• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Perusahaan memiliki jenis variabel yang dapat dikendalikan dan variabel yang tidak dapat dikendalikan. Variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan adalah kekuatan-kekuatan yang biasanya berasal dari luar organisasi. Sedangkan bauran pemasaran adalah jenis variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Marketing Mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 1997: 48).

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel pemasaran, yaitu produk, harga, saluran distribusi, dan kegiatan promosi yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi konsumen. Penetapan komposisi yang tepat dari keempat variabel dapat menunjang keberhasilan strategi perusahaan dalam menciptakan image produk yang diinginkan oleh perusahaan. Secara singkat keempat variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan, meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi dan ide- ie (Kotler, 1997: 48). Strategi produk sangat penting karena dengan penampilan produk yang khas akan menciptakan image tersendiri bagi konsumen, yang akan membuat konsumen terkesan dan mengingatnya.

Ada tiga karakteristik wujud fisik produk (Kotler, 1992: 354-357): a. Mutu produk .

Menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, yang termasuk dalam mutu produk adalah ketahanan, kehandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi, dan atribut-atribut lainnya yang bernilai. Dari sudut pemasaran mutu harus diukur dari segi persepsi pembeli. Mutu produk juga dapat ditunjukkan melalui nama merk, kemasan, distribusi dan promosi, semua unsur ini harus sama-sama mengkomunikasikan dan mendukung citra produk.

b. Ciri Produk.

Ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan suatu produk perusahaan dengan produk pesaing.

c. Desain produk.

Desain produk merupakan salah satu sarana perusahaan untuk mewujudkan keistimewaan dari produk yang dibuatnya. Desain produk

juga merupakan sarana dalam pemasaran perusahaan. Produk yang didesain dengan baik akan menarik perhatian konsumen dan akan meningkatkan penjualan serta pendapatan perusahaan.

2. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk. Harga seringkali menjadi bahan pertimbangan utama sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa. Oleh karena itu manajer harus mampu menetapkan harga yang bersifat akomodaif sehingga mampu memenuhi kepentingan konsumen dan produsen.

3. Saluran Distribusi.

Saluran distribusi adalah aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Pemilihan saluran distribusi yang tepat akan menunjang keberhasilan masalah penempatan produk.

4. Promosi.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk calon konsumen untuk membelinya. Promosi bertujuan meningkatkan keseluruhan volume penjualan perusahaan dan mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkan perusahaan.

C. Perepsi Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan kepuusan, persiapan, dan penenuan kegiatan-kegiatan tersebut (Engel, Swasta & Handoko, 1997: 10).

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan di pasar. Persepsi timbul karena adanya rangsangan dari luar yang mampu mempengaruhi dan membujuk orang untuk membeli.

1. Pengertian persesi.

Ada banyak definisi tentang persepsi. Berikut ini disajikan beberapa definisi persepsi menurut beberapa ahli:

a. Nalcom & Steve (1988: 51), menyatakan bahwa:

Persepsi (perception) adalah proses mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi yang datang dari organ-organ indra sebelum dapat dimengerti.

b. Thoha Miftah (1983: 141), menyatakan bahwa:

Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.

c. Bimo Walgito (1994: 53), berpendapat bahwa:

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan, diterimanya stimulus melalui reseptor kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, dengar dan sebagainya.

d. Salahudin (1990: 91), berpendapat bahwa:

Persepsi adalah mengenal sesuatu melalui alat indra dengan secara global dan belum disertai kesadaran. Sedangkan subjek dan objek belum terbedakan satu dari lainnya. Baru ada proses memiliki tanggapan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perspsi adalah proses memahami, menerima, mengorganisasikan, menginterpretasikan, rangsangan dari lingkungan sekitar melalui panca indra, sehingga individu dapat menyadari dan mengerti mengenai sesuatu yang diindrakan.

1. Syarat Persepsi

Syarat seseorang mengadakan persepsi menurut Bimo (1994: 53-54) sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi.

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indra atau reseptor, kemudian diteruskan ke otak dan terjadilah pross psikologis.

b. Alat indra atau reseptor.

Alat untuk menerima stimulus. Tetapi perlu dibantu syaraf sensoris yaitu syaraf yang menghubungkan stimulus sampai ke otak dan syaraf motorik yang mengadakan penyampaian stimulus untuk mengadakan respon.

c. Perhatian.

Dalam persepsi perlu adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama untuk mengadakan persepsi sebagai suatu persiapan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Bimo (1994: 56) adalah:

a. Kesadaran.

Pada saat kita senang atau murung kita akan menghasilkan suatu persepsi yang berbeda tergantung kesadaran kita pada saat kita melihat suatu benda.

b. Ingatan.

Indra kita yang secara teratur akan menyimpan data-data yang kita terima. Dalam rangka untuk memberikan arti, secara terus menerus orang cenderung untuk terus menerus membanding-bandingkan penglihatan, suara, dan pengindraan lainnya dengan ingatan- ingatan pengalaman lalu yang mirip.

Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi lalu dan saat itu, lalu membuat interpretasi dan evaluasi.

d. Bahasa.

Bahasa yang jelas dapat mempengaruhi kognisi kita, memberikan bentuk pada persepsi secara langsung.

e. Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis merupakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi.

Sering terjadi, interpretasi terhadap data pengindraan hanya mempunyai satu kemungkinan saja, sehingga “pencarian” hipotesis persepsi yang terjadi dilakukan dengan sangat cepat, otomatis dan berada sedikit di bawah kesadaran.

D. Atribut Produk.

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan memperhatikan atribut-atribut produk apa saja yang hendak dikembangkan dan mana yang sebaiknya tetap dipertahankan. Produk yang akan dianggap baik oleh konsumen adalah produk yang memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Produk seperti itu adalah yang berhasil.

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk-produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli (Gitosudarmo, 1995: 188).

Sedangkan menurut Tjiptono (1995: 176), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan

dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merk, harga, rasa, kemasan, dan lain- lain.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan atribut produk adalah unsur- unsur yang melekat pada suatu produk yang menimbulkan manfaat bagi produk tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

E. Pengertian Pendapatan.

Pengertian pendapatan sangat erat dengan penghasilan, bahkan banyak orang yang menyamakan kedua pengertian tersebut (San S. Hutabarat, 1978: 92). Pendapatan dan penghasilan mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang yang masuk dalam suatu usaha rumah tangga dari sektor usaha baik sektor formal atau informal yang dinilai dengan satuan uang (Rupiah) yang meliputi gaji dan macam- macam tunjangan antara lain: tunjangan asuransi kesehatan, tunjangan fungsional, tunjangan beras, tunjangan perbaikan rumah, dan pemberian balas jasa (As’ad, 2001: 16). Sedangkan pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan pendapatan atau uang saku bagi mahasiswa adalah besarnya arus uang yang masuk setiap bulannya dari orang tua masing- masing maupun dari hasil pekerjaan sambilan yang dilakukan oleh mahasiswa. Pendapatan ini diukur dengan cara memberi skor pada masing- masing tingkatan pendapatan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Yogyakarta sebesar Rp 460.000,00.

Pemberian skor sesuai dengan UMR Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Tingkat Pendapatan/ uang saku: Skor

= Rp 460.000 0

Rp 460.001 – Rp 920.000 1 Rp 920.001 – Rp 1.380.000 2

Rp 1.380.000 3

F. Pengertian Jenis Kelamin.

Jika mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa pria dan wanita dengan alasan bahwa berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata pria dan wanita mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso, 1998: 02).Secara kodrati pria dan wanita mempunyai perbedaan yang tidak dapat dipertukarkan. Kodrati artinya keistimewaan pria dan wanita yang diberikan sejak lahir oleh Tuhan. Terdapat pula perbedaan sifap dan perilaku yang dibentuk secara sosial/ budaya, sehingga membentuk perbedaan dalam perlakuan dan perkembangan antara pria dan wanita (Ervita, 2002: 03).

Pria dan wanita mempunyai perilaku yang khas dalam pola pikir, perasaan, alun seks, selera seks dan gambaran tentang pernikahan. Pola pikir pria mendekati masalah terutama dari luar dengan pikirannya, sedangkan wanita mendekati masalah dari dalam dengan memakai hatinya. Pola perasaan seorang pria cenderung dapat mengendalikan perasaan, tetapi perasaan wanita lebih mudah tergetar dan menjalar pada soal-soal yang lain.

Dari perbedaan itu, menyebabkan perbedaan pula pada perhatian, tanggapan, pandangan dan kesanggupan, karena dipengaruhi oleh sifat tradisi jenis kelamin. Dengan demikian perbedaan fisik dan psikologis mahasiswa dapat mempengaruhi persepsinya.

G. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu mengenai faktor- faktor yang berpengaruh terhadap persepsi antara lain: 1.Hasil Penelitian dari Eni Utaminingsih yang berjudul: “Persepsi

Mahasiswa Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi” (2004).

Dalam penelitian tersebut, terdapat dua tujuan yakni: a). Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa, b). Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Prestasi Belajar Mahasiswa. Populasi penelitian ini mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 116 mahasiswa. Penentuan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling denga n jumlah 90 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANOVA).

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa: a). Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa terhadap kurikulum berbasis kompetensi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa. Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa pria dan wanita terhadap kurikulum berbasis kompetensi. Diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,097 lebih kecil dari Ftabel sebesar 3,952 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. b). Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa terhadap kurikulum berbasis kompetensi berdasarkan prestasi

belajar mahasiswa. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa yang berprestasi belajar tinggi maupun mahasiswa yang berprestasi rendah terhadap kurikulum berbasis kompetensi. Diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,125 lebih kecil dari Ftabel sebesar 3,952, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

2.Hasil penelitian dari Sri Suwarni (2005) yang berjudul: “Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi”.

Dalam penelitian tersebut terdapat empat tujuan yakni: a). Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat ditinjau dari jenis kelamin. b). Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat ditinjau dari tingkat pendidikan. c). Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat ditinjau dari jenis pekerjaannya. d). untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat ditinjau dari tingkat pendapatan. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat di puskesmas Ngaglik I, yaitu masyarakat Gondangan Kecamatan Ngaglik.Penentuan sampel menggunakan teknik sampling Accidental

dengan jumlah sampel 90 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa: a). Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat tentang pela yanan kesehatan ditinjau dari jenis kelamin, menunjukkan X2 hitung 0,925 lebih kecil dari pada X2 tabel harga kritik Chi Kuadrat 3,841, maka Ho ditolak. Tidak ada perbedaan

persepsi di sini maksudnya persepsi antara pria dan wanita itu sama yaitu sama-sama menilai positif tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Ngaglik I. b). Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendidikan, menunjukkan X2 hitung 0,033 lebih kecil daripada X2 tabel harga kritik Chi Kuadrat 3,841, maka Ho ditolak. Tidak ada perbedaan persepsi disini maksudnya persepsi antara tingkat pendidikan yang tinggi dan rendah itu sama yaitu sama-sama menilai positif tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Ngaglik I. c). Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan ditinjau dari tingkat pendapatan, menunjukkan X2 hitung 0,875 lebih kecil dari pada X2 tabel harga kritik Chi Kuadrat 5,991, Maka Ho ditolak. Tidak ada perbedaan persepsi disini maksudnya persepsi antara responden dengan tingkat pendapatan yang berbeda adalah sama yaitu sama-sama menilai positif tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Ngaglik I. d). Tidak ada perbedaan persepsi antar kelompok masyarakat tentang pelayanan kesehatan masyarakat ditinjau dari jenis pekerjaan, menunjukkan X2 hitung 0, 021 lebih kecil dari pada X2 tabel harga kritik Chi Kuadrat 3,841, maka Ho ditolak. Tidak ada perbedaan persepsi disini maksudnya persepsi antara resonden bukan pegawai negeri sipil dan responden pegawai sipil itu sama yaitu sama-sama menilai positif tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Ngaglik I.

3.Hasil Penelitian dari Ika Puspawiningsih (2004) yang berjudul: “Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpina n Kepala Sekolah Ditinjau dari Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Masa Bekerja Dan Umur”.

Dalam penelitian tersebut terdapat empat tujuan yakni: a). Untuk mengetahui persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari jenis kelamin guru. b). Untuk mengetahui persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari pendidikan guru. c). Untuk mengetahui persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari masa bekerja guru. d). Untuk mengetahui persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari umur guru. Populasi penelitian ini adalah sejumlah guru yang ada disekolah SLTP Negeri 222 Jakarta tahun ajaran 2003/ 2004 sebanyak 227 orang, dengan sampel sebanyak 39 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Chi Kuadrat untuk masalah pertama dan kedua sedangkan ANOVA untuk masalah ketiga dan keempat.

Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa: a). Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari jenis kelamin guru, menunjukkan X2 hitung sebesar 0,106 dan X2 tabel sebesar 3,84 dengan dk=1 pada taraf nyata 5%. Jadi 0,106 < 3,84, dengan demikian hipotesis ditolak. Dengan kata lain guru laki- laki dan guru wanita mempunyai persepsi yang sama terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. b). tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari tingkat pendidikan guru, menunjukkan bahwa X2 hitung sebesar 0 dan X2 tabel sebesar 3,841 dengan dk=2 pada taraf nyata 5%. Jadi X2 hitung < X2 tabel dengan demikian hipotesis ditolak. c). Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari masa bekerja guru,

menunjukkan bahwa F rasio adalah 1,860 dengan probabilitas 0,128. Karena probabilitas > 0,05 maka Ho diterima ini berarti tidak ada perbedaan persepsi. d). Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ditinjau dari umur guru, menunjukkan bahwa F rasio adalah 0,658 dengan probabilitas 0,658. Karena probabilitas > 0,05 maka Ho diterima , ini berarti tidak ada perbedaan persepsi.

H. Hipotesis

1. Masalah pertama tidak menggunakan hipotesis. 2. Masalah kedua tidak menggunakan hipotesis.

3. Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin.

4. Ada perbedaan yang signifikan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku konsumen.

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan keseluruhan prosedur dan alat yang digunakan dalam penelitian. Penentuan metode penelitian menjadi penting karena digunakan untuk menentukan jawaban dari permasalahan penelitian. Oleh karena itu, dibawah ini akan diuraikan menge nai jenis penelitian, variabel penelitian,sumber data, teknik pengumpulan data, data yang dicari, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti. (Consuelo, 1993: 73).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican.

2. Objek Penelitian adalah persepsi konsumen atau responden terhadap atribut teh sosro.

C. Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian : Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican. 2. Waktu Penelitian : Bulan Mei 2007.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian ini adalah persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro.

2. Pengukuran variabel

Variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing- masing, maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan dengan cara data pada variabel , diperoleh melalui jawaban dari kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut akan diberi skor dengan menggunakan Skala Likert dimana terdapat pertanyaan positif (mendukung) dan pertanyaan negatif (tidak mendukung). Dalam pemberian skor pada Skala Likert mempunyai lima kategori sebagai berikut (Riduwan, 2002: 13):

Pertanyaan positif: Pertanyaan Negatif

(SS) : Sangat Setuju diberi skor 5 (SS) : Sangat Setuju diberi skor 1 (S) : Setuju diberi skor 4 (S) : Setuju diberi skor 2 (RR) : Ragu-ragu diberi skor 3 (RR) : Ragu-ragu diberi skor 3 (TS) : Tidak setuju diberi skor 2 (TS) : Tidak Setuju diberi skor 4

(STS) : Sangat Tidak Setuju (STS) : Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 diberi skor 5.

Tabel 1

Kisi-Kisi Instumen Penelitian Variabel Indikator Nomor butir

positif Nomor butir negatif Jumlah a. Kemasan 1,2 3 3 b. Bentuk dan rasa 4,5 6 3 1. Persepsi Konsumen terhadap atribut produk c. Harga 8 7 2 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin 1 1 3. Pendapatan Jumlah uang saku yang diterima mahasiswa setiap bulan 2 1

E. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Iqbal Hasan, 2002: 58). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican yang melakukan registrasi pada tahun 2007 yang berjumlah 4998 orang.

2. Sampel

Sutrisno Hadi (1993) mengemukakan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi, sedangkan Suharsimi

Arikunto (1998) mengemukakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Berdasarkan pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya yang dimiliki oleh penulis, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi hanya pada sebagian anggota populasi (sampel). Jumlah sampel dalam analisis data adalah jumlah sampel yang representative yaitu sebanyak 256 mahasiswa, sesuai dengan Tabel Krejcie (Sugiyono, 2003: 63).

F. Teknik Pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adala h metode

Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan dengan penelitian ini. Bertujuan disini diartikan bahwa dalam penelitian sampel ini, penelitian dilakukan secara subjektif mengambil sampel dengan anggapan bahwa sampel yang diambil representative bagi penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 1987; 107). Teknik sampling dalam penelitian ini dioperasikan dengan cara membagikan kuesioner kepada mahasiswa.

G. Teknik Pengumpulan data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencatat atau mengutip keterangan-keterangan yang ada pada perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian.

3. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung oleh pihak peneliti tentang objek yang diteliti.

4. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan subjek penelitian yang dikerjakan secara teratur dansistematis. Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner dan dokumentasi.

H. Teknik Pengujian Instrume n

Untuk mengetahui apakah instrumen sudah valid atau belum dilakukan pengujian-pengujian yang terdiri dari:

1. Pengujian Validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas tersebut digunakan teknik korelasi product moment (Suharsimi, 1998: 162).

( )( )

( )

{ ∑

}{ ∑

( )∑ }

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Keterangan:

rxy : Korelasi skor item dengan skor total X : Skor item

Y : Skor total

N : Jumlah responden

Kemudian harga rxy dikonsoltasikan dengan rtabel. Jika harga rxy

yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari rtabel, maka butir item yang dimaksud adalah valid, tetapi jika hasil perhitungan lebih kecil dari rtabelmaka item yang dimaksud tidak valid.

Untuk menguji validitas instrumen atau kuesioner terlebih dahulu item instrument ini diuji cobakan pada 30 responden diluar dari responden sampel. Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan program SPSS. Dengan taraf signifikan 5%, apabila rhitung suatu item pertanyaan lebih besar daripada rtabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk menentukan nilai rtabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus ini df 30-2=28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai rtabel 0,239. Berikut disajikan rangkuman hasil pengujian validitas butir-butir pertanyaan untuk variabel penelitian ini.

Tabel 2

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Indikator Kemasan

No item rhitung rtabel Keterangan

1 0.9264 0.239 Valid

2 0.9038 0.239 Valid

Tabel 3

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Indikator Bentuk Dan Rasa

No item rhitung rtabel Keterangan

1 0.8872 0.239 Valid

2 0.8337 0.239 Valid

3 0.7979 0.239 Valid

Tabel 4

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Indikator Harga

No item rhitung rtabel Keterangan

1 0.8420 0.239 Valid

2 0.8420 0.239 Valid

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas setiap pertanyaan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Sebuah instrumen dikatakan reliabel, apabila instrumen tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya (Suharsimi Arikunto, 1996; 168). Uji

Dokumen terkait