• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN DAN PERPADUAN BATIK MEGA MENDUNG DENGAN BATIK DARI TIONGKOK

4.1 Batik Mega Mendung

Motif batik mega mendung tergolong kedalam kelompok motif wadasan. Motif wadasan merupakan motif yang berbentuk batu karang laut yang mempunyai alur seperti awan-awan yang menggumpal. Motif mega mendung dipengaruhi oleh budaya Tiongkok yang masuk ke Cirebon pada abad ke XVI. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada warna motif mega mendung yang berwarna biru dan putih yang diambil dari warna-warna keramik dari Tiongkok yang diberikan Putri Ong Tien kepada Sunan Gunung Jati. Warna motif mega mendung terdiri dari warna biru tua sampai warna biru muda (lihat Gambar 4.1).

Dapat dilihat pada Gambar 4.1 bahwa motif batik mega mendung tersebut berwarna biru tua dan biru muda. Warna biru tua pada motif mega mendung menggambarkan awan yang mengandung hujan, sedangkan awan yang berwarna biru muda menggambarkan langit yang cerah yang mengisyaratkan kehidupan manusia semakin cerah.

Motif mega mendung awalnya tidak hanya berwarna biru muda dan biru tua saja, tetapi juga memakai warna merah. Hal tesebut dikarenakan proses pembuatan batik di Cirebon tidak hanya dilakukan oleh wanita saja, tetapi pria

juga berperan dalam proses pembuatan batik. Warna merah pada batik mega mendung menyimbolkan kedinamisan dan kemaskulinitasan pembuatnya. Selain itu warna biru dan merah tersebut juga melambangkan psikologis masyarakat pesisir yang bebas dan terbuka.

Sekarang ini, perkembangan gradasi warna pada motif mega mendung lebih beragam. Dulunya, motif batik mega mendung hanya mempunyai gradasi bitu tua sampai biru muda dan warna putih. Akan tetapi, penggunaan warna pada batik mega mendung sudah bervariasi sampai saat ini dengan menggunakan warna-warnah yang cerah, seperti warna merah, hijau, jingga, dan warna ungu. Gradasi warna pada motif batik mega mendung pun lebih bervariasi, mulai dari tiga gradasi, lima gradasi, bahkan sampai sebelas gradasi. Contoh variasi dan gradasi dari motif batik mega mendung dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Gambar motif batik mega mendung(kiri) Gambar 4.2 Variasi dan gradasi pada motif batik mega mendung (kanan)

Motif batik mega mendung sekarang ini sudah banyak dikombinasikan dengan motif-motif batik yang ada di Cirebon. Hal tersebut dapat dilihat pada karya pengrajin batik di desa Trusmi Cirebon disebabkan permintaan pasar yang tinggi terutama kalangan perancang busana. Para pengrajin selalu memasukkan

unsur awan pada motif batik yang dibuatnya karena motif awan ini merupakan ciri khas dari motif-motif batik di Cirebon walaupun motif awan tersebut bukanlah motif yang utama. Biasanya motif awan hanyalah sebagai motif-motif pendamping atau motif pembantu terhadap motif yang akan ditonjolkan seperti pengrajin menginginkan motif kupu-kupu, maka motif awan dijadikan sebagai latar dari gambar kupu-kupu yang menggambarkan kupu-kupu terbang di atas awan. Kemudian motif mega mendung dikombinasikan dengan ikan, maka fungsi motif mega mendung adalah sebagai air. Untuk itu, alasan pengrajin batik mengkombinasikan antara motif batik mega mendung dengan motif-motif flora maupun fauna adalah karena motif batik mega mendung sangat cocok dan mudah dikombinasikan dengan motif apa saja dan menghasilkan suatu karya yang indah. Penggunaan gradasi pada motif batik mega mendung tidak ada aturan dalam pewarnaannya, karena hal tersebut merupakan sebuah seni pada motif batik yang bertujuan untuk memperkaya, menambah jenis motif tanpa meninggalkan secara keseluruhan nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Pada awalnya motif batik mega mendung hanya memakai gradasi warna yang sama, misalnya warna merah muda sampai warna merah tua.

Akan tetapi semakin berkembangnya motif dan warna pada batik mega mendung, para pengrajin sudah mengkombinasikan warna-warna yang berbeda pada gradasi motif batik. Contohnya motif berwarna hijau, warna gradasinya adalah warna putih pada garis tepi motif, gradasi pada bagian tengah motif berwarna hijau muda sampai warna hijau tua, dan pada bagian paling dalam motif berwarna hitam.

Gambar 4.4 Gambar gradasi warna hijau pada motif batik mega mendung

Hal tersebut dilakukan untuk menekankan bentuk motif dan warna yang unik dan menghidarkan konsumen dari rasa kejenuhan terhadap motif yang sama. Perbedaan warna gradasi pada motif tentu saja harus penuh pertimbangan dan haruslah dengan warna yang senada, seperti penggunaan warna putih yang dikombinasikan dengan warna biru muda sampai warna biru tua. Warna putih yang dikombinasikan dengan warna biru muda sampai biru tua adalah memberi kesan awan yang sejuk dan nyaman. Kemudian contoh selanjutnya warna putih dengan warna jingga tua dan warna coklat. Warna tersebut merupakan warna

motif mega mendung klasik yang mempunyai makna kestabilan, keagungan, dan penuaan (Prasetioningtyas, 2011:119).

4.1.1 Karakteristik Motif Batik Mega Mendung

Karakteristik motif batik mega mendung mempunyai perbedaan dibandingkan dengan motif-motif batik dari daerah yang ada di pesisir pantai pulau Jawa. Adapun karakteristik dari motif batik mega mendung ini adalah motif yang berbentuk awan-awan dan berwana cerah serta tegas. Selain itu juga mempunyai filosofi dan nilai-nilai sosial dan keagamaan.

4.1.2 Filosofi Motif Batik Mega Mendung

Motif batik mega mendung diciptakan sebagai suatu karya seni yang unik, selain itu juga mempunyai filosofi yang mendalam. Adapun filosofi dari motif ini adalah dalam paham Taoisme28 motif ini menggambarkan dunia atas yang luas, dimana diatas langit itu merupakan tempat tinggal para dewa. Sedangkan makna motif batik mega mendung dalam ajaran Islam adalah sebagai pembawa hujan yang dinanti-nantikan masyarakat Cirebon. Hujan merupakan sumber kehidupan tanpa adanya hujan manusia tidak bisa hidup.

Pada motif batik mega mendung, warna biru tua menggambarkan awan gelap yang membawa air hujan, sedangkan warna biru muda menggambarkan

28

Paham Taoisme juga dikenal dengan Daoisme (道家 dào jiā atau 道教 dào jiào), yang diprakarsai oleh Lao Tzu (老子 lăo zi). Taoisme merupakan aliran filsafat yang berasal dari Tiongkok yang berumur ribuan tahun dan merupakan akar pemikiran yang sudah ada sebelum masa konfusiusme.

kehidupan manusia yang semakin cerah. Garis-garis gambar dari motif mega mendung merupakan gambaran perjalanan kehidupan manusia mulai dari lahir, anak-anak, menuju remaja, dewasa, sampai berumah tangga, dan mati. Pada motif mega mendung ini antara lahir tersambung garis yang kesemuanya menyimbolkan kebesaran Tuhan.

Dokumen terkait