%

2 Malalugis/Sohiri -0.30%

3 Selar/Tude -0.25%

4 Angkutan Udara -0.23%

5 Tongkol/Ambu-Ambu -0.08% Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

48

INFLASI

3.3.1 Faktor Fundamental

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 59-63)

Dokumen terkait