• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batuan Sedimen Terrigenous Clastic

Dalam dokumen 63430369-Geologi-Umum-4arale (Halaman 32-36)

BAB VI BATUAN SEDIMEN

Terdapat 4 kelompok utama batuan sedimen berdasarkan proses terjadinya, yaitu 1. Terrigeneous Clastics

3. Chemical Precipitates-Evaporates

6.5 Batuan Sedimen Terrigenous Clastic

Material sedimen dan batuan sedimen akan sangat berkaitan, karena material sedimen tertentu akan membentuk jenis batuan sedimen tertentu. Sebelum membahas lebih lanjut perlu dibedakan terlebih dahulu antara sedimen dengan batuan sedimen. Sedimen merupakan kumpulan material klastik lepas (loose aggregates) yang belum mengalami proses litifikasi (pembatuan), apabila material sedimen tersebut telah mengalami proses litifikasi maka kita sebut batuan sedimen. Lempung, lanau, pasir merupakan kumpulan material sedimen apabila telah mengalami litifikasi maka penamaanya akan berubah menjadi batulempung, batulanau, dan batupasir.

Jenis-jenis Batuan Sedimen Terrigeneous Clastics

Jenis batuan sediment klastik dibagi berdasarkan ukuran butir material sediment penyusunnya. Secara umum batuan sediment klastik terbagi menjadi 3 jenis yaitu :konglomerat & breksi, batupasir dan shale

• Konglomerat

Konglomerat merupakan batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh komponen berupa sedimen gravel (ukuran butir > 2 mm) yang secara lebih detil dibagi menjadi boulders, cobbles, pebbles, dan granules serta matriks yang berukuran pasir dan lempung yang telah mengalami

proses litifikasi. Jenis batuan ini disebut juga sebagai rudaceous, konglomerat yang bentuk komponennya relatif menyudut disebut breksi.

Gambar 6.4 Konglomerat sebagai Hand Specimen

Tekstur Konglomerat

Konglomerat memiliki tiga penyusun utama yaitu komponen (Clast), matriks, dan semen. Komponen merupakan gravel penyusun utama dari konglomerat, matriks merupakan material sedimen yang lebih halus terdapat antara komponen, sedangkan semen merupakan penghubung/perekat antara komponen dengan komponen dan juga penghubung/perekat antara komponen dengan matriks.

Terdapat beberapa penamaan konglomerat berdasarkan teksturnya. Berdasarkan proporsi kandungan matriks dalam konglomerat terdapat istilah Konglomerat pasiran (sandy conglomerate) dan konglomerat lempungan (muddy conglomerate) yang penamaannya tergantung pada ukuran butir dari matriksnya, istilah ini berlaku apabila kandungan matriks lebih dari 20% . Berdasarkan hubungan antara komponen dengan matriksnya terdapat istilah clast supported (yang menandakan antar komponen saling bersentuhan dalam batuan) dan matrix supported (yang menandakan bahwa kebanyakan komponen tidak saling bersentuhan dan dikelilingi oleh matriks). Konglomerat dengan tekstur clast supported dinamakan orthoconglomerate, sedangkan konglomerat dengan tekstur matrix supported dinamakan paraconglomerate.

Konglomerat juga bisa dinamakan berdasarkan dominasi dari jenis gravelnya, sebagai contoh konglomerat yang didominasi oleh jenis gravel berukuran antara 64 mm sampai 256 mm dinamakan cobble conglomerate.

Gambar 6.5 Penyusun Breksi (Kiri) dan Konglomerat (kanan)

Hampir semua jenis litologi ditemukan sebagai komponen pada batuan konglomerat. Sehingga jenis batuan sediment klastik ini memiliki komposisi penyusun yang bermacam-macam dari berbagai jenis batuan (sediment, beku, dan metamorf).

Variasi dari komposisi jenis komponen merupakan hal yang penting dalam penamaan konglomerat, berdasarkan variasi jenis dari batuan terdapat istilah konglomerat monomyct, oligomyct, dan polymict. Istilah monomik digunakan untuk konglomerat yang memiliki komponen hanya satu jenis, oligomik digunakan untuk konglomerat yang memiliki komponen dua atau tiga jenis, dan istilah polimik digunakan apabila konglomerat memiliki komponen berbagai jenis. Terdapat istilah intraformational conglomerate yang digunakan apabila jenis material penyusun komponen sama dengan jenis material penyusun matriks.

• Batupasir

Batupasir merupakan jenis batuan sediment klastik yang tersusun utamanya oleh komponen sediment yang berukuran pasir (antara 63 mikronmeter hingga 2 mm) dan matriks dengan ukuran butir kurang dari 63 mikron meter yang telah mengalami proses litifikasi. Jenis batuan sediment ini disebut juga sebagai arenaceous.

Gambar 6.6 Batupasir sebagai Hand Specimen

Komposisi Batupasir

Butiran pasir dibentuk oleh penghancuran batuan yang telah ada sebelumnya akibat proses pelapukan dan erosi dan dari material yang terbentuk di lingkungan transportasi dan pengendapan. Produk penghancuran ini terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu detrital mineral grains dan lithic fragment. Butiran yang terbentuk dalam lingkungan pengendapan berasal dari proses biogenic namun ada juga yang terbentuk akibat reaksi kimia.

Detrital Mineral Grains

Banyak sekali jenis mineral yang terdapat pada batupasir yang akan dijelaskan disini hanya jenis mineral yang paling umum terdapat pada batupasir :

 Kuarsa

Kuarsa merupakan mineral yang paling umum ditemukan sebagai butiran dalam batupasir. Kuarsa berasal dari batuan beku granit dan batuan metamorf gneiss, merupakan mineral yang paling stabil dan tahan terhadap proses penghancuran kimia. Butiran kuarsa dihancurkan dan diabrasi selama transportasi tetapi dengan nilai kekerasan 7 pada skala Mohs membutuhkan jarak dan waktu yang cukup lama untuk menghancurkan butiran kuarsa.

Feldspar merupakan mineral yang kurang stabil, lebih mudah mengalami perubahan kimia selama proses pelapukan dan memiliki kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kuarsa. Berasal dari berbagai jenis batuan beku dan pada beberapa jenis batuan metamorf. Feldspar umumnya ditemukan pada kondisi dimana pelapukan kimia pada batuan dasar (bedrock) tidak terlalu intensif dan jalur transportasi dari sumber ke tempat pengendapan relatif dekat.

 Mika

Dua mineral mika yang paling umum dan terdapat melimpah sebagai butiran detritus pada batupasir yaitu biotit dan muskovit. Muskovit lebih tahan terhadap pelapukan dibandingkan dengan biotit. Mika berasal dari batuan beku dengan komposisi asam dan menengah dan dari batuan metamorf jenis schists dan gneiss.

 Mineral Berat (Heavy Mineral)

Mineral berat adalah mineral yang memiliki berat jenis lebih dari 2,85 gr/cm3. Kebanyakan batupasir mengandung proporsi yang sedikit, umumnya kurang dari 1%, mineral berat. Jenis mineral berat yang umum terdapat pada batupasir yaitu: zirkon, turmalin, rutile, apatit, dan garnet. Fragmen Batuan (Lithic Fragment)

Fragmen batuan merupakan fragmen hasil penghancuran batuan yang telah ada sebelumnya yang berukuran pasir. Fragmen batuan pada batupasir berasal dari berbagai jenis batuan baik batuan sedimen, batuan beku, dan batuan metamorf.

Partikel Biogenik

Bagian kecil dari kalsium karbonat ditemukan pada batupasir hancuran dari kulit moluska dan organisme lainnya yang memiliki bagian gampingan (calcareous) yang keras. Fragmen tulang dan gigi juga ditemukan tetapi umumnya langka. Kayu, biji, dan bagian dari tanaman darat lainnya bisa terawetkan pada batupasir yang diendapkan di lingkungan darat dan laut.

Mineral Autigenik

Mineral yang kristalnya tumbuh pada lingkungan pengendapan dinamakan mineral autigenik. Mineral autigenik ini sangat penting sebagai indikator lingkungan pengendapan tertentu. Sebagai contoh glauconite yang menandakan lingkungan pengendapan laut dangkal.

Penamaan & Klasifikasi Batupasir

Penamaan batupasir akan sangat berkaitan dengan klasifikasi yang akan digunakan karena klasifikasi yang berbeda akan memberikan penamaan yang berbeda pula. Sistem klasifikasi batupasir pada umumnya didasarkan pada kandungan mineralogi, yaitu kandungan komposisi penyusun batupasir yang utama meliputi kandungan kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan. Pada klasifikasi tertentu seperti pada Pettijohn (1975) mengkombinasikan antara kriteria tekstural (kandungan matriks) dan kandungan mineralogi. Sistem klasifikasi batupasir lainnya meliputi klasifikasi yang diajukan oleh McBride, Selley, dan Folks.

• Shale

Batuan sedimen klastik yang tersusun oleh material sedimen yang berukuran kurang dari 63 mikronmeter yang telah mengalami proses litifikasi (pembatuan). Batuan sedimen klastik jenis kurang mendapatkan perhatian dibandingkan dengan jenis batuan sedimen klastik lainnya padahal pada kenyataannya secara volumetri shale paling umum diantara jenis batuan sedimen klastik lainnya.

Material Sedimen Penyusun Shale

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa material sedimen penyusun shale berukuran kurang dari 63 mikronmeter. Pada skala Wentworth ukuran butir yang kurang dari 63 mikronmeter terdapat dua jenis material sedimen yaitu :

1.

Lempung (Clay) : material sedimen berukuran kurang dari 4 mikronmeter

2.

Lanau (Silt) : material sedimen berukuran antara 4 sampai 63 mikronmeter

Material sedimen hasil campuran antara lempung dan lanau tanpa proporsi yang jelas disebut dengan istilah Mud.

Jenis Shale

Berdasarkan material sedimen penyusunnya shale bisa dibagi menjadi beberapa jenis menurut Folk (1974), yaitu :

1.

Batulempung (Claystone) : Shale yang tersusun oleh material berukuran lempung (< 4 mikronmeter) lebih dari 1/3 bagian.

2.

Batulanau (Siltstone) : Shale yang penyusunnya didominasi oleh material sedimen berukuran lanau (4 – 63 mikronmeter).

3.

Mudstone : Shale yang tersusun oleh mud (material sedimen campuran antara lempung dan lanau) dengan komposisi lempung dan lanau masing-masing lebih dari 1/3 bagian.

Gambar 6.7 Hand Specimen Shale (Mudrock)

6.6 Deskripsi Batuan Sedimen

Dalam dokumen 63430369-Geologi-Umum-4arale (Halaman 32-36)

Dokumen terkait