• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian Presisi Dalam Pengendalian Budidaya Broiler Closed House

pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan (McBratney A and Whelan BM, 1995). Pertanian presisi mencangkup presisi dalam hal lokasi, waktu, dan dosis. Berdasarkan tingkatan keberhasilannya, pertanian presisi dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat 1 yaitu jika input / dosis yang diberikan lebih sedikit tapi hasil lebih besar, tingkat 2 yaitu jika input lebih sedikit hasil sama dengan sebelumnya, dan tingkat 3 yaitu jika input sama hasil yang diperoleh lebih besar.

Budidaya Broiler Sistem Tertutup (Closed System) merupakan salah satu bentuk pertanian presisi untuk meningkatkan produktivitas hasil budidaya. Untuk melakukan budidaya Closed

System dibutuhkan informasi yang gampang dan mudah untuk diakses yang mana pada penelitian

ini disediakan informasi mengenai DOC (Day Old Chick), pengendalian lingkungan, pengendalian pakan dan air, serta pengendalian penyakit.

Pertanian presisi menekankan pada tindakan yang sangat akurat dalam menetapkan maupun dalam pengambilan keputusan. Sehingga juga diperlukan informasi akurat, infromasi yang salah akan menyebabkan keputusan dan tidankan yang salah juga. Setelah semua informasi terkumpul maka akan dilakukan proses kodifikasi oleh program yang telah dibuat, dan terahir akan disajikan informasi tindakan yang tepat berdasarkan kondisi yang telah di input.

Saat ini budidaya ayam broiler kebanyakan masih kurang presisi. Mulai dari pengetahuan peternak yang sangat minim mengenai budidaya broiler karana disebabkan sumber yang sulit untuk dijankau karena masih tersebar dibuku maupun dijurnal, atau masih hanya diketahui oleh pakar. Lemahnya pengetahuan ini menyebabkan tindakan budidaya yang berjalan kurang tepat, sehingga proses budidaya tidak produktif. Walaupun jika ada peternak yang budidayanya sudah bagus, hal ini tidak akan berkelanjutan karena pengetahuannya tidak tersimpan dalam satu basis pengetahuan.

Pada penelitian ini secara umum terdapat tiga bagian yang termasuk parameter pertanian presisi yaitu manajemen pakan, lingkungan, dan penyakit. Pengetahuan mengenai tiga tahapan penting budidaya broiler ini harus benar – benar diketahui oleh para peternak. Sebab jika salah akan berakibat fatal. Contohnya pada bagian manajemen lingkungan, ketika ayam broiler berusia 5 hari suhu lingkungannya diatur pada hal suhu idealnya sekitar , maka ayam broiler akan kedinginan sehingga berkerumum di satu tempat dan konsumsi pakan menurun drastis. Hal inilah yang menyebabkan bobot broiler rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peternak.

Pertanian presisi pada Budidaya Broiler Closed House tidak hanya membahas penyediaan informasi terkait lingkungan ideal saja, numun juga terkait informasi mengenai penyebab, tindakan yang harus diambil, serta persiapan yang harus dilakukan oleh peternak. Salah contoh, pada bagian penyakit. Informasi yang dibutuhkan oleh peternak bukan hanya nama penyakit berdasarkan gejala

– gejala yang telah dipilih, tapi lebih luas dari itu. Peternak membutuhkan informasi terkait penyebab terjadinya penyakit agar pada budidaya selanjutnya penyakit yang serupa tidak terjadi lagi, setelah itu maka infomasi selanjutnya yang harus diberkan kepada peternak yaitu informasi mengenai tindakan yang mencangkup pencegahan dan pengobatannya. Dengan demikian

34

informasi yang diterima oleh peternak bukan hanya penambahan wawasannya saja, tapi sampai kepada tindakan apa yang harus dilakukan.

Bagian budidaya broiler Closed House kedua yang termasuk parameter pertanian presisi yaitu bagian pakan. Dimana pakan merupakan bagian terpenting menentukan produktivitas ayam broiler, karena indikator utama ayam broiler produktif adalah bobotnya, sedangkan bobot yang bagus itu diperoleh dari manajemen pakan yang bagus. Pada bagian pakan ini informasi diberikan terkait kepadatan kandang berdasarkan berat panen yang diinginkan oleh peternak, dari kepadatan ini bisa ditentukan luas kandang yang seharusnya disiapkan oleh peternak. Bagian presisi yang kedua dari poin ini adalah sistem peminuman, pada bagian ini peternak bisa mengetahuai air dan nipple (tempat air) yang harus disiapkan oleh peternak. Selanjutnya peternak bisa mengetahui terkait pakan yang harus disiapkan oleh peternak, peternak bisa tahu berapa jumlah pakan per ekor yang harus disiapkan, jumlah pakan total, dan bobot broiler yang ideal.

Bagian budidaya terahir yang termasuk parameter pertanian presisi adalah lingkungan. Bagian ini yang kebanyakan tidak tepat penanganannya dalam proses budidaya, padahal bisa berakibat fatal. Litter merupakan bagian pertama yang dibahas di poin lingkungan ini, dari bagian ini peternak bisa tau terkait litter apa yang cocok dan berapa tinggi idealnya. Bagian kedua peternak bisa mengetahui suhu dan RH yang optimal. Bagian ketiga ventilasi, pada bagian ventilasi ini diinformasikan terkait kecepatan udara dan batas kandungan udara yang optimal bagi pertumbuhan broiler, bagian terahir dari poin udara bagian penyinaran, pada bagian ini diinformasikan jenis pencahayan yang sesuai dan lama pencahayaan yang harus dilakukan.

B.

Pengembangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam Precision Farming . Basis pengetahuan bukan hanya menyediakan informasi kepada para petani, namun juga bisa digunakan sebagai wadah untuk konsultasi sehingga bisa mendapat arahan dalam proses pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan lebih lanjut (Decision Support System). Basis Pengetahuan ini bisa di update tergantung kebutuhan dan perkembangan pengetahuan, basis data yang terdapat didalamnya bisa ditambah dan diperbaiki isinya jika terdapat kesalahan tampa merubah sistem sudah ada. Satu basis data bisa menghasilkan banyak sistem informasi yang bermanfaat bagi para petani, dengan syarat data yang dibutuhkan terdapat banyak kesamaan.

Basis pengetahuan yang dibuat seperti yang telah dijelaskan dalam metode penelitian yang telah disebutkan diatas. Yaitu terdiri dari proses identifikasi masalah atau keadaan, proses akuisisi pengetahuan, dan proses representasi pengetahuan. Ketiga proses ini dalam proses basis pengetahuan budidaya broiler akan deterangkan lebih lanjut dibawah ini ;

1. Identifikasi masalah

Sebelum melakukan proses akuisisi pengetahuan dibutuhkan tujuan yang jelas mengenai basis pengetahuan yang akan dibangun, tujuan bisa terarah dan tercapai dengan melakukan identifikasi terlebih dahulu. Tahap identifikasi merupakan proses pendefinisian dan pengumpulan kemungkinan sumber daya dan kegiatan mempertajam tujuan perancangan basis pengetahuan budidaya ayam broiler Closed House. Sumber daya dalam proses akuisisi pengetahuan adalah pakar budidaya ayam broiler dan literatur tertulis.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, baik dari literatur maupun dengan pakar. Maka dalam pengembangan basis pengetahuan budidaya broiler Closed House terdapat empat macam informasi pengtahuan yang dibutuhkan oleh para peternak, yaitu ;

35

1. Pengetahuan mengenai DOC (Day Old Chick) yang merupakan awal pengendalian yang harus dilakukan peternak

2. Pengetahuan mengenai pakan yang mencangkup kebutuhan pakan, air, nipple, dan pan yang harus disiapkan oleh peternak berdasarkan jumlah Broilernya

3. Pengetahuan mengenai lingkungan ideal yang harus di manajemen dalam kandang Closed House yang mencangkup litter, suhu dan RH, ventilasi, serta pencahayaannya.

4. Pengetahuan terkait penyakit yang sering diderita oleh ayam broiler, pada umumnya semua penyakit ini berakibat fatal karena akan menular kea yam yang lainnya. Pembahasan bagian ini mencangkup gejala – gejala yang dialami oleh ayam sehingga bisa tau jenis penyakitnya, penyebab, pencegahan, dan pengobatannya.

2. Akuisisi pengetahuan

Akusisi pengetahuan merupakan kegiatan penyerapan pengetahuan dari domain expert baik dari pakar maupun dari literatur – leiteratur terkait. Pada tahap ini ditentukan jenis pengetahuan apa saja yang akan disimpan dalam basis pengetahuan. Dimana jenis pengetahuan tersebut harus bisa mendukung dalam proses pengambilan kebutusan budidaya ayam broiler. Ada dua jenis sumber pengetahuan yang bisa mendukung dalam proses pengambilan keputusan, yaitu dari lteratur dan dari pakar. Studi literatur dilakukan dengan menggali pengetahuan dari buku, jurnal dan artikel – artikel ilmiah terkait dengan budidaya ayam Broiler. Sedangkan jenis pengetahuan yang bersal dari pakar dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur dengan teknik teach-thtough,

dimana menurut Turban tahun 2003 mengatakan bahwa teach-through merupakan wawancara tidak terstruktur dimana pakar bertindak sebagai instruktur dan knowledge engineer bertindak sebagai murid.

Dari kedua proses akuisisi yang telah dilakukan maka diperoleh pengetahuan umum yang bisa dijadikan sebagai referensi (patokan) dalam berjalannya budidaya ayam broiler Closed House. Dari proses teach-thtough dan studi literatur maka diperoleh form pengetahuan tentang budidaya broiler yang akan dibahas dalam sistem yang dibuat. Berikut tabel mengenai form yang dimaksud :

Tabel 14. Form Pengetahuan Budidaya

Informasi Pengertian

DOC (Day Old Chick)

Anak ayam yang masih berusia sekitar satu hari dan ukurannya kecil – kecil sekitar 37 – 42 gr/ekor. Pakan Material hewani, nabati, atau campurannya yang

telah diolah sehingga bisa dikonsumsi sebagai sumber energi hewan peliharaan.

Lingkungan Ideal Lingkungan yang optimal dan sangat mendukung pertumbuhan ayam broiler yang efektif

Penyakit Ganguan kesehatan ayam broiler yang disebabkan oleh virus, bakteri, turunan dari induk, lingkungan yang tidak sesuai, maupun tularan dari ayam yang lain.

Form pengetahuan pada tabel diatas merupakan dasar dari poin – poin yang akan dibahas serta metode atau cara budidaya ayam broiler Closed House secara umum. Tahap selanjutnya adalah tahap pengisian data dan informasi kepada empat bagian pengetahuan tersebut. Akuisisi

36

pengetahuan untuk pengisian informasi ini sama dengan akuisisi pengetahuan sebelumnya, yaitu dengan teknik teach-thtough dengan pakar dan pencarian lewat literatur tertulis baik dari buku, jurnal, serta web yang terpercaya seperti web Departemen Pertanian RI. Dari semua proses akuaisisi diperoleh dua poin pembahasan untuk DOC, tiga poin untuk pakan, empat poin untuk lingkungan ideal, serta terdapat lima serangan penyakit. Tabel berikut adalah contoh akuisisi form pengetahuan penyakit.

Tabel 15. Contoh Hasil Akuisisi Penyakit Broiler

Sub

pengetahuan Informasi

Nama Penyakit Cronic Respiratory Disease (ngorok) Gejala Tanaman menjadi kerdil

Sering bersin

Keluar suara keras (ngorok)

Diare

Keluar ingus Penyebab

serangan

terinfeksi oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum, suhu terlalu ekstrim, dan kepadatan terlalu tinggi

Pencegahan atur suhu dan kepadatan serta pisahkan ayam sudah terkena penyakit ini

Pengobatan belum ditemukan obatnya, tapi disarankan memakai

bacitracin dan tylocin

Input informasi eksplisit atau yang berasal dari pakar yaitu kebutuhan pakan broiler yang terdiri dari 43 data dan beberapa perhitungan, seprti perhitungan jumlah nipple, jumlah pan, dan jumlah litter yang harus disiapkan. Tabel dibawah ini adalah contoh tabel input informasi pengetahuan yang berasal dari pakar atau dari bapak Rudi Afnan.

Tabel 16. Contoh Hasil Akuisisi Standard Pakan Broiler

Sub Pengetahuan Informasi

Umur Broiler 7 Hari

Berat Broiler  Jantan = 170 gram

 Berina = 164 gram

 Rata – rata = 167 gram Kebutuhan Pakan  Jantan = 17 gram

 Betina = 17 gram

 Rata – rata = 17 gram Konversi Pakan  Jantan = 0.88

 Betina = 0.88

 Rata – rata = 0.88

Sedangkan input informasi impilisit atau yang berasal dari buku, jurnal, artikel, dan hasil penelitian dari lembaga atau individu, sangat banyak sekitar 80 % dari total input informasi. Semua informasi implisit tetap dilakukan validasi dengan pakar, bagian mana yang harus dimasukan menjadi input informasi dan bagian mana yang hrus dibuang. Tabel dibawah ini adalah tabel contoh input informasi inplisit :

37

Tabel 17. Contoh Hasil Akuisisi Pencahayaan Broiler

Sub

pengetahuan Informasi

Jenis

Pencahayaan Standard 3

Ciri Kepadatan kurang dari 14 ekor/

Berat panen yang diinginkan lebih dari 3.0 kg

Rata - rata berat harian lebih dari 60 gr/hari Intensitas Cahaya Sekitar 5 lux

Umur 31 hari Lama

Penggelapan 6 Jam

Pada tabel ke 14 diatas dijelaskan tentang pencahayaan yang dianjurkan oleh perusahaan Cobb Broiler Amerika Serikat. Bahwa jika kepadatan kurang dari 14 ekor/ dan berat panen yang diharapkab lebih dari 3 kg, maka dianjurkan memakai jenis pencahayaan standard 3. Pada jenis pencahayaan ini jika umur ayam sekitar 31 hari maka pencahaayaan dianjurkan untuk dihentikan selama 6 jam. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan tidak berlebihan.

3. Representasi pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan proses untuk merepresentasikan basis pengetahuan budidaya ayam Broiler Closed House yang diperoleh melalui proses akuisisi pengetahuan, baik secara implisit maupun eksplisit ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain sehingga data tersebut bisa dibaca oleh komputer. Skema yang digunakan dalam representasi pengetahuan seharusnya bukan hanya bisa dibaca oleh computer namun juga harus mudah dimengerti oleh manusia. Dalam basis pengetahuan yang dibangun ini, representasi penetahuan mencangkup semuanya yaitu mulai dari poin DOC, pakan, lingkungan ideal, dan penyakit.

Pada basis pengetahuan budidaya ayam broiler ini ada dua jenis metode representasi pengetahuan yang dipakai yaitu production rule dan decition tree. Menurut marimin tahun 1991 mengatakan bahwa metode production rule merupakan metode yang paling popular dan paling sederhana. Sedangkan metode decition tree dipakai kerena metode ini dapat mudah mengkonversi kaidah – kaidah menjadi kesimpulan tindakan yang tepat serta mudah untuk dipahami dan diaplikasikan disetiap bagain basis pengetahuan ini. Komputer tidak bisa membaca kedua jenis metode representasi pengetahuan ini. Sehingga didalam basisdata (database) harus dirubah terlebih dahulu kedalam tabel keputusan (decition table) (Blockeel 2007). Decition table

merupakan pengetahuan yang diatur dalam format lembar kerja atau spreadsheet yang menggunakan kolom dan baris. Input data kedalam metode decition table ini menggunakan

postgress mySQl dan pgAdminIII sehingga dapat dipanggil ke dalam system basis pengetahuan yang dibuat.

Berukut merupakan contoh representasi pengetahuan dengan menggunakan metode

production rule, dimana metode representasi ini secara umum terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyatakan kondisi dan bagian kedua menyatakan kesimpulan atau aksi yang harus dilakukan. Beriku beberapa contoh representasi pengetahuan menggunakan production rule.

38

Contoh :

1. Jika umur ayam broiler 6 sampai 14 hari kondisi Maka suhu kandang harus diatur  kesimpulan/aksi

2. Jika berat panen yang diinginkan lebih besar dari 3.2 kg kondisi Maka disarankan kepadatannya 10 – 11 ekor/  kesimpulan 3. Jika jerami yang digunakan sebagai litter kondisi

Maka tinggi maksimal litter harus 2.5 cm kesimpulan 4. Jika umur ayam broiler 15 sampai 21 hari

Maka kecepatan ventilasi dalam kandang diatur sampai 0.5 m/s aksi 5. Jika ayam broiler berusia 16 hari kondisi

Maka seharusnya berat ayam 598 gram kesimpulan

Sedangkan contoh imput informasi dengan decition tree bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar ini merupakan represi pengetahuan mengenai faktor utama yang harus dipertahatikan oleh peternak dalam memilih DOC. Gambar decition tree ini menunjukan ciri DOC yang baik, diman pemilihan DOC merupakan langkah awal dalam melakukan budidaya broiler Closed House. Jika DOC yang diperoleh kurang baik maka, peternak kemungkinan mendapatkan kesulitan dalam proses budidaya selanjutnya.

39

Gambar 16. Faktor Pemiliahn DOC dengan Menggunakan Decision Tree

Gambar skema decition tree diatas menunjukan faktor utama yang harus diperhatikan petenak broiler Closed House dalam pemilihan DOC. Terdapat 6 faktor utama yang terdiri dari kaki, bobot, bulu, mata, fisik, dan gerak. Dimana setiap masing – masing factor mempunyai indikator kualitas tertentu. Contoh bulu bisa dikatakan mempunyai kulitas bagus ketika bulu putih, kering, dan bersih. Setelah peternak mendapatkan DOC yang diharapkan maka hal yang harus diperhatikan selanjutnya yaitu bagaimana merawat DOC tersebut, karena DOC sangat rentan terhadap lingkungan ekstrim dan ganguan – gangguan lain.

Contoh kedua imput data dengan representasi pengetahuan decition tree bisa diliat pada gambar dibawah ini. Gambar yang menjelaskan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan ayam broiler.

40

Gambar 17. Decision Tree Lingkungan Ideal Budidaya Broiler

Dari gambar dicition tree diatas bisa kita ketahui bahwa terdapat empat indikator utama, yaitu suhu dan RH, ventilasi, lintter, dan pencahayaan. Dimana masing – masing indikator mempunyai ciri – ciri kualitas sendiri. Contohnya ventilasi bisa dikatakan bagus ketika kecepatan ventilasinya bagus dan komponen udaranya sesuai dengan batas minimal maupun batas maksimal.

Dokumen terkait