• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1 Kemasan 0.063 0.05 Normal

2 Bentuk dan Rasa 0.072 0.05 Normal

3 Harga 0.062 0.05 Normal

Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil normalitas untuk indikator kemasan diperoleh probabilitas hitung (p) 0,063. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari a= 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data kemasan normal. Hasil pengujian normalitas untuk indikator bentuk dan rasa diperoleh dari probabilitas hitung (p) 0,072.. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari a= 0,05. Hasil pengujian normalitas untuk indikator harga diperoleh probabilitas hitung (p) 0,062. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari a= 0,05 Hal tersebut berarti distribusi data harga normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari ketiga indikator tersebut adalah normal.

Tabel 15

Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas

No Indikator Fhitung Ftabel Keterangan

1 Kemasan 0.073 3.031 Homogen

2 Bentuk dan Rasa 0.327 3.031 Homogen

3 Harga 0.253 3.031 Homogen

a. Uji Homogenitas Kemasan

Tabel di atas menunjukkan bahwa test homogenitas kemasan adalah homogen. Diperoleh Fhitung sebesar 2,638 dengan penyebut (df 1) = 2 dan pembilang (df 2 ) = 256 pada signifikansi 0,073 (bila signifikansi di atas 0,05 maka data homogen). Untuk menguji homogenitas indikator dapat dibandingkan dengan tabel, dengan df 1 = 2 dan df 2 = 253 dengan taraf kesalahan yang diambil adalah 5%. Maka harga Ftabel sebesar 3,031. Ketentuan yang digunakan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, data tidak homogen. Jadi 0,073 < 3,031, dengan demikian data homogen.

b. Uji Homogenitas Bent uk dan Rasa

Tabel di atas menunjukkan bahwa test homogenitas bentuk dan rasa adalah homogen. Diperoleh Fhitung sebesar 1,123 dengan penyebut (df 1) = 2 dan pembilang (df 2) = 253 pada signifikansi 0,327 (bila signifikansi di atas 0,05 maka data homogen). Untuk menguji homogenitas indikator dapat dibandingkan dengan tabel, dengan df 1 = 2 dan df 2 = 253 dengan taraf kesalahan yang diambil adalah 5%. Maka harga Ftabel sebesar 3,031.

Ketentuan yang digunakan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, data tidak homogen. Jadi 0,327 < 3,031, dengan demikian data homogen.

c. Uji Homogenitas Harga

Tabel di atas menunjukkan bahwa test homogenitas harga adalah homogen. Diperoleh Fhitung sebesar 1,384 dengan penyebut (df 1) = 2 dan pembilang (df 2) = 253 pada signifikansi 0,253 (bila signifikansi di atas 0,05 maka data homogen). Untuk menguji homogenitas indikator dapat dibandingkan dengan tabel, dengan df 1 = 2 dan df 2 = 253 dengan taraf kesalahan yang diambil adalah 5%. Maka harga Ftabel sebesar 3,031. Ketentuan yang digunakan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, data tidak homogen. Jadi 0,253 < 3,031, dengan demikian data homogen.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Pengujian Hipotesis III

a. Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin.

Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin.

b. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan nilai ANOVA (Fhitung) persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin adalah 0.437. Sedangkan nilai

Ftabel dengan df (2; 253) pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,301. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menerima Ho dan menolak Ha. Dengan kata lain tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin.

2. Pengujian Hipotesis IV a. Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku perbulan.

Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen terhada atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku perbulan.

b. Hasil Pengujian Hipotesis.

Hasil perhitungan nilai ANOVA (Fhitung ) persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku pebulan adalah 15,121. Sedangkan nilai Ftabel dengan df (2;253) pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,031. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menerima Ha dan menolak Ho. Dengan kata lain ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku perbulan.

D. Pembahasan.

1. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin konsumen.

Hasil pengujian hipotesis ketiga (Ho) menunjukkan bahwa perhitungan nilai ANOVA Fhitung < Ftabel atau 0,437 < 3,031. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Artinya, tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro.

Deskripsi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki jenis kelamin pria dari responden yang berjumlah 122, sebanyak 64 (52,46%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut kemasan, sebanyak 71 (58,20%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut bentuk dan rasa, dan sebanyak 63 (51,64%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut harga. Sedangkan responden wanita yang berjumlah 134, sebanyak 89 (66,42%) mempunyai persepsi yang positif terhadap atribut kemasan, sebanyak 88 (65,67%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut bentuk dan rasa, dan sebanyak 91 (67,(1%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut harga.

Dari analisis deskriptif ditunjukkan baik dari atribut kemasan, bentuk dan rasa, harga, pria dan wanita sama-sama mempunyai persepsi yang positif terhadap atribut produk teh sosro. Dengan demikian baik pria maupun wanita beranggapan bahwa atribut produk teh sosro yang terdiri dari kemasan, bentuk dan rasa, harga sudah memadai dan memenuhi harapan konsumen.

Pria dan wanita memang mempunyai perbedaan yang bersifat kodrati yang tidak dapat ditukarkan satu sama lain. Dengan demikian, penulis memandang ada perbedaan perhatian dan pola pikir, mempengaruhi persepsi pria maupun wanita. Tetapi masih banyak faktor lain yang mempengaruhi persepsi yang berasal dari luar diri manusia yaitu lingkungan sosial, proses belajar di lingkungan pendidikan dan pengaruh orang lain dalam kehidupan bersama.

Tidak ada perbedaan antara persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin. Hal demikian disebabkan karena pria dan wanita mempunyai persepsi yang sama dan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa signifikansi diatas 0,05 sehingga Ho diterima. Pria dan wanita beranggapan bahwa atribut produk teh sosro yang terdiri dari kemasan, bentuk dan rasa, harga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.

Konsumen akan mempersepsikan suatu produk dengan ciri dan atribut, dengan menyeleksi sesuai dengan pengalamannya. Persepsi diri tentang pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga mempengaruhi pembentukan kesan pertama terhadap suatu produk.

Persepsi yang positif dan tidak adanya perbedaan persepsi antara pria dan wanita juga dipengaruhi oleh kebutuhan yang sama dan lingkungan sekitar dimana tersedianya produk tersebut di kantin dan di kopma Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican. Di samping itu, semua mahasiswa baik pria dan wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk mengkonsumsi produk tersebut. Menurut penulis, memang ada perbedaan pria dan wanita secara kodrati, tetapi mahasiswa juga dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi persepsinya. Proses pergaulan dan lingkungan akan merubah pola pikir masing-masing individu untuk saling menyesuaikan diri dalam mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga persepsi yang dimiliki oleh mahasiswa akan sama karena kebiasaan dan kebutuhan yang sama.

Setiap hari mahasiswa selalu mendapatkan informasi tentang banyak hal mengenai atribut produk teh sosro baik itu dari media elektronik maupun media cetak, dari lingkungan sekitar baik itu dari teman maupun dari penjual, akhirnya mahasiswa akan mempunyai persamaan persepsi terhadap atribut produk teh sosro karena dibentuk oleh lingkungan dan proses pergaulan yang hampir sama dan kebutuhan yang sama , sehingga mahasiswa mempunyai pandangan dan persepsi yang sama walaupun mempunyai perbedaan jenis kelamin.

2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku per bulan.

Hasil pengujian hipotesis keempat (Ha) menunjukkan bahwa perhitungan nilai ANOVA Fhitung > Ftabel atau 15,121 > 3,031. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Artinya, ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro.

Deskripsi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pendapatan/uang saku per bulan = Rp460.000 dari responden yang berjumlah 125, sebanyak 64(51,2%) mempunyai persepsi yang positif terhadap atribut kemasan, sebesar 67(53,6%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut bentuk dan rasa, dan sebesar 65(52%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut harga.untuk responden yang berpendapatan sebesar Rp460.001-Rp920.000 dari responden yang berjumlah 129, sebesar 88(66,22%) mempunyai persepsi yang positif terhadap atribut kemasan, sebesar 91(70,54%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut bentuk dan rasa, dan sebesar 90(69,77%)

mempunyai persepsi positif terhadap atribut harga.Untuk responden yang berpendapatan sebesar Rp 920.001 - Rp1.380.000 dari responden yang berjumlah 2, sebesar 1(50%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut kemasan, sebesar 1(50%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut bentuk dan rasa,dan sebesar 1(50%) mempunyai persepsi positif terhadap atribut harga.

Dari analisis deskriptif di tunjukkan baik dari atribut keasan, bentuk dan rasa,harga,responden yang berpendapatan sedang atau Rp460.001-Rp920.000 mempunyai persepsi yang paling baik/ positif terhadap atribut produk teh sosro dibandingkan dengan responden yang berpendapatan rendah atau = Rp 460.000 dan responden yang berpendapatan tinggi Rp 920.001- Rp 1.380.000.dengan demikian responden yang berpendapatan sedang yang

beranggapan bahwa atribut produk teh sosro yang terdiri dari kemasan, bentuk dan rasa, harga sudah memadai dan memenuhi harapan.

Adanya perbedaan persepsi antar tingkat pendapatan tersebut terjadi karena mahal tidaknya suatu barang adalah relatif, tergantung pada berapa prosentase pendapatan yang dihabiskan dan intensitas untuk membeli produk tersebut.hal ini juga dikarenakan ada perbedaan kelas sosial yang memiliki minat dan tingkah laku yang berbeda.

Persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro yang paling baik adalah tingkat pendapatan sedang atau Rp 460.001 - Rp920.000. Rata-rata nilai persepsi konsumen tersebut lebih baik daripada konsumen tingkat pendapatan lainnya. Jumlah pembelanjaan semakin besar berarti semakin baik persepsi konsumen.

Ada perbedaan antara persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro berdasarkan tingkat pendapatan. Hal ini dikarenakan ada perbedaan kelas sosial yang memiliki minat dan tingkah laku yang berbeda. Dan dari hasil pengujian hipotesis juga menunjukkan perhitungan nilai ANOVA Fhitung > Ftabel. Dengan demikian Ha diterima. Intensitas dan ukuran pendapatan ini,akan sangat mempengaruhi persepsi terhadap atribut harga dari suatu produk. Makin banyak intensitas konsumsi berarti makin baik persepsi terhadap atribut produk teh sosro dan besarnya pendapatan mendorong untuk terus mengkonsumsi produk tersebut.

Konsumen akan mempersepsikan suatu produk dengan ciri dan atribut dengan menyeleksi sesuai dengan pengalamannya. Persepsi diri tentang pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga mempengaruhi pembentukan kesan pertama terhadap suatu produk. Konsumen dengan tingkat pendapatan yang tinggi cenderung lebih konsumtif dibandingkan dengan tingkat pendapatan rendah. Harga diri yang tinggi (gengsi) dan dorongan-dorongan dari luar seperti bermacam- macam atribut pada produk mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu produk.

Ada perbedaan persepsi terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari tingkat pendapatan = Rp 460.000, Rp 460.001- Rp 920.000, dan Rp 920.001- Rp 1.380.000. pendapatan Rp 460.001 – Rp 920.000 akan lebih cepat berpersepsi dibandingkan dengan pendapatan lainnya. Kemasan yang menarik, mudah dibawa dan disimpan, berbagai bentuk dan bermacam- macam rasanya, dengan harga yang bervariatif dan terjangakau, input itu semua akan diproses sesuai

dengan pengalaman yang ada pada setiap diri konsumen sehingga menjadi persepsi bahwa produk tersebut yang menjadi pilihan sudah tepat.

Pengelompokan kebutuhan akan dilakukan oleh sebagian besar pendapatan tinggi, sedang dan rendah dengan mempertimbangkan atau mengkombinasikan segi positif dan negatifnya bila harus mengkonsumsi produk tersebut.

78 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui kerakteristik responden yang banyak mengkonsumsi produk teh sosro adalah responden wanita dan responden dengan pendapatan / uang saku per bulan Rp 460.001 sampai Rp 920.000.

2. Dari hasil analisis deskriptif ditunjukkan baik dari atribut kemasan, bentuk dan rasa, harga, jenis kelamin pria maupun wanita sama-sama mempunyai persepsi yang baik/ positif.

3. Dari hasil analisis deskriptif ditunjukkan baik dari atribut kemasan, bentuk dan rasa, harga responden yang berpendapatan sedang atau Rp 460.001 – Rp 920.000 mempunyai persepsi yang lebih baik/ positif dibandingkan dengan responden yang berpendapatan rendah atau = Rp 460.000 dan responden yang berpendapatn tinggi atau Rp 920.001 – Rp 1.380.000.

4. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari jenis kelamin. Hal ini didukung hasil perhitungan yang menunjukkan nilai Fhitung = 0,437 < Ftabel = 3,031.

5. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap atribut produk teh sosro dilihat dari pendapatan/ uang saku perbulan. Hal ini didukung hasil perhitungan yang menunjukkan nilai Fhitung= 15,121 > Ftabel = 3,031.

Dokumen terkait