• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menghindari terjadinya kesalahan istilah-istilah yang digunakan di dalam penelitian ini atau kekeliruan dalam mengartikan dan memahami beberapa istilah pokok yang dipakai sebagaimana yang tercantum dalam judul maka penulis memandang perlu untuk memberikan batasan terhadap istilah yang dianggap sangat urgen dalam penelitian ini, yaitu:

1. Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris “implementation” yang artinya pelaksanaan, penerapan, implementasi.31 Pelaksanaan berasal dari kata “laksana” yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata laksana mengandung pengertian seperti; tanda yang baik, sifat, laku, perbuatan, seperti atau sebagai.32Melaksanakan artinya memperbandingkan, menyamakan dengan, melakukan, menjalankan, mengerjakan, dan sebagainya. Sedangkan pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan dan sebagainya).33

Istilah implementasi banyak dibahas dalam studi tentang kebijakan publik

(Public Policy), sebab salah satu domain dari kajian ini adalah tentang implementasi

kebijakan.34

Implementasi kebijakan sendiri adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok-kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.35

2. Pengelolaan

31

Peter Salim, The Contemporary English- Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English Press, 1996), h. 935. Lihat juga di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 427.

32Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus, h. 627.

33Ibid.

34 Budi Winarto, Teori dan Proses Kebijakan Publik (Yogyakarta: Media Presindo, 2005), cet. 3, h. 25.

35

Asal kata pengelolaan adalah kelola, yaitu mengendalikan, mengurus dan menyelenggarakan. Pengelolaan dengan tambahan ‘peng’ dan akhiran ‘an’ beararti:

a. Proses, cara, perbuatan mengelola.

b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. d. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.36

Dalam UU zakat yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.37 Adapun yang dimaksud dengan mengelola dalam penelitian ini terbatas hanya kepada pengumpulan dan pendistribusian zakat profesi.

3. Implikasi

Adapun pengertian implikasi adalah kesimpulan, keterlibatan atau keadaan terlibat, pelibatan, penyelipan masalah.38 Jadi yang dimaksud implikasi dalam penelitian ini adalah dampak pelaksanaan UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat terhadap pengelolaan zakat profesi di BAZNAS Provinsi Sumut.

4. Zakat Profesi

Ditinjau dari segi bahasa, kata az-Zakat mempunyai beberapa arti, yaitu

al-barakatu ‘keberkahan’, al-nama’ ‘pertumbuhan dan perkembangan’, at-Taharatu

‘kesucian’ dan as -Salahu ‘keberesan’.39

Dan ditinjau dari segi istilah, bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.40

Pemberian sebagian harta kekayaan yang dimiliki

36 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus, h. 427.

37

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1 angka 1.

38 Achmad Maulana, dkk, Kamus Ilmiah Populer Edisi Terbaru (Yogyakarta: Absolut, 2009), h. 162.

39 Majma’ Lughah al ‘arabiyyah, al Mu’jam al Wasit (Mesir: Dar el Ma’arif,1972), jilid I, h. 396.

40

seseorang karena adanya kelebihan dari yang dibutuhkan, yakni makanan dan lain-lain untuk menyucikan atau mengesahkan kekayaan yang dimilikinya.41

Pengertian Profesi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Professional (sifat) adalah yang berhubungan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.42

Zakat profesi menurut al-Qardawi adalah zakat yang dikenakan pada tiap-tiap pekerjaan atau keahlian tertentu baik yang dilakukan sendirian maupun dilakukan bersama dengan orang atau lembaga lain yang menghasilkan uang, gaji, honorarium, upah bulanan yang memenuhi nishab.43 Istilah fiqih pada zakat profesi disebut dengan

al-mal al-mustafad44 ataupun zakat kasb al-‘amal wa al-Mihn al-Hurrah.45

Maka yang dimaksud dengan zakat profesi pada penelitian ini adalah dalam bahasa dunia usaha disebut dengan salary (gaji/pendapatan) yang memiliki arti yang dibayarkan tiap bulan atau upah per jam sebagai imbalan atas kerja yang telah dilakukannya, dalam pembahasan ini difokuskan pada penghasilan rutin yang diterima oleh seseorang atas kerjanya.46

Adapun jenis profesi yang dimaksud adalah berbagai profesi yang menjadi lingkup wewenang BAZNAS Provinsi Sumut yaitu pegawai muslim di kantor Kementrian Agama Provinsi Sumut, SKPD, BUMN/BUMD dan lain-lain sesuai dengan lingkup kewenangan BAZNAS Provinsi Sumut.

41 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (ringkas), terj. Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 1999), h. 445

42 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), h. 702.

43 Al-Qardawi, Hukum Zakat, hal. 460.

44 Ibn Hazm, al-Muhalla, h. 83.

45

al-Qardawi, Fiqh, h. 519.

46

Rancangan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 2011. Diunduh di

http://www.dsniamanah.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=180:rancangan-peraturan-menteri-agama&catid=75:undang-undang-zakat&Itemid=201 pada 12 Oktober 2012.

5. BAZNAS Provinsi Sumatera Utara

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.47

Pada pasal 15 disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dibentuk BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/ Kota. BAZNAS Provinsi dibentuk oleh Menteri atas usul Gubernur setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.

Badan Amil Zakat Nasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Sumatera Utara yang beralamatkan Jalan Williem Iskandar samping Rumah Sakit Haji Medan. Atas dasar amanat UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 451.7.05/K/2001, maka didirikanlah Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumatera Utara sebagai pengumpul dan penyalur Zakat, Infaq/Shadaqah (ZIS) secara resmi dan juga koordinator Badan Amil Zakat. Nama BAZDA Sumut diganti menjadi BAZNAS Provsu aadalah amanat UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.