• Tidak ada hasil yang ditemukan

M esin mesin pembuat Tepung Ikan terdiri dari

BATU GUNUNG

1. Batu gunung belah harus keras, padat dan tidak boleh mengandung cadas atau tanah

2. Batu gunung untuk keperluan yang nampak (pasangan batu muka atau pasangan tanpa plesteran), bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak boleh memperlihatkan tanda – tanda lapuk atau berpori

S P L I T

1. Split adalah batu pecah (hasil olahan stone crusher) yang harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm.

2. Split untuk beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI 1971 (NI-2) diantaranya : harus terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah / hancur oleh pengaruh cuaca.

3. Split harus cukup bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 3 %. 4. Ukuran split yang digunakan tidak lebih dari 2 x 3 cm.

2.5. PORTLAND CEMENT (NI-8, PBI 1971/ NI-2)

1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan dalam kantong utuh / baru.

2. Bila digunakan PC yang telah lama disimpan harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas dan direksi

3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat kering

4. PC yang yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai

1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat, dengan ketentuan ketentuan segala sifat dari kekurangan – kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak merusak atau mengurangi nilai konstruks

2. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu kelas 1 dan kelas 2

3. Yang dimaksud dengan kayu mutu kelas 1 adalah kayu yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

d. Harus kering udara

e. Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm f. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok g. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu, dan retak – retak dalam

lingkaran tumbuh tidak melebihi 1/5 tebal kayu

h. Miring arah serat (tangensial 0 tidak boleh melebihi dari 1/10

4. Yang disebut kayu mutu kelas 2 adalah kayu yang tidak termasuk dalam mutu kelas 1, tetapi memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

a. Kadar lengas kayu tidak lebih 18 %.

b. Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga tidak lebih dari 5 cm c. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok

d. Retak – retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan retak – retak menurut lingkaran tumbuh, tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu

e. Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/7 5. Bahan – bahan kayu berlapis :

a. Teakwood harus berkualitas baik, corak maupun seratnya harus terpilih dan warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih yang baik

b. Plywood / tripleks harus berkualitas baik corak maupun seratnya, dan warnanya merata dengan lapisan yang padat

2.7. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/NI-3)

1. Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik – pabrik baja yang dikenal dan yang berbentuk batang – batang polos atau batang – batang yang diprofil (besi ulir)

2. Mutu baja tulangan yang dipakai U24 (besi polos) untuk tulangan yang lebih kecil dari diameter 16 mm, dan mutu baja U32 (besi ulir) untuk tulangan yang lebih besar atau sama dengan diameter 16 mm.

3. Ukuran besi dalam pelaksanaan harus sama dengan ukuran dalam gambar (ukuran penuh/ full)

4. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak berlapis seng

5.

2.8. B E T O N ( PBI 1971/ NI-2)

1. Campuran beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan kekuatan tekan karakteristik yang disyaratkan untuk beton yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan dari jumlah besar hasil – hasil pemeriksaaan benda uji.

2. Kekuatan beton adalah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji kubus, yang berisi 10 cm pada umur 28 hari.

3. Benda – benda kubus harus dibuat dari cetakan/ mal besi plat yang licin sehingga diperoleh bidang permukaan kubus yang rata. Setiap interval 5 m3 beton harus diambil 1 (satu) benda uji. Benda – benda uji tersebut ditest pada saat :

- umur 3 hari sebanyak 3 buah

- umur 7 hari sebanyak 3 buah

- umur 19 hari sebanyak 3 buah

- umur 28 hari sebanyak 3 buah

Cetakan kubus harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dilepas dari betonnya, kemudian diletakkan di atas bidang yang rata dan kedap air

4. Adukan beton untik benda – benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap perlu adukan beton diaduk lagi sebelum dituangkan kedalam cetakan.

5. Kubus – kubus atau benda uji yang telah dicetak, harus disimpan di tempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam setelah kubus – kubus tersebut dilepas dengan hati – hati dari cetakannya, atas seizin Konsultan Pengawas.

Setelah itu masing – masing kubus tersebut diberi tanda seperlunya dan disimpan di tempat dengan suhu yang sama dengan suhu udara luar sampai pada saat pemeriksaan.

6. Kubus – kubus tersebut pada umur yang disyaratkan diuji oleh laboratorium yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan direksi atas biaya kontraktor.

7. Campuran beton yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk beton non structural digunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3 Split

b. Untuk beton structural dipergunakan beton mutu K-225 dengan perbandingan adukan – adukannya harus dibuat mix design dari laboratorium beton dan harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam gambar.

8. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump, dengan sebuah kerucut terpancung (Abrams). Nilai – nilai untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut table 441 PBI 1971 / NI-2

2.9. BAJA PROFIL/ BAJA KONSTRUKSI (PPKBI 1980)

1. Baja konstruksi atau baja bangunan terdiri dari baja gilas, baja tempa dan baja tuang. Yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah baja gilas

Baja gilas terbagi dalam :

a. Baja yang diperdagangkan, yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian, penelitian, pengukuran dan penimbangan

b. Baja konstruksi yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian : penelitian, pengukuran, penimbangan, pengujian tarik, pengujian lentur dalam keadaan dingin.

c. Baja beton seperti telah dijelaskan sebelumnya

2. Syarat – syarat pengujian

Pada pengujian penelitian, pengukuran harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a. Baja gilas berbentuk berbentuk profil, strip dan plat harus halus permukaannya tanpa

kerak – kerak, rengat – rengat, gelembung – gelembung, kerutan – kerutan dan cacat lainnya.

b. Penggilasan baja ke dalam bentuk – bentuk profil, batang dan strip yang dikehendaki harus dilakukan dengan teliti. Permukaan baja siku harus bersih dari serpihan dan pertemuan bidang – bidang yang rata harus 90 derajat bidang luas dan kedua flems dari baja profil I harus sejajar.

c. Baja tulangan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971

d. Cacat – cacat ringan pada permukaan yang tidak mengganggu penggunaan bahan tersebut dapat diizinkan antara lain bekas – bekas gilas dan rengat – rengat kecil pada permukaan boleh dibersihkan, asalkan alur – alur yang timbul karenanya tidak menyebabkan penyimpangan tebal yang lebih besar dari pada diizinkan

Dokumen terkait