• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Batasan Istilah

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Maksutnya adalah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, yang belum terampil menjadi terampil. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2009). Dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan dalam konteks ini adalah guru dengan siswanya, sehingga terjadi interaksi antara keduanya.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang jenisnya berkelompok yang lebih dipimpin oleh guru, dimana guru memberikan masalah-masalah, pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok-kelompok siswa yang telah dibentuk. Diakhir kegiatan berkelompok biasanya guru memberi tugas yang harus diselesaikan. Pembelajaran kooperatif menekankan pada keterlibatan siswa secara lebih aktif baik secara fisik maupun mental.

3. Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing

Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pembelajaran dimana siswa di kelas dibentuk menjadi beberapa kelompok

dan masing-masing memiliki ketua. Masing-masing ketua berkumpul dengan guru untuk dijelaskan materi yang akan dibahas pada hari tersebut, setelah itu ketua kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan guru. Selanjutnya, anggota kelompok membuat soal beserta jawabannya dan soal dibentuk menjadi sebuah bola menyerupai bola salju yang akan ditukar ke kolmpok lain dengan melemparnya. Kelompok yang menerima soal tersebut harus menjawab pertanyaan yang ada dalam gelindingan bola, begitu seterusnya.

4. Motivasi

Menurut Sardiman (2008) motivasi berawal dari kata “motif” , diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagau daya penggerak dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan (Arikunto, 2010). Menurut Sardiman (2008) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Menurut Uno (2007) motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi instrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada

saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motivasi keberhasilan mencapai sasaran.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar (Siregar dan Hartini, 2011). Motivasi intrinsik yang terdapat dalam diri siswa berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain (Hamalik, 2003).

Pada aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang (Djamarah,2011). b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya.

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik, yaitu (Uno, 2007):

a. Anak didik

Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya.

a. Metode

Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan dalam kependidikan.

b. Bimbingan

Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

c. Pengetahuan yang luas

Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. d. Profesionalisme guru dalam profesinya

Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang keluar dari dalam diri sesorang untuk melakukan sesuatu agar tujuan yang diinginkan tercapai.

5. Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2011), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (Suprijono, 2011) hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal 2) Keterampilan intektual 3) Strategi kognitif 4) Keterampilan motorik 5) Sikap

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989). Dari beberapa pendapat tersebut, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

6. Bangun Ruang Sisi Datar

Nur (2012) dalam bukunya yang berjudul Asiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar mendefinisikan bahwa bangun ruang adalah suatu bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi. Sedangkan bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi berbentuk datar (bukan sisi lengkung).

Bagian-bagian sebuah bangun ruang dijelaskan sebagai berikut. 1. Bidang sisi

Yakni bidang/sisi pada bangun ruang yang membatasi wilayah antara ruang satu dengan ruang lainnya.

2. Rusuk

Yakni pertemuan dua bidang sisi berupa ruas garis. 3. Titik sudut

Yakni titik hasil pertemuan dua rusuk atau lebih pada sebuah bangun ruang.

4. Diagonal sisi

Yakni garis yang merupakan diagonal dari sisi pada bangun ruang tersebut.

5. Bidang diagonal

Yakni bidang datar yang terbentuk dari diagonal sisi dan rusuk. 6. Diagonal ruang

Macam-macam bangun ruang sisi datar: a. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan memiliki rusuk-rusuk yang sama panjang.

Gambar 1.1 Kubus Kubus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Banyak bidang sisi pada kubus ada 6 yang berbentuk persegi dengan ukuran panjang dan luas yang sama.

2) Mempunyai 8 titik sudut.

3) Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang. 4) Semua sudutnya siku-siku.

5) Mempunyai 12 diagonal sisi dengan ukuran yang sama panjang. 6) Mempunyai 4 diagonal ruang dengan ukuran yang sama panjang. 7) Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang.

b. Balok

Balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya dimana setiap sisinya berbentuk persegi panjang.

Gambar 1.2 Balok Balok memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai 6 bidang sisi berbentuk persegi panjang.

2) Balok memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran yang sama panjang.

3) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama panjang.

4) Memiliki 8 titik sudut.

5) Seluruh sudut pada balok adalah siku-siku.

6) Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.

7) Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran yang sama panjang.

8) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang.

c. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama bentuk dan ukurannya. Semua sisi tegak prisma berbentuk persegi panjang. Jenis prisma bermacam-macam sesuai dengan alas

dan atapnya. Misalnya adalah prisma segiempat (biasa disebut balok), prisma segitiga, prisma trapesium, dan lain-lain.

Gambar 1.3 Prisma Segitiga dan Prisma Segilima Sebuah prisma memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen. 2) Setiap sisi samping prisma berbentuk persegi panjang. 3) Prisma memiliki rusuk tegak.

4) Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama.

d. Limas

Limas adalah bangun ruang yang terdiri dari bidang alas dan bidang sisi tegak yang berbentuk segitiga. Ada berbagai macam limas. Contohnya, limas segiempat, limas segitiga, limas segilima, dan lain-lain.

Gambar 1.4 Limas Segitiga Sebuah limas segi-n memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Alasnya berbentuk segi-n.

2) Memiliki banyak sisi dengan rumus n+1 3) Memiliki banyak titik sudut dengan rumus n+1 4) Memiliki banyak rusuk dengan rumus 2n

7. Bangun Ruang Sisi Datar Limas

Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga, segiempat, atau segilima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak limas disebut titik puncak limas (Nuharini, 2008). Seperti halnya prisma, limas juga diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka limas tersebut dinamakan limas segitiga. Jika alas suatu limas berbentuk segilima beraturan maka limas tersebut dinamakan limas segilima beraturan.

Gambar 1.5 Limas Berdasarkan Bentuk Bidang Alasnya

Berdasarkan bentuk alas dan sisi-sisi tegaknya limas dapat dibedakan menjadi limas segi-n beraturan dan limas segi-n sembarang seperti gambar berikut.

Gambar 1.6 Limas Beraturan dan Sembarang

Nur (2012) dalam bukunya dalam yang berjudul Asiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar menyebutkan bagian-bagian limas sebagai berikut.

1. Bidang sisi limas

Gambar 1.7 Bidang Sisi Limas

Limas segilima diatas memiliki 6 bidang sisi, yaitu: TPQ, TQR, TRS, TSO, TOP, dan OPQRS.

2. Rusuk Limas

Gambar 1.8 Rusuk Limas

Limas segilima memiliki 10 rusuk, yaitu: TO, TP, TQ, TR, TS, OP, PQ, QR, RS, dan SO.

3. Titik Sudut

Gambar 1.9 Titik Sudut Limas

Limas segilima memiliki 6 titik sudut, yaitu: T, Q, P, Q, R, dan S. 4. Diagonal Bidang

Gambar 1.10 Diagonal Bidang Limas

Limas segilima memiliki 5 diagonal bidang, yaitu: OQ, QR, OR, PS, PR, dan QS.

5. Bidang Diagonal

Gambar 1.11 Bidang Diagonal Limas

Limas segilima memiliki 5 bidang diagonal, yaitu: TOQ, TOR, TPS, TPR dan TQS. Selain bagian-bagian dari limas Nur (2012:47) menyebutkan ciri-ciri limas sebagai berikut.

1) Alasnya berbentuk segi-n.

2) Memiliki banyak sisi dengan rumus n+1 3) Memiliki banyak titik sudut dengan rumus n+1 4) Memiliki banyak rusuk dengan rumus 2n

Luas permukaan limas adalah jumlah semua luas bidang sisi pada limas. Jadi cara mencari luas permukaan limas sebagai berikut.

Selain luas permukaan limas juga memiliki volume. Cara mencari volume limas sebagai berikut.

� � �� �� � � = � � � + � � ���

Dokumen terkait