• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

3. Batas Waktu dalam Pembuatan SIM di Kepolisian

Batas waktu dalam pembuatan SIM yang telah ditentukan dan ditetapkan untuk melayani masyarakat dalam pembuatan SIM untuk memebrikan kelancaran dari setiap prosedur yang akan ditempuh oleh masyarakat yang melakukan pembuatan SIM

4. Tata cara pelayanan yang harus ditempuh

Tata cara yang harus ditempuh yang diterapkan oleh petugas pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) kepada masyarakat dilihat dari persyaratan dan kesederhanaan alur pelayanan yang mudah dipenuhi dan dilaksanakan oleh masyarakat dalam pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi)

D. Sumber dan J enis Data

Sumber data merupakan asal dari mana data tersebut diperoleh atau didapatkan. Keberadaan data adalah untuk dapat disajikan sebagai sumber informasi yang dijadikan sebagai pokok kajian atau sebagai bahan untuk dapat diteliti. Sumber data menurut Lofland yang dikutip Lexy J, Moleong dalam Syahrul (2006 : 157) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakannya selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain – lain. Adapun sumber data yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Informan kunci (key person)

Informan kunci, dimana pemilihannya secara purposive sampling dan diseleksi melalui teknik snow ball sampling yang didasarkan atas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data yang benar – benar relevan dan kompeten dengan masalah penelitian yaitu berupa data keterangan, cerita atau kata – kata yang bermakna. Sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk membangun teori, oleh sebab itu dalam penelitian ini yang akan menjadi informan adalah yang petugas pelayanan pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) di Polres Mojokerto dan masyarakat Mojokerto yang melakukan pengurusan pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) di Polres Mojokerto.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa yaitu tempat dimana fenomena yang terjadi atau pernah terjadi berkaitan dengan fokus penelitian antara lain meliputi tentang Efektivitas Pelayanan Pembuatan Sim (Surat Izin Mengemudi) Dalam Perspektif Penggunaan Pelayanan di Polres Mojokerto

3. Dokumen

Dokumen sebagai sumber data yang lain yang sifatnya melengkapi data utama yang relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi : Peraturan undang- undang No. 22/ 2009 Tentang Surat Izin

Mengemudi Tentang SIM (Surat Izin Mengemudi) serta foto – foto hasil observasi peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan

Dalam rangkaian pengumpulan data penelitian ini ada 3 (tiga) proses kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Proses memasuki lokasi penelitian (getting in)

Dalam tahap ini peneliti lebih dulu melapor dan memohon ijin kepada pejabat yang berwenang dengan disertai surat ijin penelitian yang selanjutnya mengungkapkan maksud dan tujuan peneliti, sekaligus berkenan untuk mohon ijin sebagai tanda bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan terjalinnya hubungan baik berlandaskan pada etika dan simpatik, sehingga dapat mengurangi jarak sosial antara peneliti dan informan dan dengan bertutur kata yang sopan dan berprilaku wajar

2. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along)

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi untuk mencari informasi yang lengkap dan tepat serta menangkap intisari dari informasi dan fenomena yang diperoleh tentang Efektivitas Pelayanan Pembuatan Sim (Surat Izin Mengemudi) Dalam Perspektif Penggunaan Pelayanan di Polres Mojokerto

3. Teknik pengumpulan data

Setelah kedua langkah di atas maka peneliti melakukan pengumpulan data, dimana teknik yang digunakan adalah :

a. Wawancara / interview

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan informan mengenai Efektivitas Pelayanan Pembuatan Sim (Surat Izin Mengemudi) Dalam Perspektif Penggunaan Pelayanan di Polres Mojokerto.

b. Observasi

Teknik observasi ini baik secara langsung maupun tidak langsung atau secara formal maupun informal digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan dalam Efektivitas Pelayanan Pembuatan Sim (Surat Izin Mengemudi) Dalam Perspektif Penggunaan Pelayanan. Hal ini dilakukan dalam rangka melengkapi data primer di lapangan dan data sekunder yang telah dikumpulkan sebelumnya, maupun data sekunder c. Dokumen

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat memberikan informasi tambahan bagi analisis data . dokumen yang dimaksud adalah dokumen administratif, laporan – laporan, memo-memo , agenda – agenda, yang berasal dari sumber lain yang releven, seperti jurnal-jurnal, penelitian-penelitian terdahulu, sera arikel-artikel dri surat kabar.

F. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data yang terkumpul,proses selanjutnya adalah penyederhanaan dana yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan dipresentasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya mencari jawaban atas permasalahan yang ada sesuai dengan tipe penelitian deskriptif, maka data akan dapat diuraikan sedetail mungkin dengan uraian – uraian kualitatif, karena itulah data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa serinci mungkin dengan jalan mengabtrasikan secara teliti setiap informasi yang diperoleh dipalangan, sehingga diharapkan dapat diperoleh kesimpulan yang memadai, sedangkan proses analisa dan kualitatif menurut miles dan huberman (1992 : 15-20), terdiri atas :

a. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.

b. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan dan informasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan, reduksi data merupakan suatu analisa menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu akan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rup hingga kesimpulan – kesimpulan, akhirnya dapat ditarik dan dideverivikasi.

c. Penyajian data, sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

d. Menarik kesimpulan/verivikasi, kemampuan seseorang peneliti dalam menyimpulkan berbagi temuan data yang diperoleh selama proses penelitian langsung.

Adapun pertimbangan menggunakan analisa deskriptif kualitatif ini dikarenakan :

1. Analisa kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

2. Analisa kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan sumber data.

3. Analisa kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penjaman pengaruh terhadap obyek yang diteliti.

Dari rumusan tersebut diatas dapatlah kita tarik garis bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya. Dalam analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.

Miles dan Huberman menyebut rangkaian kegiatan analisis data tersebut sebagai model interaktif seperti terdapat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.1 Analisis Model Interakif Menur ut Miles dan Huberman p

G. Keabsahan Data

Menurut Moleong (2007 : 324), untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 (empat) kriteria yang digunakan, yaitu :

1. Kebergantungan (dependability)

Merupakan subsitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif yaitu dengan diadakan dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama maka dikatakan reabilitas ditunjukkabn dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, dikatakan reliabilitasnya tercapai. Hal ini benar sama dengan alamiah yang mengandalkan orang sebagai instrument. Mungkin karena kelebihan, atau karena keterbatasan meningkat sehingga kesalahan-kesalahan. Namun, kekeliruan yang dibuat orang demikian jelas tidak mengubah keutuhan kenyataan yang distudi. Konsep kebergantungan lebih luas dari pada reliabilitas. Hal tersebut

Penyajian Data Pengum pulan Data

Penarikan Simpulan-sim pulan / Verivikasi Reduksi Data

disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang bersangkutan.

2. Kepastian (confirmability)

Kepastian berasal dari konsep objektifitas menurut non kualitatif. Non kualitatif menetapkan obyektifitas dari segi kesepakatan antar subyek. Disini pemastian bahwa sesuatu iru obyektif tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu sebyektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang atau banyak orang, barulah dapat dikatakan obyektif. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu obyektif, berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan. Berkaitan dengan persoalan itu, subyektif berarti tidak dapat dipercaya, atau melenceng. Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian obyektivitas-subyektivitas menjadi kepastian (konfirm-ability).

3. Derajat Kepercayaan (credibility)

Penelitian kreterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda.

4. Keteralihan (tranferality)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverivikasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas, jelaslah bahwa data yang diperoleh di lapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi berisikan uraian-uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang telah dianalisa kemudian diinterpertasikan. Masalah yang dihadapi diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori serta temuan yang diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan dan, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dijamah atau mana yang akan dibuang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejar ah Keberadaan Kepolisian Resort Mojokerto

Kepolisian Resort Mojokerto sebelumnya bertempat di Jl.Bhayangkara no 25 kota Mojokerto dengan luas tanah 1.440 m2 panjang 45 m, lebar 32 m, luas bangunan 359,6 m2 panjang 24,80 dan lebar 14,5 m. Kapolres pertama kalinya yaitu Letkol. Pol. Johannes Sidik berdinas mulai tahun 1978 sampai dengan tahun 1980.

Pada tanggal 31 januari 2008 Kepolisian Resort Mojokerto diresmikan oleh Kapolda Jatim Irjen. Pol. Drs. Herman Suryadi Sumawiredja yang terletak di Jl.Gajahmada no 99 Mojosari Kabupaten Mojokerto dengan Kapolres pertama kalinya AKBP. Drs. Tabana Bangun, M.Si. Kemudian Kapolres AKBP. Drs. Tabana Bangun, M.Si digantikan oleh Akbp. Drs. Onto Cahyono, Sh berdinas mulai 2009 sampai dengan 2010. Kemudian Kapolres AKBP. Drs. Onto Cahyono, Sh digantikan oleh AKBP. Prasetijo Utomo, Sik, Msi berdinas mulai 2010 sampai dengan sekarang.

Sesuai dengan peraturan kapolri nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 september 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, Kepolisian Resort Mojokerto berubah status menjadi tipe Polres b1 karena Kepolisian Resort

Mojokerto terbagi menjadi dua, Kepolisian Resort Kota Mojokerto dan Kepolisian Resort Kabupaten Mojokerto.

2. VISI dan MISI Kepolisian Resort Mojokerto a) Visi Kepolisian Resort Mojokerto

Terwujudnya postur Kepolisian Resort Mojokerto yang profesional, bermoral dan modern sebagai pelindung, pengayom, pelayan yang dipercaya masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan penegakan hukum sebagai sinergi pencapaian hasil pembangunan yang berwawasan kaeamanan.

b) Misi Kepolisian Resort Mojokerto

1) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat ( meliputi aspek security, surety, safety and peace ) sehingga masyarakat merasa aman, tentram, nyaman, dan damai. 2) Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya presentif dan preventif dengan membentuk FKPM dilingkungannya sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat.

3) Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.

4) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum polres Mojokerto.

5) Mengelola profesionalisme sumber daya manusia dengan dukungan sarana prasarana serta meningkatkan upaya konsolidasi dan soliditas polres mojokerto untuk mewujudkan keamanan wilayah hukum polres mojokerto sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

6) Mengamankan kebijakan pemerintah yang baru untuk mewujudkan terselenggaranya pemerintah yang bersih, transparan dan akuntabel sehingga tercipta pemerintahan yang baik.

7) Membangun kerja sama dan sinergi dengan lembaga / instansi terkait dan seluruh komponen masyarakat dalam rangka memelihara keamanan dalam negeri.

3. Struktur Organisasi Kepolisian Resort Mojokerto

Struktur organisasi di Kepolisian Resort Mojokerto berdasarkan lampiran :C” KEP .KAPOLRI NO.POL:KEP/ 54/ X / 2002 Tanggal 17 Oktober 2002 tentang organisasi tata kerja kepolisian Negara Republik Indoesia Resort (polres). Struktur organisasi dari polres mojokerto adalah sebagai berikut:

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing – masing jabatan dalam susunan organisasi adalah sebagai berikut:

a) Unsur Pimpinan

1) Kapolres (Kepala Kepolisian Resort)

Kapolres adalah pimpinan polres yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kapolda. Tugas seorang kapolres adalah memimpin, membina dan mengawasi / mengendalikan satuan – satuan organisasi dalam lingkungan polres serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas lain sesuai perintah kapolda.

2) Wakapolres (Wakil Kepala Kepolisian Resort)

Wakapolres adalah pembantu utama kapolres yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kapolres. Wakapolres mempunyai tugas membantu kapolres dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugas – tugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran polres dan dalam batas kewenangannya memimpin polres dalam hal kapolres berhalangan serta melaksanakan tugas lain sesuai perintah kapolres.

b) Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf 1) Kabag OPS (kepala bagian operasional)

Kabag OPS adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf polres yang berada dibawah kapolres. Kabagops merupakan

pejabat pembantu kapolres yang wajib berupaya menjamin dinamika dan keterpanduan kegiatan / tindakan operasional oleh segenap unsur pelaksana utama polres. Bertugas menyelenggarakan administrasi dan pengawasan operasional, perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian, pelayanan fasilitas dan perawatan tahanan dan pelayanan atas permintaan saksi / korban kejahatan dan permintaan bantuan pengamanan proses peradilan dan pengamanan khusus lainnya. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari –hari di bawah kendali wakapolres.

Dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh: (a) Kepala Sub bagian pembinaan operasional disingkat

kasubbagbinops.

(b) Kepala Sub bagian perawatan tahanan disingkat kasubbagwattah.

2) Kabagbinamitra (kepala bagian pembinaan masyarakat)

Kabagbinamitra adalah pejabat pembantu kapolres yang wajib berupaya menjamin terimplementasinya pendekatan pelayanan dalam setiap pelaksanaan tugas polri dan terdorongnya segenap personel, baik dalam pelaksanaan tugas maupun kehidupan sosial, untuk berperan membangun hubungan polri – masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas kepolisian. Bertugas mengatur penyelenggaraan dan mengawasi / mengarahkan pelaksanaan

penyuluhan masyarakat dan pembinaan bentuk – bentuk pengamanan swakarsa oleh satuan-satuan fungsi yang berkompeten, membina hubungan kerjasama dengan organisasi/ lembaga/ tokoh sosial / kemasyarakatan dan instansi pemerintah, khususnya instansi PPNS dan pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah, dalam rangka peningkatan ketaatan warga masyarakat pada hukum dan pembinaan hubungan polri- masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas polri. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari- hari dibawah kendali wakapolres.kabagbinamitra berperan juga sebagai perwira hubungan masyarakat disingkat pahumas.

Kabagbinamitra dalam melaksanakan tugas kewajiban dibantu oleh:

(a) Kepala Sub bagian bimbingan masyarakat disingkat kasubbagbinmas.

(b) Kepala Sub bagian pembinaan kerjasama disingkat kasubbagbinkerma.

3) Kabagmin (kepala bagian administrasi)

Kabagmin adalah pejabat pembantu kapolres yang wajib berupaya menjamin terselenggaranya proses penerimaan, pembinaan karier dan pengakhiran dinas setiap personel secara bersih, obyektif dan adil dan terkelolanya materi / fasilitas/ jasa secara bersih, tepat guna dan sesuai peraturan perundang – undangan. Bertugas

menyelenggarakan penyusnan rencana / program kerja dan anggaran, pembinaan dan administrasi personel, pelatihan serta pembinaan dan administrasi logisti. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di bawah kendali wakapolres.

c) Unsur pelaksana staf khusus dan pelayanan. 1) Kaur Telematika (kepala urusan telematika)

Kaur telematika bertugas menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi, pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi termasuk informasi kriminal dan pelayanan multimedia. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di bawah kendali wakapolres.

2) Kepala Unit P3D (pelayanan pengaduan dan penindakan disiplin) Kepala Unit P3D bertugas menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan anggota polri dan pembinaan disiplin dan tata tertib. Termasuk pengamanan internal, dalam rangka penekan hukum dan pemuliaan profesi. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari dibawah kendali wakapolres. 3) Kepala Taud (kepala urusan dalam administrasi)

Kepala Taud bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari dibawah kendali Wakapolres. Bertugas melaksanakan ketatausahaan dan urusan dalam mengikuti

korespondesi, ketatausahaan perkantoran, kearsipan, dokumentasi, penyelenggaraan rapat, apel / upacara, kebersihan dan ketertiban termasuk melaksanakan administrasi personel.

d) Unsur pelaksana utama.

1) Kepala SPK (kepala sentral pelayanan kepolisian)

Kepala SPK bertugas memberikan pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk penerimaan dan penanganan pertama laporan / pengaduan, pelayanan permintaan bantuan / pertolongan kepolisian, penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti yang berada di Mapolres dan penyelesaian perkara ringan perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum dan peraturan / kebijakan dalam organisasi polri. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari dibawah kendali kabogops. 2) Kasat Intelkam (kepala satuan intelkam)

Kasat Intelkam menyelenggarakan / membina fungsi inteljan bidang keamanan, termasuk persandian dan pemberian pelayanan dalam bentuk surau ijin / keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial, politik masyarakat dan surat keterangan rekaman kejahatan (SKRK / Criminal Record) kepada warga masyarakat yang membutuhkan serta melakukan pengawasan / pengamanan atas pelaksanaannya.

Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di bawah kendali wakapolres.

3) Kasat Reskrim (kepala satuan reserse kriminal)

Kasat Reskrim bertugas menyelenggarakan / membina fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dengan memberikan pelayanan / perlindungan khusus kepada koeban / pelaku, remaja, anak dan wanita, serta menyelenggarakan koordinasi dan pengawasan operasional dan administrasi penyidikan PPNS, sesuai ketentuan hukum dan perundang – undangan. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas shari – hari dibawah kendali wakapolres.

4) Kasat Samapta (kepala satuan siaga)

Kasat Samapta bertugas untuk menyelenggarakan membina fungsi kesemaptaan kepolisian / tugas polisi umum pengamanan obyek khusus, termasuk pengambilan tindakan pertama di tempat kejadian perkara dan penanganan tindak pidana ringan, pengendalian massa dan pemberdayaan bentuk – bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari dibawah kendali wakapolres.

5) Kasat lantas (kepala satuan lalu lintas)

Kasat lantas bertugas menyelenggarakan/ membina fungsi lalu lintas kepolisian yang meliputi penjagaan, peraturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan indentifikasi pengemudi / kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Bertanggung jawab kepada kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di bawah kendali wakapolres.

4. Karakteristik Pegawai Kepolisian Resort (Polres) Mojoker to

Adapun komposisi pegawai Polres Mojokerto adalah sebanyak 831 orang dengan perincian tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Pegawai Polres Mojokerto Berdasarkan J enis Kelamin No J enis kelamin J umlah pegawai Pr osentae(% )

1 Laki-laki 802 96,51

2 Perempuan 29 3,48

Total 831 100

Sumber : Polres Mojokerto Tahun 2013

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah Polres Mojokerto lebih didominasi oleh pegawai laki-laki di banding pegawai perempuan, dikarenakan disesuaikan dengan kebutuhan bidang pekerjaan dan bidang keahlian

Tabel 4.2

Karakteristik Pegawai Polres Mojokerto Berdasarkan Kepangkatan

No Pangkat J umlah Pr osentase (% )

1 AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi/Letkol) 1 0,12

2 KOMPOL (Komisaris Polisi/Mayor) 6 0,72

3 AKP (Ajun Komisaris Polisi/Kapten) 25 3,01

4 IPTU (Inspektur Satu) 65 7,82

5 IPDA (Inspektur Dua) 29 3,48

6 AIPTU (Ajun Inspektur Satu) 147 17,68

7 AIPDA (Ajun Inspektur Dua) 117 14,07

8 BRIPKA (Brigadir Polisi) 64 7,70

9 BRIGADIR (Serka) 126 15,16

10 BRIPTU (Brigadir Satu) 128 15,40

11 BRIPDA (Brigadir Dua) 121 14,56

12 ABRIP (Ajun Brigadir Polisi) 1 0,12

13 ABRIPDA (Ajun Brigadir Polisi Dua) 1 0,12

Total 831 100

Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa pegawai terbanyak berdasarkan golongan kepangkatan di Polres Mojokerto adalah AIPTU sebesar 147 pegawai dengan prosentase 17,68 %. Dikarenakan banyaknya Bintara yang tidak melanjutkan pendidikan selanjutnya, sehingga mereka tidak memperoleh kenaikan pangkat.

Tabel 4.3

Karakteristik Pegawai Polres Mojokerto Berdasarkan Pendidikan No Tingkat Pendidikan J umlah Pegawai Pr osentase (% )

1 S2 2 0,24 2 S1 72 8,66 3 DIPLOMA 1,2,3 5 0,60 4 SMA 637 76,65 5 SMP 98 11,79 6 SD 17 2,04 Total 831 100

Sumber : Polres Mojokerto Tahun 2013 Sumber : Polres Mojokerto Tahun 2013

Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah pegawai yang terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMA. Hal ini dikarenakan polres Mojokerto banyak dibutuhkan tenaga oprasional atau pelaksana. 5. Gambaran umum satuan lalu lintas Kepolisian Resort Mojokerto

1. Struktur organisasi satuan lalu lintas Kepolisian Resort Mojokerto

Gam bar 4.2

Struktur organisasi satuan lalu lintas Kepolisian Resort Mojokerto

Sumber : Kepolisian Resort Mojokerto 2013

2. Tugas dan Tanggungjawab satuan lalu lintas Kepolisian Resort Mojokerto

a Satlantas adalah unsur pelaksanan tugas pokok yang berada dibawah Kapolres.

KASAT LANTAS Samirin, S.H AKP NRP. 820501101

KAUR BIN OPS Sumarsono AIPTU NRP. 85072089

KANIT TURJAWALI

Agus Roni BRIPKA NRP. 61060077

KANIT REG INDEN

Eko Sumaryono BRIGADIR NRP. 70060121

KANIT LAKA

Yudi Eko H BRIGADIR NRP. 79010214 KAUR BIN OPS

Sumarsono AIPTU NRP. 85072089

KANIT DIKYASA

Tutuk Kurniasih AIPDA NRP. 65060124

b Satlantas bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi lalu lintas kepolisian, yang meliputi turjawali, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalulintas, registrasi dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalulintas dan penegakan hukum dibidang lalulintas, guna memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas.

c Satlantas dipimpin oleh Kasatlantas, yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wakapolres. Kasatlantas dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh :

1) Kaurbinops 2) Kaurmintu 3) Kanit turjawali 4) Kanitdikyasa 5) Kanit reg inden 6) Kanitlaka

6. Pr osedur Pembuatan SIM (Sur at Izin Mengemudi) Kepolisian Resort Mojokerto

Gambar 4.2 berikut menjelaskan prosedur pelaksanaan pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) di Kepolisian Resort Mojokerto

Gambar 4.2

Pr osedur Pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) Kepolisian Resort Mojokerto

Sumber : Polres Mojokerto Tahun 2013

Keterangan gambar prosedur pembuatan SIM (Surat Izin

Dokumen terkait