• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Hutan adalah kesatuan ekosistem pada suatu hamparan lahan yang berisikan sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan dengan alam lingkungannya, dimana antara satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan.

2. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi utama sebagai pendukung kelestarian ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sebagai pendukung bagi upaya optimalisasi fungsi sumberdaya buatan yang ada pada bagian hilir DAS.

3. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan.

4. Hasil hutan adalah aneka produk berupa barang dan atau jasa yang diperoleh atau berasal dari sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan dan atau diperdagangkan.

5. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daratan yang merupakan suatu kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak sungai yang melintasi daerah tersebut, yang berfungsi untuk menampung dan menyimpan air hujan ataupun air yang berasal dari sumber lainnya, serta mengalirkan air termaksud ke laut melalui badan-badan sungai.

6. Sub DAS adalah bagian wilayah dari DAS yang dibatasi oleh pemisah topografi berupa punggung bukit yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama.

7. Degradasi hutan adalah penurunan luasan dan kualitas sumberdaya hutan, yang berakibat pada penurunan potensi, nilai manfaat, dan fungsi hutan yang bersangkutan.

8. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Rencana Pengelolaan KPHP Model Unit III Lakompa Kabupaten Buton I - 9 9. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan

hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

10. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, jenis dan tahapan kegiatan, serta penentuan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan, yang diharapkan dapat mendasari dan sekaligus menjadi pedoman dan pemberi arah bagi penyelenggaraan kehutanan sehingga sumberdaya hutan dapat didayagunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, secara berkeadilan dan berkelanjutan

11. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah unit pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang diharapkan dapat mendukung dan atau menjamin pengelolaan sumberdaya hutan secara efisien dan lestari

12. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang diharapkan dapat dikembangkan secara bertahap menuju situasi dan kondisi KPH aktual pada tingkat tapak, yang diindikasikan oleh kemampuan dalam menyerap tenaga kerja dan investasi, serta memproduksi barang dan jasa kehutanan secara melembaga dalam sistem pengelolaan hutan yang efisien dan lestari

13. Arahan Pencadangan KPH adalah suatu kebijakan yang diwujudkan melalui surat keputusan dan peta pencadangan KPH, yang ditetapkan oleh Kepala Badan Planologi Kehutanan a.n. Menteri Kehutanan berdasarkan hasil pengkajian Rancang Bangun KPH dengan memperhatikan kriteria dan standar pembentukan KPH

14. Model adalah perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual, yang juga dapat dimaknai sebagai bentuk atau wujud penyederhanaan dari suatu realitas yang kompleks

15. Pembentukan KPH adalah proses pengembangan kesepahaman dan kesepakatan pihak-pihak terkait dalam hal penjabaran arahan

Rencana Pengelolaan KPHP Model Unit III Lakompa Kabupaten Buton I - 10 Pencadangan KPH ke dalam unit pengelolaan hutan pada suatu wilayah, yang dapat meliputi satu wilayah kabupaten / kota tertentu, ataupun meliputi wilayah beberapa kabupaten / kota, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk buku dan peta KPHP

16. Penetapan KPH adalah rangkaian akhir dari pembentukan KPH berupa pengesahan KPH oleh Menteri Kehutanan

17. Rancang Bangun KPH adalah rancangan makro KPH yang memuat hasil identifikasi dan delinasi areal yang akan dibentuk menjadi KPH dalam bentuk buku dan peta

18. Kriteria dan standar pembentukan KPHP adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan Kesatuan Pengelolaan Hutan

19. Komoditas andalan kehutanan adalah produk kehutanan yang dapat dikelola dan lebih dikembangkan menjadi kekuatan utama untuk mendukung pertumbuhan wilayah, yang dicirikan oleh daya serap tenaga kerja yang relatif tinggi, kontribusi terhadap pendapatan daerah yang relatif besar, serta daya mengangkat atau daya dorong terhadap pertumbuhan sektor non kehutanan yang relatif kuat

20. Komoditas komersial kehutanan adalah hasil-hasil hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif untuk diusahakan atau dimanfaatkan sebagai komoditas bisnis berbasis kehutanan

21. Komoditas unggulan kehutanan adalah produk kehutanan yang mampu bersaing dengan komoditas serupa yang berasal dari provinsi atau negara lain, baik pada pasar nasional maupun pada pasar internasional

22. Konservasi adalah upaya mempertahankan, meningkatkan dan atau mengembalikan daya dukung lahan hutan, untuk menjamin kelestarian fungsi dan manfaat lahan hutan yang bersangkutan, melalui pemanfaatan secara bijaksana.

23. Perlindungan dan Pengamanan Hutan adalah upaya-upaya untuk melindungi dan mengamankan sumberdaya hutan dari berbagai

Rencana Pengelolaan KPHP Model Unit III Lakompa Kabupaten Buton I - 11 gangguan seperti, kebakaran hutan, serangan hama dan penyakit, perambahan dan pencurian hasil hutan, perburuan liar, dan lain-lain

24. Kemitraan adalah suatu kerjasama yang sinergis diantara para pemangku kepentingan yang didasari prinsip-prinsip : saling ketergantungan, saling membutuhkan, saling mempercayai, saling mendukung dan saling melindungi, demi terwujudnya tujuan dan sasaran pengembangan

25. Konflik adalah ketegangan atau ketidakharmonisan hubungan antar individu atau kelompok-kelompok sosial sebagai akibat dari adanya perbedaan pemahaman, perbedaan persepsi dan atau perbedaan kepentingan dalam upaya pencapaian tujuan atau sasaram pengembangan

26. Jejaring adalah sistem komunikasi yang dikembangkan dan memungkinkan semua stakeholder untuk saling berinteraksi (bertukar informasi) secara langsung ataupun tidak langsung, dengan menggunakan beragam media (multi-media), dalam kedudukan yang setara atas dasar saling membutuhkan dan saling ketergantungan

27. Masyarakat lokal adalah kelompok masyarakat di dalam suatu kawasan geografis tertentu, meliputi penduduk asli atau penduduk tradisional dan para pendatang yang melakukan pemukiman swakarsa

28.

Stakeholders

adalah pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung

secara maupun tidak langsung, dengan suatu program atau kegiatan

29. Peran multipihak adalah fungsi, kedudukan dan tugas yang seharusnya diemban oleh masing-masing

stakeholder

dalam kaitan dengan pembentukan dan pengembangan KPH

30. Pengembangan sumberdaya manusia (SDM) adalah segala upaya yang ditujukan untuk peningkatan mutu, baik dalam kualifikasi maupun

Rencana Pengelolaan KPHP Model Unit III Lakompa Kabupaten Buton I - 12 produktivitas SDM, pada hakekatnya diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat

31. Pengusahaan hutan adalah upaya pemanfaatan sumberdaya hutan berdasarkan azas kelestarian fungsi dan azas perusahaan yang meliputi penanaman, pemeliharaan dan pengamanan, pemanen hasil, serta pengolahan dan pemasaran hasil hutan

32. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya-upaya pemulihan, dan peningkatan fungsi lahan dan hutan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap berjalan

33.

Social forestry

adalah sistem pengelolaan kawasan hutan negara dan

atau hutan hak, melalui pelibatan masyarakat setempat sebagai pelaku dan atau mitra utama dalam rangka peningkatan kesejahteraan mereka dan perwujudan kelestarian hutan

34. Wilayah pengelolaan hutan pada tingkat kabupaten / kota adalah himpunan unit-unit pengelolaan hutan di wilayah kabupaten / kota

35. Wilayah pengelolaan hutan pada tingkat provinsi adalah himpunan wilayah-wilayah pengelolaan hutan pada tingkat kabupaten / kota dan unit pengelolaan hutan lintas kabupaten/kota dalam satu provinsi.

36. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

37. Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyususnan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

Rencana Pengelolaan KPHP Model Unit III Lakompa Kabupaten Buton I - 13 38. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan

hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

39. Blok adalah bagian dari wilayah KPH dengan persamaan karakteristik biogeofisik dan sosial budaya, bersifat relatif permanen yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen.

40. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang sama.

41. Wilayah tertentu antara lain adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya berada diluar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

42. Lakompa adalah nama lokal dari masyarakat untuk mernamai gugusan pegunungan yang terletak dikawasan selatan pulau Buton, tepatnya kawasan hutan di sekitar Kecamatan Lapandewa, Kecamatan Sampolawa, Kecamatan Batauga, dan Kecamatan Pasarwajo.