• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Turban et a.l (2005) menyatakan data merupakan perihal/item tentang sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang didokumentasikan, diklasifikasikan, dan disimpan tetapi tidak diorganisasikan menjadi suatu arti yang khusus. Item data dapat berupa angka, huruf, gambar, suara, atau gambar. Informasi adalah data yang sudah diorganisasikan sedemikian rupa yang memberi arti untuk penerima. Sedangkan pengetahuan adalah terdiri dari item data dan atau informasi yang diorganisasikan dan diproses untuk dimengerti, berupa pengalaman, pembelajaran terakumulasi, dan keahlian yang aplikatif, untuk suatu permasalahan dan aktivitas. Pengetahuan dapat menjadi aplikasi dari data dan informasi dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan juga diartikan sebagai informasi yang kontekstual, relevan, dan actionable Gambar 3.

Gambar 7. Data, Informasi, dan Pengetahuan (Turban, 2005) Menurut Kusrini (2008) pengetahuan dikasifikasikan menjadi:

1.Pengetahuan prosedural (prosedural knowledge) : lebih menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu.

2.Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) : menjawab pertanyaan apakan sesuatu bernilai salah atau benar.

3. Pengetahuan tacit (tacit knowledge) : pengetahuan yang tidak bisa diungkapkan dengan bahasa.

Pengetahuan bisa dimasukkan secara manual, semi-otomatis, maupun otomatis. Secara manual pengetahuan berasal dari wawancara dan observasi. Semi-otomatis dilakukan dengan bantuan knowledge engineer dengan sumber dari pakar. Sedangkan secara otomatis pengetahuan dimasukan sedikit dari knowledge engineer dan dari pakar.

Dalam membangun sebuah sistem manajemen budidaya ayam broiler berupa knowledge

base perlu pembangunan basis data sebagai modal awal untuk mengembangkan sistem. Basisdata

terdiri dari dua kata yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagaimarkas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, tumbuhan,peristiwa, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya (Fathansyah, 2004).

Basis Data (Batabase) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip yang menyimpan beberapa file yang dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat pengambilan file itu saat

22

diperlukan. Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan marka atau gudang. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang memwakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya.

Basis Data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :

1. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tampa pengulangan (redudansasi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 2. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media

penyimpanan elektronik

3. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

Pada dasarnya basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip. Dan tujuan utamnya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaanya hanyalah terletah pada media yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis. Hal ini merupakan konsekuensi yang logis karena lemari arsip langsung dikelola atau ditangani oleh manusia, sementara basis data dikelola oleh melalui perantara alat/mesin pintar elektronis (komputer). Perbedaan media ini yang akan menghasilkan perbedaan – perbedaan yang lain yang menyangkut jenis metoda/cara yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan.

Gambar 8. Gambar Perbedaan Lemari Arsip dengan Basis Data (Fathansyah, 2004) Tidak semua bentuk penyimpanan elektronis bisa disebut basis data. Karena pada basis data harus terdapat pengaturan/pemilihan/pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai dengan fungsi dan jenisnya. Pemilihan/pengelompokan/pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah file/table terpisah atau bentuk pendifinisian kolom-kolom dalam setiap file table.

Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti beriku ini (Fathansyah, 2004) :

Kecepatan dan Kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan

23

mudah. Dari pada menyimpan data secara manual atau elektronis tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk dokumen teks biasa.

Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Keterkaitan yang erat antara kelompok data, maka akan mengakibatkan terjadinya redudansi (pengulangan). Banyaknya redudansi ini akan mengurangi space memori yang ada dalam Komputer. Dengan adanya basis data, maka efisiensi/pengulangan penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan pengkodean maupun membuat relasi – relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembuatan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secar ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.

Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data baik dari sisi jumlah maupun jenisnya, akan membutuhkan semakin banyak memori untuk ruang penyimpanan. Padahal tidak semua data itu kita butuhkan. Sehingga kita dapat memiilih data utama/master/referensi, data transaksi, data histori, hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang dipakai dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau memindahkannya kemidia penyimpanan off-line. Disisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang tersebar dibanyak lokasi geografis. Sehingga dengan pemnfaatan teknoliogi jaringan computer ini, data yang ada di suatau cabang/lokasi, dapat diakses menjadi data yang tersedia/available bagi cabang lain.

Kelengkapan (Completeness)

Lengkap atau tidanya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif. Bila seorang pemakai menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap, maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau yang sekarang dianggap lengkap, belum tentu dimasa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, kita juga harus menyimpan struktur, baik yang mendifinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari setiap objek seperti struktur file/ table/ indeks. Untuk memuhi kebutuhan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, penambahan dalam bentuk struktur atau dengan penambahan field-field baru pada suatu table.

Keamanan (Security)

Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa-siapa yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

Kebersamaan Pemakaian (Sharability)

Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, sehingga basis data yang dikelola oelh suatu sistem apalikasi harus multiuser, tetapi tetao menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau keondisi deadlock (kareana banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

Basis data yang sudah dibangun tentunya tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak akan berguna apabila tidak ada pengelola/penggeraknya. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem pengelolah basis data berupa sebuah program/aplikasi (software) yang biasanya disebut database management

system. Menurut Mata-Toledo (2007) Sistem manajemen basis data (Database management

24

mendefinisikan, membuat, dan memelihara database maupun menyediakan akses yang terontrol terhadap data.

Dokumen terkait